Anda di halaman 1dari 6

JURNAL RISET INTERVENSI PENDIDIKAN

http://journal-litbang-rekarta.co.id/index.php/jrip/
E-ISSN 2655-2191 | P-ISSN 2655-5026

Penggunaan Alat Peraga Lingkar Santri (Lingkaran Satuan


Trigonometri) dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa

Misnawati1, Nurhardiani2, Erpin Evendi3


1, 2, 3
UIN Mataram, NTB, Indonesia
misnawati@gmail.com , nurhardiani@uinmataram.ac.id, erpin_evendi@uinmataram.ac.id

Kata Kunci : Alat Peraga, Pemahaman Konsep Matematika.


Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga lingkar santri
(lingkaran satuan trigonometri) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Islam Uswatun Hasanah. Adapun
instrumen penelitian yaitu tes yang dibuat sesuai dengan indikator pemahaman konsep,
lembar observasi berupa lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa, uji validitas instrumen
dan uji reliabilitas instrumen. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik
Sampling jenuh. Dalam penelitian ini kelas X IBB dijadikan sebagai kelas eksperimen dan
kelas X MIPA dijadikan sebagai kelas kontrol. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian jenis Posttes-Only Control Design. Teknik analisis data menggunakan uji-t
Pooled Varians yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunaan alat peraga lingkar santri
(Lingkar Satuan Trigonometri) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

1. PENDAHULUAN lapangan bahwa materi trigonometri


cenderung menjadi kurang menarik dan
Pokok bahasan trigonometri merupakan sukar bagi siswa (Al krismanto, 2008)
salah satu materi yang sangat dekat dengan Sesuai dengan hasil wawancara yang
masalah keseharian siswa, terutama bagi dilakukan pada tanggal 28 Januari 2018 dengan
siswa SMA. Trigonometri sangat berguna bagi salah seorang guru matematika di SMA Islam
siswa untuk mengembangkan pengetahuan Uswatun Hasanah, bahwa selama proses
mereka ketika akan memasuki jenjang pembelajaran matematika khususnya materi
perguruan tinggi sesuai dengan minat mereka, sudut istimewa trigonometri bahwa hanya
karena trigonometri tidak hanya digunakan mengajarkan materi dengan menggunakan
dalam matematika saja, tetapi trigonometri rumus – rumus dan tabel dalam menentukan
dapat pula digunakan di cabang ilmu lain nilai dari sudut istimewa trigonometri bahkan
seperti fisika, kimia, geografi, teknik, dan tidak pernah menggunakan alat peraga,
sebagainya. sehingga siswa terlihat mengalami kesulitan
Akan tetapi, kenyataan di lapangan untuk memahami konsep dari materi tersebut.
menunjukkan bahwa dalam kegiatan Menurut Ruseffendi dalam Nia Kania
pembelajaran sering dijumpai adanya (2018) Salah satu aspek yang dapat
kesulitan dalam membelajarkan trigonometri membantu siswa dalam memahami konsep
terutama pembahasan sudut – sudut istimewa matematika yang abstrak dan teoritis adalah
trigonometri. Hal ini dikarenakan guru lebih dengan menggunakan alat peraga. Alat
terbiasa dengan menyajikan rumus-rumus peraga adalah alat bantu untuk menjelaskan
yang banyak dijumpai dalam trigonometri atau mewujudkan konsep matematika di
secara instan, sehingga pembelajaran dalam kegiatan mendidik atau mengajar
trigonometri menjadi kurang bermakna. Hal supaya yang diajarkan mudah dimengerti
ini menyebabkan adanya anggapan di anak didik.

