Anda di halaman 1dari 9

SUKU BANYAK DAN OPERASI SUKU BANYAK

Sistem persamaan polinomial (suku banyak) adalah sistem persamaan dengan pangkat
tertingginya lebih besar dari 2 ( > 2). Bentuk umum dari polinomial adalah sebagai berikut:

Dimana :

1. Derajat (n) adalah pangkat tertinggi dalam suatu suku banyak.


2. Variabel (x) adalah bilangan yang dimisalkan dengan huruf misalnya x.
3. Koefisien (a) adalah bilangan yang mengikuti variabel.

Contoh persamaan dari sistem polinomial adalah 2x3+5x2+6x=8 = 0.

# OPERASI PADA SUKU BANYAK

Suatu persamaan polinomial memiliki operasi dasar yang sama dengan sistem persamaan kuadrat yaitu
: operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian suku banyak. Teorema nya adalah sebagai berikut :
jika f(x) dan g(x) berturut-turut adalah suku banyak berderajat m dan n, maka :

1. f(x) ± g(x) adalah suku banyak berderajat maksimum m atau n.


2. f(x) x g(x) adalah suku banyak berderajat (m + n).

Contohnya :

1. Penjumlahan

2. Pengurangan
3. Perkalian
2x2 - 16 x 3x2 - x + 5 = 6x4 – 2x3 + 10x2 – 48x2 + 16x – 90

= 6x4 – 2x3 – 38x2 + 16x – 90

# KESAMAAN SUKU BANYAK

Misalkan terdapat suku banyak yaitu :

Dan suku banyak yang lain adalah :

Jika f(x) ≡ g(x) maka haruslah an= bn, an-1= bn-1, ……… a1= b1

f(x) ≡ g(x) disebut dengan kesamaan polinomial.

Dua buah sistem persamaan polinomial dikatakan memiliki kesamaan jika keduanya :

 Memiliki derajat yang sama.


 Memiliki variabel dan koefisien seletak yang sama antara polinomial ruas kiri dengan kanan.

Pada kesamaan polinomial tidak berlaku pindah ruas atau kali silang seperti yang terjadi pada operasi aljabar

# PEMBAGIAN SUKU BANYAK

- Strategi Pembagian Bersusun


- Menggunakan Metode Horner

- Strategi Pembagian Bersusun

Misalkan suku banyak fx= a2x2+a1x+ a0 dibagi dengan (x-k) memberikan hasil bagi H(x) dan sisa S, sehingga
diperoleh hubungan :
Untuk menentukan hasil bagi H(x) dan sisa S digunakan pembagian suku banyak dengan cara pembagian
bersusun berikut ini :

Jadi, Hasil bagi H(x) = a2x + a2k + a1 (pada bagian atas) dan sisa S (pada bagian bawah) = a0+ a1k + a2k2

- Menggunakan Metode Horner

Aturan penggunaan metode horner pada operasi pembagian adalah sebagai berikut :

1. Letakkan seluruh koefisien dari derajat tertinggi sampai nol di bagian atas (selalu dimulai dari pangkat
tertinggi dan berurutan). Apabila terdapat suku banyak yang tidak ada contohnya 2x4 + 3x2-5x-9 = 0.
Maka koefisien untuk pangkat x3 dapat ditulis 0.
2. Letakkan faktor pengali di samping kiri.
3. Baris bawah bagian kiri adalah hasil bagi, sedangkan bagian kanan adalah sisa. Atau dapat ditulis
sebagai berikut :

Proses pembagian menggunakan metode horner dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
Jadi, hasil bagi H(x) = a2x+a2k+ a1 dan sisa S = a2k2+a1k+ a0

# SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Suku banyak kadang disebut juga dengan polinomial. Seberapa banyak sih suku
yang akan kita pelajari.. hehe.. yuk kita latihan soalnya:
1. Diketahui suku banyak Nilai f(x) untuk x = 3 adalah ...
a. 3
b. 2
c. 1
d. 0
e. -1
PEMBAHASAN:
Kita subtitusikan x = 3 dalam suku banyak

= 27 – 18 – 3 – 5
=9–3–5
=1
2. Hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak dibagi oleh (x – 2)
berturut-turut adalah ...
a. (x – 2) dan -3
b. (x – 2) dan 3
c. (x – 2) dan 1
d. (x + 2) dan 3
e. (x + 2) dan -1
PEMBAHASAN:
Kita selesaikan dengan cara Horner:

