Anda di halaman 1dari 47

EKSTRAKSI

Shinta Amelia, S.T., M.Eng


 Ekstraksi Padat-Cair : Leaching
 Ekstraksi Cair – Cair : Liquid-Liquid Extraction
 Ekstraksi cair-cair merupakan proses
pemisahan suatu komponen dalam fase cair
dengan menggunakan solven/zat pelarut cair.
 Prose pemisahan secara ekstraksi dilakukan
jika campuran yang dipisahkan berupa larutan
homogen (cair-cair) dimana titik didih
komponen yang satu dengan komponen lain
yang terdapat dicampuran hampir
sama/berdekatan.
EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Ekstraksi Cair-Cair adalah operasi perpindahan massa di


mana larutan cair (umpan) dikontakkan dengan cairan
(pelarut) yang tidak bercampur atau hampir tidak
bercampur yang menunjukkan afinitas preferensial atau
selektivitas terhadap satu atau lebih komponen dalam
umpan. Dua aliran dihasilkan dari kontak ini:
a) Ekstrak adalah larutan kaya pelarut yang mengandung
zat terlarut yang diinginkan sebagai hasil ekstraksi.
b) Rafinat adalah larutan sisa umpan yang mengandung
sedikit zat terlarut.
PROSES EKSTRAKSI CAIR-CAIR

Prinsip Ekstraksi Cair-Cair

Ketika ekstraksi cair-cair dilakukan dalam tabung reaksi atau labu,


dua fase yang tidak bercampur dikocok bersama untuk
memungkinkan molekul untuk larut ke dalam fase pelarut yang
disukai.
SYARAT PEMISAHAN
Pada proses pemisahan secara ekstraksi, fase cairan II
segera terbentuk setelah sejumlah massa solven
ditambahkan ke dalam campuran (cairan I) yang
akan dipisahkan
Sebelum campuran dua fase dipisahkan menjadi
produk ekstrak dan rafina, suatu usaha harus
dilakukan dengan mempertahankan kontak antar
fase cairan I dengan cairan II sehingga pada suhu
dan tekanan tertentu campuran dua fase berada
dalam kesetimbangan
Jika antara solvent (B) dan diluent (A) tidak saling
melarutkan maka system dikenal sebagai “Ekstraksi
Insoluble Liquid”
Jika antara solvent (B) dan diluent (A) sedikit saling
melarutkan dikenal sebagai “Ekstraksi Soluble Liquid”
SIMBOL

Y : uap (ekstrak) A : Pelarut pertama (diluent)


X : cair (rafinat) B : Pelarut kedua (solvent)
V : vapour (ekstrak) C : Solut
L : liquid (rafinat)
SYARAT SOLVENT
Daya larut terhadap solute “C” cukup besar
Sama sekali tidak melarutkan diluen atau hanya
sedikit melarutkan diluen
Antara solvent dengan diluen harus mempunyai
perbedaan density yang cukup
Antara solvent dengan solute harus mempunyai
perbedaan titik didih atau tekanan uap murni yang
cukup
Tidak bereaksi terhadap solute maupun diluen
Murah dan mudah didapat
Contoh Ekstraksi :
Ekstrak
Lapisan organik mengandung sebagian besar asam
Acetic acid in H2O asetat (C) dalam etil asetat (B) dengan sedikit air
(A).
+
Rafinat
Ethyl acetate Lapisan aquous mengandung larutan
asam asetat lemah dengan sejumlah kecil
etil asetat.

Jumlah air dalam ekstrak dan etil asetat dalam rafinat tergantung pada
solubilitnya satu sama lain.
Kesetimbangan Fasa Cair-Cair
Penambahan solvent kedalam larutan yang akan
dipisahkan mengakibatkan terbentuknya dua fase
cairan tidak saling larut yang memungkinkan
membentuk kesetimbangan
Dalam keadan setimbang perbandingan konsentrasi
solute dalam kedua fasa besarnya tetap dan menurut
hokum distribusi dinyatakan sebagai :
K= = TETAP
𝐶𝐶
𝐶𝐶

Dalam hubungan ini :


