Anda di halaman 1dari 44

TUGAS MATEMATIKA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH : LIA PERMATASARI
XI TKJ 1
GURU PEMBIMBING :NERA APRINA S.Pd
MATERI 1 : PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT
Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan polinomial berorde dua. Bentuk umum
dari persamaan kuadrat adalah

y= ax2 + bx + c
dengan
a≠0
Huruf-huruf a, b dan c disebut sebagai koefisien: koefisien kuadrat a adalah koefisien dari x2,
koefisien linier b adalah koefisien dari x, dan c adalah koefisien konstan atau disebut juga
suku bebas.

Variasi nilai a Variasi nilai b Variasi nilai c

Nilai-nilai a, b dan c menentukan bagaimana bentuk parabola dari fungsi persamaan kuadrat
dalam ruang xy.

 a menentukan seberapa cekung/cembung parabola yang dibentuk oleh fungsi kuadrat.


Nilai a > 0 akan menyebabkan parabola terbuka ke atas, sedangkan nilai a < 0 akan
menyebabkan parabola terbuka ke bawah.
 b menentukan kira-kira posisi x puncak parabola, atau sumbu simetri cermin dari kurva
yang dibentuk. Posisi tepatnya adalah -b/2a.
 c menentukan titik potong fungsi parabola yang dibentuk dengan sumbu y atau saat x = 0.
Ilustrasi grafik-grafik persamaan kuadrat dengan berbagai variasi nilai a. b dan c dapat dilihat
pada gambar di atas.

RUMUS KUADRATIS (RUMUS ABC)

Rumus kuadratis dikenal pula dengan nama rumus abc karena digunakan untuk menghitung
akar-akar persamaan kuadrat yang tergantung dari nilai-nilai a, b dan c suatu persamaan
kuadrat. Rumus yang dimaksud memiliki bentuk
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝑥1,2 = 2𝑎
Rumus ini digunakan untuk mencari akar-akar persamaan kuadrat apabila dinyatakan bahwa
y=0
Dari rumus tersebut akan diperoleh akar-akar persamaan, sehingga persamaan semula dalam
bentuk
y = ax2 + bx + c
dapat dituliskan menjadi
y = ( x – x1 ) ( x – x2 )
Dari persamaan terakhir ini dapat pula dituliskan dua hubungan yang telah umum dikenal,
yaitu
x1 + x2 = -b/a
dan
x1.x2 = c/a

DISKRIMINAN / DETERMINAN
Dalam rumus kuadrat di atas, terdapat istilah yang berada dalam tanda akar:
b2 - 4ac
yang disebut sebagai diskriminan atau juga sering disebut determinan suatu persamaan
kuadrat. Kadang dinotasikan dengan huruf D.
Suatu persamaan kuadrat dengan koefisien-koefisien riil dapat memiliki hanya sebuah
akar atau dua buah akar yang berbeda, di mana akar-akar yang dimaksud dapat
berbentuk bilangan riil atau kompleks. Dalam hal ini diskriminan menentukan jumlah dan
sifat dari akar-akar persamaan kuadrat. Terdapat tiga kasus yang mungkin:

 Jika diskriminan bersifat positif, akan terdapat dua akar berbeda yang kedua-duanya
merupakan bilangan riil. Untuk persamaan kuadrat dengan koefisien berupa bilangan
bulat, apabila diskriminan merupakan suatu kuadrat sempurna, maka akar-akarnya
merupakan bilangan rasional -- sebaliknya dapat pula merupakan bilangan irrasional
kuadrat.

 Jika diskriminan bernilai nol, terdapat eksak satu akar, dan akar yang dimaksud
merupakan bilangan riil. Hal ini kadang disebut sebagai akar ganda, di mana nilainya
adalah:
x= -b / 2a

 Jika diskriminan bernilai negatif, tidak terdapat akar riil. Sebagai gantinya,
terdapat dua buah akar kompleks (tidak-real), yang satu sama lain
merupakan konjugat kompleks:

√4ac−b2 √4𝑎𝑐−𝑏2
X+ = -b/2a + i dan x- =-b/2a – i
2𝑎 2𝑎
Jadi akar-akar akan berbeda, jika dan hanya jika diskriminan bernilai tidak sama
dengan nol, dan akar-akar akan bersifat riil, jika dan hanya jika diskriminan
bernilai tidak negatif.
AKAR RIIL DAN KOMPLEKS
Persamaan kuadrat dapat memiliki sebuah akar (akar ganda) atau dua buah akar yang
berbeda, yang terakhir ini dapat bersifat riil atau kompleks bergantung dari nilai
diskriminannya. Akar-akar persamaan kuadrat dapat pula dipandang sebagai titik
potongnya dengan sumbu x atau garis y = 0.
Titik potong dengan garis y = d
Dengan cara pandang ini, rumus persamaan kuadrat dapat digunakan apabila diinginkan
untuk mencari titik potong antara suatu persamaan kuadrat (y1=ax2 +bx +c) dengan suatu
garis mendatar (y2 = d). Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi persamaan kuadrat
tersebut dengan persamaan garis yang titik potong antar keduanya ingin dicari dan
menyamakannya dengan nol.
Intepretasi yang sama pun berlaku, yaitu bila:

 diskriminan positif, terdapat dua titik potong antara y1 dan y2,


 diskriminan nol, terdapat hanya satu titik potong antara y1 dan y2, dan
 diskriminan negatif, tidak terdapat titik potong antara kedua kurva, y1 dan y2.
SOAL :
MATERI 2 : OPERASI KOMPOSISI DAN OPERASI INVERS PADA FUNGSI

Pengertian Konvers adalah balikan dari pernyataan implikasi.


Pengertian Invers adalah negasi dari pernyataan implikasi.
Pengertian Kontraposisi adalah balikan dan negasi dari pernyataan implikasi.

Fungsi Komposisi
Dari dua jenis fungsi f(x) dan g(x) kita dapat membentuk sebuah fungsi baru dengan
menggunakan sistem operasi komposisi. operasi komposisi biasa dilambangkan dengan "o"
(komposisi/bundaran). fungsi baru yang dapat kita bentuk dari f(x) dan g(x) adalah:
(g o f)(x) artinya f dimasukkan ke g
(f o g)(x) artinya g dimasukkan ke f
Fungsi Invers
Apabila fungsi dari himpunan A ke B dinyatakan dengan f, maka invers dari
fungsi f merupakan sebuah relasi dari himpunan A ke B. Sehingga, fungsi invers dari f : A ->
B adalah f-1: B -> A. dapat disimpulkan bahwa daerah hasil dari f-1 (x) merupakan daerah asal
bagi f(x) begitupun sebaliknya.
Cara menenukan fungsi invers bila fungsi f(x) telah diketahui:
Pertama
Ubah persamaan y = f (x) menjadi bentuk x sebagai fungsi dari y
Kedua
Hasil perubahan bentuk x sebagai fungsi y itu dinamakan sebagai f-1(y)
Ketiga
Ubah y menjadi x [f-1(y) menjadi f-1(x)]
Dari implikasi p → q (dibaca : jika p maka q) dapat dibuat pernyataan :

Konvers=q→p
Invers=p→q
Kontraposisi = q → p
Rumus Fungsi Invers
Invers dari fungsi linier : f(x) = ax + b
nversnya adalah :

Fungsi Pecahan :

inversnya adalah :

Fungsi kuadrat :
f(x) = ax2 + bx + c

inversnya adalah :

Rumus Fungsi Komposisi :


Nilai kebenaran Konvers, Invers dan Kontraposisi dari Implikasi:

p q Implikasi Konvers Invers Kontraposisi


p=>q q=>p ~p=>~q ~q=>~p
B B B B B B
B S S B B S
S B B S S B
S S B B B B
Dari tabel diatas diketahui Implikasi ekuvalen dengan kontra posisi atau biasa ditulis dengan

p=>q≡ ~q=>~p
Contoh invers, komposisi, implikasi, konvers dan kontraposisi:

 Implikasi: Jika hati tenang maka kita senang.


 Konvers: Jika kita senang maka hati tenang.
 Invers: jika hati tidak tenang maka kita tidak senang
 Kontraposisi: Jika kita tidak senang maka hati tidak tenang.
Contoh Soal Fungsi Komposisi
Jika Ahmad diturunkan, maka Pasukan menang.

Buatlah kalimat di atas menjadi pernyataan konvers, invers, dan kontraposisi.

Jawab :

p → q : Jika Ahmad diturunkan, maka Pasukan menang.

 Konvers = Jika Pasukan menang, maka Ahmad diturunkan.


 Invers = Jika Ahmad tidak diturunkan, maka Pasukan tidak menang.
 Kontraposisi = Jika Pasukan tidak menang, maka Ahmad tidak diturunkan.
Contoh Soal Fungsi Invers :
Tentukan nilai invers dari fungsi F(x) = (2x + 2)2 – 5 ?
Pembahasan :
Menggunakan Rumus 1 :
Misalkan F(x) = y
y = (2x + 2)2 – 5
y + 5 = (2x + 2)2
(y + 5)1/2 = 2x + 2
(y + 5)1/2 – 2 = 2x
[(y +5)1/2 – 2]/2 = x
Jadi f-1(x) = [(x + 5)1/2 – 2]/2
Menggunakan Rumus Cepat :
Operasi x pada fungsi F(x) = (2x + 2)2 – 5 yaitu :

Dikalikan 2, ditambah 2, dikuadratkan, dikurangi 5


Lanjutkan kebalikan operasi diatas beserta urutannya :

Ditambahkan 5, Diakar pangkatkan 2, Dikurangi 2, Dibagi 2


Sehingga hasil inversnya menjadi f-1(x) =[(x + 5)1/2 – 2]/2
Sekian gambaran tentang rumus fungsi invers dan juga fungsi komposisi beserta contoh
soalnya berdasarkan sumber sumber dan referensi yang telah kami rangkumkan kali ini. Semoga
apa yang telah kita pelajari dalam artikel ini dapat bermanfaat khususnya mengenai cara
menghitung fungsi invers dan komposisi diatas.

SOAL :

1. Diketahui f(x) = 3x - 4 dan g(x) = 2x, maka tentukanlah rumus (f o g)(x) dan (g o f)(x) ...
PEMBAHASAN
(f o g)(x) = g dimasukkan ke f menggantikan x
(f o g)(x) = 3(2x)-4
(f o g)(x) = 6x - 4

(g o f)(x) = f dimasukkan ke g menggantikan x


(g o f)(x) = 2(3x-4)
(g o f)(x) = 6x-8

2. Tentukan invers dari fungsi y = 2x + 3/4x + 5


PEMBAHASAN :
y = 2x + 3/ 4x + 5
y (4x + 5) = 2x + 3
4yx + 5y = 2x + 3
4yx – 2x = 3 – 5y
x (4y-2) = 3 – 5y
x = 3 – 5y / 4y-2
ATAU
x = -5y +3 / 4y – 2
Jadi dengan dimikian f-1 (y) = 2x + 3/ 4x + 5 = -5y +3 / 4y – 2
atau f-1(x) = -5x +3 / 4x – 2

3. Tentukan invers dari fungsi f(x) di bawah ini

4x−3
𝑓(𝑥) = x+2

Pembahasan:

4x−3
Misalkan f(x) = y, maka 𝑦 = x+2

y(x – 2) = 4x -3

xy + 2y= 4x – 3
xy – 4x= -3 – 2y

x(y – 4) = -3 – 2y

−3−2y
x= y−4

−(3+2y)
x= −(4−y)

3+ 2y
x= 4−y

Berdasarkan persamaan akhir di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi invers dari f(x) adalah

3+ 2x
f-1(x) = 4−x

4. Jika diketahui f(x)= 3x + 4 dan (f o g) (x) = 6x -2, maka tentukan fungsi g(x)...

PEMBAHASAN :

Dik : a= 3, b= 4, p= 6, q= -2

Dit : g(x)?

JAWAB :

 (f o g) (x) = 6x – 2

 (g(x)) = 6x – 2

Ganti x pada f(x) dengan g(x)

 3(g(x)) + 4 = 6x – 2

 3 g(x) + 4 = 6x – 2

 3 g(x) = 6x – 2 – 4

 3 g(x) = 6x – 6

 g (x) = (6x – 6) / 3

 g (x) = 2x – 2

5. jika diketahui komposisi fungsi (f o g) (x) = 2x2 – x + 3 dan f(x) = 4x – 1, maka


tentukanlah fungsi g(x) yang memenuhi komposisi tersebut...

PEMBAHASAN :
Dik : a = 4, b = -1, p = 2, q = -1, r = 3

Dit : g(x)?

JAWAB :

 (f o g) (x) = 2x2 – x + 3

 f(g(x)) = 2x2 – x + 3

subtitusi x pada f(x) menjadi g(x)

 4(g(x)) – 1 = 2x2 – x + 3

 4 g(x) – 1 = 2x2 – x + 3

 4 g(x) = 2x2 – x + 3 + 1

 4 g(x) = 2x2 – x + 4

 g(x) ¼ (2x2 – x + 4)

 g(x) = ½ x2 – 1/4x + 1

6. jika diketahui fungsi g(x) = x + 6 dan komposisi fungsi (f o g) (x) = 4 – 2x, maka
tentukanlah fungsi f(x) yang memenuhi komposisi tersebut...

PEMBAHASAN :

Dik : a = 1, b = 6, p= -2 , q = 4

Dit : g(x)

JAWAB :

 (f o g) (x) = 4 – 2x

 f(g(x)) = 4 – 2x

 f(x + 6) = 4 – 2x

jika dimisalkan x + 6 = y, maka x= y – 6, dan diperoleh

 f(y) = 4 – 2 (y – 6)

 f(y) = 4 – 2y + 12

 f(y) = 16 – 2y
kembalikan y menjadi x, maka diperoleh...

f(x) = 16 – 2x

3𝑥+4
7. fungsi invers dari f(x) = adalah....
2𝑥−1

PENYELESAIAN :
3𝑥+4
Dik : f(x) =
2𝑥−1

Dit : f-1 (x) ?

JAWAB :

3𝑥+4
y= f(x) ↔ x = f- 1 (y) misalkan y =
2𝑥−1

↔y (2x – 1) = 3x + 4

↔2x y – y = 3x + 4

↔2x y – 3x = y + 4

↔x (2y – 3) = y + 4

𝑦+4
↔x =
2𝑦−3

𝑦+4
↔f-1(y) =
2𝑦−3

𝑥+4
f-1 (x) =
2𝑥−3

4𝑥− 3
8. tentukan fungsi invers dari f(x) =
2𝑥+1

JAWAB :

4𝑥− 3
 y=
2𝑥+1

 2xy + y = 4x – 3

 y + 3 = 4x – 2xy

 y + 3 = x(4 – 2y)
𝑦+3
 x=
4−2𝑦

𝑥+3
 f-1(x) =
4−2𝑥

3𝑥−2 8
9. invers dari fungsi f(x) = , x ≠ - adalah f-1(x) =.....
5𝑥+8 5

JAWAB :

3𝑥−2
 y=
5𝑥+8

 5xy + 8y = 3x – 2

 8y + 2 = x(3 – 5y)

8𝑥+ 2
 x=
3−5𝑦

8𝑥+ 2
 f-1(x) =
3−5𝑥

−(8𝑥+ 2)
 atau f-1(x) =
3−5𝑦

𝑥+ 2
10. diberikan sebuah fungsi f(x) = nilai dari f-1(1) adalah .....
5−3𝑥

JAWAB :

𝑥+ 2
 1=
5−3𝑥

 5 – 3x = x + 2

 5 – 2 = x + 3x

 3 = 4x

3 3
 x= -> f-1 (1) =
4 4
MATERI 3 : MENENTUKAN PERSAMAAN LINGKARAN

Persamaan Lingkaran
Terdapat berbagai macam persamaan lingkaran, yaitu persamaan yang dibentuk dari titik
pusat dan jari-jari serta suatu persamaan yang bisa dicari titik pusat dan jari – jarinya.

Persamaan umum lingkaran


Dalam Persamaan lingkaran, terdapat persamaan umum, seperti dibawah ini :

Adalah bentuk umum rumus persamaannya.

Dilihat dari persamaan diatas, dapat ditentukan titik pusat serta jari – jari lingkaran nya,
adalah :

Titik pusat lingkaran adalah :

Persamaan lingkaran pada pusat P (a,b) dan jari-jari r


Dari sebuah lingkaran jika diketahui titik pusat dan jari-jari nya, akan didapatkan yaitu
dengan rumus :

( × - a )2 + ( y –b )2 = r2

Jika diketahui titik pusat suatu lingkaran dan jari – jari lingkaran dimana (a,b) adalah titik
pusat dan r adalah jari-jari dari lingkaran.

Dari persamaan yang didapat diatas, kita dapat menentukan apakah termasuk titik terletak
pada lingkaran tersebut, atau di dalam lingkaran atau diluar lingkaran. Untuk menentukan
letak titik tersebut, yaitu dengan menggunakan subtitusi titik pada variabel x dan y lalu
dibandingkan hasil nya dengan kuadrat dari jari-jari lingkaran.
Suatu titik terletak:

Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Di luar lingkaran:

Persamaan lingkaran pada dengan pusat O (0,0) dan jari-jari r


Jika titik pusat di O(0,0), maka lakukanlah subtitusi pada bagian sebelum nya, yakni :

Dari persamaan diatas, maka, dapat ditentukan letak suatu titik terhadap lingkaran tersebut.

Suatu titik terletak:

Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Diluar lingkaran:
SOAL :

1. Pada sebuah kapal pesiar yang ditempatkan pada koordinat (5, 12) memiliki radar dengan
jangkauan sebesar 45 km ke segala arah. (a) Tulislah persamaan yang memodelkan
jangkauan maksimum dari radar yang terdapat pada kapal pesiar tersebut, dan (b) gunakan
rumus jarak untuk menentukan apakah radar tersebut dapat mendeteksi kapal lain yang
terletak pada koordinat (50, 25).

PEMBAHASAN :

(a) Dengan memakai posisi kapal pesiar, (5, 12), sebagai titik pusat, kita memperoleh a =
5, b = 12, dan r = 45. Sehingga, jangkauan maksimum pada radar tersebut dapat dimodelkan
sebagai: (x – 5)2 + (y – 12)2 = 452 yang sama dengan persamaan (x – 5)2 + (y – 12)2 = 2.025.

(b) Dengan (x1, y1) = (5, 12) dan (x2, y2) = (50, 25), maka kita dapat menggunakan rumus
jarak
Karena 46,84 > 45, maka kapal pesiar yang kedua tidak akan dapat terdeteksi oleh radar
kapal pesiar yang pertama.

2. Tentukanlah persamaan dari lingkaran yang berwarna biru dan merah, kemudian tentukan
luas daerah pada lingkaran yang berwarna biru ?

PEMBAHASAN :

Dengan memakai grid pada gambar di atas, kita dapat mengetahui bahwa lingkaran yang
berwarna biru memiliki titik pusat di (2, 0) dan berjari-jari R = 4 satuan panjang. Selain itu,
kita juga dapat mengetahui bahwa lingkaran yang berwarna merah memiliki titik pusat di (2,
2) dan berjari-jari r = 2 satuan panjang.

Maka dapat diasumsikan yang berwarna biru adalah (x – 2)2 + (y – o)2 = 42 atau dapat
disederhanakan menjadi persamaan (x – 2)2 + y2 = 16. Dengan cara yang sebelumnya kita
juga dapat memperoleh persamaan lingkaran yang berwarna merah yakni (x – 2)2 + (y – 2)2 =
4

Selanjut nya kita akan menghitung luas daerah yang berwarna biru. Daerah ini adalah hasil
dari pengurangan daerah yang berada dalam lingkaran biru oleh daerah dalam lingkaran
merah. Sehingga menjadi,

Maka, luas daerah yang berwarna biru adalah 12π satuan luas.

3. Tentukan persamaan lingkaran jika diketahui:

a. Pusatnya O (0,0) dan berjari-jari 10


b. Pusatnya O(0,00 dan melalui (8,-15)

PEMBAHASAN :

a.Pusatnya O (0,0) dan berjari-jari 10 ,adalah


X2 + y2 = r2
X2 + y2 = 102
X2 + y2 = 100

Jadi, persamaan lingkarannya adalah X2 + y2 = 100

b. Pusatnya O(0,00 dan melalui (8,-15), adalah

X2 + y2 = r2

X2 + y2 = 172

X2 + y2 = 289

jadi, persamaan lingkarannya adalah X2 + y2 = 289

4. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (3,-2) dan melalui titik (5,4).

PEMBAHASAN :

(x – 3)2 + (y – (-2))2 = r2

(x – 3)2 + (y + 2)2 = r2 -> melalui (5,4)

(5 – 3)2 + (4 + 2)2 = r2

22 + 62 = r2

4 + 36 = r2

r2 = 38

jadi, persamaan lingkarannya adalah (x – 3)2 + (y + 2)2 = 38

5. Diketahui persamaan lingkaran X2 + y2 + 12x – 8y + 3 = 0, tentukan :

a. pusat lingkaran

b. jari jari lingkaran

PEMBAHASAN :

a. Pusat lingkaran

-2a = 12 → a=-6
-2b = -8 → b = 4
Jadi, pusat lingkarannya adalah (-6,4)

b. Jari-jari lingkaran

6. jika diketahui sebuah lingkaran mempunyai diameter 14 cm. Berapakah luas lingkaran
tersebut?

PEMBAHASAN :

Diketahui: d = 14 cm,karena d = 2 × r maka:

r = d/2
r = 14/2
r = 7 cm
Ditanyakan: Luas lingkaran?

Jawab:

Luas = π × r²
Luas = 22/7 × 7²
Luas = 154 cm²
Jadi, luas lingkaran tersebut adalah 154 cm².

7. Sebuah lingkaran memiliki jari-jari sebesar 10 cm. Berapakah luas lingkaran tersebut?

PEMBAHASAN :

Diketahui:

r = 10 cm
Ditanyakan: Luas lingkaran?

Jawab:

Luas = π × r²
Luas = 3,14 × 100
Luas = 314 cm²
Jadi, luas lingkaran tersebut adalah 314 cm².
8. Hitunglah keliling lingkaran dengan jari-jari 20 cm.

PEMBAHASAN :

Diketahui:

r = 20 cm
π = 3,14
Ditanyakan: Keliling lingkaran?

Jawab:

Keliling = 2 × π × r
Keliling = 2 × 3,14 × 20
Keliling = 125,6 cm
Jadi, keliling lingkaran tersebut adalah 125,6 cm.>

9. Diketahui sebuah lingkaran memiliki keliling sebesar 66 cm. Hitunglah berapa diameter
lingkaran tersebut.

PEMBAHASAN :

Diketahui:

Keliling = 66 cm
Ditanyakan: Diameter lingkaran?

Jawab:

 Keliling = π × d

untuk mencari diameter, maka dibutuhkan rumusnya.

Rumus mencari diamter adalah d = keliling / π

 d = 66 / (22/7)
 d = (66 × 7) / 22
 d = 21 cm
Jadi, diameter lingkaran tersebut adalah 21 cm.

10. hitunglah keliling lingkaran dengan diameter 20 cm?

PEMBAHASAN:

Diketahui:

 d = 20 cm
 π = 3,14
Ditanyakan: Keliling lingkaran?
Jawab:

 Keliling = π × d
 Keliling = 3,14 × 20
 Keliling = 62,8 cm
Jadi, keliling lingkaran tersebut adalah 62,8 cm.

MATERI 4 : LOGIKA MATEMATIKA

1. PENGERTIAN LOGIKA MATEMATIKA

Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa Matematika,
yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.

2. PERNYATAN
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung
arti. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus
benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada
kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa
contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu

Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya
adalah pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan
pernyataan.
Kalimat Terbuka adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka
biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta
dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam
semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota
tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka
menjadi pernyataan yang bernilai benar, disebut selesaian atau penyelesaian. Contoh kalimat
terbuka
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8

Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu pernyataan-
oernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan kita temui
berupa kata sambung logika (conective logic):
Merupakan lambang operasi untuk negasi
Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
Merupakan lambang operasi untuk implikasi
Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi

3. KATA HUBUNG KALIMAT


A. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan
menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran
dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila
peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya. Dengan tabel
kebenaran

B. Konjungsi ( )
Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan komponennya
bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi
itu salah. Dengan tabel kebenaran

C. Disjungsi/ Alternasi ( )
Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar asal salah satu atau kedua pernyataan
komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
(Disjungsi seperti ini disebut disjungsi inklusif). Dengan tabel kebenaran

D. Implikasi ( )
Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan konsekuen kedua-duanya
salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai benar, sedangkan konsekuennya
salah.Dengan tabel kebenaran

E. Biimplikasi atau Bikondisional ( )


Biimplikasi bernilai benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau
kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai salah. Dengan tabel
kebenaran

F. Konvers, Invers, dan Kontraposisi


Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang
disebut invers, konvers, dan kontraposisi.

G. Bikondisional (Biimplikasi Atau Pernyataan Bersyarat Ganda)

Pernyataan bikondisional bernilai benar hanya jika komponen-komponennya bernilai


sama.Contoh: Jika p : 2 bilangan genap (B)
q : 3 bilangan ganjil (B)
maka p ⇔ q : 2 bilangan genap jhj 3 bilangan ganjil (B)

4. TAUTOLOGI, EKIVALEN DAN KONTRADIKSI


A. Tautologi
Perhatikan bahwa beberapa pernyataan selalu bernilai benar. Contoh pernyataan: “Junus masih
bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus
benar-benar masih bujang atau bukan bujang. Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan
bujang, maka pernyataan diatas berbentuk p ∨ ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan
menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai
kebenaran komponen-komponennya, disebut tautologi.
B. Ekivalen
Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen (berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama.
C. Kontradiksi
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-
komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah, maka kontradiksi
merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.

SOAL :

1. Tentukanlah negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini.

a. p = Semua pegawai menggunakan seragam abu-abu pada hari Kamis.

b. p = Semua murid melaksanaan ulangan semester hari ini.

c. p = Semua jenis ikan bernafas menggunakan insang.

PENYELESAIAN :

Dalam negasi, kata-kata semua/setiap diganti dengan beberapa/ada. Sehingga pernyataan


diatas menjadi :

a. ∼p = Ada pegawai yang tidak menggunakan seragam abu-abu pada hari Kamis.

b. ∼p = Beberapa murid ada yang tidak melaksanakan ulangan semester hari ini.

c. ∼p = Beberapa jenis ikan tidak bernafas menggunakan insang.

2. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini :

p = Hari ini Putra pergi ke toko buku.

q = Hari ini Putra pergi ke supermarket.

tentukanlah :

a. p∧q

b. p∧∼q

c. ∼p∧d
d. ∼p∧∼q

PENYELESAIAN :

a. Hari ini Putra pergi ke toko buku dan supermarket.

b. Hari ini Putra pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket.

c. Hari ini Putra tidak pergi ke toko buku tetapi ke supermarket.

d. Hari ini Putra tidak pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket

3. Gabungankanlah beberapa pasangan pernyataan dibawah ini menggunakan operasi


disjungsi (atau).

a. p : Ibu belanja ke pasar.

q : Ibu memasak nasi.

b. p : Pak Dodi mengajar Matematika.

q : Pak Dodi mengajar Fisika

PENYELESAIAN :

a. p∨q : Ibu belanja ke pasar atau memasak nasi.

b. p∨q : Pak Dodi mengajar Matematika atau Fisika.

4. Tentukanlah konvers, invers serta kontraposisi dari pernyataan dibawah ini.

Jika hari ini hujan maka bagus mengendarai mobil.

PENYELESAIAN :

Pernyataan diatas merupakan implikasi p→q, sehingga :

p : hari ini hujan

q : Bagus mengendarai mobil

konvers dari pernyataan tersebut yaitu q→p : jika Bagus mengendarai mobil maka hari ini
hujan.

Invers dari pernyataan tersebut yaitu ∼p → ∼q : Jika hari ini tidak hujan maka Bagus tidak
mengendarai mobil.

kontraposisi dari pernyataan tersebut yaitu ∼q → ∼p : Jika Bagus tidak mengendarai mobil
maka hari ini tidak hujan.
5. Tentukanlah kesimpulan dari premis berikut ini.

premis 1 : Jika Pandu rajin belajar maka lulus ujian.

premis 2 : Jika Pandu lulus ujian maka masuk universitas.

PENYELESAIAN :

Mari kita gunakan prinsip silogisme

p→q

q→r

_____

∴ p→r

Sehingga kesimpulannya yaitu jika Pandu rajin belajar maka ia masuk universitas.

6. Tentukanlah kesimpulan dari dua buah premis berikut ini.

premis 1 : jika harga BBM turun maka harga bawang putih turun.

premis 2 : harga bawang putih tidak turun.

PENYELESAIAN :

p : harga BBM turun

q : harga bawang putih turun

kita simpulkan dengan menggunakan modus tollens

p→q

∼q

____

∴ ∼p

sehingga kesimpulan dari premis diatas yaitu harga BBM tidak naik
7. Coba kalian ubah pasangan-pasangan pernyataan di bawah ini menjadi pernyataan majemuk
dengan operasi majemuk (dan):
A. p: Hari ini surabaya cerah
q: Hari ini surabaya udaranya sejuk
B. p: Gilang mengenakan baju merah
q: Gilang mengenakan topi hitam
C. p: Bejo pandai dalam pelajaran matematika
q: Bejo pandai dalam pelajaran kimia
PEMBAHASAN :
Pada operasi konjungsi, pernyataan positif dapat digabungkan dengan kata "dan" serta
menghilangkan kata-kata yang sama, maka:
A. p^q : Hari ini surabaya cerah dan udaranya sejuk.
B. p^q : Gilang mengenakan baju merah dan topi hitam
C. p^q : Bejo pandai dalam pelajaran matematika dan kimia
Jika pernyataannya bertolak belakang, kita bisa mengganti kata "dan" dengan kata
"meskipun" ataupun "tetapi".
8. Amati pernyataan berikut ini:
p : Hari ini ahmad pergi ke toko buku
q : Hari ini ahmad pergi ke supermarket
Ubah kedua pernyataan diatas dengan logika matematika di bawah ini:
A. P^q
B. P^~q
C. ~p^q
D. ~p^~q
PEMBAHASAN :
A. Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan supermarket
B. Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
C. Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku tetapi ke supermarket
D. Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
9. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan di bawah ini:
"Jika hari ini hujan maka Wayan mengendarai mobil"
PEMABAHASAN :
Pernyataan di atas adalah implikasi p -> q sehingga:
p: Hari ini hujan
q: Wayan mengendarai mobil
Konvers dari pernyataan tersebut adalah q -> p
"Jika Wayan mengendarai mobil maka hari ini hujan"
Invers dari pernyataan di atas adalah ~p -> ~q
"Jika hari ini tidak hujan maka Wayan tidak mengendarai mobil"
Kontraposisi dari pernyataan tersebut adalah ~q -> ~p
"Jika Wayan tidak mengendarai mobil maka hari ini tidak hujan"
10. Tentukanlah kesimpulan dari dua buah premis berikut:
premis 1 : Jika harga BBM turun maka harga cabai turun
premis 2 : Harga cabai tidak turun

PEMBAHASAN :
p: Harga BBM turun
q: Harga cabai turun
kita simpulkan dengan menggunakan modus Tollens
p→q
~q
______
∴ ~p
Maka kesimpulan dari premis di atas adalah "Harga BBM tidak turun"
MATERI 5 : TITIK GARIS DAN BIDANG GEOMETRI DIMENSI TIGA

1.Pengertian Titik, Garis, dan bidang

1. Titik (.)Titik merupakan sebuah noktah, sehingga tidak memiliki panjang.Sebuah titik
tidak mempunyai ukuran (dikatakan dikatakan tidak berdimensi).Sebuah titik digambarkan
dengan memakai tanda noktah, kemudian dibubuhi dengan nama titik itu.Titik ATitik P

2. Garis Garis adalah himpunan titik-titik yang hanya memiliki ukuran panjang sehingga
dikatakan garis berdimensi satu.Bagian dari garis ini disebut wakil garis. Garis hanya
mempunyai ukuran panjang, tetapi tidak mempunyai ukuran lebarSebuah garis (garis lurus)
dapat dibayangkan sebagai kumpulan dari titik – titik yang memanjang secara tak terhingga
ke kedua arah.Apabila 2 titik dihubungkan maka diperoleh suatu garis.Garis AB

3. Bidang Bidang adalah himpunan titik-titik yang memiliki ukuran panjang dan
luassehingga dapat dikatakan berdimensi duaPada umumnya, sebuah bidang hanya dilukiskan
sebagian saja yang disebut sebagai wakil bidang.Wakil suatu bidang mempunyai dua ukuran,
yaitu panjang dan lebar.Sebuah bidang dapat dianggap sebagai kumpulan titik yang
jumlahnya tak terhingga yang membentuk permukaan rata yang melebar ke segala arah
sampai tak terhingga.

2.Konsep atau Teorema Hubungan Antara Titik-Garis


Hubungan antara titik dengan garis Hubungan antara titik dan bidang

1. Hubungan antara titik dengan garis


Hubungan antara titik dan garis dapat terjadi dalam dua kondisi.Pertama, titik pada garis.
Kedua, titik di luar garis.Jarak titik A dan garis g adalah panjang ruas garis AA’, dengan titik
A’ merupakan proyeksi A pada g.

2. Hubungan antara titik dengan bidang


Titik terletak pada bidang apabila irisan titik dengan bidang menghasilkan titik itu
sendiri.Atau titik tersebut menjadi bagian bidang.Sedangkan titik tidak pada bidang apabila
irisannya himpunan kosong.Jarak antara titik A dan bidang adalah panjang ruas garis AA’
dengan titik A’ merupakan proyeksi titik A pada bidang
3.Kedudukan Garis Terhadap Garis
Berpotongan Sejajar Bersilangan

1. Berpotongan Dua buah garis p dan q dikatakan berpotongan jika kedua garis itu terletak
pada sebuah bidang dan mempunyai sebuah titik persekutuan.Garis P dan Garis Q

2. Sejajar Dua buah garis dikatakan sejajar,jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang
dan tidak mempunyai satu pun titik persekutuan.Garis g1 dan Garis g2

3. Bersilangan Dua buah garis g dan h dikatakan bersilang(tidak berpotongan dan tidak
sejajar) jika kedua garis itu tidak terletak pada sebuah bidang.Garis g1 dan Garis g2

Unsur Unsur Geometri


Banyak unsur Geometri, tetapi hanya dibagi menjadi 3 yang utama yaitu :

 Pertama, Titik merupakan suatu tempat (posisi) dalam ruang (space), serta
mempunyai panjang dan tidak mempunyai tebal.
 Kedua, Garis merupakan himpunan titik – titik yang mempunyai panjang dan tidak
mempunyai lebar.
 Ketiga, Bidang merupakan suatu permukaan dimana suatu garis yang
menghubungkan 2 titik pada permukaan tersebut.
SOAL :

1. Jika kubus diatas memiliki panjang rusuk 6 cm, dan titik x merupakan titik ditengah-tengah
AB, maka tentukanlah :
PENYELESAIAN :

Diket : rusuk = 6 cm Dit : a. HA ? c. HB ?

b. HX ? d. EX ?
JAWAB :

Kita dapat mengeggunakan teorema pythagoras untuk mengerjakannya.

a. HA = √(HE²+EA²) b. HX =√(HA²+AX²)

HA = √(6²+6²) HX = √[(6√2)²+3²] ( AX = ½ AB )

HA = √(36+36) HX = √(72+9)

HA = √72 HX = √81

HA = 6√2 cm HX = 9 cm
c. HB =√(AH²+AB²) d. EX = √(AE²+AX²)

HB = √[(6√2)²+6²] EX = √(6²+3²)

HB = √(72+36) EX = √(36+9)

HB = √108 EX = √45

HB = 6√3 cm EX = 3√5 cm

2. Berdasarkan gambar dibawah , diketahu panjang rusuknya 6 cm, dan x merupakan titik yang
terletak di tengan AB. Tentukanlah :

a. jarak titik X ke garis DE b. jarak titik X ke garis CE

PENYELESAIAN :

Diket : rusuk = 6 cm Dit : a. X ke DE ?

b. X ke CE ?

JAWAB:

a.
. DE = AH serta ME = ½ DE = ½ AH = ½.6√2 = 3√2, sehingga dengan menggunakan
pythagoras maka
MX = √(EX²-ME²)

MX = √[(3√5)²-(3√2)²]

MX = √(45 – 18) => MX = √27 = MX = 3√3 cm

b.

.
CE = HB serta NE = ½CE = ½ HB = ½ 6√3 = 3√3, dengan menggunakan pythagoras maka

NX = √(EX²-NE²)

NX = √[(3√5)²-(3√3)²]

NX = √(45-27)

NX = √18

NX = 3√2 cm

3. Ada Sebuah barisan geometri yang untuk mencari suku Un.cari dan hitunglah suku Un
yang ke 10 dari barisan 1/8, 1/4, 1/2,…. tersebut !

PENYELESAIAN:

Diketahui :

 = r = 1/4 : 1/8 = 1/4 x 8 = 2 (rasionya)


 a = 1/8

JAWAB :

 Un = arn – 1
 Un = 1/8 . 2 (10 – 1) = 1/8 . 29 = 2 – 3 . 29 = 26 = 64

Jadi, suku Un yang ke 10 tersebut adalah = 64

4. Ada Sebuah amoeba membelah diri menjadi 2 setiap 6 menit,berapakah jumlah amoeba
setelah satu jam jika awalnya terdapat hanya 2 amoeba .cari dan hitunglah suku Un jumlah
amoeba tersebut !

PENYELESAIAN :

Diketahui :

 a=2
 r=2
 n = (1 jam/6 menit) + 1 = 11

JAWAB :

 Un = arn – 1
 Un = 2 . 2 11 – 1 = 210 = 1024 buah amoeba

Jadi, suku Un untuk mencari amoeba tersebut adalah = 1024 buah amoeba

5. Ada Sebuah barisan geometri yang untuk mencari suku Un.cari dan hitunglah suku Un
yang ke 7 dari barisan 3, 6, 2,…. tersebut !

PENYELESAIAN :

Diketahui :

 a=3

 r=2

JAWAB

 Un = ar(n-1)
 Un = 3.2(7-1)
 U7 = 3.2(7-1)
 U7 = 192

Jadi, suku Un yang ke 17 tersebut adalah = 192

6. Ada Sebuah barisan geometri yang untuk mencari suku Un.cari dan hitunglah suku Un
yang ke 7 dari barisan 48, 24, 12,…. tersebut !
PENYELESAIAN :

Diketahui :

 a = 48

 r=½

JAWAB :

 Un = arn-1
 Un = 48.(1/2)n-1
 Un = 48.(1/2)n-1
 Un = 48.(2-1)1-n
 Un = 3.16. (2)1-n
 U7 = 3.24 (2)1-n
 U7 = 3.25-n

Jadi, suku Un yang ke 7 tersebut adalah = 3.25-n

7. Ada Sebuah barisan geometri yang untuk mencari suku Un.cari dan hitunglah suku Un
yang ke 7 dari barisan 44, 24, 12,…. tersebut !

PENYELESAIAN:

Diketahui :

 a = 44

 r = 1/2

JAWAB:

 Un = arn-1
 Un = 44.(1/2)n-1
 Un = 44.(1/2)n-1
 Un = 44.(2-1)1-n
 Un = 3.8. (2)1-n
 U7 = 3.23 (2)1-n
 U7 = 3.24-n

Jadi, suku Un yang ke 7 tersebut adalah = 3.24-n

8. Ada Sebuah barisan geometri yang untuk mencari suku Un.cari dan hitunglah suku Un
yang ke 7 dari barisan 42, 24, 12,…. tersebut !

PENYELESAIAN:

 a = 42

 r = 1/2
JAWAB :

 Un = arn-1
 Un = 42.(1/2)n-1
 Un = 42.(1/2)n-1
 Un = 42.(2-1)1-n
 Un = 3.4. (2)1-n
 U7 = 3.22 (2)1-n
 U7 = 3.23-n

Jadi, suku Un yang ke 7 tersebut adalah = 3.23-n

9. Diketahui kubus ABCD EFGH dengan AB = 16 cm. Nilai sinus sudut antara garis AH
dengan bidang BDHF adalah...

PEMBAHASAN :

Misalkan sudut yang dibentuk oleh AH dengan BDHF adalah θ.


rusuk = a = 16 cm
AH = AC = a√2 = 16√2
AP = 1212×AC = 8√2
Perhatikan Δ AHP siku-siku di P
𝐴𝑃 8√2 1
sin θ = 𝐴𝐻 = 16√2 = 2

10. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuknya 6 cm. Jika α adalah sudut antara
bidang AFH dan bidang BDHF, nilai sin α = ...

PEMBAHASAN :
AC = a√2 = 6√2
1
AP = 2 . AC = 3√2
𝑎
AO = 2 √6 = 3√6

Perhatikan segitiga AOP siku-siku di P.


𝐴𝑃 3√2 1
sin α =𝐴𝑂 =3√6 =3 √3

MATERI 6 : TRANSFORMASI GEOMETRI

Pengertian Transformasi Geometri


Transformasi geometri adalah sebuah perubahan suatu bidang geometri yang meliputi
posisi, besar dan bentuknya sendiri.Apabila hasil transformasi kongruen dengan bangunan
yang ditranformasikan, maka dapat disebut transformasi isometri. Sedangkan transformasi
isometri sendiri mempunyai dua jenis yaitu transformasi isometri langsung dan transformasi
isometri berhadapan.Transformasi isometri langsung adalah termasuk translasi dan rotasi,
sedangkan transformasi isometri berhadapan yaitu termasuk refleksi.

Jenis – Jenis dan Rumus Transformasi


Rumus pada transformasi geometri akan memudahkan kita untuk menentukan sebuah
hasil transformasi tanpa harus menggambarnya dalam bidang kartesius terlebih dulu.
Meskipun demikian, ilustrasi gambar tentang transformasi juga dapat memberikan sebuah
tambahan pemahaman buat kita semua.Oleh karena itu, yuk kita simak mengenai
pembahasan tentang jenis-jenis trasnmorasi yaitu translasi, refleksi, rotasi, dan dilatai pada
penjabaran materi di bawah berikut ini.

1. Translasi (Pergeseran)
Translasi adalah perubahan objek dengan cara menggeser objek dari satu posisi ke
posisi lainnya dengan jarak tertentu.Penentuan hasil objek melalui translasi yaitu cukup
mudah. Caranya kita hanya dengan menambahkan absis dan ordinat dengan jarak tertentu
sesuai dengan ketentuannya.

Untuk lebih jelasnya mengenai proses translasi ini, kita dapat mengamati pada gambar di
bawah ini.
2. Refleksi (Pencerminan)
Pencerminan atau yang lebih sering disebut dengan refleksi. Seperti halnya bayangan
pada sebuah benda yang terbentuk dari sebuah cermin. Sebuah objek yang mengalami
refleksi terebut akan memiliki bayangan benda yang dihasilkan oleh sebuah cermin. Hasil
dari refleksi dalam bidang kartesius ini tergantung sumbu yang menjadi cerminnya.

Jenis-jenis tersebut antara lain adalah refleksi terhadap sumbu x, sumbu y, garis y = x,
garis y = -x, titik O (0,0), garis x = h, dan garis y = k. Berikut ini ialah ringkasan daftar
matriks transformasi pada refleksi/pencerminan.

3.Rotasi (Perputaran)
Rotasi atau perputaran adalah sebuah perubahan kedudukan objek dengan cara diputar
melalui pusat dan sudut tertentu. Besarnya rotasi dalam sebuah transformasi geometri adalah
sebesar 𝛼 disepakati untuk arah yang berlawanan dengan arah jalan jarum jam.

Apabila arah perputaran rotasi suatu benda searah dengan jarum jam, maka sudut yang
dibentuk ialah -𝛼. Hasil rotasi pada suatu objek bergantung dari pusat dan besar sudut rotasi.

4.Dilatasi
Dilatasi atau biasa disebut juga dengan perbesaran atau pengecilan suatu objek.
Apabila transformasi pada translasi, refleksi, dan rotasi hanya mengubah posisi benda, maka
dilatasi melakukan transformasi geometri dengan merubah ukuran benda.
Ukuran benda tersebut dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil. Perubahan ini bergantung
pada skala yang menjadi sebuah faktor suatu pengalinya.

SOAL :

1. Hasil translasi itik P1 (3,-2) dari T1 dilanjutkan dengan T2=(21) menghasilkan titik P2 (8,7)
(Komponen translasi dari T1 yang sesuai yaitu ....
PEMBAHASAN :
Misalkan:

T1 = (𝑎𝑏)

Diketahui : T2 =(41)

Maka T2 x T1 = (𝑎+4
𝑏+1
)

Perhatikan proses translasi berikut ini:

Mencari nilai a:

3+a +2=8

a+5=8

a=8–5=3

Mencari nilai b:

-2 + b + 1 = 7

b–1=7
b=7+1=8

Maka, apabila, nilai translasi dari T1 adalah T1 = (38)

2. Bayangan kurva y= x2-3 jika dicerminkan terhadap sumbu x dilanjutkan dengan dilatasi
pusat O dan faktor skala 2 adalah ….
PEMBAHASAN :

Matriks transformasi pencerminan terhadap sumbu x:

T1 = MSB-x = (01−1
0
)

Matriks transformasi dilatasi pusat O dan faktor skala 2:

T2 = [O, K = 2] = (02 02)

Matriks transformasi untuk pencerminan terhadap sumbu x dilanjutkan dengan dilatasi pusat
O dan faktor skala 2:

(T2 . T1) = (02 02) (01−1


0
) = (02 −2
0
)

Matriks transformasi untuk menentukan bayangan:

(𝑦𝑥 )=(02 −2
0
) (𝑦𝑥 )

2𝑥
( )
−2𝑦

Sehingga diperoleh dua persamaan:

1
x= 2x1

1
y= − 2 𝑦1

Jadi, bayangan kurva y= x2 - 3 jika dicerminkan terhadap sumbu x dilanjutkan dengan dilatasi
pusat O dan faktor skala 2 adalah...

1 1
y = (12 𝑥)2 – 3
2

1
y = 2 𝑥2 – 6

3.Bayangan dari kurva y = x + 1 jika ditransformasikan oleh matriks xxx, kemudian


dilanjutkan dengan pencerminan terhadap sumbu x akan manghasilkan matriks?
Dari soal di atas akan dua buah transformasi yaitu transformasi oelh matriks dan
transformasi pencerminan terhadap sumbu x. Jadi matriks kompoisi totalnya adalah

maka

x’ = x + 2y maka x = x’-2y
y’ = -y maka y’ = -y

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa bayangan kurva y = x + 1 oleh kedua transformasi di
atas adalah

y = x + 1 (substitusikan dua persamaan di atas)


-y’ = (x’-2y) + 1
-y’ = x’+2y’+1
x’ + 3y’ + 1 = 0 atau
x + 3y + 1 = 0

4. Tentukan Titik Q(-2,3) oleh T = (-1 -4) adalah?


PENYELESAIAN :
Dik : Q = (-2,3) oleh T = (-1 -4)
Dit : x’ dan y’?
JAWAB :
x’=x+a
= -2+(-1)=-3
y’=y+b
= 3+(-4)=-1
Jadi Q’ = (-3,-1)

5. Rotasikan A (2,2) dengan sudut 900 ??


PENYELESAIAN :
Dik : A (2,2) dengan sudut 900
Dit : Rotasikan A dengan Sudut 900?
JAWAB :
x’= x cos Θ – y sin Θ
= 2 cos 900 – 2 sin 900
= 2 (0) – 2(1) = -2
y’= x sin Θ – y cos Θ
= 2 sin 900 – 2 cos 900
= 2 (1) – 2(0) = 2
Jadi Hasil Rotasi A’ = (-2,2)
6. Pencerminan terhadap sumbu x adalah A, pencerminan terhadap sumbu y adalah B dan
rotasi 180o terhadap puasat O adalah H. Tentukan matriks B(A(HA)). (UMPTN ’90)
PEMBAHASAN :

Diketahui:

1 0
 Pencerminan terhadap sumbu 𝛼,A = ( )
0 −1
−1 0
 Pencerminan terhadap sumbu y, B = ( )
0 1
𝑐𝑜𝑠180 − 𝑠𝑖𝑛180 −1 0
 Rotasi 180o, H = ( )=( )
𝑠𝑖𝑛180 − 𝑐𝑜𝑠180 0 −1

maka :

−1 0 1 0 −1 0 −1 0
B(A(HA)) = ( ) (( ) [( ) ( ) ] ))
0 1 0 −1 0 −1 0 −1
−1 0 1 0 −1 0
=( ) (( ) ( ))
0 1 0 −1 0 1
−1 0 −1 0 1 0
=( ) ( ) = ( )
0 1 0 −1 0 −1
7. Jika garis x - 2y = 5 diputar sejauh 90⁰ terhadap titik (2,4) berlawanan arah putaran jam,
maka tentukanlah persamaan bayangannya.
PEMBAHASAN :
𝑥′
(𝑦′ ) = (0 −1) . (𝑦−4
𝑥−2
) + (24)
1 0
𝑥′
↔ (𝑦′ ) = (4−𝑦
𝑥−2
) + (24)

𝑥′
↔ (𝑦′ ) = (6−𝑦
𝑥+2
)

Dengan demikian,maka:
x'=6-y =>y=6-x'
y'=x+2=>x=y'-2
Dengan mensubtitusikan x = y' - 2 dan y = 6 - x' pada persamaan garis, diperoleh:
(y'-2)-2(6-x')=5
y'-2-12+2x'=5
2x'+y'=5+2+12
2x' + y' = 19
Jadi, persamaan bayangan garis x - 2y = 5 oleh rotasi sejauh 90⁰ terhadap titik (2,4) berlawanan
arah putaran jam adalah 2x + y = 19.

8. Titik A dirotasikan terhadap titik O(0,0) sejauh 90⁰ berlawanan dengan arah putaran jam.
Tentukanlah bayangan titik A.
c PEMBAHASAN :
𝑥′
(𝑦′ ) = (0 −1) . (𝑦𝑥 )
1 0
𝑥′
↔ (𝑦′ ) = (0 −1) . (21)
1 0
𝑥′
↔ (𝑦′ ) = (−1
2
)

Dengan demikian x' = -1 dan y' = 2.


Jadi, bayangan titik A(2,1) oleh rotasi terhadap titik O(0,0) sejauh 90⁰ berlawanan arah putaran
jam adalah A'(-1,2).

9. Bayangan titik A oleh rotasi R(0,45⁰) adalah (-√2,√2). Tentukanlah koordinat titik A.

PEMBAHASAN :

𝑥′
(𝑦′ ) = (𝑐𝑜𝑠∅
𝑠𝑖𝑛∅
−𝑠𝑖𝑛∅
𝑐𝑜𝑠∅
) . (𝑦𝑥 )
Karena θ = 45⁰, maka:

𝑥′ 𝑐𝑜𝑠45ͦ −𝑠𝑖𝑛45ͦ
(𝑦′ ) = (𝑠𝑖𝑛45ͦ 𝑐𝑜𝑠45ͦ
) . (𝑦𝑥 )
1/2√2 −1/2√2
↔ (−√2
√2
)=( 𝑥
) . (𝑦)
1/2√2 1/2√2
√ 1/2 2−1/2√2
↔ (−√2
√2
) =(1/2√2+1/2√2). (𝑦𝑥 )

Dengan demikian :
½√2x-½√2y=-√2 ...........(1)
½√2x + ½√2y = √2 ...........(2)
Dengan menyelesaikan persamaan (1) dan (2) di atas, maka diperoleh x = 0 dan y = 2.
Jadi, koordinat titik A adalah (0,2).

10. Titik B(5,-1) dirotasikan terhadap titik P(2,3) sejauh 90⁰ searah putaran jam. Tentukanlah
bayangan titik B tersebut.

PEMBAHASAN :

𝑥′
(𝑦′ )=(0 1 𝑥−𝑎 𝑎
) . (𝑦−𝑏 ) + (𝑏 )
−1 0
𝑥′
(𝑦′ )=(0 1 5− 2 2
) . (−1− 3) + (3)
−1 0
𝑥′
(𝑦′ )=(0 1 3 2
) . (−4) + (3)
−1 0
𝑥′
(𝑦′ ) = (−4
−3
) + (23)
𝑥′
(𝑦′ ) = (−2
0
)

Dengan demikian, x' = -2 dan y' = 0.


Jadi, koordinat bayangan titik B(5,-1) oleh rotasi terhadap titik P(2,3) sejauh 90⁰ searah putaran
jam adalah B'(-3,0).

Anda mungkin juga menyukai