33
Misnawati, 2018. Penggunaan Alat Peraga Lingkar Santri (Lingkaran Satuan Trigonometri) dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan Vol 1(1),
https://journal-litbang-rekarta.co.id/index.php/jrip/article/view/86

Selain itu guru harus berusaha untuk ini dilaksanakan untuk meningkatkan
mengurangi taraf keabstrakan dari suatu objek pemahaman konsep matematika siswa dengan
matematika sehigga siswa dapat dengan mudah menggunakan bantuan alat peraga lingkaran
mengerti pelajaran matematika di sekolah. Hal satuan trigonometri, yang melibatkan siswa
ini mengacu dari pendapat Hardiansyah yang secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
dikutip dari Russefendi dalam skripsi Dalam penelitian ini melibatkan 2
Nurhalimah (2008) Taraf berpikir anak dapat kelompok, yaitu satu kelompok sebagai
digolongkan ke dalam empat tingkat yaitu taraf kelompok eksperimen (percobaan) dan satu
berpikir konkrit, taraf semi konkrit, taraf kelompok sebagai kelompok kontrol
berpikir semi abstrak, dan taraf berpikir abstrak. (pembanding). Untuk kelompok eksperimen
Adapun anak yang taraf berpikirnya masih ketika proses pembelajaran menggunakan alat
konkrit membutuhkan benda-benda yang peraga sedangkan pada kelompok kontrol
sebenarnya atau benda konkrit untuk dapat tidak menggunakan alat peraga.
memahami sebuah konsep. Taraf berpikir semi Alat peraga lingkaran satuan trigonometri
konkrit yaitu anak dapat memahami sebuah yang dimaksudkan dalam penelitian ini
konsep tanpa menggunakan benda-benda yang adalah berupa papan berbentuk persegi,
sebenarnya. Taraf berpikir abstrak yaitu tarap diamana alat peraga tersebut terbuat dari triplek
berpikir dimana anak dapat mengerti sebuah yang dilapisi oleh seng berwarna biru dan di
konsep tanpa benda sebenarnya ataupun tanpa lengkapi dengan lingkaran satuan trigonometri.
gambar benda sebenarnya. Alat peraga lingkaran satuan trigonometri
Mencermati hal tersebut di atas maka dilengkapi dengan tulisan berupa aturan-aturan
digunakan alat peraga lingkaran satuan penggunaannya di bagian bawah alat peraga
trigonometri dalam mengajarkan materi sudut – dan nama alat peraga di bagian atas. Alat
sudut istimewa trigonometri guna peraga lingkaran satuan trigonometri
meningkatkan pemahaman konsep matematika difungsikan untuk mencari hasil atau nilai dari
siswa. Alat peraga lingkaran satuan perbandingan sudut – sudut istimewa
trigonometri merupakan alat peraga matematika trigonometri. Lebih jelasnya perhatikan gambar
yang dapat dipergunakan dalam pengajaran berikut :
matematika pada pokok bahasan sudut – sudut
istimewa trigonometri. Oleh karena itu, dengan
penggunaan alat peraga lingkaran satuan
trigonometri tersebut diharapkan dapat
membantu siswa dalam penguasaan dan
pemahaman mengenai sudut – sudut istimewa
trigonometri.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah
penggunaan alat peraga lingkar Santri
(lingkaran satuan trigonometri) dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa. Gambar 1. Alat Peraga Lingkar Santri

Adapun populasi dari penelitian ini


adalah seluruh siswa kelas X SMA Islam
2. METODE PENELITIAN Uswatun Hasanah pada semester genap tahun
ajaran 2017/2018. Jenis pengambilan sampel
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
yang digunakan adalah Sampling Jenuh yaitu
eksperimen. Eksperiemen itu sendiri dapat
tekhnik penentuan sampel bila semua anggota
diartikan sebagai metode penelitian yang
populasi digunakan sebagai sampel (sugiyono,
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
2017). Sampel dari penelitian ini terdiri dari
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
dua kelas yang berjumlah 38 siswa yang terdiri
terkendalikan (sugiyono, 2017). Penelitian ini
dari 13 siswa kelas MIPA (kelas Kontrol) dan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
25 siswa kelas IBB (Kelas Eksperimen).

