Anda di halaman 1dari 6

Dimas Wahyu Ramadhan

XI.6

1. Fungsi Polinomial

Suatu polynomial, atau dapat juga disebut suku banyak, berderajat n dalam
variabel x adalah fungsi dari x yang dapat dinyatakan dalam bentuk berikut.
P(x) = a0xn + a1xn-1 + a2xn-2 + …. + an-1x + an ; a0 ≠ 0
dinama n bilangan cacah, a0, a1, a2, …, an-1 koefisien, an konstanta, serta a0 ≠ 0
1. Jika P(x) = 0, maka kita memperoleh suatu persamaan polynomial berderajat n:
a0xn + a1xn-1 + a2xn-2 + …. + an-1xn + an = 0 ; a0 ≠ 0 …(1)
2. Setelah kedua ruas dibagi dengan a0 ≠ 0, maka persamaan (1) dapat dinyatakan dalam
bentuk p:
xn + p1xn-1 + p2xn-2 + …. + pn-1x + pn = 0
3. Pengertian dari polynomial atau suku banyak berderajat n dalam variabel x adalah suatu
bentuk :
a0xn + a1xn-1 + a2xn-2 + …. + an-1x + an ; a0 ≠ 0
atau
xn + p1xn-1 + p2xn-2 + …. + pn-1x + pn
Dalam suatu suku banyak , a0, a1, a2, …, an-1 disebut koefisien suku x.
bilangan n disebut derajat suku banyak tersebut.
Bentuk penulisan suku banyak disusun dengan suku (variabel) pangkat tertinggi
diletakkan pada urutan paling depan, sedangkan pangkat yang lebih kecil berada di
sebelah kanannya. Misalnya :
(i) Polinom 8x3 + 6x2 + 5x + 3 dapat dinyatakan sebagai 8x3 + 6x2 + 5x1 + 3x0
(ii) Polinom 2x4 – 7x3 + 5x – 9 dapat dinyatakan sebagai 2x4 – 7x3 + 0 . x2 + 5x1 – 9x0
di nama koefisien x2 adalah 0, dan konstanta (suku tetap) adalah -9.
Dimas Wahyu Ramadhan
XI.6

2. Nilai Polinomial

Jika P(x) = 2x3 – x2 – 2x + 1 dan Q(x) = {(2x-1)x - 2} x + 1, maka tunjukkanlah bahwa


P(x) = Q(x).
Q(x) = {(2x-1)x - 2} x + 1
Q(x) = {(2x-1)x2 - 2} x + 1
Q(x) = 2x3 – x2 – 2x + 1 = P(x)

Hal ini menunjukkan bahwa polinom atau suku banyak 2x3 – x2 – 2x + 1 dapat ditulis
dalam bentuk {(2x-1)x - 2} x + 1. Dengan demikian, maka P(2) = Q(2).

P(2) = 2(2)3 – (2)2 – 2(2) + 1 ⇔ Q(2) = {(2.2 – 1)2 – 2}2 + 1


P(2) = 2 . 8 – 4 – 4 + 1 ⇔ Q(2) = {6 – 2}2 + 1
P(2) = 9 ⇔ Q(2) = 9
Apabila kita menghitung nilai polynomial tersebut untuk P(3), maka bentuk
yang lebih praktis dan sistematis adalah
P(x) = {(2x-1)x - 2} x + 1
P(3) = {(2.3-1)3 - 2} 3 + 1 = 40

3. Pembagian Polinomial

Kita dapat melakukan pembagian polinomial dengan dua cara, cara yang pertama
adalah membagi dengan cara yang hampir sama dengan pembagian suatu bilangan.
Misalnya, 3x3 – 7x2 – 11x + 4 dibagi oleh (x - 4)

Jadi, 3x3 – 7x2 – 11x + 4 = (x – 4) (3x2 + 5x + 9) +4


Kemudian dengan menggunakan proses pembagian simetris atau cara Horner.
Dimas Wahyu Ramadhan
XI.6

Apabila kita perhatikan dengan seksama skema tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa:
1. Sisa pembagiannya adalah P(4), yang dalam hal ini adalah 40
2. Koefisien baris ketiga sebelum P(4) merupakan hasil bagi, dalam hal ini adalah

4. Teorema Sisa

P(x) = D(x) . H(x) + S


Untuk D(x) = x - k, maka

atau
P(x) = (x - k) . H(x) + S

Berdasarkan Persamaan diatas, kita dapat menyebutkan sebuah teorema untuk sisa
pembagian suku banyak.

Teorema Sisa
Jika suku banyak P(x) dibagi x - k, maka sisanya adalah P(k).
Bukti :

Gunakan persamaan P(x) = (x-k) . H(x) + S Derajat S lebih rendah dari x - k, oleh sebab
itu S merupakan konstanta.

