Teguh Hadi
Priyono
HIMPUNAN = GUGUS
Definisi, Pencatatan dan Himpunan Khas
a. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 }
P = nama himpunan/gugus
tanda kurawal buka dan kurawal tutup “ dan “ menyatakan
himpunan
2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen
Artinya, himpunan P beranggotakan bilangan bulat positip: 2, 3, dan 4.
x merupakan unsur
Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan semua bilangan nyata lebih
besar dari 2 dan lebih kecil dari 5
Himpunan khas:
A = { 2, 4, 6 };
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
Dicatat : A B, baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B
Sebaliknya dicatat: B A, baca B mencakup A
Tanda dibaca bukan himpunan bagian dan tanda dibaca tidak/bukan
mencakup
Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari suatu himp dibentuk himp lain
dengan memilih unsur himp itu sebagai unsurnya.
Contoh: X = { 1, 2, 3, 4 }
Himpunan bagiannya:
a. Memilih semua unsur: X4 = { 1, 2, 3, 4 }
b. Memilih tiga unsur X31 = { 1, 2, 3 } X32 = { 1, 2, 4 }
X33 = { 1, 3, 4 } X34 = { 2, 3, 4 }
c. Memilih dua unsur X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 }; X23 = { 1,
4 };
X24 = { 2, 3 }X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 }
d. Memilih 1 unsur: X11 = { 1 }; X12 = { 2 }
X13 = { 3 }; X14 = { 4 }
e. Tanpa memilih X0 = { }
Operasi Gabungan ( U )
A U B = { x / x ε A atau x ε B }
A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B.
Jika A = { 3, 5, 7 ); B = { 2, 3, 4, 8 }
A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 }
Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir
A B
Sifat-sifat gabungan
a. A U B = B U A Hukum komutasi
b. A (A U B) dan B (A U B)
Operasi potongan (irisan) = ∩
A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B }
A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B
s
A B
Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi)
b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B
Operasi selisih
Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B
A – B = { x / x € A, tetapi x € B }
Diagram Venn A – B sebagai berikut:
S
A BB
Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g }
A – B = { a, c } serta B – A = { f, g }
A – B sering dibaca “A bukan B”.
Sifat: a. (A – B) A; (B – A) B
b. (A – B); dan (B – A) adalah saling asing atau terputus
Komplemen
A’ = { x / x € S, tetapi x € A }
A’ baca “komplemen A” atau “bukan A”
Misal:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat positip
A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil
A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap
Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir)
AA
A’
Sifat:
a. A U A’ = S
b. A ∩ A’ = ø
c. (A’)’ = A
Latihan 1
Gambarkan sebuah diagram venn untuk menunjukkan himpunan universal S dan
himpunan-himpunan bagian A serta B jika:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = {2, 3, 5, 7 }
B = {1, 3, 4, 7, 8 }
Kemudian selesaikan :
a) A – B b) B – A c) A ∩ B
d) A U B e) A ∩ B’ f) B ∩ A’
g) (A U B)’ h) (A ∩ B)’
SISTEM BILANGAN
1. Pembagian bilangan
Bilangan
2; -2; Nyata
1,1; -1,1 Khayal
+ dan -
Akar negatip
√(-4) = ± 2
Rasional Irrasional
Bulat Pecahan
1; 4; 8; ½; 2/7 dsb
-2; -5
2. Tanda pertidaksamaan
• Tanda < melambangkan “lebih kecil dari”
• Tanda > melambangkan “lebih besar dari”
• Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan”
• Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan”
3. Sifat
• Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b
• Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b
• Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b
• Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d
FUNGSI
Pengertian
Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn hubungan. Tetapi ada hubungan
dimana satu unsur X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap unsur X
dihubungkan dengan setiap unsur Y)
Dengan denah Venn sbb:
X Y
◦ •
◦ • Hubungan 1 - 1
◦ •
Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap nilai x dihubungkan (hanya
terdapat satu) nilai y yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau fungsi.
Jelasnya fungsi LINEAR
Perhatikan juga contoh berikut:
y = f(x)
•x1
•y1
y1 • •
•x2
•yn
•xn
x1 x2
X
0 X Y
ditransformasi
aturan
Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai Domain atau Daerah fungsi (D f) dan
nilai y disebut dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf).
Df = { x / x ε X }
Wf = { y / y ε Y }
Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari merupakan fungsi dari
output Q tiap hari:
C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas limit sebesar 100 unit per
hari.Berapa Daerah dan Range dari fungsi biaya?
Jawaban:
Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 }
Rf = { C / 150 ≤ C ≤ 850 } Dapat Anda jelaskan ?
MACAM-MACAM FUNGSI
a. Fungsi
Polinomial
Bentuk umumnya :
y = a + bx + cx2 + . . . + pxn
y
y
y
Slope = a1
case c < 0
a0 a0
x x
x
Titik belok
Titik
maksimum
Titik minimum
x
b. Fungsi Rasional
Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua polinomial dengan variabel x
atau juga berupa fungsi hiperbola.
Hiperbola: y = (a/x),
a>0
x
0
y y
Eksponensial y = bx Logaritma y=
,b>1 logbx
x 0 x
0
Fungsi linear
• Fungsi linear merupakan bentuk yang paling dasar dan sering digunakan
dalam analisa ekonomi
• Fungsi linear merupakan hubungan sebab-akibat dalam analisa ekonomi –
misalnya:
- antara permintaan dan harga
- invests dan tingkat bunga
- konsumsi dan pendapatan nasional, dll
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1 atau fungsi polinom
derajad-1.
Bentuk umum
Diturunkan dari fungsi polinom:
y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn
y = 4 + 2x a = 4
b=2
Pengertian: a = 4, penggal garis pada sumbu vertikal y
y
b
a + bx
y= b
b a0 = penggal garis y = a + bx,
b pada sumbu y yaitu nilai y saat x
∆y = b =0
∆x
a
x
0 1 2 3 4 5
y = 36 – 4x
maka; b = -4 (∆y/∆x)
a = 36
y
36 • (0,36)
y = 36 – 4x
18
(9,0)
• x
0
9
Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang sering digunakan dalam
analisa ekonomi
Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear juga merupakan hubungan
sebab-akibat
Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2 atau fungsi polinom derajad-
2.
Bentuk umum
Diturunkan dari fungsi polinom:
y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn
y = 8 – 2x – x2 y = 6 + 4x + 2x2
a=8 a=6
b = -2 b=4
c = -1 (a < 0) c = 2 (a > 0)
Menggambar kurva non linear kuadratik
a. Cari titik penggal dengan sb x, pada nilai y = 0
0 = 8 – 2x – x2 atau 8 – 2x – x2 = 0
Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua cara: 1.
Faktorisasi
Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi tersebut menjadi bentuk perkalian
ruas-ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua fungsi yang lebih kecil
Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan:
(2 - x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x)
(2 - x)(4 + x) = 0
(2 - x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0)
(4 + x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0)
-b ± √ b2 – 4ac x=
2c
- (-2) ± √ (-2)2 – 4(-1)(8) =
2(-1)
2 ± √ 4 + 32 2±6
x = =
-2 -2
-b b2 – 4ac
x = ----, dan y = -----------
2a -4a
b. Sejajar
+ b1
a 1x Sejajar: Jika dan hanya jika
y1 =
a1 = a2
b2
a 2x + b1 ± b2
y2 =
c. Berpotongan
Berpotongan: jika dan hanya
y jika
Ttk pot
+ b 1x a1 ± a2
a1
•y y1 = b1 ± b 2
2 =a
2 -b
2 x
x
Dua garis fungsi linear dan fungsi non linear hanya dapat berpotongan.
y
Ttk pot
x Ttk pot
a1 + b1
a<0 • y1 =
• a>0
y2 = a + bx + c x2
x
Mencari titik potong dua garis/persamaan
Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada perpotongan
tersebut
Caranya:
(1) Bentuk fungsi harus y = f(x)
(2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik potong
(1) 2x + 3y = 21 dan
(2) x + 4y = 23
Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada saat
perpotongan tersebut.
Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x)
(1) 2x + 3y = 21 3y = 21 – 2x atau y = 7 – (2/3)x
(2) x + 4y = 23 4y = 23 – x atau y = (23/4) – (1/4)x
Q d, Q s
a Qs = -c + dP
Qd = a -bP
Q0 keseimbangan
0 P
P1 P0
-c
Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb:
Qs = 4 – p2 dan Qd = 4P – 1
Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam ekonomi, maka titik potong
pada (1, 3), dan (-5, -21) tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah
positip) maka keseimbangan pada (1, 3)}
4 QS = 4p - 1
3 1,3 keseimbangan
QD = 4 - p 2
0 1 2
-1
Keseimbangan pasar (lanjutan)
Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an permintaan dan penawaran dari
suatu komoditi tertentu jika:
Qd = 16 – P2 , (Permintaan)
QS = 2p2 – 4p (penawaran)
Gambarkan grafiknya
Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5
Penjelasan
Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs
16 – p2 = 2p2 – 4p
3p2 – 4p – 16 = 0
Qs
p
4
3.1
Qd
2
Q
0 6.4 16
p Qs
Qd
Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses supply mendorong harga
turun.
DERIVATIF
1.1. Pengantar Kalkulus
Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang
a. Fungsi
b. Derivatif atau fungsi turunan
c. Derivatif parsial dan
d. Integral
Pendekatan matematis yang sangat pesat dewasa ini membuat seorang ahli
ekonomi termasuk Agric. Economist, atau agribussines manager perlu
mendalami pengetahuan kalkulus diferensial dan integral. Untuk kesempatan
ini, kalkulus diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi lebih diutamakan.
1.2. Limit fungsi
Perhatikan fungsi h yang diberikan dengan persamaan:
2x2 + x - 3
h(x) = -------------
x-1
Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian rupa, supaya jika
disubstitusikan nilai x = 1, (perhatikan pembagi/penyebut) maka nilainya ±
0/0 (bentuk tak tentu)
Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas faktornya, sehingga:
x2 - 4
Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak
tentu, untuk x = 2 x-2
Karena itu g(x) disederhanakan menjadi:
(x – 2)(x + 2)
g(x) = ------------------- = x + 2.
x-2
Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai berikut:
0 1 x
2x2 + x - 3
lim h(x) = lim ------------- = 5
x1 x1 x-1
x2 - 4
lim g(x) = lim --------- = 4
x x x-2
2 2
x<2 h(x) x>2 h(x)
1.8 3.8 2.2 4.2
1.9 3.9 2.1 4.1
1.95 3.95 2.05 4.05
1.99 3.99 2.01 4.01
1.995 3.995 2.005 4.005
1.999 3.999 2.001 4.001
1.3. Pengertian Derivatif
Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x) mempunyai nilai (terdefinisi) pada x
= x0 dan y = f(x) kontinu di titik tersebut, maka:
Y
Y = f(x) diskontinu
pada x
Y = f(x)
= x0
Y=f(x)
y1 ◦
y0 y0
• Y = f(x) kontinu •
pada x
= x0
x x0
x0
0
Sehingga f(x) – f(x0)
------------------ = ---
x – x0
0
2x Δx + (Δx)2
Δy/Δx = Δx
= 2x + Δx
dy/dx = 2x + 0
= 2x
Δy
Lim = lim nxn-1 atau
Δx->0Δx Δx->0
dy/dx = nxn-1
Contoh: y = x5
dy/dx = 5x4.
Misal C = total cost, q = output C = q3
derivatif C thdp q = 3q2.
Rule 2: Multiplication by a constant.
y + Δy = c(x + Δx)2
Δy = cx2 + c2xΔx + c(Δx)2 – cx2
= c2xΔx + c(Δx)2
Δy
---- = c2x + c(Δx)
Δx
Δy ---- = lim c2x ,
lim Jadi dy/dx = c2x
Δx
Δx->0 Δx->0
dy/dx = ncxn-1
Contoh:
Cari derivatif f(x) = 7x4 + 2x3 – 3x + 37
g(x) = 7x4; g’(x) = 28x3
h(x) = 2x3; h’(x) = 6x2
k(x) = -3x; k’(x) = -3
l(x) = 37; l’(x) = 0
jadi f’(x) = 28x3 + 6x2 – 3
Rule 4: derivative of a product
y = f(x) = g(x).h(x)
f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x)
y = f(x) = g(x)/h(x).