K = Koefisien distribusi
CE = Konsentrasi Solut dalam fase Ekstrak
CR = Konsentrasi Solut dalam fase Rafinat
PROSES EKSTRAKSI CAIR-CAIR SINGLE STAGE
Triangular coordinates and equilibrium data
Masing-masing dari tiga titik
sudut merupakan komponen
murni A, B, atau C.
Titik M berada didalam segitiga
merupakan campuran A, B, dan
C.
Garis AB;BC;AC menunjukkan
garis kelarutan antara A dan B; B
dan C; A dan C.
Jarak tegak lurus dari titik M ke
garis AB merupakan fraksi
massa xC. Jarak ke garis CB
merupakan xA, dan jarak ke
garis AC merupakan xB.
xA + xB + xC = 0.4 + 0.2 + 0.4 = 1

Diagram segitiga sama sisi xB = 1.0 - xA - xC


(A dan B sebagian larut)
yB = 1.0 - yA - yC
Diagram fase Liquid-Liquid di mana komponen A dan B sebagian
dapat larut

C cair larut sepenuhnya dalam A atau dalam B.


Cairan A hanya sedikit larut dalam B dan B sedikit larut dalam A.
Wilayah dua fase berada di bawah kurva melengkung.
Campuran asli komposisi M akan terpisah menjadi dua fase a dan b yang berada pada
garis equilibrium tie melalui titik M.
Titik P merupakan Plait point.
LANJUTAN

Kurva melengkung merupakan kurva binoidal atau


kurva seimbang yang terdiri dari kurva cabang rafinat
dan kurva cabang ekstrak yang dibatasi oleh “Plait
Point” P.
Daerah diatas kurva binoidal merupakan daerah
homogen sedangkan daerah dibawah kurva binoidal
adalah daerah campuran 2 fase (heterogen).
Jika L dan V merupakan fase rafinat dan fase ekstrak
yang berada dalam kesetimbangan, maka garis LV
(ab) disebut sebagai garis setimbang atau “Tie Line”
Contoh 5.1 Tentukan komposisi titik A, B, C, M, E, R, P dan DEPRG
dalam campuran terner.

Titik A = 100% Air


Titik B = 100% Ethylene Glycol
Titik C = 100% Furfural
Titik M = 30% glycol, 40% water, 30% furfural
Titik E = 41.8% glycol, 10% water, 48.2% furfural
Titik R = 11.5% glycol, 81.5% water, 7% furfural
Batas ketidaklarutan untuk sistem biner air-
furfural berada pada titik D dan G.
Titik P (Plait point), dua fase cair memiliki
komposisi identic yang biasanya terdapat pada
buku referensi.
DEPRG is kurva saturasi; misalnya, jika umpan
50% larutan furfural dan glycol, fase kedua terjadi
pada komposisi campuran adalah 10% air, 45%
furfural, 45% glikol atau pada kurva saturasi

Kesetimbangan cair-cair, ethylene glycol-furfural-air, 25ºC,101 kPa.


Data kesetimbangan pada koordinat persegi panjang

Sistem asam asetat (A) - air (B) -


pelarut isopropil eter (C).
Pasangan pelarut B dan C
sebagian larut.

xB = 1.0 - xA - xC

yB = 1.0 - yA - yC

Liquid-liquid phase diagram


LANJUTAN
Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa dengan
memanfaatkan garis-garis setimbang dapat dilukiskan
titik-titik setimbang yang jika dihubungkan akan
membentuk sebuah Kurva Distribusi
Keberadaan kurva distribusi sangat penting artinya
kaitannya dengan perhitungan jumlah stage
setimbang yang dibutuhkan.
Jika posisi dari kurva distribusi berada diatas diagonal
y = x memperlihatkan bahwa daya larut solvent lebih
besar dibandingkan daya larut diluent terhadap
solute. ekstrak (V) > rafinat (L) : Kurva Positif
Jika posisi dari kurva distribusi berada dibawah
diagonal y = x memperlihatkan bahwa daya larut
solven lebih kecil dibandingkan diluent terhadap
solute. Ekstrak (V) < rafinat (L) : Kurva Negatif
Contoh 5.2 Campuran dengan berat 100 kg dan mengandung 30 kg
isopropil eter (C), 10 kg asam asetat (A), dan 60 kg air (B) disetimbangkan
dan fase kesetimbangan dipisahkan. Apa komposisi dari dua fase
keseimbangan?

Solution:

Komposisi campuran awal adalah xc = 0,3, xA = 0,10, dan xB = 0,60.


Diagram fase cair-cair
1. Komposisi xC = 0,30, xA =
0,10 diplot sebagai titik h.
2. Garis tie line gi ditarik melalui
titik h melalui coba-coba.
3. Komposisi lapisan ekstrak
(eter) pada g adalah yA =
0,04, yC = 0,94, dan yB =
1,00 - 0,04 - 0,94 = 0,02
fraksi massa.
4. Komposisi lapisan raffinate
(air) pada i adalah xA = 0,12,
xC = 0,02, dan xB = 1,00 -
0,12 - 0,02 = 0,86.
Diagram fase di mana pasangan pelarut B-C dan A-C sebagian larut.

"Pasangan pelarut B dan C dan juga A dan C sebagian larut."


5.3 Kesetimbangan Ekstraksi Single Stage
Derivation of lever-arm rule for graphical addition

An overall mass balance: V  L M 5.1

A balance on A: VyA  LxA  MxAM 5.2

Dimana xAM adalah fraksi massa A dalam M.

A balance on C: VyC  LxC  MxC M 5.3


Derivation of lever-arm rule for graphical addition

L y A  xAM
Sub 5.1 into 5.2  (5.4)
V xAM  x A

L yC  xC M
Sub 5.1 into 5.3  (5.5)
V xC M  xc

xC  xC M xC M  yC
Sub 5.1 into 5.3  (5.6)
x A  xAM xAM  y A

Persamaan 5.6 menunjukkan bahwa titik L, M, dan V harus terletak pada


satu garis lurus.

L(kg) VM
Lever arm’s rule  (5.7)
V (kg) LM

L(kg) VM
 (5.8)
M (kg) LV
Contoh 5.3 Komposisi dari dua lapisan kesetimbangan pada Contoh 5.1 adalah
untuk lapisan ekstrak (V) yA = 0,04, yB = 0,02, dan yC = 0,94, dan untuk lapisan
rafinat (L) xA = 0,12, xB = 0,86, dan xC = 0,02. Campuran asli mengandung 100 kg
dan xAM = 0,10. Tentukan jumlah V dan L.

Solution: Substituting into eq. 5.1

V  L  M  100
Substituting into eq. 5.2, where M = 100 kg and xAM = 0.10,

V (0.04)  L(0.12)  100(0.10)

Menyelesaikan dua persamaan secara bersamaan, L = 75.0 dan V = 25.0. Atau


dapat dengan menggunakan Lever arm’s rule, jarak hg pada Gambar di bawah ini
diukur sebagai 4,2 unit dan gi sebagai 5,8 unit. Lalu dengan persamaan. 5,8,
L L hg 4.2
  
M 100 gi 5.8
Penyelesaian, L = 72,5 kg dan V = 27,5 kg, yang merupakan penyelesaian yang
cukup mendekati berdasarkan pada metode keseimbangan material.
5.2 Proses ekstraksi cair-cair satu tahap
Kesetimbangan Ekstraksi Single Stage
Kami sekarang mempelajari pemisahan A dari campuran A dan B oleh pelarut C dalam tahap
kesetimbangan tunggal.

An overall mass balance: L0  V2  L1  V1  M 5.9

A balance on A: L0 xA0  V2 y A2  L1 xA1  V1 yA1  MxAM 5.10

A balance on C: L0 xC 0  V2 yC 2  L1 xC1  V1 yC1  MxC M 5.11

xA  xB  xC  1.0
Untuk menyelesaikan tiga persamaan, diagram fase-kesetimbangan digunakan.

1. L0 dan V2 diketahui.
2. Kami menghitung M, xAM, dan
xCM dengan menggunakan
persamaan 5.9-5.11.
3. Plot L0, V2, M pada Gambar.
4. Menggunakan coba-coba Tie Line
ditarik melalui titik M, yang
menempatkan komposisi L1 dan V1.
5. Jumlah L1 dan V1 dapat ditentukan
dengan substitusi dalam Persamaan
5.9-5.11 atau dengan menggunakan
lever-arm rule.
Contoh 5.4 Campuran seberat 1000 kg mengandung 23,5% asam asetat
(A) dan 76,5% berat air (B) dan diekstraksi dengan 500 kg isopropil eter (C)
dalam ekstraksi tahap tunggal. Tentukan jumlah dan komposisi ekstrak dan
rafinat.

