PHASE DIAGRAM FE-

FE3C (BAJA
KARBON)
PHASE DIAGRAM

DYAH SAWITRI
FISIKA BAHAN
ENGINEERING PHYSICS ITS
Fasa adalah suatu daerah yang homogen dengan
karakteristik fisika/kimia/struktur dan/atau komposisi
yang seragam yang berbeda dengan daerah lainnya

Diagram fasa adalah penyajian dari fasa fasa yang

dimiliki suatu material pada berbagai temperature,
tekanan dan komposisi
 KEGUNAAN DIAGRAM FASA :
Menunjukkan fasa fasa Menunjukkan
yang terjadi pada kesetimbangan solid
berbagai komposisi dan solubilitas dari suatu
temperatur dibawah elemen/campuran
kondisi kesetimbangan kedalam elemen/
pendinginan lambat campuran yang lain
Menganalisis
Menunjukkan proses
temperatur ketika fasa pembekuan atau
fasa yang berlainan proses pencairan
mulai mencair
Menunjukkan nilai
temperatur dimana
paduan didinginkan
dibawah nilai
kesetimbangan mulai
memadat dan daerah
temperatur ketika
solidifikasi terjadi
Meramal konfigurasi
distribusi fasa (struktur
mikro) yang akan
terjadi
JENIS DIAGRAM FASA

DF UNARY

DF BINER

DF TERNER

DF KUARTER
 ONE-COMPONENT (OR UNARY) PHASE DIAGRAMS

Three phases for the H2O system are shown in this

DIAGRAM FASA H2O MURNI photograph: ice (the iceberg), water (the ocean or
tekanan -temperatur sea), and vapor (the clouds). These three phases
are not in equilibrium with one another.
 Binary Phase Diagrams

• Binary phase diagrams are maps that represent the relationships between
temperature and the compositions and quantities of phases at equilibrium,
which influence the microstructure of an alloy.
• Many microstructures develop from phase transformations, the changes that
occur when the temperature is altered (typically upon cooling).
• This may involve the transition from one phase to another or the appearance
or disappearance of a phase. Binary phase diagrams are helpful in predicting
phase transformations and the resulting microstructures, which may have
equilibrium or nonequilibrium character.
P = banyaknya fasa yang terjadi
C = banyaknya komponen dari sistem
F = derajat kebebasan = banyaknya variabel yang
dapat diubah secara bebas tanpa merubah fasa
fasa dari sistem
Konstruksi pembentukan diagram fasa

10
DIAGRAM FASA BINER

B
DF TERNER
KARAKTERISTIK LARUTAN
• LARUT SEMPURNA
A+B →C
C MEMPUNYAI SIFAT YANG BERBEDA DENGAN A DAN B
LEBIH BAIK DARI A DAN B

• LARUT SEBAGIAN/TERBATAS
A+B → A’ + B’
A+ B → + 𝜷
A’ =  SIFAT MIRIP A, LEBIH BAIK DARI A, A DOMINAN
B’ = 𝜷 SIFAT MIRIP B, LEBIH BAIK DARI B, B DOMINAN

• TIDAK LARUT SAMA SEKALI

A + B → A + B CONTOH
CU DAN PB
DIAGRAM FASA BINER
Dalam praktek jumlah diagram fasa relative banyak, namun apabila
diamati
dengan cermat, ternyata hanya ada 3
Kelompok diagram fasa, yakni:
1. Diagram fasa yang menunjukkan adanya kelarutan yang
sempurna dalam keadaan cair dan padat.
2. Diagram fasa yang menunjukkan adanya kelarutan yang
sempurna dalam keadaan cair, dan larut terbatas dalam keadaan
padat:
a. Diagram fasa yang mengandung reaksi fasa eutektik
b. Diagram fasa yang mengandung fasa peritektik
c. Diagram fasa yang mengandung senyawa
3. Diagram fasa yang menunjukkan adanya kelarutan yang
sempurna dalam keadaan cair, dan ketidaklarutan dalam keadaan
padat
Figure 9.3 (a) The copper–nickel phase diagram. (b) A portion of the copper–nickel
phase diagram for which compositions and phase amounts are determined at point B.
(Adapted from Phase Diagrams of Binary Nickel Alloys, P. Nash, Editor, 1991. Reprinted
by permission of ASM International, Materials Park, OH.)
THE LEVER ARM RULE (KAIDAH LENGAN)

liquid mass fraction

a-phase mass fraction

Figure 9.3 (a) The copper–nickel phase diagram. (b) A portion of the copper–nickel
phase diagram for which compositions and phase amounts are determined at point B.
(Adapted from Phase Diagrams of Binary Nickel Alloys, P. Nash, Editor, 1991. Reprinted
by permission of ASM International, Materials Park, OH.)
Concept Check 9.3 A copper–nickel alloy of
composition 70 wt% Ni–30 wt% Cu is
slowly heated from a temperature of 1300C (2370F).
(a) At what temperature does the first liquid phase form?
(b) What is the composition of this liquid phase?
(c)At what temperature does complete melting of the alloy
occur?
(d) What is the composition of the last solid remaining
prior to complete melting?