g’(x)h(x) – g(x)h’(x)
f’(x) = [h(x)]2
(2)(x + 1) – (1)(2x – 3)
f’(x) (x + 1)2
= 2x + 2 – 2x + 3
=
(x + 1)2
5
=
(x + 1)2
Rule 6: Chain rule
Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat menghasilkan y unit gandum dan
z adalah roti yg terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit lahan (x)
dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga: y = 2x
Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15 unit roti (z), yang
digambarkan sebagai:
z = 15y
Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x), maka berapa besar perubahan
roti (z) akan terjadi dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masalah hukum
berantai dari turunan fungsi (derivatif). dy/dx merupakan perubahan y apabila
sejumlah kecil perubahan x yaitu dy/dx = 2. Perubahan z apabila ada perubahan
y dz/dy = 15. Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubahan x menjadi:
Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x.
v = t2 dan t = 1 + x2
dy/dx = (dy/du)(du/dx)
= (3u2)(2x)
= 6x(u)2
= 6x(1 + x2)2.
1.5. Derivatif of higher order
Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif
kedua dilambangkan dengan:
d2y/dx2 atau f”(x) atau y”
Demikian seterusnya untuk derivatif yang lebih tinggi. Semua hukum-hukum
yang sudah dibahas, berlaku untuk mencari derivatif orde yang lebih tinggi.
Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari satu variabel. z = f(x, y)
atau z = f( u, v, x) dst
Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel.
Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,)
dimana h = harga komoditi itu sendiri
hkl = harga komoditi lain
sK = selera konsumen
i = income
Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi:
z = f(x , y), bila y dianggap tetap, maka z hanya merupakan fungsi x dan
derivatif z ke x dapat dihitung.
f =f
Maksimum dan minimum
y = f(x)
akan maksimum pada saat:
dy/dx = 0
dan d2y/dx2 < 0
• akan minimum pada saat:
dy/dx = 0
dan d2y/dx2 > 0
• akan mempunyai titik belok (inflection point) pada:
dy/dx = 0
dan d2y/dx2 = 0
y = f(x) = -x2 + 4x + 7
dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2
d2y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks. pada x = 2.
nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2 + 4(2) + 7 = 11
Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari:
z = x2 + xy + y2 – 3x + 2
Langkah-langkah:
a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3
fy = x + 2y
b. fx = 0 dan fy = 0
2x + y – 3 = 0
x + 2y = 0
Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x.
Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0
didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0
atau 3x = 6 x = 2.
Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1.
Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min
c. Uji dengan derivatif kedua:
fxx = 2; fyy = 2; fxy = fyx = 1
fxxfyy – (fxy)2 = 2.2 – 12 = 3 > 0
artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada titik (2, -1).
d. Nilai zmin = (2)2 + (2)(-1) + (-1)2 – 3(2) + 2
= 4 – 2 + 1 – 6 + 2 = -1.
1.7 Aplikasi dalam ekonomi
1) Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaan adalah persentase per-ubahan jumlah komoditi
diminta apabila terdapat perubahan harga.
Jika q = komoditi yg diminta, Δq = perubahannya, p = harga komoditi, Δp =
perubahannya
Δq/q Δq/q Δq p dq p
Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- --
Δp/p Δp->0Δp/p Δp->0 Δp q dp q
Contoh:
Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p2 hitung elastisitas permintaan jika
harga berkurang 5% (bukan mendekati nol) dari p = 2, q = 10. Gunakan
pendekatan derivatif.
TC = f(q),
merupakan fungsi biaya , dimana TC = total cost, dan q = produk yang
dihasilkan.
TC/q = f(q)/q,
merupakan fungsi biaya rata-rata.
MC = dTC/dq,
merupakan derivatif dari TC, sebagai biaya mar-ginal. Biaya marginal
adalah tambahan biaya yg dibutuhkan per satuan tambahan produk.
Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah ini.