34
Misnawati, 2018. Penggunaan Alat Peraga Lingkar Santri (Lingkaran Satuan Trigonometri) dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan Vol 1(1),
https://journal-litbang-rekarta.co.id/index.php/jrip/article/view/86

Pengumpulan data dilakukan dengan Tabel 1: Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar


tekhnik tes, dokumentasi dan lembar observasi. Siswa
Tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat lain No Tingkat Keberhasilan Kategori
yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau 1 75 % ≤ P < 100 % Aktif
2 50 % ≤ P < 74 % Cukup Aktif
bakat yang dimiliki oleh individu atau
3 25 % ≤ P < 49 % Kurang Aktif
kelompok (Mahmud, 2011). Data yang
dikumpulkan melalui tes dalam penelitian ini 4 1 % ≤ P < 24 % Tidak Aktif
adalah hasil tes siswa yang dilakukan oleh
guru. Data ini akan digunakan untuk Selanjutnya untuk mengetahui seberapa
mengetahui apakah penggunaan alat peraga baik guru dalam menyampaikan materi ajar,
lingkar santri dapat meningkatkan pemahaman maka peneliti menggunakan rumus:
konsep matematika siswa. Soal yang dibuat dari Jumlah Skoryan gDiperoleh
tes tersebut sesuai dengan indikator pemahaman Skor Akhir = × 100 %
Skor Maksimum
(2)
konsep (Pramita Dewiatmini,2010) yaitu :
a. Menyatakan ulang sebuah konsep. Tabel 2: Kriteria Ketuntasan Aktifitas Guru
b. Mengklasifikasi obyek-obyek No Persentase ( % ) Kualifikasi
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai 1 90 ≤ SA < 100 Sangat Baik
dengan konsepnya). 2 80 ≤ SA < 90 Baik
c. Memberi contoh dan non-contoh dari 3 65 ≤ SA < 85 Cukup
konsep. 4 50 ≤ SA < 65 Kurang
d. Menyajikan konsep dalam berbagai 5 0 ≤ SA < 50 Sangat Kurang
bentuk representasi matematis.
e. Menggunakan, memanfaatkan, dan Setelah data diperoleh maka langkah
memilih prosedur atau operasi selanjutnya yaitu menganalisis data
tertentu. menggunakan statistik karena bentuk data yang
f. Mengaplikasikan konsep atau diperoleh dalam penelitian ini berupa data
algoritma pemecahan masalah. kuantitatif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 2 anggota sampel,
Dokumentasi dilakukan untuk mengamati yaitu sampel untuk kelas eksperimen (𝑛𝑛1 ) dan
proses pembelajaran dengan merekam segala kelas kontrol (𝑛𝑛2 ). Selanjutnya data yang
aktivitas yang terjadi. Hal ini untuk menguatkan diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis
data-data yang diambil dari proses tes uji-t. Uji prasyarat analisis yang dipakai dalam
maupun lembar observasi. Lembar Observasi penelitian ini adalah uji normalitas dan
yang digunakan berupa data aktivitas guru dan homogenitas. Uji normalitas ini bertujuan untuk
data aktivitas siswa. Observasi ini bertujuan menguji apakah sampel dalam penelitian ini
untuk mengamati proses pelaksanaan berasal dari populasi yang normal atau tidak
pembelajaran matematika di kelas, apakah (Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan
proses pembelajaran yang berlangsung sesuai Yudhanegara, 2015). Uji homogenitas
dengan RPP yang sudah dibuat. digunakan untuk mengetahui apakah kelompok
Untuk mengetahui seberapa besar eksperimen dan kelompok kontrol yang
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar ditetapkan berasal dari populasi yang sama
mengajar, peneliti menggunakan rumus sebagai (Sugiyono, 2013).
berikut:
𝑓𝑓
P= × 100 % (1) 3. PEMBAHASAN
𝑁𝑁

Setelah diperoleh nilai hasil aktivitas Data hasil lembar Observasi Aktifitas siswa
siswa, kemudian dikategorikan dengan kriteria pada pertemuan pertama diperoleh jumlah skor
hasil observasi pada tabel dibawah ini: perolehan sebnyak 41 dan jumlah skor
maksimum sebanyak 60 sehingga diperoleh
persentase keaktifan siswa sebanyak 68,33 %,

