Ekstraksi cair-cair menggunakan penomena kesetimbangan fase cair-cair untuk memisahkan suatu komponen dari campuran homogen. Komponen yang akan dipisahkan mempumyai kelarutan yang berbeda pada dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Perpindahan masa komponen terjadi dari satu pelarut ke pelarut yang kedua. Liquid-liquid extraction applies the phenomenon of liquid-liquid equilibria to carry out component separations. When the non-ideality of a system causes two immiscible liquid phases to coexist at equilibrium, certain components may be more soluble in one phase than in the other. Extraction involves the transfer of components between two liquid phases, much as absorption or stripping involves the transfer of components from liquid to vapor or vice versa. As in vaporliquid multistage separation processes, the device employed to carry out liquid-liquid extraction is usually a counter-flow column that performs the function of a number of equilibrium stages interconnected in counter-flow configuration. In each stage, two inlet liquid streams mix, reach equilibrium, and separate into two outlet liquid streams. As in vapor-liquid columns, the lack of complete equilibrium in liquid-liquid extractors is accounted for by some form of tray efficiency. Liquid-liquid extraction may also be carried out in a cascade of mixing vessels connected in series in counter-flow.
Kelarutan
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) . Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benarbenar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
7
Polar aprotik
10
Selektivitas (selectivity) Koefisien distribusi (distribution coefficient) Ke tidak larutan pelarut (insolubility of solvent) Recoverability (kemudahan pemisahan kembali solute dari pelarut) Density Tegangan permukaan Reaktivitas Viscositas, tekanan uap dan titik beku Tidak beracun
11
Selectivity (selektivitas)
Menunjukkan kemampuan pelarut untuk mengekstrak komponen yang akan dipisahkan (solute) terhadap komponen lainnya di dalam suatu campuran (diluent, A). Pelarut yang baik adalah pelarut mampu melarutkan satu komponen dan tidak melarutkan komponen lainnya. Selektivitas () dapat disamakan dengan relative volatilitas di dalam distilasi. Pelarut yang baik harus memiliki selektivitas >1
12
Koefisien distribusi
Didefinisikan sebagai penyebaran komponen solute (C) ke dalam fasa ekstrak dan fasa rafinat pada saat terjadi kesetimbangan. Makin besar koefisien distribusi makin baik tetapi tidak harus >1. Makin besar koefisien distribuasi keperluan pelarut semakin sedikit dan sebaliknya.
13
homogen
14
15
Viscositas, tekanan uap dan titik beku Sebaiknya viscositas, tekanan uap dan titik beku harus rendah untuk memudahkan pengangkutan dan penyimpanan. Reaktivitas: Sebaiknya pelarut tidak bereaksi dengan solute mahupun diluent.
16
M P A=1 B=1
17
18
N= % berat C % berat A % berat B Y= N= % berat C % berat A % berat B X= C/(A+C) B/(A+C) C/(A+C) B/(A+C)
0.0121 0.18 0.0152 0.37 0.0163 0.79 0.0194 1.93 0.0235 4.82 0.0352 11.4 0.046 21.6 0.1186 31.1 0.1976 36.2
19
46,2
12,4 5,01 2,12 2,2
43,2
42,7 30,9 3,73 0
10,7
45 64,2 94,2 97,8
15,5
20 25 26
25,5
31,2 36,5 37,5
20
Untuk mempermudah melukis grafik x vs y, sebaiknya x dan y dikalikan dengan 100 dan hasilnya tidak merubah yang sebenarnya. Grafik dilukis x vs y seperti di slide berikutmya.
x 0 0,001011 0,00246 0,00502 0,00751 0,00998 0,0204 y 0 0,000807 0,001961 0,00456 0,00686 0,00913 0,0187 x (100) 0 0,1011 0,246 0,502 0,751 0,998 2,04 y(100) 0 0,0807 0,1961 0,456 0,686 0,913 1,87
21
Y Vs N R N=B/(A+C)
Garis kesetimbangan
X Vs N
X,Y
Y= C/(A+C) dalam fasa ekstrak
22
Lukis diagram segi tiga sama sisi campuran (air-asam asetat-isopropil eter)
Lapisan air (fasa rafinat) % % % berat berat berat C A B 0,69 98,1 1,2 1,41 97,1 1,5 2,89 95,5 1,6 6,42 91,7 1,9 13,3 84,4 2,3 25,5 71,1 3,4 36,7 58,9 4,4 44,3 45,1 10,6 46,4 37,1 16,5 Lapisan Isopropil (fasa ekstrak) % berat % % berat C/(A+C) B/(A+C) C berat B A 0,18 0,5 99,3 0,37 0,7 98,9 0,79 0,8 98,4 1,93 1,0 97,1 4,82 1,9 93,3 11,4 3,9 84,7 21,6 6,9 71,5 31,1 10,8 58,1 36,2 15,1 48,7
23
Mixer (pencampuran)
Rafinat (R)
E, yC1 R, xC1
25
yCE
L0 M
E1
R1
A=1,0
S=B=1,0
xCR
26
27
Ekstraksi Multistage
Ekstraksi multistage adalah pengembangan ekstraksi satu stage. Tujuannya meningkatkan efisiensi pemisahan Pola aliran pelarut dan umpan bisa searah atau berlawanan
Stage 1
R1, x1
Stage 2
R2, x2
R3, x3
S1 , y S
S2 , y S
S3 , y S
28
E2, y2
E3, y3 Stage 3
E1+E 2+E 3
Stage 2
R2, x2
R3, x3
S1 , y S
S3 , y S
Ekstraksi multistage adalah pengembangan ekstraksi satu stage di mana rafinat yang keluar dari stage pertama dicampur dengan solven segar pada stage kedua dan rafinat dari stage kedua dicampur dengan solven segar pada stage ketiga. Ekstrak dari stage pertama digabung dengan ekstrak dari stage kedua dan stage ke tiga. Hasil akhir adalah ekstrak (E1+E2+E3) dan Rafinat R3. Komposisi komponen-komponen di dalam aliran E dan R sudah dalam kesetimbangan sehingga E dan R lokasinya terletak pada kurve kesetimbangan: E1 setimbang dengan R1, E2 setimbang dengan R2 dan E3 setimbang dengan R3.
29
30
31
C=1
y CE
R1 R2 R3
E1 M1
M2 M3 E2
E3
A=1
B=1
X CR
32
33
35
Stage 1
36
38
NIKOTIN TEREKSTRAK
39
R2, x2 R1, x1
2
Rs-1, xs-1
s
Rs, xs
RNp-1, xNp-1
Np
RNp, xNp
E2 , y 2
Es+1, ys+1
Es, ys
Es-1, ys-1
ENp, yNp
S, ys Solvent
40
41
F : kecepatan umpan masuk stage 1 = kg/jam S : Kecepatan solvent masuk pada stege ke n (terakhir) = kg/jam RNP :Kecepatan rafinat keluar dari stage ke n (terakhir) = kg/jam E1 : Kecepatan ekstrak keluar dari stage ke 1 = kg/jam
2. Neraca masa komponen C (solute) Kecepatan kompopnen C masuk = Kecepatan komponen C keluarMasa
xF : adalah fraksi masa komponen C di dalam umpan ys: adalah fraksi masa komponen C di dalam solvent y1 : adalah fraksi masa komponen C pada ekatrak E1 xNp: adalah fraksi masa komponen C di dalam rafinat RNP
42
Konsep
Konsep delta () : Selisih (arus kekanan - arus kekiri) pada setiap stage.
Pada stage pertama : = F E1 , sama dengan pada stage kedua = E1-R2 dan seterusnya sehingga didapatkan persamaan pada setiap stage seperti dibawah ini.
Letak titik titik , F (umpan) , S (solvent) dan E (ekstrak) dan R (Rafinat) sesuai dengan persamaan diatas apabila digambarkan dalam bentuk titik titik pada sistem garis akan menunjukkan hubungan dalam hukum garis seperti pada gambar dibawah ini:
E1
F
M
R RNp S
43
44
45
C=1
R3
R1 R2
E1
E2 E2
yCE
E3
F M
R A=1
RNp
B=1
xCR
46
C=1
yCE
K=E1,MIN
xCR
47
Perbandingan panjang garis FM MIN /BMMIN adalah perbandingan solven/umpan di mana jumlah solven adalah minimal. Pada keadaan solven minimal jumlah stage tak terhingga. Operasi ekstraksi harus menggunakan solven lebih besar dari solven minimal karena solven minimal hanyalah salah satu cara untuk menghindari kesalahan di dalam menentukan jumlah solven yang diperlukan di dalam ekstraksi.
48
49
Apabila cairan A dan B tidak saling melarutkan maka koordinat kesetimbangan dapat dilukis dengan koordinat y Vs x di mana
50
Menghitung jumlah stage setimbang ekstraksi berlawanan arah campuran tidak saling menlarutkan
52
2
3 Np
Contoh soal
Contoh soal 10.4 Apabila 1000 kg/jam campuran terdiri dari nikotin (C) dan air (A) akan diekstraksi secara berlawanan arah menggunakan pelarut kerosen pada suhu 20C sehingga kandungan nikotin di dalam rafinat akhir = 0,1 % berat. Hitunglaj kebutuhan kerosen minimal (b) jumlah stage teoritik yang diperlukan apabila kerosen yang digunakan 1150 kg/jam.
54
E2
Ee e f
Ef+1
Es s
Es+1
Np
Solven
RNp
E
PE
R0
Ekstrak (produk)
Umpan (F)
Sebagaimana yang terjadi pada ekstraksi berlawanan arah, ekstrak yang meninggalkan ekstrakstor diharapkan mempunyai kemurnian yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagian ekstrak dikembalikan sebagi refluk terbukti dapat meningkatkan kemurnian produk seperti juga yang terjadi pada menara distilasi. Refluk tidak diperlukan pada fasa rafinat karena pada ekstraksi tidak ada panas yang harus dimasukkan seperti pada boiler, tetapi pada elstraksi solven menggantikan peranan panas (boiler).
55
Umpan yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam stage tertentu di dalam ekstrakstor sementara ekstrak dan rafinat mengalir secara berlawanan arah. Konsentrasi solute (C) naik pada seksi ekstrak dan kontak dengan rafinat yang mengandung komponen C dengan lebih besar. Pada akirnya ekstrak meninggalkan stage pertama dan kemudian solven dipisahkan dari A dan C di dalam menara pemisah solven. Sedangkan A dan C sebagian diambil sebagai produk PE dan sebagian dikembalikan sebagai refluk (R0 ).
56
57
58
59
60
Contoh soal ekstraksi sistem campuran terner asam asetat (C), iso propil eter (B) dan air (A) menggunakan aliran berlawanan arah
Larutan umpan 1000 kg/jam terdiri dari 30 % berat asam asetat akan diekstraksi secara berlawanan arah multi stage dengan menggunakan iso propil eter sebagai pelarut. Kandungan asam asetat pada rafinat terakhir 2 % berat. a. Hitunglah keperluan pelarut minimal. b. Apabila pelarut menggunakan 1,5 pelarut minimal berapakah jumlah stage yang diperlukan c. Apabila pelarut yang digunakan adalah 2500 kg/jam berapakah jumlah stage yang diperlukan. d. Berapak E1 (kg/jam) dan komposisi E1. e. Berapa % asam asetat yang dapat dikestrak? (Geankoplis 12.7-4).
62
Contoh soal ekstraksi campuran terner aseton, MIBK, air arus berlawanan arah.
Larutan 1000 kg/jam terdiri dari aseton dan air dengan komposisi aseton 23,5 % berat dan 76.5 % berat air akan diekstraksi secara berlawanan arah menggunakan pelarut methyl isobutil keton (MIBK). Rafinat akhir hanya mengandung 5 % berat aseton. a. Hitunglah keperluan pelarut minimal. b. Apabila menggunakan pelarut 1,5 kali pelarut minimal hitunglah keperluan stage ideal. (Geankoplis 12.7-3) c. Berapakah ekstrak dan rafinat (kg/jam) d. Berapakah aseton yang terekstrak (kg/jam).
63
Contoh soal ekstraksi sistem metilsikloheksana (C), heptana (A), anilin (B)
4. A simple countercurrent extraction is removing methylcyclohexane from n-heptane using aniline as the solvent. The feed is 60 wt % methylcyclohexane and 40 wt % nheptane. The outlet raffinate is 60 wt% nheptane and has a flow rate 1000 kg/hr. The inlet solvent is 5 wt% n-heptane and contains methylcyclohexane. The inlet solvent flow rate is 5000 kg/hr. Assume that all stages are equilibrium stages. a. determine the composition of outlet extract stream. b. What is the flow rate of feed required? (Wankat, D13, p.
64