Anda di halaman 1dari 12

 Ekstraksi cair-cair adalah metode

pemisahan dengan menggunakan dua


cairan pelarut yang tidak saling
bercampur, sehingga senyawa tertentu
terpisahkan menurut kesesuaian sifat
dengan cairan pelarut (prinsip solve
dissolve like).
 Basis dari teknik ini adalah
kecenderungan distribusi zat terlarut di
antara dua fase cair yang tidak saling
bercampur.
 Umumnya, larutan yang mengandung
zat terlarut yang terlarut dikontakkan
dengan fase organik lain yang tidak
saling bercampur.
 Zat terlarut didistribusi di antara dua fase
sampai keadaan setimbang tercapai.
 Kesetimbangan ini dapat dipercepat
dengan pengadukan kuat (mengaduk
atau menggoyang), dimana hal ini akan
menyebabkan peningkatan daerah
batas fase antara fase organik dan
larutan dimana difusi zat terlarut terjadi.
 Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini
melibatkan pengontakan suatu larutan
dengan pelarut (solvent) lain yang tidak
saling melarut (immisible) dengan pelarut
asal yang mempunyai densitas yang
berbeda sehingga akan terbentuk dua
fasa beberapa saat setelah penambahan
solvent.
 Hal ini menyebabkan terjadinya
perpindahan massa dari pelarut asal ke
pelarut pengekstrak (solvent).
 Perpindahan zat terlarut ke dalam
pelarut baru yang diberikan, disebabkan
oleh adanya daya dorong (driving
force) yang muncul akibat adanya
beda potensial kimia antara kedua
pelarut.
 Sehingga proses ektraksi cair – cair
merupakan proses perpindahan massa
yang berlangsung secara difusional.
 Pemilihan solven menjadi sangat penting.
Dipilih solven yang memiliki sifat antara lain:
a. Solut mempunyai kelarutan yang besar
dalam solven, tetapi solven sedikit atau
tidak melarutkan diluen,
b. Tidak mudah menguap pada saat ekstraksi,
c. Mudah dipisahkan dari solut, sehingga
dapat dipergunakan kembali,
d. Tersedia dan tidak mahal.
 Sistem ekstrasi yang paling sederhana
mencakup tiga komponen: zat terlarut,
atau bahan yang diekstrak; pelarut,
dimana harus tidak saling bercampur
dengan pelarut lain; dan carrier, atau
bagian yang bukan zat terlarut dari
campuran umpan yang dipisahkan.
 EKSTRAKSI CAIR-CAIR BERTAHAP
 Koefisien Partisi (Kp)
 Kp = C raf
C ekstr
C raf = kons. Solut dlm rafinat
C ekstr = kons. Solut dlm ekstraktan
 p = fraksi solut tak terekstraksi
 q = fraksi solut terekstraksi
 V raf = vol. rafinat
 V ekstr = vol. ekstraktan

 P= Kp. U U= V raf
1 + Kp.U V ekstr

P terekstraksi = 1 – P (x100%)
qn = 1 – p n
 Kesimpulan
 Bila Kp ≥ 102 → tidak ada linarut yg
terekstraksi
 Bila Kp ≤ 10-2 → hampir semua linarut
terektraksi
 Contoh soal
 Jika koefisien partisi suatu solut dalam
sistem etanol – n-heksana 2,8. solut
terlarut dalam air 50 mL diekstraksi
dengan masing2 100 mL n-heksan berapa
persen solut terekstraksi?.
 Berapa % solut terekstraksi setelah 4 kali
ekstraksi?
 Berapa % solut terekstraksi jika diekstraksi
dengan 250 mL n-heksana 1 kali?

Anda mungkin juga menyukai