KELOMPOK 4
OUR TEAM
Amanda Emilia (1806207450) Isnandito Duarsa (1806207583) Maria Nafisah Khairiah (1506744570)
02
MEKANISME
05 APLIKASI
03 ASPEK DESAIN
PRINSIP DASAR
01
Definisi
Ektraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari
campuran homogen dari campuran homogen menggunakan pelarut
cair (solvent) yang memiliki sifat yang sama dengan salah satu
komponen sebagi agen pemisah
Komponen
Solute (A) Carrier (B)
Zat yang terkandung dalam objek Pelarut alamiah dari solute, biasanya
ektraksi atau zat yang akan diektraksi berupa air
Solven (C)
Pelarut yang digunakan untuk A+C = Ekstrak
mengektraksi, biasanya berupa A+B = Rafinat
pelarut organik
Ekstraksi sebagai Alternatif
Distilasi
Ekstraksi dapat menjadi pertimbangan sebagai metode pemisahan alternatif distilasi pada kondisi
berikut :
• Saat perbedaan titik didih komponen dalam feed bernilai kecil. Metode ektraksi dapat bersifat lebih
ekonomis jika digunakan untuk memisahkan campuran tertentu yang memiliki volatilitas relative
lebih kecil dari 1,2
• Saat komponen dalam feed membentuk azeotrope
• Jika zat terlarut bersifat sensitif terhadap panas
Jenis-Jenis Larutan
Larutan tak jenuh
• Larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk
membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak
tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat).
• Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan
belum jenuh (masih dapat larut).
Larutan jenuh
Suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan
kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal).
• Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat
jenuh
Jenis-Jenis Larutan
Larutan sangat jenuh
Suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh.
Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lari melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan
Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion>ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap)
Prinsip Dasar Ekstraksi Cair -Cair
Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu larutan dengan pelarut (solvent)
lain yang tidak saling melarut (immiscible) dengan pelarut asal yang mempunyai densitas yang berbeda
sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Hal ini
menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal ke pelarut pengekstrak (solvent).
Perpindahan zat terlarut ke dalam pelarut baru yang diberikan, disebabkan oleh adanya daya
dorong (driving force) yang muncul akibat adanya beda potensial kimia antara kedua pelarut. Sehingga
proses ektraksi cair-cair merupakan proses perpindahan massa yang berlangsung secara diffusional
(Laddha dan Degaleesan, 1978)
Hukum Distribusi Nernst
Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur
dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, akan terjadi pembagian
kelarutan. Kedua pelarut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktiknya, solute akan
terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan
terpisah
Hukum Distribusi Nernst (1)
Koefisien Distribusi (KD)
Perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua pelarut bersifat tetap dan merupakan
suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut dikenal dengan istilah tetapan distribusi
atau koefisien distribusi. Koefisien distribusi dapat dinyatakan melalui persamaan di bawah
ini. Persamaan tersebut hanya berlaku jika (a) solute tidak terionisasi di dalam salah satu
pelarut, (b) solute tidak berasosiasi di dalam salah satu pelarut, dan (c) zat terlarut tidak
dapat bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi-reaksi lain.