Solution Given: L0  1000kg andV2  500kg


Given: L0 V2  1000  500  M  1500kg

xA0  0.235, xB0  0.765 and yA2  0


L0 xA0 V2 yA2  MxAM
(1000)(0.235)  (500)(0)  (1500)xAM
xAM  0.157

Given: xc0  1 xA0  xB0  1.0  0.235  0.765  0

L0 xC 0 V2 yC 2  MxC M

(1000)(0)  (500)(1)  (1500)xC M


xCM  0.33
V2 (0,1) = (yA2, yC2)
27 V (0.1,0.89) = (y , y )
1 A1 C1

M(0.157,0.33) = (xAM, xCM)

L1(0.2,0.03) = (xA1, xC1)

M
L0(0.235,0) = (xA0, xC0)
From the graph: xA1 = 0.2 and yA1 = 0.1;

L1xA1 V1 yA1  MxAM

L1 (0.2) V1 (0.1)  (1500)(0.157)

L1  0.5V1  1,177.5 (1)

From the graph: xC1 = 0.03 and yC1 = 0.89;

L1xC1 V1 yC1  MxC M

L1 (0.03) V1 (0.89)  (1500)(0.33)

L1  29.67V1  16,500 (2)

Solving eq(2) and eq(3) to get L1 and V1;

L1  914.86kg and V1  525.28kg


xA1  0.2, yA1  0.1, xC1  0.03 and yC1  0.89 Answer
NEXT
5.3 Peralatan untuk Ekstraksi Cairan-Cairan

Pendahuluan dan Jenis Peralatan

Seperti dalam proses pemisahan distilasi, dua fase dalam ekstraksi


cair-cair harus dikontakkan dengan tingkat turbulensi yang tinggi untuk
mendapatkan tingkat perpindahan massa yang tinggi.

Destilasi: Cepat dan mudah karena perbedaan besar dalam


densitas (Vapor-Liquid).
Ekstraksi Cair: Perbedaan densitas antara dua fase tidak
besar dan pemisahan lebih sulit.

Mencampur dengan
Peralatan Ekstraksi Cair agitasi mekanis

Mencampur dengan cairan


mengalir sendiri
Mixer-Settles for Extraction

Separate mixer-settler Combined mixer-settler


Plate and Agitated Tower Contactors for Extraction

Perforated plate tower Agitated extraction tower


Packed and Spray Extraction Towers

Spray-type extraction tower Packed extraction tower


Lanjutan

Unit Mixer-Settler mungkin menjadi pilihan terbaik jika


jumlah stage teoritis yang dibutuhkan sedikit.
Tetapi jika untuk mencapai derajat pemisahan
tertentu dibutuhkan jumlah stage teoritis cukup
banyak, kolom dengan pengaduk mekanis menjadi
pilihan.
5.4 Continuous multistage countercurrent extraction

Countercurrent process and overall balance

An overall mass balance: L0  VN 1  LN  V1  M 5.12

A balance on C:
L0 xC 0  VN 1 yC N 1  LN xC N  V1 yC1  MxC M 5.13

L0 xC 0  VN 1 yCN 1 LN xCN  V1 yC1 5.14


Combining 5.12 and 5.13 xCM  L V  L V
0 N 1 N 1

L0 x A0  VN 1 y AN 1 LN xAN  V1 y A1
Balance on component A gives xAM  L V  L V 5.15
0 N 1 N 1
5.4 Continuous multistage countercurrent extraction
Countercurrent process and overall balance

1. Biasanya, L0 dan VN + 1 diketahui


dan komposisi keluar yang diinginkan
xAN diatur.
2. Plot poin L0, VN + 1, dan M seperti
pada gambar, garis lurus harus
menghubungkan ketiga titik ini.
3. LN, M, dan V1 harus terletak pada
satu baris. Selain itu, LN dan V1 juga
harus terletak pada kurva
kesetimbangan.
Contoh 5.5 Pelarut Isopropil eter murni dengan laju VN + 1 = 600 kg / jam
sedang digunakan untuk mengekstraksi larutan L0 = 200 kg / jam yang
mengandung 30% asam asetat (A) dengan ekstraksi bertingkat lawan arah.
Konsentrasi asam asetat keluar yang diinginkan dalam fase air adalah 4%.
Hitung komposisi dan jumlah ekstrak eter V1 dan LN rafinat dalam fase air.
Gunakan data keseimbangan dari tabel.
Solution: Diketahui VN+1 = 600kg/h, yAN+1 = 0, yCN+1 = 1.0, L0 = 200kg/h, xA0 = 0.30,
xB0 = 0.70, xC0 = 0, and xAN = 0.04.