Jadi, hasil baginya (x – 2) dan sisanya 3


JAWABAN: B

3. Carilah nilai fungsi berikut dengan menggunakan metode skematik Horner.


a) P(2) jika P(x)=4x2+3x+2
b) P(−1) jika P(x)=5−x2+3x4
Pembahasan
Jawaban a)
Diketahui: P(x)=4x2+3x+2
Susun koefisien variabel P(x) mulai dari terbesar ke terkecil, kemudian
gunakan algoritma Horner.
4322↓82241124
Jadi, nilai dari P(2)=24
Jawaban b)
Diketahui: P(x)=5−x2+3x4
Susun menjadi: P(x)=3x4+0x3−x2+0x+5
Susun koefisien variabel P(x) mulai dari terbesar ke terkecil, kemudian
gunakan algoritma Horner.
30−105−1↓−33−223−32−27
Jadi, nilai dari P(−1)=7

4. Diketahui dua polinom, yaitu x3−4x2+5x+a dan x2+3x−2. Jika kedua polinom ini dibagi
dengan (x+1) sehingga sisa hasil baginya sama, maka nilai a=⋯⋅
A. −2 C. 2 E. 9
B. 1 D. 6

Misalkan:
P(x)=x3−4x2+5x+aQ(x)=x2+3x−2
dengan pembagi D(x)=x+1
Pembuat nol pembagi: x=−1
Dengan menggunakan metode Horner, untuk polinom P(x) diperoleh
1−45a−1↓−15−101−510a−10
Untuk polinom Q(x)Q(x) diperoleh
13−2−1↓−1−212−4
Karena sisa hasil baginya sama, didapat
a–10=−4⇔a=−4+10=6
Jadi, nilai a=6
(Jawaban D)

5. f(x) adalah suku banyak berderajat tiga. (x2+x−12) adalah faktor dari f(x).
Jika f(x) dibagi oleh (x2+x−6) bersisa (−6x+6), maka suku banyak tersebut
adalah ⋯⋅⋯⋅
A. x3−2x2+13x+12
B. x3+x2−13x+12
C. x3−13x+12
D. x3−13x2−12
E. x3−2x2+6
Diketahui bahwa:
f(x)=(x2+x−2)H1(x)(⋯1)f(x)=(x2+x–6)H2(x)+(−6x+6)(⋯2)Catatan:
Karena (x2+x−2) merupakan faktor dari f(x), maka sisa hasil baginya adalah 0.
Pada persamaan 22, bentuk x2+x−6x2+x−6 dapat difaktorkan menjadi (x+3)(x−2),
sehingga dapat ditulis
f(x)=(x+3)(x−2)H2(x)+(−6x+6)
Substitusi x=−3 menghasilkan
f(−3)=0+(−6(−3)+6)=24
Substitusi x=2x=2 menghasilkan
f(2)=0+(−6(2)+6)=−6
Misalkan hasil bagi f(x) oleh (x2+x−12) adalah H1(x)=ax+b, sehingga dapat ditulis
f(x)=(x2+x−2)(ax+b)
Substitusi x=−3x=−3, diperoleh
f(−3)=((−3)2+(−3)−12)(−3a+b)24=−6(−3a+b)−3a+b=−4
Substitusi x=2x=2, diperoleh
f(2)=((2)2+(2)−12)(2a+b)−6=−6(2a+b)2a+b=1
Diperoleh SPLDV: {−3a+b=−42a+b=1}
Penyelesaian dari sistem di atas adalah a=1 dan b=−1.
Dengan demikian,
f(x)=(x2+x−12)(x−1)=x3−13x+12
Jadi, suku banyak tersebut adalah x3−13x+12
(Jawaban C)

6. Diketahui (x−2) dan (x−1) adalah faktor-faktor suku banyak x3+ax2−13x+b. Jika x1,x2,
dan x3 adalah akar-akar suku banyak tersebut, maka nilai dari x1x2x3=…
A. −10 C. 10 E. 20
B. 8 D. 12
Karena (x−2) dan (x−1) adalah faktor-faktor suku banyak x3+ax2−13. x+b, maka dapat
ditulis
x3+ax2−13x+b=(x−2)(x−1)H(x)
dengan H(x)H(x) sebagai hasil baginya.
Dengan menggunakan Metode Horner Dua Tingkat dengan pembuat nol
pembagi x=2x=2 dan x=1x=1, diperoleh
1a−13b2↓22a+44a−181a+22a−94a+b−181↓1a+31a+33a−6
Dari tahap II Skema Horner di atas, diperoleh 3a−6=03a−6=0, sehingga a=63=2a.
Dari tahap I Skema Horner di atas, diperoleh 4a+b−18=0 Substitusi a=2a=2,
diperoleh 4(2)+b–18=0⇔b=10
Dari baris terakhir Skema Horner, diperoleh hasil baginya adalah
H(x)=1x+(a+3)=x+(2+3)=x+5
Dengan demikian, suku banyak itu adalah (x−2)(x−1)(x+5) dengan akar-akarnya
adalah x1=2;x2=1;x3=−5, sehingga
x1x2x3=(2)(1)(−5)=−10
(Jawaban A)

7. Salah satu akar persamaan suku banyak 3x3+ax2−61x+20 adalah 4. Jumlah akar-akar
yang lain dari persamaan tersebut adalah ⋯⋅⋯⋅
A. −7 C. −14/3 E. 2
B. −2 D. 14/3
8. Karena salah satu akar suku banyaknya adalah 44, maka dapat ditulis
3x3+ax2−61x+20=(x−4)H(x)
dengan H(x)H(x) sebagai hasil baginya.
Dengan menggunakan metode Horner dengan pembuat nol pembagi x=4x=4,
diperoleh
3a−61204↓124a+4816a−523a+124a−1316a−32
Diperoleh: 16a−32=0⇔a=3216=21
dengan hasil baginya H(x)=3x2+(a+12)x+(4a−13).
Substitusi a=2, diperoleh H(x)=3x2+14x−5
Dengan demikian, suku banyaknya dapat ditulis
3x3+2x2−61x+20=(x−4)(3x2+14x−5)=(x−4)(3x−1)(x+5)
Diperoleh dua akar yang lain, yaitu x=13;x=−5.
Jumlah akarnya adalah 13+(−5)=−143
(Jawaban C)

9. Suku banyak f(x)=2x3−px2−28x+15 habis dibagi oleh (x−5). Salah satu faktor linear
lainnya adalah ⋯⋅⋯⋅
A. x−3 D. 2x+1
B. x+2 E. 3x−1
C. 2x−1
Diketahui: f(x)=2x3−px2−28x+15
memiliki faktor (x−5)
Pembuat nol pembagi: x=5.
2−p−28155↓10−5p+50−25p+1102−p+10−5p+22−25p+125Dengan demikian, diperoleh
−25p+125=0⇔p=0−125−25=5
Hasil baginya adalah
H(x)=2x2+(−p+10)x+(−5p+22)
Substitusi p=5, diperoleh
H(x)=2x2+5x−3=(2x−1)(x+3)
Oleh karena itu, suku banyak tersebut dapat ditulis menjadi
f(x)=2x3−5x2−28x+15=(2x−1)(x+3)(x−5)
Jadi, faktor linear lainnya dari f(x) adalah (2x−1) dan (x+3).
(Jawaban C)

# TEOREMA SISA DAN TEOREMA FAKTOR PADA SUKU BANYAK

Dua teorema yang tidak boleh ditinggalkan untuk dipelajari pada materi suku banyak (polinomial) adalah
teorema sisa dan teorema faktor. Kedua teorema ini akan sangat membantu sobat idschool menyelesaikan
variasi soal pada teorema sisa dan teorema faktor pada suku banyak (polinomial). Materi teorema sisa dan
teorema faktor masih berhubungan erat dengan pembahasan materi pembagian suku banyak. Pada
proses pembagian suku banyak, sobat idschool dapat mengetahui hasil bagi dan sisa hasil bagi dari suatu
suku banyak. Dengan menggunakan teorema sisa, sobat idschool dapat mengetahui sisa hasil bagi secara
langsung tanpa melakukan pembagian terlebih dahulu.

Teorema Sisa

Pembahasan pertama mengenai pembahasan teorema sisa dan teorema faktor pada suku banyak
yang akan dibahas adalah teorema sisa. Namun sebelumnya, ingat kembali bentuk suku banyak
pada pembagian suku banyak yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan umum berikut.

F (x) = p (x) . H (x) + S (x)


Keterangan:
f(x) = suku banyak
p(x) = pembagi suku banyak
H(x) = hasil bagi suku banyak
S(x) = sisa suku banyak
Teorema Faktor

Masuk ke pembahasan teorema selanjutnya yaitu teorema faktor. Inti dari teorema faktor adalah
suatu pembagi merupakan faktor dari suku banyak jika memiliki sisa nol (0). Jadi, teorema sisa
masih diperlukan di sini, yaitu untuk mengetahui sisa dari suatu pembagian suku banyak. Jika sisa
pembagian suatu suku banyak adalah nol (0) atau tidak memiliki sisa, maka pembagi tersebut
merupakan faktor dari suku banyak. Sebaliknya, jika sisanya tidak nol maka pembagi tersebut bukan
merupakan faktor suku banyak.

Perhatikan teorema faktor yang diberikan dalam gambar di bawah.

Anda mungkin juga menyukai