Anda di halaman 1dari 7

RESUME EKSTRAKSI DAN LEACHING

Tugas 2

Disusun Oleh:
1. Faisal Akbar Adin (03031181823010)
2. Nucke Aurelia (03031281823048)

KELAS B KAMPUS PALEMBANG


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2020
Liquid-Liquid Extraction (LLX)
Liquid-liquid extraction atau dapat disebut LLX adalah operasi perpindahan massa
pada larutan feed yang terdiri dari campuran solute (zat terlarut) dan carrier liquid (pelarut
yang terkandung dalam solute) yang dikontakkan dengan solven (pelarut). Ilustrasi dari
pengertian solute, carrier liquid dan solven dapat digambarkan oleh peristiwa pemisahan
sodium asetat. Sodium asetat merupakan solute yang terlarut asam asetat cair (carrier liquid),
kita akan melakukan pemisahan cair-cair menggunakan minyak tanah (kerosen) sebagai
pelarut. Dengan tujuan untuk memindahkan solute dari feed menuju solvent. kondisi saat
solven tercampur dengan banyak solute dari feed disebut dengan extract. kondisi saat feed
(carrier liquid) hanya mengandung sedikit sisa solute disebut dengan raffinate. berikut
adalah skema dari ekstraksi sederhana:

Gambar 1. Mekanisme Eksktraksi

 Mekanisme ekstraksi:
Tahap 1: feed (solute dan carrier) dicampur dengan extracting solvent, kemudian kedua
larutan tersebut dicampur sehingga komponen solute akan terpencar dan komponen solute
tersebut akan bergerak menuju extracting solvent.
Tahap 2: pada tahap ini terjadi pemisahan antara fase ekstrak dan fase raffinate, sehingga
akan bergantung pada perbedaan densitas diantara kedua solvent
Tahap 3: Tahap ini dilakukan untuk menghilangkan dan merecovery solute dari fase ekstrak
pada kondisi relatif murni
Tahap 4: tahap ini dilakukan untuk menghilangkan dan merecovery solvent pada fase
raffinate dan fase ekstrak, tahap ini biasanya dilakukan dengan destilasi.
 Biaya yang diperlukan untuk proses ekstraksi
Proses ekstraksi hanya membutuhkan biaya sekitar 15% dari capital cost dan 85% sisa biaya
digunakan untuk proses destilasi dan proses pemisahan lainnya. sedangkan untuk operating
cost, tahap ekstraksi hanya membutuhkan 5% operating cost, sedangkan 95% lainnya
digunakan untuk proses solvent recovery. Proses ekstraksi bukanlah proses yang stand-alone,
melainkan merupakan gabungan dari beberapa proses separasi.
 Contoh proses ekstraksi di industri
1. Pemisahan senyawa BTX dari fraksi petroleum dengan furfural, sulpholane,
NMP, MEK, MIB.
2. Pemisahan penisilin dilakukan dengan, amil asetat, butil asetat.
Liquid-Liquid Equilibrium (LLE)
Sistem LLE terdiri dari solute (C), carrier liquid pada feed (A), dan extracting solvent (B).
Solid-liquid extraction adalah leaching. Klasifikasi sistem Ternary dari tiga sistem biner
dapat diformasikan yaitu;
1. Carrier liquid (A) dengan extracting solvent (B) praktis tidak dapat larut.
2. Solute (C) dapat larut di dalam carrier liquid (A) dan extracting solvent (B) dalam
semua komposisi→ Tipe I.
3. Solute (C) dapat sepenuhnya larut di dalam carrier solvent (A) tetapi baik solute (C)
maupun carrier solvent (A) memiliki keterbatasan untuk larut di dalam extracting
solvent (B) → Tipe II.
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen tergantung pada daya saling larut
antar zat cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B
saling larut sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau
memperkecil daya saling larut A dan B. Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang
memperbesar daya saling larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut
sempurna. Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap
dapat digambarkan pada suatu diagram terner.
Diagram Terner merupakan suatu diagram fasa berbentuk segitiga sama sisi dalam
satu bidang datar yang dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa.
Fungsi diagram terner itu sendiri adalah untuk mengetahui jumlah masing-masing kandungan
zat yang terdapat dalam rafinat maupun ekstrak. Dimana, ketika diketahui masing-masing
jumlah komponen akan dibentuk melalui triangle diagram. masing-masing koordinat tersebut
akan membetuk sebuah grafik lengkung. Dimana ketika garis LLE terdapat dibawah grafik,
maka akan terjadi dua fasa. Sementara ketika di atas grafik, maka akan tetap pada single
phase. Di dalam membuat diagram fase, biasanya di dalam pencampuran komponen A, B dan
C ada komponen A-B dan B-C yang saling melarutkan, tetapi A-C tidak bisa saling
melarutkan. Ini menyebabkan pada diagram terner terdapat daerah kritis dimana kondisi titik
tersebut menunjukkan bahwa suatu larutan dari tidak melarut menjadi tepat melarut dengan
komponen lainnya.
Suatu sistem tiga komponen mempunyai dua pengubah komposisi yang
bebas,katakanlah X2 dan X3. Jadi komposisi suatu sistem tiga komponen dapat dialurkan
dalam koordinat cartesius dengan X2 pada salah satu sumbunya, dan X3 pada sumbu yang
lain dengan dibatasi garis X2+X3=1.Karena X tidak simetris terhadap ketiga komponen,
komposisi dialurkan pada suatu segitiga sama sisi dengan setiap sudutnya menggambarkan
suatu komponen murni.Bagi suatu segitiga sama sisi, jumlah jarak dari seberang titik didalam
segitiga ketiga sisinya sama dengan tinggi segitiga tersebut. Jarak antara setiap sudut ke
tengah – tengah sisi dibagi yang berhadapan dibagi 100 bagian sesuai dengan komposisi
dalam persen. Untuk memperoleh titik tertentu dilakukan dengan mengukur jarak terdekat
ketiga sisi segitiga.
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fase maka V=2, berarti untuk menyatakan suatu
sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya, sedangkan bila
dalam sistem terdapat dua fase kesetimbangan maka V=1, berarti hanya satu komponen yang
harus ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen lain sudah tertentu berdasarkan
diagram fase untuk sistem tersebut. Oleh karena itu sistem tiga komponen pada suhu dan
tekanan tetap punya derajat kebebasan maksimum = 2 (jumlah minimum=1), maka diagram
sistem ini dapat digambarkan dalam suatu bidang datar berupa suatu segitiga tersebut
menggambarkan suatu komponen murni (Sukardjo, 1997). Diagram terner direpresentasikan
dalam sebuah segitiga, dengan ketiga sudutnya mewakili komposisi, dari ketiga komponen
yang terlibat di dalamnya, seperti Asam Asetat, Air, dan Kloroform. Ketiga sudut yang
merepresentasikan ketiga komponen tersebut diberi label A, B, dan C. Kelebihan penggunaan
Diagram Segitiga dalam presentasi komposisi/ fraksi yaitu; ketiga variabel dapat diplot dalam
grafik dua dimensi dan dapat digunakan untuk membuat diagram fasa.

Gambar 2. Diagram Terner

Cara membaca diagram Terner

C C

A A B
Skala B

Gambar 3. Representasi Konsentrasi dalam Diagram Turner


Misalnya:
Komposisi dari M; 20% A (direpresentasikan dengan warna merah), 20%B
(direpresentasikan dengan warna biru), 60%C (direpresentasikan dengan warna hijau)

LLE Tipe I

Raffinate Extract

 Kurva RPS merupakan kurva kesetimbangan. G1 dan H1 merupakan dua komponen


fasa liquid dalam kesetimbangan. Dimana G1 kaya akan Carrier liquid (rafinat)
sedangkan H1 kaya akan Solvent (Ekstrak). Garis yang menghubungkan G1 dan H1
disebut tie line. Tipe Kurva RPS merupakan tipe bimodal karena memiliki dua lengan
yaitu, kurva RP disebut dengan kurva rafinat dan kurva PS merupakan kurva ekstrak.
 Titik P membagi kurva RP dan PS, titik P disebut “plait point”.
 Campuran liquid yang memiliki komposisi keseluruhan direpresentasikan sebagai titik
K merupakan campuran dua fasa.
 Tetap tidak terganggu, itu terpisah menjadi dua fasa dalam kesetimbangan.
 Komposisinya adalah G2 dan H2. Nilainya dirumuskan dengan ”Lever Arm Rule”,
sebagai berikut;

LLE Tipe II

Kurva Rafinat dan kurva Ekstrak tidak saling berpotongan pada diagram kesetimbangan,
sehingga tidak ada “plait point”.

Right angled triangular diagram

Diagram Terner bukanlah diagram satu-satunya yang dapat menggambarkan kesetimbangan


pada berbagai komposisi. Right angled triangular diagram merupakan diagram yang
membandingkan fraksi massa dari solute terhadap fraski massa dari solvent dalam
kesetimbangan dua fasa (rafinat dan ekstrak). Konsentrasi dari fasa ekstrak dilambangkan
dengan , sedangkan fasa rafinat yaitu .
Kurva rafinat (PQ) didapat dengan memplot titik ( ) sedangkan kurva ekstrak didapat
dengan memplot titik ( ). Titik P merupakan “plait point”. Tie Line menghubungkan
antara titik D1 dan titik D2. Titik D1 berada di kurva rafinat sedangkan titik D2 berada di
kurva ekstrak, kedua titik ini merepresentasikan kesetimbangan komposisi. Kurva diagram
juga bisa digambarkan melalui bidang ( ).
Janecke Diagram

Janecke diagram atau Maloney-Schubert diagram merupakan digram yang ditujukan


untuk menunjukkan rasio massa solute (X dan Y) pada dua fasa vs rasio massa solvent
(z,Z) pada solvent free basis.
Nilai X,Y,z, dan Z pada Janecke diagram dapat dicari dengan persamaan berikut:

Keterangan:
: menunjukkan fraksi massa komponen pada raffinate

: menunjukkan fraksi massa komponen pada extract

Anda mungkin juga menyukai