𝐶𝑂
𝐾𝐷 =
𝐶𝑎
Keterangan :
KD = Koefisien distribusi
CO = Konsentrasi solute di dalam pelarut organik
Ca = konsentrasi solute di dalam air
Hukum Distribusi Nernst (2)
Angka Banding Distribusi (D)
Jika syarat-syarat penggunaan persamaan koefisien terdistribusi tidak terpenuhi maka
angka banding distribusidigunakan untuk mengetahui perbandingan konsentrasi solute di
dalam pelarut organik dan air. Koefisien distribusi tidak lagi dapat digunakan karena solute
tidak berada dalam rumus molekul yang sama di dalam kedua fasa pelarut. Angka banding
distribusi menyatakan perbandingan konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut
organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa air). Jika zat terlarut itu adalah senyawa x
maka angka banding distribusi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut
• Campuran yang komposisinya terletak dalam tie line akan memiliki kesetimbangan
sama yaitu pada kedua titik diujung tie line
BATCH
Mekanisme Ekstraksi
Berdasarkan aliran
CONTINUOUS
Mekanisme Ekstraksi
Berdasarkan Interaksi Solven-Diluen
Solven (S) dan diluen (D) Solven (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan
tidak saling larut sebaliknya, meskipun demikian, campuran ini
heterogen (terdapat fase ekstrak dan fase rafinat)
Mekanisme Ekstraksi
Berdasarkan Proses Ekstraksi
COUNTER-CURRENT EXTRACTION
● Fase rafinat terdiri dari zat terlarut dan pengencer dimasukkan ke dalam sistem dari sisi kanan
(right hand side, RHS), dengan laju aliran total Ro (atau R) dan konsentrasi (dalam mol atau fraksi
massa zat terlarut) dari Xo; perhatikan bahwa laju aliran hanya pengencer adalah FD
● Fase ekstrak terdiri dari pelarut S murni atau pelarut S dengan beberapa jumlah zat terlarut A,
dengan laju alir total EN + 1 (atau E) dan konsentrasi (dalam mol atau fraksi massa zat terlarut) dari
yN + 1 adalah dimasukkan ke dalam sistem dari sisi kiri (left hand side, LHS); perhatikan bahwa laju
alir pelarut kedua adalah FS
● Fase rafinat keluar dari sistem ekstraksi dengan konsentrasi zat terlarut xN, sedangkan
fasa ekstrak meninggalkan sistem dengan konsentrasi y1
Mekanisme Ekstraksi
Berdasarkan Proses Ekstraksi
CROSS-FLOW EXTRACTION
yang merupakan jalur operasi untuk tahap j dari ekstraksi lintas-aliran, dengan slope
● Karena setiap tahap (diasumsikan) tahap kesetimbangan, xj dan yj berada dalam ekuilibrium
satu sama lain
● Dengan demikian, persimpangan garis operasi dan garis keseimbangan berada pada titik (xj , yj)
● Untuk fase rafinat, masukan dari tahap j memiliki konsentrasi xj-1 atau masukan dari
tahap j + 1 memiliki konsentrasi xj
● Jadi, satu koordinat dari garis operasi adalah titik (xj-1 , yj,in) atau (xj , yj+1,in)
Mekanisme Ekstraksi
Berdasarkan Alat
MIXER-SETTLERS
• Packing yang ada berfungsi untuk mengurangi ruang gerak liquid dan
mengubah arah liquid yang disemprotkan atau terdispersi
• Mekanisme umum:
❖ Terdapat dua feed liquid:
✓ Feed dengan massa jenis lebih ringan disemprotkan dari bagian bawah
kolom
✓ Feed yang massa jenisnya lebih berat dialirkan secara kontinyu dari
bagian atas kolom
03 2. Single Stage
3. Multi Stage Cross Flow
4. Multi Stage Counter Current
Diagram Terner
● Diagram terner merupakan suatu diagram
fasa berbentuk segitiga sama sisi dalam
satu bidang datar yang dapat
menggambarkan sistem tiga komponen
zat dalam berbagai fasa.
● Dalam sistem liquid-liquid, mempunyai 3
komponen yaitu A, B, dan C.
● 2 fasa dalam kesetimbangan.
● Total fraksi massa adalah 1
● xA + xB + xC = 1
Diagram Terner
● Berapakah komposisi titik biru yang ada
pada gambar di samping?
Diagram Terner
● Menentukan komposisi titik biru pada A
Diagram Terner
● Menentukan komposisi titik biru pada B
Diagram Terner
● Menentukan komposisi titik biru pada C
Diagram Terner
● Dari gambar di samping, didapat data
berikut:
● xA= 0,6
● xB= 0,2
● xC= 0,2
● Neraca Massa:
● F + S1 = E1 + R1 = M
● Neraca Massa Komponen:
● F xF + S1 y1 = E1 y1 + R1 x1 = M xM ● Senyawa A: Solute
● Senyawa B: Solvent
● M= Campuran Feed-Solvent ● Senyawa C: Carrier
Single Stage Extraction
● Apabila solven yang digunakan murni,
maka akan diplot pada titik B. Namun
terkadang solvent diperoleh dari hasil
ekstraksi sebelumnya sehingga akan
mengandung sedikit A dan C. Hal
tersebut ditunjukkan dengan titik S.
