Anda di halaman 1dari 25

KESEIMBANGAN

SISTEM 3 KOMPONEN
ATDRIAN FAJR
15/381073/PA/16753
Sistem 3 Komponen
F=3-P+2=5–P
Sehingga variannya dapat mencapai 4 (p, T, x1,
x2)
Dengan menjaga Temperatur dan tekanan tetap,
masih ada 2 derajat kebebasan
Menjadi:
F’ = 3 – P
Setelah dilakukan perbaikan terhadap
temperatur dan tekanannya, variabel yang
tersisa adalah
X1, x2, x3
X1 + x2 + x3 = 1
Metode Gibbs dan Roozeboom, menggunakan
segitiga sama sisi untuk memnggambarkan
grafik
Titik A, B, C mempresentasikan 100% A, 100% B, dan
100% C
• Garis yang sejajar dengan AB menyatakan presentasi C
• Titik P pada grafik menyatakan presentasi C sebesar
30%
• Panjang PM menyatakan presentasi C
• Panjang PL menyatakan presentasi B
• Panjang PN menyatakan presentasi A
• Jumlah panjang PM + PL + PN = 100% = Tinggi segitiga
2 sifat penting lainnya:
1. 2 atau lebih komponen yang dicampur

(a) Komponen campuran dari 2 senyawa yang


dicampur terdapat pada poin x
(b) Komponen campuran dari 3 senyawa yang
dicampur berada di dalam segitiga PQR
2. Semua sistem diwakili oleh titik – titik pada
garis yang melewati vertex mengandung 2
komponen lain dalam rasio yang sama
• Sifat ini penting
dalam mendiskusikan
penambahan atau
pengurangan
komponen pada
sistem tanpa
mengubah jumlah
dari 2 komponen lain
yang ada
Keseimbangan Cair-Cair
• Contoh paling sederhana dari sistem 3
komponen adalah sistem kloroform – air –
asam asetat
• Pasangan kloroform – asam asetat dan air –
asam asetat tercampur secara homogen,
sedangkan pasangan kloroform – air hanya
tercampur sebagian
• Titik a dan b menyatakan lapisan cairan konjugat dalam
ketiadaan asam asetat pada grafik
• misalkan, seluruh komposisi dalam sistem adalah C
• Jadi dengan aturan Lever, terdapat lebih banyak pada lapisan b
dari pada lapisan a
• Jika ditambah sedikit asam asetat pada sistem, komposisi
bergerak sepanjang garis yang menghubungkan c dengan puncak
asam asetat sampai titik c’
• Penambahan asam asetat mengubah
komposisi dari 2 lapisan menjadi a’ dan b’
• Perlu diingat bahwa, asam asetat bergerak
lebih cenderung menuju ke lapisan yang
mengandung lebih banyak air, yaitu b’, jadi
garis yang menghubungkan larutan konjugat
a’ dan b’ tidak sejajar dengan garis ab
• Jumlah relatif dari a’ dan b’ diperoleh dengan
aturan Lever, yaitu dengan perbandingan dari
bagian-bagian garis yang menghubungkan a’b’
• Penambahan berkelanjutan dari asam asetat
menggerakkan komposisi lebih jauh sepanjang
garis cC
• Lapisan kaya air ukurannya bertambah besar,
sedangkan lapisan yang kaya kloroform
ukurannya berkurang
• Pada titik c’’ hanya tersisa tanda dari lapisan
kaya kloroform, sedangkan diatas c’’
sistemnya homogen
• Karena pada grafik, garis nya tidak sejajar,
maka titik dimana terdapat 2 larutan konjugat
yang mempunyai komposisi yang sama tidak
berada pada puncak tertinggi dari kurva
binodal, namun berada pada salah satu sisi
yang dalam grafik sebelumnya disebut titik k
atau titik plait
• Jika sistem memiliki komposisi d dan
ditambahkan asam asetat, komposiinya akan
bergerak sepanjang garis dk
• Dibawah titik k, kedua lapisan akan terbentuk
dalam jumlah yang sebanding
Jika temperatur
dinaikkan, akan
terjadi perubahan
bentuk dan luas dari
daerah 2 fasa
Jika terdapat 2 pasangan senyawa yang hanya
tercampur sebagian, akan terbetuk 2 kurva binodal. Apabila
suhu diturunkan, kedua kurva binodal tersebut akan saling
tumpang tindih. Apabila masing-masing titik plait
bergabung maka akan menjadi gambar (b) atau terbentuk
seperti gambar (c) bila titik plait tidak bergabung. Titik-titik
didalam segitiga abc mewakili keadaan dari sistem dimana
lapisan ketiga cairan yang memiliki komposisi a, b ,c.
Kelarutan Garam
• Sistem yang terdiri dari 2 garam dengan ion
senama dan air memiliki ketertarikan yang
besar terhadap practical standpoint.
• Masing – masing garam mempengaruhi
kelarutan satu sama lain
• Titik a mewakili larutan NH4Cl jenuh dalam air dengan ketiadaan (NH4)2so4
• Titik-titik diantara A dan a mewakili jumlah yang bervariasi dari NH4cl padat dalam
kesetimbangan dengan larutan jenuh a
• Titik-titik diantara a dan C mewakili larutan NH4cl tidak jenuh
• Titik b mewakili larutan (NH4)2so4 jenuh dalam air dengan ketiadaan NH4cl
• Titik-titik pada Cb mewakili larutan tidak jenuh, sementara titik-titik pada bB mewakili
(NH4)2SO4 padat dalam kesetimbangan dengan larutan jenuh
• Kehadiran (NH4)2SO4 mengubah kelarutan
NH4Cl sepanjang garis ac
• Kehadiran NH4Cl mengubah kelarutan
(NH4)2SO4 sepanjang garis bc
• Titik c mewakili larutan yang dijenuhkan
dengan NH4Cl dan (NH4)2SO4
Pembentukan Garam Ganda

Kedua gambar tersebut menujukkan 2 tipe kasus


dari pembetukan senyawa. Dari kedua gambar ab adalah
kelarutan dari A, garis bc adalah kelarutan dari seyawa AB
dan garis cd adalah kelarutan dari senyawa B.
• Perbedaan dari sistem dapat didemontrasikan
dalam 2 cara:
1. senyawa padat kering dan penambahan air
2. Penambahan air kedalam senyawa
Contoh soal:
Larutan 50g ammonium klorida di dalam 30g air
dibuat pada temperatur kamar. Kemudian,
ditambahkan 40g ammonium sulfat. Perkirakan
keadaan awal dan akhirnya.
Jawaban:
Menggunakan diagram terner, setelah
mengubah komposisi menjadi fraksi mol. Massa
molar H20 = 18,02; NH4Cl = 53,49; (NH4)2SO4 =
132,1 gr/mol. Kita akan menuliskan komposisi
dengan urutan (Xw, Xc, Xs). Untuk air (w),
Klorida (c), dan sulfat (s) dan menggunakan
aturan lever untuk perbandingan setiap fase.
Jumlah awal nw = 1,66 mol dan no = 0,93 mol,
sehingga komposisi awal adala 0,64; 0,36; 0
Pada keadaan akhir, jumlah w dn c sama, tetapi
Ns = 0,34 mol. Oleh karena itu, komposisi akhir
adalah 0,57; 0,31; 0,12.
Pada diagram terner dapat dilihat bahwa
keadaan awal (0,64; 0,36; 0) sesuai dengan
sistem 2 fase yang terdiri dari c padat dengan
larutan jenuh yang komposisinya (0,64; 0,36; 0)
dengan perbandingan relatif 0,16:1. setelah
penambahan s hanya ada satu fase

Anda mungkin juga menyukai