35
Misnawati, 2018. Penggunaan Alat Peraga Lingkar Santri (Lingkaran Satuan Trigonometri) dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan Vol 1(1),
https://journal-litbang-rekarta.co.id/index.php/jrip/article/view/86

sehingga aktifitas siswa pada pertemuan Varians 72,244


pertama dapat dikategorikan cukup aktif. Data Standar Deviasi 8,4996
hasil lembar Observasi Aktifitas siswa pada Minimum (Nilai Terendah) 52
pertemuan kedua diperoleh jumlah skor Maksimum (Nilai Tertinggi) 81
sebanyak 44 dan jumlah skor maksimum
sebanyak 60 sehingga diperoleh persentase Tabel 4 menunjukkan nilai statistik
keaktifan siswa sebanyak 73,33 %, sehingga deskriptif perolehan nilai tes pada kelas
aktifitas siswa pada pertemuan kedua dapat eksperimen. Telihat bahwa pada kolom data
dikategorikan cukup aktif. kelas kontrol siswa memperoleh nilai rata-rata
Data hasil lembar Observasi Aktifitas guru sebesar 63,92, variannya sebesar 72,244,
pada pertemuan pertama diperoleh jumlah skor Standar deviasinya 8,4996, nilai terendah yang
sebanyak 49 dan jumlah skor maksimum diperoleh sebesar 52 dan nilai tertinggi yang
sebanyak 60 sehingga diperoleh persentase diperoleh siswa sebesar 81 dari 13 responden
aktivitas Guru sebanyak 81,67 %, sehingga yang diajarkan tidak menggunakan alat peraga
aktifitas Guru pada pertemuan pertama dapat dalam proses pembelajaran.
dikategorikan baik. Data hasil lembar Observasi Dalam penelitian kuantitatif, analisis data
Aktifitas guru pada pertemuan kedua diperoleh merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti
jumlah skor sebnyak 50 dan jumlah skor setelah semua data dari responden terkumpul.
maksimum sebanyak 60 sehingga diperoleh Dalam penelitian ini peneliti melakukan
persentase Aktivitas guru sebanyak 83,33 %, pengujian terhadap hipotesis yang telah
sehingga aktifitas guru pada pertemuan kedua diajukan sebelumnya yaitu: penggunaan Alat
dapat dikategorikan baik. peraga Lingkar Santri (Lingkaran Satuan
trigonometri) dapat meningkatkan pemahaman
1.1 Data untuk Kelas Eksperimen Konsep matematika siswa. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan peneliti sebelum
Tabel 3. Statistik Data Kelas Eksperimen melakukan uji t-test, terlebih dahulu ada uji
No Parameter Data prasyarat analisis hipotesis yaitu:
1 Responden/Banyak 25
Sampel (N) 1.3 Uji Normalitas Data
2 Mean (Rata-rata) 72,08
Sebelum melakukan pengujian terhadap
3 Varians 101,743
4 Standar Deviasi 10,087 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
5 Minimum (Nilai 52 maka kita harus melakukan uji normalitas data
Terendah) untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
6 Maksimum (Nilai 87 berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang
Tertinggi) digunakan untuk menguji normalitas data
adalah Chi kuadrat.
Tabel 3 menunjukkan nilai statistik Pada uji normalitas dari hasil post test yang
deskriptif perolehan nilai tes pada kelas diperoleh menggunakan rumus Chi Kuadrat,
eksperimen. Telihat bahwa pada kolom data diperoleh data dari kelas eksperimen 𝑥𝑥 2 hitung
kelas eksperimen siswa nilai rata-
=7,2168 dengan nilai χ tabel= 7,82 dan data
2
memperoleh
rata sebesar 72,08. variannya sebesar 101,743
kelas kontrol 𝑥𝑥 2 hitung = 4,4566 dengan nilai χ
2
Standar deviasinya 10,087, nilai terendah yang
diperoleh sebesar 52 dan nilai tertinggi yang tabel = 5,99 dengan taraf signifikansi 5%. Jadi

diperoleh siswa sebesar 87 dari 25 responden diperoleh kesimpulan hasil dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol yaitu χ table ≥
2
yang diajarkan dengan menggunakan Alat
Peraga dalam proses pembelajaran.
χ 2 hitung sehingga data tersebut berdistribusi
1.2 Data untuk Kelas Kontrol normal.

Tabel 4. Statistik Data Kelas Kontrol 1.4 Uji Homogenitas Data


Parameter Data Uji homogenitas dilakukan untuk
Responden/Banyak Sampel (N) 13 mengetahui apakah variansi data dari sampel
Mean (Rata-Rata) 63,92

36
Misnawati, 2018. Penggunaan Alat Peraga Lingkar Santri (Lingkaran Satuan Trigonometri) dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan Vol 1(1),
https://journal-litbang-rekarta.co.id/index.php/jrip/article/view/86

yang dianalisis homogen atau tidak. Pada uji responden dari kelas lain agar soal tidak bocor
homogenitas dari hasil post test yang diperoleh kepada kelas yang diteliti.
peneliti menggunakan hitung manual. Hasil Hasil analisis yang dilakukan peneliti
perhitungan uji homognitas menggunakan cara pada kelas kontrol dan eksperimen
manual diperoleh bahwa, nilai Fhitung= 1,408 menunjukkan bahwa data yang diperoleh pada
dan Ftabel = 2,50 dengan taraf signifikan 5 post-test berdistribusi normal. Setelah
%.Jadi Fhitung< Ftabel, hal ini menunjukkan melakukan uji normalitas, barulah dilakukan uji
bahwa data tersebut homogen. homogenitas. Uji homogenitas berfungsi untuk
Pada bagian ini akan dibahas hasil mengetahui apakah kedua sampel berasal dari
pengujian hipotesis dan analisis data sebagai populasi yang sama. Berdasarkan analisis hasil
dasar untuk membuat kesimpulan. Pembahasan uji homogenitas untuk kelas kontrol dan
hasil penelitian sebagai berikut : penelitian ini eksperimen menunjukkan bahwa data yang
menggunakan desain penelitian eksperimen diperoleh dari hasil post-test homogen.
yaitu Posttest-Only Control Design. Dalam Berdasarkan hasil uji normalitas dan
memperoleh data, peneliti menyebarkan Tes homogenitas didapatkan data yang normal dan
kepada siswa di kelas dengan jumlah siswa 38 homogen. Setelah melakukan uji normalitas dan
orang siswa. Teknik sampling yang digunakan uji homogenitas data terebut diketahui
adalah sampel jenuh. Penelitian ini berbentuk homogen atau berasal dari populasi
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. yang sama, maka peneliti akan melanjutkan ke
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari uji-t. Uji-t berfungsi untuk mengetahui apakah
selasa tanggal 01 Mei 2018, dimana peneliti penggunaan alat peraga lingkar santri
memberikan materi tentang perbandingan (lingkaran satuan trigonometri) dapat
trigonometri dalam segitiga siku-siku kepada meningkatkan pemahaman konsep matematika
peserta didik, pertemuan ke dua dilaksanakan siswa pada materi sudut istimewa trigonometri
pada hari selasa tanggal 08 Mei 2018 dimana antara kelas yang diberi perkaluan (kelas
peneliti mengajarkan materi pembelajaran eksperimen) dengan yang tidak diberi perlakuan
dengan menggunakan bantuan alat peraga (kelas control) maka akan dilakukan uji
lingkar santri (Lingkar satuan trigonometri), perbedaan yaitu dengan uji t.
kemudian pada akhir pertemuan kedua peserta Dari hasil penelitian dan analisis data yang
didik diberikan tes. dilakukan, diperoleh data adanya perbedaan
Selain itu, peneliti membuat lembar perolehan nilai siswa pada hasil posttest kelas
aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa pada eksperimen dengan menggunakan alat peraga
pertemuan pertama dan pertemuan kedua sesuai pada kelas eksperimen yaitu kelas X IBB dan
dengan RPP yang sudah dibuat.adapun hasil hasil posttest kelas kontrol yaitu kelas X MIPA.
lembar aktivitas siswa pada pertemuan pertama Hal ini terlihat pada rekap nilai posttest siswa,
adalah diperoleh persentase sebanyak 63,33 % dimana pada kelas eksperimen diperoleh nilai
sehingga aktivitas siswa dikstegorikan cukup tertinggi sebesar 87 dan nilai terendah adalah
aktif dan pada pertemuan kedua adalah 52 dengan nilali rata-rata 72,08 dan standar
diperoleh persentase sebanyak 73,33 % deviasi 10,087. Sedangkan pada kelas kontrol
sehingga aktivitas siswa dikstegorikan cukup diperoleh nilai tertinggi 81 dan nilai terendah
aktif. Pada lembar observasi aktivitas guru pada 52 dengan nilai rata-rata 63,92 dan standar
pertemuan pertama diperoleh persentase deviasi 8,4996. Berdasarkan uji statistik (uji-t)
sebanyak 81, 67 % sehingga dikategorikan baik yang telah dilakukan, diperoleh harga thitung =
dan pada pertemuan kedua iperoleh persentase 2,4895. Harga ini lebih besar dari harga ttabel =
sebanyak 83,33 % sehingga dikategorikan baik. 2, 0336 dengan dk yang besarnya dk= n1 + n2 –
Pada penelitian ini peneliti melakukan uji 2 dan taraf signifikan 5%. Oleh karena itu dapat
validitas dan reliabilitas terhadap instrumen tes diketuhai bahwa penggunaan alat peraga
yang diberikan kepada siswa, tes yang lingkar santri ( lingkaran satuan trigonometri)
digunakan peneliti berupa soal uraian (essay) dapat meningkatkan pemahaman konsep
dimana ada lima jumlah butir soal pertanyaan. matematika siswa.
Adapun tes tersebut telah diuji cobakan pada 10 Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
diperoleh gambaran yang jelas bahwa

37
Misnawati, 2018. Penggunaan Alat Peraga Lingkar Santri (Lingkaran Satuan Trigonometri) dalam
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan Vol 1(1),
https://journal-litbang-rekarta.co.id/index.php/jrip/article/view/86

penggunaan alat peraga dapat meningkatkan Dewiatmini, Paramita. (2010). Upaya Meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa. Hasil Pemahan Konsep Matematika pada Pokok
tersebut sesuai dengan teori piaget dalam Abdul Bahasan Himpunan siswa Kelas VII A SMP
Negeri 14 Yogyakarta dengan Penerapan Model
Hadi alfirdaus (2011) yang menyatakan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
siswa sekolah mengalami tahap konkrit Achievement Divisions (STAD). Skipsi, FMIPA
operasional. Artinya untuk dapat memahami UNY, Yogyakarta.
suatu konsep, siswa didekatkan dengan objek – Eka, Lestari karunia dan Mokhammad Ridwan
objek nyata yang dapat diterima dalam keadaan Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan
kognitif mereka. Hal tersebut dapat diperoleh Matematika. Bandung: PT Reika Aditama.
Krismanto, Al. (2008). Pembelajaran Trigonometri
dengan menggunakan berbagai alat peraga
SMA, Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan,
agar siswa mampu memperoleh gambaran nyata (Bandung: CV Pustaka Setia.
tentang tentang materi yang sedang dipelajari. Nia Kania. (2018). Alat peraga untuk memahami
Dengan menggunakan alat peraga didalam konsep pecahan. Jurnal Theorems, Vol. 2(1).
proses pembelajaran berarti memberikan Nurhalimah. (2008). Penggunaan Alat Peraga
pengalaman belajar kepada siswa mulai dari dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa
Tentang Tabung dan Kerucut di Kelas VIII-B
sesuatu yang konkrit menuju sesuatu yang Dakwah Islamiyah Putri Kediri Tahun Ajaran.
abstrak. Hal ini pun didukung oleh Bruner Skripsi, IAIN Mataram.
yang dikutif dari rusefendi dalam nia kania Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
(2018) yang mengatakan bahwa belajar aktif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
dalam lingkungan yang kaya dan Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Administrasi.
menggunakan benda - benda konkret untuk Bandung: Alfabeta.
anak adalah sangat penting. Salah satu jenis
alat peraga adalah benda manipulatif. Benda
manipulatif adalah alat bantu untuk
menyampaikan atau menjelaskan konsep
matematika dengan menggunaan benda
konkrit tertentu yang akan membantu siswa
dalam merepresentasikan sebuah konsep
dengan benar. Maka, keberadaan alat peraga
merupakan sarana yang sangat penting untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa.

4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan alat peraga lingkar santri
(lingkaran satuan trigonometri) dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa.

REFERENSI
Alfirdaus, Abdul Hadi. (2011). Pengaruh
Penggunaan Alat Peraga Kartu Kotif (Koin
Positif Negatif) Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa. Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai