Anda di halaman 1dari 4

MEMAHAMI TRIGONOMETRI DENGAN METODE YANG EFEKTIF

Oleh : Tasya NurulLita

Trigonometri adalah bagian dari ilmu matematika yang mempelajari tentang hubungan antara sisi
dan sudut suatu segitiga serta fungsi dasar yang muncul dari relasi tersebut. Trigonometri
merupakan nilai perbandingan yang didefinisikan pada koordinat kartesius atau segitiga siku-
siku. Bagi para siswa, trigonometri identik dengan fungsi trigonometri yang meliputi sinus (sin),
cosinus (cos), tangen (tan), cosecan (cosec), secan (sec), dan cotangen (cotan) yang kesemuanya
merupakan cara untuk menentukan suatu sisi sebuah segitiga atau sudut yang terbentuk dari dua
buah sisi dalam sebuah segitiga.

Trigonometri merupakan ilmu matematika yang sangat penting dalam kehidupan. Aplikasi ilmu
trigonometri dalam kehidupan mencangkup segala bidang seperti astronomi, geografi, teori
musik, elektronik, ekonomi, medical, teknik, dan masih banyak lagi. Dengan trigonometri kita
bisa mengukur jarak suatu bintang diangkasa tanpa harus pergi kesana. Dengan trigonometri kita
bisa mengukur sudut ketinggian tebing tanpa harus memanjatnya. Bisa mengukur lebar suatu
sungai tanpa harus menyeberanginya. Itulah manfaat dari mempelajari trigonometri dalam
kehidupan sehari-hari.

Trigonometri adalah sebuah konsep. Hal pertama yang perlu dimengerti dalam memahami
konsep dasar trigonometri adalah mengetahui, mengerti dan memahami bentuk dan rumus-rumus
sebuah segitiga, terutama segitiga siku-siku. Pada dasarnya sebuah segitiga selalu terdiri dari 3
sisi, yaitu sisi miring, sisi samping, dan sisi depan. Dan tiga buah sudut yaitu sudut tegak lurus,
sudut depan dan sudut samping. Dimana jika di tambahkan jumlah sudut sebuah segitiga
haruslah 180 derajat.

Setelah memahami apa itu trigonimetri, konsep serta tujuannya, maka pertanyaan berikutnya
adalah seberapa efektifkah metode pembelajaran bidang trigonometri yang diterapkan di
sekolah-sekolah agar murid-murid dapat dengan mudah mengerti dan bisa mengikuti pelajaran
dengan mudah?
Seperti yang kita ketahui, metode pembelajaran dalam sebuah kegiatan belajar mengajar
merupakan sesuatu yang essensial atau sangat penting. Metode pembelajaran yang digunakan
para guru harus bersifat sederhana, mudah dimengerti, tidak monoton, dan tentunya harus
bersifat efektif. Hal-hal tersebut pada akhirnya akan memudahkan para guru dalam memberikan
materi pelajaran serta memudahkan para murid untuk menyerap apa yang mereka sampaikan.
Pada dasarnya para murid di sekolah akan menyukai suatu materi atau pelajaran jika sang guru
membuat suatu kesan yang positif bagi mereka, entah berdasarkan dari pembawaan guru tersebut
atau dari metode yang ia ajarkan. Para murid akan senang mempelajari sesuatu jika mereka
mendapat sesuatu yang 'baru' dan inovatif.

Berbicara mengenai metode pembelajaran dengan trigonometri, kedua hal ini sangat menarik
untuk dibahas. Trigonometri merupakan suatu materi yang bisa dibilang cukup rumit, maka dari
itu diperlukan metode-metode pelajaran yang menarik, inovatif, serta efektif agar para murid bisa
memahaminya dengan mudah. Seperti yang digambarkan oleh beberapa jurnal penelitian
mengenai metode-metode pembelajaran rumus trigonometri berikut ini:

Jurnal dengan judul "Keaktifan Penerapan Media Kartu Kwartet Trigonometri terhadap
Pemahaman Konsep Trigonometri" oleh Abdul Rahman dkk, membuat suatu penelitian dengan
mencoba mengajarkan materi trigonometri dengan menggunakan kartu kwartet. Mereka
menjelaskan jika kegiatan belajar mengajar pada umumnya menghendaki penguasaan materi ajar
pada siswa. Belajar dapat dikatakan bermakna bila materi yang akan dipelajari disusun sesuai
dengan struktur kognitif siswa, sehingga siswa dapat mengaitkan pengetahuan barunya dengan
struktur kognitif yang dimilikinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu materi yang perlu
dipelajari siswa adalah meteri trigonometri.

Namun, beberapa bukti-bukti empiris di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman akan konsep
trigonometri siswa di Indonesia masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan. Trigonometri
diajarkan di tingkat pendidikan menengah pertama, menengah atas, dan perguruan tinggi, namun
hasil belajar trigonometri mereka baik di dalam maupun di luar negeri (Amerika Serikat dan Uni
Soviet) khususnya di tingkat pendidikan menengah pertama kurang menggembirakan
(Abdussakir dalam Kartono, 2010). Bahkan, di antara berbagai cabang matematika, trigonometri
menempati posisi yang paling memprihatinkan. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar trigonometri. Pada jenjang menenga atas ditemukan bahwa masih banyak siswa
yang belum memahami konsep-konsep trigonometri khususnya di perbrandingan trigonometri
pada segitiga siku-siku dan identitas trigonometri.

Menurut Mardiyono (dalam Vistha, 2010) umumnya siswa merasa enggan mempelajari
matematika, bahkan ada yang takut atau merasa benci terhadap matematika dikarenakan
kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep dalam matematika yang abtrak menjadi konsep
yang lebih konkret untuk dipahami. Hal ini tentunya berdampak negatif terhadap kualitas
pembelajaran matematika di sekolah. Akibatnya muncul anggapan siswa bahwa matematika
merupakan suatu bidang ilmu yang sulit dipelajari dibanding dengan bidang ilmu yang lain.
Dampak isu negatif tentang matematika dapat mempengaruhi siswa dalam menentukan
keberhasilan belajar matematika. Hal ini berarti dapat berakibat buruk terhadap prestasi
matematikanya dan mengindikasikan kegiatan pembelajaran menjadi tidak bermakna.

Berdaraskan keterangan tersebut, penelitian ini dilakukan dan berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dan mengacu pada tiga aspek yaitu pemahaman konsep, aktivitas siswa, dan respon
siswa dapat disimpulkan bahwa penerapan media kartu kwartet trigonometri dalam pembelajaran
matematika materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku berada dalam kategori
efektif.

Jurnal penelitian yang kedua dengan judul "Pengembangan Kelas Virtual dengan LMS Kelase
untuk Pemahaman Konsep Siswa dalam Materi Trigonometri untuk Rumus Jumlah dan Selisih
Dua Sudut" oleh Sudin dkk, mengatakan jika matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah mulai dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Matematika dianggap
sebagai suatu cabang ilmu yang sangat dibutuhkan, karena dalam kehidupan sehari-hari banyak
hal yang kita jumpai yang berhubungan dengan matematika. Di sisi lain, matematika merupakan
mata pelajaran yang cenderung dihindari oleh siswa karena siswa merasa mata pelajaran tersebut
tidak menyenangkan, sulit dimengerti, dan terlalu rumit (Murray, 2011).

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan beberapa subjek penelitian,
trigonometri merupakan salah satu materi matematika yang dirasa sulit bagi siswa SMA kelas XI
dikarenakan banyaknya rumus atau prinsip yang harus dihafal dan terkadang siswa kesulitan
menggunakan rumus tersebut karena bentuk rumus yang hampir sama dan siswa kesulitan dalam
menguraikan dan mencocokkan soal yang diberikan. Beberapa faktor penyebabnya yaitu siswa
yang cenderung menghafal rumus-rumus yang diberikan tanpa memaknainya dan cara mengajar
guru yang terlalu cepat yang mengakibatkan siswa semakin sulit memahami materi yang
diajarkan. Dalam penelitian ini, peneliti lebih mengfokuskan penelitian terhadap konsep rumus
trigonometri untuk jumlah dan selisih dua sudut.

Setelah dilakukan penelitian dan berdasarkan hasil dari refleksi siswa, hal ini terlihat bahwa
pembelajaran menggunakan aplikasi Kelase cukup efektif dalam membantu siswa memahami
konsep tentang trigonometri yang diajarkan.

Kedua contoh metode inovatif di atas merupakan contoh kecil dari pengembangan berbagai
metode baru dalam mengajarkan konsep trigonometri pada siswa. Keberhasilan dari kedua
penelitian tersebut bisa menjadi sebuah bahan acuan jika penggunaan metode-metode baru dapat
mendongkrak pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diajarkan oleh guru. Maka dari itu,
saran serta harapan yang dapat disampaikan adalah agar para guru bisa lebih mengembangkan
sistem pembelajaran atau metode pembelajaran yang mereka ajarkan supaya bisa lebih
menggugah keinginan belajar siswa dengan harapan agar siswa mampu memahami pelajaran
dengan mudah tanpa ada persepsi-persepsi negatif tentang pelajaran itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai