dan
Kesetimbangan Cair-Cair
Sebagai contoh:
Noda berminyak pada sepotong pakaian. Kita dapat coba
mencuci pakaian dengan air, tetapi minyak dan air relatif tidak
larut sehingga minyak akan tetap berada pada pakaian dan tidak
larut dalam air. Jadi bagaimana caranya kita dapat mengusir
minyak keluar?
Cobalah tambahkan deterjen, sebagi surfaktan (molekul yang
memiliki ujung-ujung ionik dan organik), yang akan membantu
ketiga komponen larut satu sama lain.
Prinsip Diagram Kesetimbangan dalam Ekstraksi (#2):
Kesetimbangan Cair-Cair dalam Diagram Segitiga
Sebagai contoh:
Jika kita TAMBAHKAN garam (senyawa ionik) ke dalam
campuran HEKSANOLAIR (yaitu: larutan heksanol dalam
air), maka kelarutan ALKOHOL akan turun secara signifikan
karena ion dapat larut dengan baik dalam air sebaliknya
senyawa organik tidak menyukai LARUTAN ionik.
Prinsip Diagram Kesetimbangan dalam Ekstraksi (#2):
Kesetimbangan Cair-Cair dalam Diagram Segitiga
Posisi Konsentrasi dalam Ekstraksi Cair-Cair (1)
Kelarutan dari tiga komponen cairan merupakan informasi penting
untuk merancang proses ekstraksi cair-cair, yaitu untuk pemisahan bahan
kimia yang berguna. Kelarutan dari campuran tiga komponen cair
tersebut ditampilkan pada sebuah segitiga sama-sisi berikut ini:
Garis MERAH:
Titik campuran terner dengan
Untuk <C> komposisi: 60 %-B, 20 %-A
W
(100 kg/jam)
F
(100 kg/jam)
Organik
(Q 1 )
Mixer/Settler:
Anorganik
(Q 2 )
Contoh #1: (lanjutan..)
Contoh #1: (Gambar Mixer-Settler)
Langkah-langkah Penyelesaian (1):
Ketiga relasi persamaan diperlukan untuk pemecaan masalah yang
berasal dari diagram fasa, dengan pertimbangan (asumsi) bahwa
dua aliran yang keluar dari mixer/settler berada dalam
kesetimbangan. Untuk penyelesaian masalah ini, maka langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah 1:
Cari aliran air pada diagram fase. Karena aliran keluar kaya akan C,
berarti posisinya berada di sisi diagram fasa yang paling dekat
dengan titik C. Selain itu juga, karena berada dalam kesetimbangan
dengan aliran lain, maka posisi tersebut harus di kubah fasa
(puncak) dengan komposisi B dari 25% mol. Didapatkan suatu titik
dengan komposisi biru 25% pada kubah fasa. Komposisi titik ini
adalah 25% B, 5% A dan 70% C.
Langkah-langkah Penyelesaian (2):
Langkah 2:
Selanjutnya, diketahui juga bahwa aliran kaya A berada dalam
kesetimbangan dengan aliran ini, sehingga pada tie line yang
sama tetapi di sisi berlawanan dari kubah fasa. Kita ikuti tie line
ke sisi lain dari kubah fasa dan menemukan komposisi aliran ini
menjadi 82% A, 11% B dan C 7%. Perhatikan, bahwa tujuan
ekstraksi telah tercapai, yaitu dengan menghilangkan banyak
komponen B dari A ke C.
Langkah 3:
Temukan komposisi umpan. Campuran terner akan tetap berada di
tie line yang sama, namun berada di suatu tempat di wilayah
dua fase. Karena dicampurkan 100 kg C dengan 100 kg dari aliran
A + B, maka komposisi nominal campuran di separator adalah 50%
mol C. Kita sekarang hanya dapat memilih dari titik di mana tie
line melintasi garis merah 50%. Kita temukan komposisi menjadi
20 B% dan 30% A (dan tentu saja 50% C). Rasio B ke A adalah 2/3,
sehingga secara C-bebas, komposisi akan 40 B% dan 60% A. Ini
adalah komposisi umpan awal.
Langkah-langkah Penyelesaian (3):
Langkah 4:
Selesaikan neraca massa terkait ektraksi satu tahap tersebut,
untuk menhitung laju alir produk. Hal ini dapat dilakukan langsung
pada diagram segitiga dengan menggunakan aturan tuas
(komposisi segaris). Rasio fasa air untuk umpan diberikan oleh
panjang lengan berlawanan untuk tahap C selama total panjang
tie line, atau Q2 /
200 kg/hr = (50-7)/(70-7) = 0,68 (di mana dapat kita gunakan C
atau komposisi merah untuk mengevaluasi panjang dua tie
line). Dapat juga kita gunakan penggaris untuk mengukur
panjang atau menggunakan komposisi biru atau hijau.
Perhatikan, bahwa metode-metode tersebut sebenarnya akan
memberikan hasil yang sama. Dengan demikian, Q2 = (200 kg/hr)
(0.68) = 136 kg/jam dan Q1 = 64 kg/jam.
Neraca Massa (Ekstraksi Tahap TUNGGAL)
Coba Soal berikut:
NERACA MASSA
SOAL#2 Ekstraksi Tahap Tunggal