TC
Rp
AC
MC
FC
q
Contoh dengan data diskrit
q FC VC TC AC MC
1 100 10 110 110.00 -
2 100 16 116 58.00 6.0
3 100 21 121 40.33 5.0
4 100 26 126 31.50 5.0
5 100 30 130 26.00 4.0
6 100 36 136 22.67 6.0
7 100 45.5 145.5 20.78 9.5
8 100 56 156 19.50 10.5
9 100 72 172 19.10 16
MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10
AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q
3) Revenue and Marginal revenue
Apabila fungsi permintaan diketahui, maka Total Revenue (TR) adalah
jumlah produk yang diminta dikali harga. Jadi jika q = kuantitas diminta
dan p = harga dengan q = f(p) maka:
Landasan teknis dari produsen dalam teori ekonomi disebut dengan FUNGSI
PRODUKSI. Fungsi produksi = persamaan yang menunjukkan hubungan
antara tingkat penggunaan input-input dengan tingkat output.
PM
PR
x
Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb: pada saat PT maks, maka PM = 0,
pada saat PR maks, maka PM = PR, dan PR maks pada saat grs lurus dari titik
nol (origin) menyinggung kurva PT.
Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya jika input variabel terdiri atas
satu input. Untuk
Q = f(x1, x2)/x3, … , xN)
atau dua input variabel,
z maka kurvanya dalam ruang spt berikut:
x1
x2
MATRIKS
Matriks adalah data kuantitatif yang disusun dalam bentuk “baris” dan “lajur”.
Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan (rata-rata)
Bulan A B C
Kota
Jan 4000 4500 4200
Feb 4200 4600 4500
Mar 4200 4700 4500
Dengan catatan matriks ditulis:
A = 4000 4500 4200 B= 1 0 1 4
4200 4600 4500 3 2 6 7
4200 4700 4500 9 8 4 1
Penggandaan matriks
Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q jika dan hanya jika lajur
matriks A = baris matriks B atau n = p
Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur dimana setiap baris A
digandakan dengan setiap lajur B seperti contoh berikut ini.
1 1 0 8 -1
2 4 5 1 1
6 7 8 1 2
(1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) +
1 1 0 8 -1 (1 1 0) 8 , (1 1
= (1)(1) + (0)(2)
2 4 5 1 1= 0) -1
6 7 8 1 2 1 1 (2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) +
1 2 (4)(1) + (5)(2)
(2 4 5) 8 , ( 2 4
(6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) +
5) -1 9 0
(7)(1) + (8)(2)
1 1 =
25 12
1 2
(6 7 8) 8 , (6 7 63 17
8) -1
1 1
1 2
Putaran matriks
Contoh: A = 3 8 -9 A’ = 3 1
1 0 4 8 0
-9 4
D= 1 0 4 D’ = 1 0 4
0 3 7 0 3 7
4 7 2 4 7 2
Matriks kofaktor K = 3 2 0 2 0 3 = 21 6 -9
-
0 7 3 7 3 0 -7 31 3
5 -8 12
1 -1 4 -1 4 1
- -
0 7 3 7 3 0
1 -1 4 -1 4 1
-
3 2 0 2 0 3
Matriks putaran K = K’ = 21 -7 5
6 31 -8
-9 3 12
B-1 = (1/99) 21 -7 5
6 31 -8
-9 3 12
B B-1 I
PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM EKONOMI (INPUT –
OUTPUT Analysis)
Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in-dustri (atau sektor industri).
Artinya output suatu sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me-menuhi
permintaan akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal maupun ekspor.
Sementara Input suatu sektor dibeli dari sektor lain.
Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu sektor dgn sektor lain
dinyatakan dengan himpunan persamaan linear. Contoh analisis input-output
Leontief.
Dengan notasi matriks model I-O sbb:
AX + F = X atau
X - AX = F atau
(I – A)X = F pers matriks Leontief
X = F/(I - A) = (I – A)-1. F.
Matriks kebalikan
Leontief
0.2 0.3 0.2 x1 10 Mis. Sektor perekonomian terdiri dari
3 sektor Pertanian, Industri dan Jasa.
0.4 0.1 0.2 x2 5
0.1 0.3 0.2 x3 6
A X F
Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka diramalkan output sektor
pertanian, industri dan jasa masing-masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68
satuan dan 18.36 satuan.
Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau dinaikkan, maka ramalan
output tiap sektor dapat diketahui.
TERIMA KASIH