A’isyah Ika Arintiana (16231067) Industri Hijau adalah sebuah icon industri yang harus dipahami dan dilaksanakan, yaitu industri yang dalam proses produksinya menerapkan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan pengembangan industri hijau merupakan salah satu usaha untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% pada tahun 2020 dibandingkan dengan kondisi saat ini, dan diharapkan akan dapat mencapai 41% dengan bantuan internasional. Sejak tahun 2010 Kementerian Perindustrian telah memberikan Penghargaan Industri Hijau (Green Industry Award) kepada industri yang telah menerapkan pola-pola penghematan sumber daya, termasuk penggunaan bahan baku dan energi terutama energi yang ramah lingkungan serta terbarukan. 2010 – 2015, tercatat sebanyak 458 perusahaan industri yang secara sukarela mengikuti penghargaan industri hijau dan 358 yang memperoleh penghargaan industri hijau (www.kemenperin.go.id) Sebuah rancangan home industry yang menerapkan konsep industri hijau dan pemanfaatan sumber daya berkelanjutan. Cengkeh mengandung bahan aktif eugenol, sebesar 70 hingga 90% dan terdapat pula kandungan bahan lainnya seperti acetogeunol, sesquiterpene, caryophyllene dan keton. Minyak atsiri cengkeh dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas solanacearum. Pestisida alami berbahan dasar cengkeh ini akan diolah dalam bentuk minyak atsiri Cengkeh limbah pabrik rokok biasa dijual dengan harga 3000/kg. Proses awal 1. Bahan baku yang digunakan merupakan bahan sisa (limbah) dari pabrik rokok sesuai konsep pemanfaatan energi yang berkelanjutan. Proses produksi 1. Digunakan limbah penyulingan sebagai bahan bakar tungku Proses akhir 1. Limbah pembuatan minyak cengkeh sebagian akan diolah menjadi pupuk kompos sebagai supply pendukung kepada petani cengkeh (khususnya) dan petani lainnya. Apakah ada saran terkait konsep industri yang akan kami bangun?