● Garis yang melewati titik Rn-1 dan En serta garis yang melewati titik Rn dan
En+1 juga melewati titik ∆
● Titik ∆ menunjukkan titik awal untuk semua garis yang diperpanjang melalui
semua set titik yang mewakili aliran yang lewat
Ekstraksi Countercurrent of
Partially Miscible System
● Titik F, S, M berada di garis lurus
sama seperti titik RN, E1, M.
● Karena M menunjukkan total dari 2
laju alir, maka titik M akan berada di
antara titik F dan S, di antara titik
RN dan E1.
● M menunjukan intersection / titik
pertemuan garis yang
menghubungkan titik F dan S, serta
RN dan E1
Ekstraksi Countercurrent of
Partially Miscible System
● SM = panjang segmen garis antara ● Lever Arm Principle (menentukan
titik S dan M titik M)
● FM = panjang segmen garis antara
titik F dan M
● E1 = jumlah ekstrak yang keluar
● R4 = jumlah rafinat yang keluar dari
stage ke-4
● E1 = jumlah ekstrak yang keluar
pada stage ke - 1
Minimum Solvent-to-Feed Ratio
● Rasio Solvent-to-Feed
● Nilai ini dapat diketahui dengan
memperpanjang tie lines pada diagram terner
menuju ke garis intersect melewati RN dan S
● Tie lines yang melewati komposisi feed
disebut ∆min
Contoh Soal (Multi Stages)
A liquid liquid ternary phase diagram for isopropyl
alcohol (IPA), toluene, and water at 25C is shown in
the figure. Feed flow rate is 100 kg/hr, and feed
compositions 40 weight percent IPA and 60 weight
percent toluene. Fresh solvent is pure water at flow
rate of 100 kg/hr. Determine the number of
equilibrium stages required to produce a raffinate
stream that cotaned 3 weight percent IPA
Jawab:
• Menggambar garis menghubungkan F dan S
• Menentukan titik M
40 100
𝑥1 𝑀 = = 0.2 𝑥3 𝑀 = = 0.5
100+100 100+100
Koefisien distribusi: Nilai rasio yang menunjukkan kemampuan zat terlarut terdistribusi dalam
pelarut. Jika rasio pelarut bahan baku besar, maka jumlah senyawa terlarut akan semakin besar,
sehingga laju ekstraksi akan meningkat. Sebaiknya memilih pelarut dengan koefisien distribusi
yang besar sehingga jumlah solvent yang dibutuhkan sedikit.
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑟𝑒𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡𝑒
Kelarutan: Nilai kelarutan yang besar akan menghemat jumlah pelarut yang dibutuhkan untuk
melarutkan zat yang diinginkan, sehingga sebisa mungkin memilih pelarut yang memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar.
Density: Menunjukkan konsentrasi zat terlarut dalam pelarutnya, dimana zat dengan densitas
yang lebih kecil akan berada di atas zat lainnya dalam ekstraksi cair-cair.
Reaktivitas Zat: Pelarut harus bersifat stabil dan tidak bereaksi dengan komponen dalam sistem
(inert).
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pelarut
Viscosity, Vapor Pressure, dan Freezing Point: sebaiknya rendah untuk memudahkan
penyimpanan dan penanganannya.
Titik Didih: karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan,
destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya
tidak membentuk aseotrop. Sebaiknya, pelarut yang dipilih memiliki titik didih yang tidak terlalu
tinggi karena lebih menguntungkan dalam segi ekonomi.
Tegangan antar muka: Semakin besar tegangan antar muka suatu zat, maka semakin mudah zat
tersebut membentuk coalescence (penggabungan dua atau lebih elemen), tetapi semakin sulit
terdispersi ke suatu cairan lain.
Kriteria lain: Murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan tidak
korosif.
Faktor Operasi (cont.)
Pengadukan Fluida
Pengadukan pada zat pelarut penting karena akan menaikkan proses difusi, sehingga
menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat pelarut. Untuk ekstraksi yang
efisien maka pengadukan yang baik adalah yang memberikan hasil ekstraksi maksimum dengan
kecepatan pengadukan minimum, sehingga konsumsi energi pun menjadi minimum.
• Semakin cepat laju putaran pengaduk, maka partikel akan semakin terdistribusi dalam
permukaan kontak yang lebih luas terhadap pelarut.
• Lama pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar konsumsi energi tidak terlalu
besar.
Faktor Operasi (cont.)
Rasio Pelarut-Umpan
Jumlah senyawa yang terlarut
(kelarutan) semakin besar
Ekstraksi biasanya akan lebih cepat apabila dilakukan pada suhu tinggi, tetapi ada beberapa
jenis zat yang mengalami kerusakan / denaturasi jika suhunya terlalu tinggi.
Kelarutan gas umumnya menurun pada temperatur yang lebih tinggi, sedangkan kelarutan
zat padat umumnya meningkat pada suhu yang lebih tinggi.
Semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan, sehingga laju
perpindahan menjadi semakin besar dan jarak difusi yang dialami zat terlarut dalam padatan
akan semakin kecil.
Ukuran partikel yang kecil bertujuan untuk memperbesar rendemen ekstrak, memperluas
permukaan bahan, mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak, dan
mempercepat waktu ekstraksi.
APLIKASI
05
“EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN (LIKOPEN)
DARI BUAH TOMAT DENGAN
MENGGUNAKAN SOLVEN CAMPURAN, n
– HEKSANA, ASETON, DAN ETANOL”
LATAR BELAKANG
● Radikal bebas adalah atom atau molekul ● Lycopene atau yang sering disebut sebagai
yang tidak stabil dan sangat reaktif karena α-carotene adalah suatu karotenoid pigmen
mengandung satu atau lebih elektron tidak merah terang yang banyak ditemukan
berpasangan pada orbital terluarnya. dalam buah tomat dan buah-buahan lain
yang berwarna merah
● Radikal bebas akan berlangsung terus
menerus dalam tubuh dan bila tidak ● Kemampuan likopen mengendalikan
dihentikan akan menimbulkan berbagai radikal bebas 100x lebih efisien daripada
penyakit seperti kanker, jantung, katarak, vitamin E atau 12500x dari pada gluthation.
penuaan dini, serta penyakit degeneratif Selain sebagai anti skin aging, lycopene
lainnya. juga memiliki manfaat untuk mencegah
penyakit cardiovascular, kencing manis,
osteoporosis, infertility, dan kanker
terutama kanker prostat.
TUJUAN
Menentukan perbandingan jumlah pelarut campuran
etanol, heksana, dan aseton dan feed (jus buah tomat)
sehingga di dapat hasil yang optimum setelah
menentukan perbandingan yang optimum lalu mencoba
menentukan suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi
optimum untuk mendapatkan kadar likopen dalam jus
buah tomat.
Bahan dan Alat
Bahan
Peralatan
• Beaker glass • Piknometer • Buah tomat (jus)
• Labu takar • Corong pemisah • Pelarut etanol, aseton, dan
• Erlenmeyer • Kertas saring heksana
• Gelas ukur • Pipet tetes
• Timbangan • Corong gelas
• Stirrer
• Spektrofotometer
Metode
● Metode yang dipilih untuk percobaan ini adalah
ekstraksi cair-cair.
● Menentukan perbandingna F/S dan suhu ekstraksi
optimal dengan larutan solven dengan perbanidngan
1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5.
● Suhu pemanasan disesuaikan yaitu 30, 40, 50, 60, 70,
80° C
● Menentukan kadar likopen total dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum 470 nm.
● Memisahkan ekstrak dan rafinat dengan corong
pemisah.
LANGKAH KERJA
Kadar likopen total dari lapisan
Proses ektraksi selama 1 non polar (bagian atas) ditentukan
jam untuk tiap variable Memisahkan dengan spektrofotometer UV Vis
suhu dan ditampung hasil Ekstrak dan dengan panjang gelombang 470
ekstraksi pada
Erlenmeyer.
Rafinat nm.