Concept Check 9.4 Is it possible to have a copper–

nickel alloy that, at equilibrium, consists of an a phase of
composition 37 wt% Ni–63 wt% Cu and also a liquid
phase of composition 20 wt% Ni–80 wt% Cu? If so, what
will be the approximate temperature of the alloy? If this is
not possible, explain why
 DEVELOPMENT OF MICROSTRUCTURE IN ISOMORPHOUS ALLOYS

1 Tm B
2

DF LARUT SEMPURNA 3

TmA 5

A Wo B
 ANALIS PENDINGINAN PADA GARIS KOMPOSISI WO = 40%
A = 60% DAN B = 40%

• TITIK 1 → FASA CAIR L = 100%

Tm B
1
2
• TITIK 2 → FASA PENGINTIAN
3

4
• TITIK 3. → PERTUMBUHAN BUTIR, FASA L DAN S
TmA 5
• FASA L =... %
• FASA S = ... %
A Wo B
• TITIK 4 → TRANSFORMASI DARI LARUTANPADA T
KE PADAT

• TITIK 5 → PADAT S = 100%

 DEVELOPMENT OF
MICROSTRUCTURE IN
ISOMORPHOUS ALLOYS
Equilibrium Cooling
 DEVELOPMENT OF
MICROSTRUCTURE IN
ISOMORPHOUS ALLOYS
Non Equilibrium Cooling
BINARY EUTECTIC SYSTEMS
Reaksi-reaksi fasa yang umum terjadi
Sistem RF Eutektik L →  + β
* Larut sempurna dalam keadaan cair
* Tidak larut sempurna dalam keadaan padat
THE COPPER–
SILVER PHASE
DIAGRAM
 The Lead–tin
Phase Diagram.
 𝑫𝒊𝒌𝒆𝒕𝒂𝒉𝒖𝒊 ∶
𝑪𝜶 = 𝟏𝟏 𝒘𝒕% 𝑺𝒏
𝑪𝜷 = 𝟗𝟖 𝒘𝒕% 𝑺𝒏
𝑪𝟎 = 𝟒𝟎 𝒘𝒕%
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝒇𝒂𝒔𝒂 𝜶

𝟗𝟖 − 𝟒𝟎
𝑾𝜶 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = … … … %
𝟗𝟖 − 𝟏𝟏

𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 𝒇𝒂𝒔𝒂 𝜷

𝟒𝟎 − 𝟏𝟏
𝑾𝜷 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = … … … %
𝟗𝟖 − 𝟏𝟏
 Eutectic
Phase Diagram
of Tin & Lead
 Contoh alloy 1:

𝟗𝟕, 𝟖 − 𝟔𝟏, 𝟗
𝒇𝒂𝒔𝒂 𝜶 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = … . . %
𝟗𝟕, 𝟖 − 𝟏𝟖, 𝟑

𝟔𝟏, 𝟗 − 𝟏𝟖, 𝟑
𝒇𝒂𝒔𝒂 𝜷 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = … . . %
𝟗𝟕, 𝟖 − 𝟏𝟖, 𝟑
Contoh alloy 1:
Pada paduan biner seperti diagram fasa Pb-Sn, ada komposisi paduan spesifik
yang dikenal sebagai Eutectic Composition, dimana proses
pendinginan/solidifikasi terjadi pada temperatur terendah dibandingkan
komposisi lainnya.
Temperatur rendah tersebut berkaitan dengan temperatur terendah dimana
masih terdapat fasa cair ketika didinginkan dengan lambat. Temperatur
tersebut biasa disebut temperatur eutektik.
Perhatikan pada alloy 1, titik eutektik pada komposisi 61,9%Sn, 38,1%Pb,
T=183C.
Akibat pendinginan, maka terjadi perubahan fasa:
Cairan  larutan padat +  larutan padat
Alloy 2 → pada komposisi 40% Sn-60% Pb.
Transformasi fasa yang terjadi
a. 100% fasa cair.
b. Terjadi pengintian fasa , karena proses pendinginan memotong garis kesetimbangan
fasa +L.
c. Pada T=230C, fasa  mengalami pertumbuhan, = 24%, L= 76%.

 = 48 − 40 x100%
48 − 15
 = 24%
40 −15
L = x100%
48 − 15
L = 76%
33
 61,9 − 4 0
d. Pada T= 183C proses pendinginan memotong garis  pro
=
61,9 − 1 9 , 2
x100%
horisontal (garis eutektik), terjadi dua tahap transformasi pro = 51,3%
pro= 51,3%, L= 48,7%. Transformasi tahap 1: 40 −19,2
L = x100%
61,9 − 1 9 , 2
L = 48,7%

e. Setelah reaksi eutektik sempurna terjadi, paduan mengandung

fasa pro dan campuran  (19,2% Sn) dan  (97,5% Sn).
Transformasi tahap 2: Sehingga:
 2= 9 7 , 5 − 6 1 , 9 x 4 8 , 7 %
9 7 ,5 − 1 9 , 2 total = %pro + %2
L 2 +  2 = 2 2 , 1 %
= 51,3% + 22,1%
48,7% ? ?  = 61,9 − 1 9 , 2 x 4 8 , 7 %
9 7 ,5 − 1 9 , 2 = 73,4%
= 26,6%  = 26,6%

Untuk mengetahui bahwa perhitungan dengan dua tahap  tot =

97,5 − 4 0
x100%
transformasi adalah benar, dilakukan koreksi dengan 97,5 − 19,2
perhitungan: tot = 73, 4%
40 − 19,2
= x100 %
97 ,5 − 19,2
= 26,6%
SISTEM RF PERITEKTIK : LARUT SEMPURNA DALAM KEADAAN CAIR,
LARUT SEBAGIAN DALAM KEADAAN PADAT

Reaksi Fasa L+→

Contoh RF Peritektik → Diagram fasa Ag-Pt
Pada sistem ini reaksi peritektik, L +  →  terjadi pada 42,4% Ag dan T= 1186C.
FASA INTERMEDIATE/
SENYAWA
TRANSFORMASI FASA
KONGRUEN
THE IRON–IRON CARBIDE (FE–FE3C) PHASE DIAGRAM