Untuk x = k akan diperoleh


P(k) = (k - k) H(k) + S
P(k) = 0 . H(k) + S
Jadi, P(k) = S (terbukti)

5. Pembagian dengan Bentuk Kuadrat


Dimas Wahyu Ramadhan
XI.6

Pembagian suku banyak selama ini hanya memuat pembagi dalam bentuk linear, yaitu
ax+b. Selanjutnya, dalam bagian ini akan dibahas pembagian polinomial atau suku
banyak dengan pembagi bentuk kuadrat atau bentuk ax2+b+c

6. Teorema Faktor

Teorema faktor adalah salah satu teorema pada submateri polynomial. Berikut
bunyi dari teorema faktor tersebut ;
Misalkan P(x) suatu polynomial, (x−k) merupakan faktor dari P(x) jika dan hanya
jika P(k) = 0
Pembuktian:
Berdasarkan teorema sisa: P(x) = (x – h)H(x) + S dengan S = P(h). Oleh karena
P(h) = 0, maka persamaan di atas menjadi:
P(x) = (x – h)H(x)
Hubungan ini menunjukkan bahwa (x – h) adalah faktor dari P(x).
Jadi, P(h) = 0 jika dan hanya jika (x – h) merupakan faktor dari P(x). teorema
ini sering disebut teorema faktor.
Selanjutnya jika diketahui a1,a2,a3, … , an adalah akar -akar dari polynomial P(x)
berderajat n maka diperoleh:
P(x) = A(x−a1)(x−a2)(x−a3)···(x−an)

7. Persamaan Polinomial

Bentuk umum persamaan polynomial dengan variabel x adalah :


anxn + an-1xn-1 + an-2xn-2 + … + a0 = 0, dengan an ≠ 0 dan n bilangan asli.
Sebagaimana persamaan kuadrat, persamaan polynomial berderajat n juga mempunyai
akar atau penyelesaian. Persamaan polynomial berderajat n mempunyai akar-akar
maksimum sebanyak n buah.
Jika x = k merupakan akar persamaan polynomial f(x) = 0 maka f(k) = 0 atau jika f(k)
= 0 maka x = k merupakan akar persamaan polynomial f(x) = 0.

Dari teorema faktor diperoleh pengertian sebagai berikut:


a. Jika (x – k) faktor linear polynomial f(x) maka f(k) = 0.
b. Jika f(k) = 0 maka (x – k) faktor linear polynomial f(x).
Dimas Wahyu Ramadhan
XI.6

Dari pernyataan di atas dengan pengertian teorema faktor dapat diambil kesimpulan
berikut.
Misalkan f(x) merupakan suatu polynomial, (x – k) merupakan faktor linear
polynomial f(x) jika hanya jika x = k adalah akar dari f(x) = 0.

*Hubungan akar-akar polynomial dengan koefisien koefisien suku

a). ax2 + bx + c =0
(i) jumlah akar-akarnya: x1 + x2 = -b/a

(ii) hasil kali akar-akarnya: x1x2 = c/a


b). ax3 + bx2 + cx + d = 0
(i) jumlah akar-akarnya: x1+x2+x3 = - b/a

(ii) hasil kali akar-akarnya: x1x2x3 = - d/a


c). ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0
(i) jumlah akar-akarnya: x1 +x2+ x3+x4 = - b/a

(ii) hasil kali akar-akarnya: x1x2x3x4 = e/a


d) ax5 + bx4 +cx3 + dx2 + ex + f = 0
(i) jumlah akar-akarnya: x1+x2+x3+x4+x5 = - b/a
(ii) hasil kali akar-akarnya: x1x2x3x4x5 = - f/a
Sehingga bentuk persamaan menjadi
(x + 1)(x2 – 5x + 6) = 0
(x + 1)(x - 2)(x – 3) = 0
Atau x = -1, x = 2, x = 3

8. Fungsi Pecahan Sebagian

Kemudian, bandingkan derajat pembilang ruas kanan dengan derajat penyebut ruas kiri
pada dua pecahan di atas :
Dimas Wahyu Ramadhan
XI.6

“ Derajat pembilang sekurang-kurangnya satu kurangnya dari derajat penyebut


sebelumnya “.

- Untuk setiap faktor linear (ax + b) pada penyebut, terdapat satu pecahan
dalam bentuk

- Untuk setiap faktor linear (ax + b) yang berulang n kali pada penyebut, maka
terdapat n pecahan.
Misalnya :

- Sifat-sifat di atas berlaku juga untuk setiap fakto kuadrat ax^2+bx+c.


Misalnya :

Anda mungkin juga menyukai