SUKU BANYAK
Suku banyak atau polinom dalam variabel x yang berderajat n secara umum dapat
ditulis sebagai berikut.
anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + …+ a2x2 + a1x + a0
dengan :
an adalah dari x2, an-1 adalah koefisien dari xn-1, an-2 adalah koefisie dari xn-2, ….,
demikian seterusnya. a0 disebut suku tetap (konstanta).
Perhatikan bahwa suku-suku pada suku banyak diatas dawali oleh suku yang variabelnya
mempunyai pangkat tertinggi, yaitu anxn. Kemudian diikuti oleh suku-suku dengan pangkat
variabel x yang semakin turun, yaitu an-1xn-1, an-2xn-2, …., a2x2, a1x dan di akhiri dengan
suku tetap a0. Suku banyak yang disusun atau ditulis dengan cara seperti itu dikatakan
disusun mengikuti aturan pangkat turun dalam variabel x. Perlu diingat kembali bahwa
variabel suatu suku banyak tidaklah harus dalam variabel x, tetapi dapat saja dalam variabel-
variabel yang lain seperti variabel-variabel a, b,c …., s, t, u, …., y, z. Misalnya, suku banyak
(t + 1)2 (t – 2) (t + 3) = t4 + 3t3 – 3t2 – 11t – 6 , merupakan suku banyak dalam variabel t
berderajat 4. Koefisien t4 adalah 1, koefisien t3 adalah 3, koefisien t2 adalah -3, koefisien t
adalah -11 dan suku tetapnya adalah -6.
Suku banyak yang hanya mempunyai satu variabel di sebut suku banyak univariabel.
Selain itu ada pula suatu suku banyak dengan variabel lebih dari satu di sebut suku banyak
multivariabel. Misalnya,
Suku banyak x3 + x2y4 – 4x + 3y2 – 10, merupakan suku banyak dalamdua variabel (
variabel x dan y ). Suku banyak ini berderajat 3 dalam variabel x atau berderajat 4 dalam
variabel y.
Dalam bentuk umum dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut.
f(x) = anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + …+ a2x2 + a1x + a0.
adapu beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
~Metode Substitusi
Nilai suku banyak untuk sebuah nilai variabel tertentu dapat dicari dengan aturan metode
substitusi sebagai berikut.Nilai suku banyak f(x) = anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + … +
a2x2 + a1x +a0untuk x = k ( k bilangan real ) di tentukan oleh F(x) = an(k)n + an-1(k)n-1 +
an-2(k)n-2+ … + a2(k)2 + a1(k) + a0
Contoh :
a). x = 1 b). x = m – 2 (m R)
JAWAB :
Penjumlahan atau pengurangan sukubanyak f(x) dengan sukubanyak g(x) dapat ditentukan
dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan suku-suku yangn sejenis dari kedua suku
banyak itu. Sedangkan perkalian suku banyak f(x) dengan suku banyak g(x) dapat ditentukan
dengan cara mengalikan suku-suku dari kedua sukubanyak itu. Dalam mengalikan suku-suku
dari kedua buah sukubanyak itu digunakan sifat distributif perkalian, baik distributif
perkalian terhadap penjumlahan maupun distributif perkalian terhadap pengurangan.
CONTOH :
Diketahui dua buah sukubanyak f(x) dan g(x) dinyatakan dengan aturan
JAWAB :
↔f(x) ∙ g(x) = x6 + (-2x5 + x5) + (x4 – 2x4) + (2x3 + x3 – 4x3) + (2x2 + 8x2) – 4x - 8
Suku banyak f(x) dikatakan memiliki kesamaan dengan suku banyak g(x), jika kedua suku
banyak itu mempunyai nilai yang sama untuk variabel x bilangan real. Kesamaan dua suku
banyak f(x) dan g(x) itu di tulis sebagai
f(x) ≡ g(x)
≡ dibaca “kesamaan”.
CONTOH :
JAWAB :
x2 – 3x + 14 ≡ x2 – 3x + 2 + 3a
x2 – 3x + 14 ≡ x2 – 3x + (2 + 3a)
14 = 2 +3a
↔ a=4
Hubungan antara yang Dibagi, Pembagi, Hasil bagi, dan Sisa Pembagian
Sebagai ilustrasi, misalnya bilangan 4.369 dibagi dengan 14 dapat diselesaikan dengan
metode bersusun pendek seperti di perlihatkan pada bagan di bawah. Dari bagan ini terlihat
bahwa 4.369 dibagi dengan 14 memberikan hasil bagi 312 dengan sisa pembgian 1.
4.369 = 14 x 312 + 1
↑ ↑ ↑ ↑
Dengan demikian, dapat dirumuskan secara umum sebagai berikut.Yang dibagi = pembagi x
hasil bagi + sisa pembagian.
Cara yang akan digunakan untuk membagi suku banyak dengan pembagi berbentuk
linear di kenal sebagai Metode Horner. Ada 2 macam pembagi berbentuk linear yang akan
dibicarakan disini, yaitu pembagi berbentuk (x – k) dan (ax + b). Pembagian Suku banyak
dengan (x – k).
Persamaan yang menghubungkan suku banyak yang dibagi f(x) dengan suku banyak
pembagi (x – k), suku banyak hasil bagi H(x), dan sisa pembagian S adalah
f(x) = (x – k) ∙ H(x) + S
Menentukan hasil bagi H(x) dan sisa pembagian S pada pembagian suku banyak f(x) oleh (x
– k) dengan menggunakan bantuan bagan atau skema dikenal sebagai metode pembagian
sintetik atau metode horner.
Pembagian Suku banyak dengan (ax + b)
Berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa hasil bagi H(x) dan sisa S dapat di
tentukan dengan metode pembagian sintetik atau metode horner, hanya saja nilai k harus
diganti dengan - .
f(x) = (x + ) ∙ H(x) + S
f(x) = (ax + b) ∙ + S
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa suku banyak f(x) dibagi dengan (ax + b)
memberikan hasil bagi dan sisa pembagian S. Koefisien-koefisien dari H(x) dan sisa S dapat
ditentukan dengan metode pembagian sintetik atau metode horner, hanya saja nilai k harus
diganti dengan k.
TEOREMA SISA
Misalkan suku banyak f(x) dibagi dengan P(x) memberikan hasil bagi H(x) dengan sisa
pembagian S(x). Persamaan yang menyatakan hubungan antara f(x) dengan P(x), H(x), dan
S(x) adalah:
ket.
· P(x) sebagai suku banyak pembagi, misalnya diketahui berderajat m dan m ≤n.
· H(x) sebagai suku banyak hasil bagi, berderajat (n-m) yaitu derajat suku banyak yang di
bagi dikurangi dengan derajat suku banyak pembagi.
· S(x) sebagai suku banyak sisa pembagian, berderajat paling tinggi atau maksimum (m –
1) yaitu berderajat maksimum satu kurangnya dari derajat suku bayak pembagi.
Pembagi Berbentuk (x – k)
Jika suku banyak pembagi P(x) = (x – k), maka persamaan sebelumnya dapat ditulis
menjadi:f(x) = (x – k) ∙ H(x) + S. Persamaan ini berlaku untuk semua bilangan real x.
Karena suku banyak pembagi P(x) = (x – k) berderajat satu, maka sisa pembagian
S maksimum berderajat nol, yaitu sebuah konstanta yang tidak memuat x. Sisa pembagian S
di tentukan dengan menggunakan teorema berikut.
Teorema 1
Jika suku banyak f(x) berderajat n dibagi dengan (x – k) maka sisanya di tentukan oleh
S = f(k)
Teorema tersebut dikenal sebagai teorema sisa atau Dalil sisa
Bukti Teorema 1
Perhatikan kembali persamaan, f(x) = (x – k) ∙ H(x) + S.
Karena persamaan itu berlaku untuk semua bilangan real x, maka dengan menyulihkan atau
substitusi x = k kedalam persamaan itu, diperoleh :
S = f(k)
Tentukan sisa pembagian suku banyak f(x) = x4 – 6x3 – 6x2 + 8x + 6 dibagi dengan
JAWAB :
Suku banyak f(x) = x4 – 6x3 – 6x2 + 8x + 6 dibagi dengan x – 2, sisanya adalah S = f(2).
Nilai f(2) dapat dihitung dengan dua metode, yaitu :
1. Metode Substitusi
f(2) = 16 – 48 – 24 + 16 + 6 = -34.
Teorema 2
Jika suku banyak f(x) berderajat n dibagi dengan (ax + b) maka sisanya ditentukan oleh
S = f(- )
Bukti Teorema 2
Perhatikan kembali persamaan : f(x) = (ax + b) ∙ + S
Persamaan ini berlaku untuk semua bilangan real x, maka dengan substitusi x = ke
persamaan itu diperoleh:
f(- = {a (- ) + b} ∙ { } + S = {- b + b} ∙ { } + S
↔ f( - ) = 0 ∙ { } + S = 0 + S
↔ S = f( - )
CONTOH :
JAWAB :
Suku banyak f(x) = 2x3 + 9x2 – 6x + 4 dibagi dengan 2x + 1, sisanya adalah S = f(- ). Nilai
f(- ) dapat dihitung dengan dua metode, yaitu :
1. Metode Substitusi
f(- ) = - + + 3 + 4 = 9
Jadi, sisa pembagiaannya adalah S = f(- ) = 9.
TEOREMA FAKTOR
Teorema 3
Misalkan f(x) adalah sebuah suku banyak, (x – k) adalah faktor dari f(x) jika dan hanya jika
f(k) = 0
Teorema tersebut dikenal sebagai teorema faktor. Dalam teorema faktor memuat kata
hubung jika dan hanya jika, Sehingga teorema faktor adalah sebuah teorema faktor itu dapat
dibaca sebagai berikut.
Bukti Teorema 3
1. Misalkan (x – k) adalah faktor dari f(x), maka f(x) dapat dituliskan sebagai
f(x) = (x – k) ∙ H(x)
dengan H(x) adalah suku banyak hasil bagi dengan bentuk tertentu.
f(k) = (k – k) ∙ H(k)
↔ f(k) = 0 ∙ H(k)
↔ f(k) = 0
2. Misalkan f(x) dibagi dengan (x – k) memberikan hasil bagi H(x) dan sisa f(k). Dengan
menggunakn teorema 1, pernyataan ini dapat ditulis sebagai
f(x) = (x – k) ∙ H(x)
JAWAB :
Untuk menunjukkan bahwa (x + 2) adalah faktor dari f(x) = x4 + 3x3 + 4x2 + 8x + 8, cukup
ditunjukkan bahwa nilai f(- 2) = 0
Jika (x – k) adalah faktor dari suku banyak f(x) = anxn + an-1xn-1 + … + a2x2+ a1x +
a0 maka nilai-nilai k yang mungkin adalah nilai faktor-faktor bulat dari a0.
Langkah 2
Dengan cara coba-coba, substitusikan nilai x = k sehingga diperoleh f(x) = 0. Jika demikian
maka (x – k) adalah faktor dari f(x). Akan tetapi jika f(k) ≠ 0 maka (x – k) bukan faktor dari
f(x).
Langkah 3
Setelah dipeeroleh sebuah faktor (x – k), faktor-faktor yang lain dapat ditentukan dari suku
banyak hasil bagi f(x) oleh (x – k).