EXTRACTION
MULTI STAGE
Materi kuliah:
1. Grafik keseimbangan terner
2. Analisis stage seimbang tunggal,
3. Analisis ekstraksi multistage
4. Pengaruh kecepatan solven
5. Pengaruh refluk
2
1. Grafik keseimbangan terner
3
diluen maupun solven sedikit
saling larut (partially miscible
system)
komponen diluen maupun
solven terdapat di kedua fase
ekstrak dan rafinat.
Oleh karena itu data
keseimbangan harus
menunjukkan hubungan ketiga
komponen di kedua fase
tersebut DIAGRAM
TERNER.
4
Contoh data keseimbangan
Acetic acid – water – isopropyl ether system, liquid-liquid equilibrium at 293 K :
Water layer ( wt % ) Isopropyl ether layer (wt%)
Acetic acid water Isoprophyl ether Acetic acid water Isoprophyl ether
0 98,8 1,2 0 0,6 99,4
6,42 91,7 1,6 1,93 1,0 97,1
13,30 84,4 2,3 4,82 1,9 93,3
25,50 71,1 3,4 11,4 3,9 84,7
44,30 45,1 10,6 31,10 10,8 58,1
46,40 37,1 16,5 36,20 15,1 48,7
Oleh karena itu data keseimbangan harus menunjukkan hubungan ketiga
komponen di kedua fase tersebut DIAGRAM TERNER.
5
Beberapa macam diagram terner yaitu:
a. Diagram segitiga sama kaki (triangular coordinates),
b. Diagram segitiga siku-siku (rectangular coordinates) dan
korelasinya dengan diagram YX (McCabe Thiele
diagram),
c. Diagram segitiga atas dasar bebas solven.
6
a. diagram segitiga sama kaki (triangular coordinates):
7
Grafik triangular ini menyajikan data keseimbangan ketiga komponen
dalam satu diagram.
9
b.Diagram segitiga siku-siku (rectangular coordinates) dan korelasinya
dengan diagram YX (McCabe Thiele diagram):
Pada titik potong sumbu X dan Y, fraksi
diluen adalah nol.
Sumbu X menunjukkan fraksi solut, dapat
dibaca sebagai fraksi solut di fase Ekstrak
(YA) dan fraksi solut di fase Rafinat (XA).
Sumbu Y menunjukkan fraksi solven,
dapat dibaca sebagai fraksi solven di fase
Ekstrak (YS) dan fraksi solven di fase Rafinat
( XS).
Garis keseimbangan Ekstrak merupakan titik-
titik (YA, YS).
Garis keseimbangan Rafinat merupakan titik-
titik (XA, XS).
10
rectangular coordinates
A, D, S
Ekstrak Y
Rafinat
X
A, D, S
11
Contoh: diketahui fraksi solut di rafinat = XA*, ingin dicari komposisi di fase ekstrak
yang berkeseimbangan dengan rafinat.
12
Contoh data keseimbangan
1. Acetic acid – water – isopropyl ether system, liquid-liquid equilibrium at 293 K :
13
Kasus a:
water sebagai diluen arus rafinat simbol fraksi x
Isopropyl eter sebagai solven arus ekstrak simbol fraksi y
Water layer ( wt % ) Isopropyl ether layer (wt%)
Acetic acid water Isoprophyl ether Acetic acid water Isoprophyl ether
RAFINAT EKSTRAK
xA xD xS yA yD ys
14
Kasus b:
Isopropyl ether sebagai diluen arus rafinat simbol fraksi x
water sebagai solven arus ekstrak simbol fraksi y
EKSTRAK RAFINAT
yA yD yS xA xD xS
15
Step-step:
16
2. Analisis stage seimbang tunggal
(single stage).
18
2. Analisis stage seimbang tunggal (single stage).
Pencampuran antara umpan dan solven akan menghasilkan arus
gabungan atau arus sigma, yang selanjutnya arus ini terpisah menjadi
2 fase dalam keadaan berkeseimbangan.
Skema proses tersebut :
Solven:
V2
Arus sigma :
Umpan: ∑
Lo Stage 1 Stage 1 Rafinat :
L1
Ekstrak:
V1
19
Arus sigma adalah arus imajiner yang sangat bermanfaat untuk
mencari korelasi kecepatan arus eksternal atau komposisi arus
umpan dan hasil, baik arus ekstrak maupun arus rafinat.
Dalam menentukan komposisi di arus sigma ini dikenal sebagai
teori sigma.
Teori sigma ini merupakan hubungan arus-arus di sekitar ekstraktor.
20
Arus-arus yang keluar alat (sebuah stage) diasumsi dalam keadaan
seimbang, korelasi ditunjukkan dalam kurva keseimbangan terner,
atau:
A di fase ekstrak berkeseimbangan dengan A di fase rafinat atau
YA1 = f ( XA1, keseimbangan ),
S di fase ekstrak berkeseimbangan dengan S di fase rafinat atau
YS1 = f ( XS1, keseimbangan).
Ekstrak:
V1
YA1
YS1
Penyelesaian diarahkan cara grafis (mengingat data keseimbangan
berbentuk segitiga terner dan hubungan arus-arus lebih mudah
dilihat, serta perhitungan lebih cepat daripada analitis). 22
Penyelesaian :
A. Hubungan arus masuk dan arus keluar mengikuti teori sigma,
maka dicari terlebih dulu kecepatan dan komposisi arus sigma.
L0 + V2 = ∑
L1 + V1 = ∑
L0 ZA YA2
V2 XAO ZA
L0 ZS YS2
V2 XSO ZS
25
Xs; Ys ∆ [V2.∑.A] adalah sebangun dengan
YS2
V2 (YA2, YS2) ∆ [∑. L0. B], maka:
V2 Σ A V2 YS2 ZS
Σ Lo Σ B ZS XS0
ZS
A ∑ (ZA, ZS)
L0 ZS YS2
Dari NM:
V2 XSO ZS
Sehingga diperoleh:
Lo V2 Σ
B V2 Σ Lo
Lo (Xao, Xso)
V2 L0
ZA XAo
XA; YA Lo V2 Σ26
Jika besar arus L0 dan V2 diketahui, maka
letak titik ∑ dapat ditentukan, dan
selanjutnya besar arus ini dapat dihitung.
27
B. Menentukan komposisi arus-arus keluar stage:
•Secara grafis:
Ekstrak:
V1
30
Langkah 1 (gambar a) menentukan ∑
Langkah 2 (gambar b dan c) menentukan komposisi V1 dan L1.
31
Geankoplis quiz