Pada gambar di bawah ini, VN + 1 dan L0 diplot. Selain itu, karena LN berada pada
batas fase, ia dapat diplot pada xAN = 0,04. Untuk titik campuran M, gantikan
dengan persamaan. di bawah,

L0 xC 0 V N 1 yCN 1 200(0)  600(1.0)  0.75


xCM  
V
L 0 N 1 200  600
L0 xA0 VN 1 yAN 1 200(0.30)  600(0)  0.075
x AM  
V
L 0 N 1 200  600
Menggunakan koordinat ini,
Titik M diplot pada Gambar di bawah ini.
Kami menemukan V1 dengan menggambar garis dari LN hingga M dan
memperluasnya hingga memotong batas fase. Ini memberi yA1 = 0,08 dan
yC1 = 0,90.
Untuk LN diperoleh nilai xCN = 0,017. Dengan mengganti ke Persamaan.
5.12 dan 5.13 dan penyelesaiannya, LN = 136 kg / jam dan V1 = 664 kg /
jam.
Tahapan perhitungan untuk ekstraksi arus lawan arah.

Total mass balance on stage 1 L0  V2  L1  V1 5.16

Total mass balance on stage n Ln1  Vn1  Ln  Vn 5.17


Dari 5.16 didapatkan perbedaan Δ L0  V1  L1  V2   5.18
dalam aliran

Δ is constant and for all stages   L0  V1  Ln  Vn1  LN  VN 1  .... 5.19

x  L0 x0  V1 y1  Ln xn Vn1 yn1  LN xN  VN 1 y N 1  ... 5.20


Tahapan perhitungan untuk ekstraksi arus lawan arah.

Δx adalah koordinat x titik Δ

L0 x0  V1 y1 Ln xn  Vn1 yn1 LN xN  VN 1 y N 1
x    5.21
L0  V1 Ln  V n1 LN  VN 1

5.18 dan 5.19 dapat ditulis sebagai

L0    V1 Ln    Vn1 LN    VN 1 5.22
Tahapan perhitungan untuk ekstraksi arus lawan arah.

1. Δ adalah titik yang umum untuk semua aliran


yang melewati satu sama lain, seperti L0 dan V1,
Ln dan Vn + 1, Ln dan Vn + 1, LN dan VN + 1, dan
seterusnya.
2. Koordinat ini untuk menemukan Δ titik operasi
ini diberikan untuk x cΔ dan x AΔ dalam eqn. 5.21.
Karena titik akhir VN + 1, LN atau V1, dan L0
diketahui, xΔ dapat dihitung dan titik Δ terletak.
3. Atau, titik Δ terletak secara grafis pada gambar
sebagai persimpangan garis L0 V1 dan LN VN +
1.
4. Untuk mengakhiri sejumlah tahapan
menggunakan eqn. 5.22 kita mulai dari L0 dan
menggambar garis L0Δ, yang menempatkan V1
pada batas fase.
5. Selanjutnya tie line melalui V1 menempatkan
L1, yang berada dalam kesetimbangan dengan
V1.
6. Kemudian garis L1Δ ditarik dengan memberikan
V2. Garis dasi V2L2 ditarik. Prosedur bertahap ini
diulangi hingga LN komposisi rafinasi yang
diinginkan tercapai. Jumlah tahap N diperoleh
untuk melakukan ekstraksi.
Contoh 5.6 Isopropil eter murni 450 kg / jam digunakan untuk
mengekstraksi larutan encer 150 kg / jam dengan 30% asam asetat (A) 30%
dengan ekstraksi multistage arus lawan arah. Konsentrasi asam keluar
dalam fase air adalah 10% berat. Hitung jumlah tahapan yang dibutuhkan.

Solution: Nilai yang diketahui VN+1 = 450, yAN+1 = 0, yCN+1 = 1.0, L0 = 150, xA0 =
0.30, xB0 = 0.70, xC0 = 0, and xAN = 0.10.

1. Poin VN + 1, L0, dan LN diplot pada Gambar di bawah ini. Untuk titik campuran
M, substitusi dengan persamaan. 5,12 dan 5,13, xCM = 0,75 dan xAM = 0,075.

2. Titik M diplot dan V1 terletak di persimpangan garis LNM dengan batas fase
untuk menghasilkan yA1 = 0,072 dan yC1 = 0,895. Konstruksi ini tidak diperlihatkan.

3. Garis L0V1 dan LNVN + 1 digambar dan persimpangan adalah titik operasi
operating seperti yang ditunjukkan.
4. Arus netto merupakan titik potong antara garis L0V1 dengan garis LN VN+1
1. Atau, koordinat Δ dapat dihitung dari
persamaan. 5.21 untuk menemukan
titik Δ.
2. Mulai dari L0 kita menggambar garis L0
Δ, yang menempatkan V1. Kemudian
garis ikat melalui V1 menempatkan L1
dalam kesetimbangan dengan V1.
(Data tie-line diperoleh dari plot yang
diperbesar.)
3. Baris L1 selanjutnya digambarkan
menemukan V2. Tie line melalui V2
menghasilkan L2.
4. Garis L2 Δ selanjutnya digambarkan
menemukan V2. Tie line melalui V2
menghasilkan L2.
5. Baris L2 Δ menghasilkan V3.
6. Garis tie line akhir menghasilkan L3,
yang telah melampaui LN yang
diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan
sekitar 2,5 tahapan teoretis.
5.4 Continuous multistage countercurrent extraction
Ekstraksi Countercurrent-Stage dengan Cairan Tak Bercampur

Jika aliran pelarut VN + 1 mengandung komponen A dan C dan aliran umpan L0


mengandung A dan B dan komponen B dan C relatif tidak dapat bercampur satu
sama lain, perhitungan tahap dibuat lebih mudah. Zat terlarut relatif encer dan sedang
ditransfer dari L0 ke VN + 1.
 x0   y 
 N 1    xN     y1  
5.23
L 1  x   V 

L  
V 
 0   1  y N 1   1  xN   1  y1 

 x0 
 L 1  x   V  1 yn1   x   y 
y   L 1  nx   V  1 1y  5.24
 0   n1   n   1 


Dimana L / = kg inert B / jam, V / = kg inert C / jam, y = fraksi massa A dalam aliran V,
dan x = fraksi massa A dalam aliran L. (5.24) adalah persamaan garis operasi yang
kemiringan ≈ L // V /. Jika y dan x cukup encer, garis akan lurus ketika diplot pada
diagram xy.
Tugas 1
Suatu larutan air masuk 100 kg / jam yang mengandung fraksi nikotin (A)
0,010 wt dalam air dikontakkkan dengan aliran minyak tanah 200 kg / jam
yang mengandung fraksi nikotin 0,0005 wt dalam menara arus lawan arah.
Air dan minyak tanah pada dasarnya tidak bisa bercampur satu sama lain.
Diinginkan untuk mengurangi konsentrasi air keluar menjadi 0,0010 wt fraksi
nikotin. Tentukan jumlah tahapan teoritis yang dibutuhkan. Data
kesetimbangan adalah sebagai berikut (C5), dengan x fraksi berat nikotin
dalam larutan air dan y dalam minyak tanah.
x y x y
0.001010 0.000806 0.00746 0.00682
0.00246 0.001959 0.00988 0.00904
0.00500 0.00454 0.0202 0.0185
Tugas 2

1. A single-stage extraction is performed in which 400 kg of a solution


containing 35 wt% acetic acid in water is contacted with 400 kg of pure
isopropyl ether. Calculate the amounts and compositions of the extract
and raffinate layers. Solve for the amounts both algebraically and by
the lever-arm rule. What percent of the acetic acid is removed?
Tugas 3

1. Pure water is to be used to extract acetic acid from 400 kg of a feed


solution containing 25 wt% acetic acid in isopropyl ether.
(a) If 400 kg of water is used, calculate the percent recovery in the water
solution in a one-stage process.
(b) If a multiple four-stage system is used and 100 kg fresh water is used
in each stage, calculate the overall percent recovery of the acid in the
total outlet water. (Hint: First, calculate the outlet extract and raffinate
streams for the first stage using 400 kg of feed solution and 100 kg of
water. For the second stage, 100 kg of water contacts the outlet organic
phase from the first stage. For the third stage, 100 kg of water contacts
the outlet organic phase from the first stage. For the third stage, 100 kg
of water contacts the outlet organic phase from the second stage, and
so on.)

Anda mungkin juga menyukai