Anda di halaman 1dari 17

Math Educa Journal 4(1)(2020):64-80

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


Website: http://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/matheduca
Email: mej.uinibpadang@gmail.com

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL TRIGONOMETRI


SISWA KELAS X SMA
1Suci Wulandari, 2Meria Ultra Gusteti
1,2 STKIP
Adzkia, Pendidikan Matematika, STKIP Adzkia, Indonesia
E-mail: 1suci.w@stkipadzkia.ac.id, 2she.mherya@gmail.com

Received: January 2020; Accepted: March 2020; Published: April 2020


Abstrak
Trigonometri merupakan salah satu materi yang harus dikuasai siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal trigonometri serta penyebabnya. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif,
dengan subjek penelitian adalah siswa SMA yang telah mempelajari trigonometri. Untuk mengetahui apa
saja kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal trigonometri, siswa diberi tes dan diwawancarai
untuk mengetahui penyebab terjadinya kesalahan. Hasil penelitian memaparkan bahwa ada 19 bentuk
kesalahan dalam menyelesaikan soal trigonometri, yang selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga jenis
kesalahan, yaitu kesalahan konsep (86,96% siswa), kesalahan prinsip (43,48% siswa) dan kesalahan
algoritma (30,43% siswa). Penyebab utama siswa melakukan kesalahan adalah karena siswa belum
memahami materi trigonometri dengan benar.

Kata kunci: analisis kesalahan, trigonometri, matematika

Abstract
Trigonometry is a material which the high school student have to authorize. The purposes of this
research are to find out the forms of errors that were carried out by the student when solving trigonometry
problems and it’s causes. The method of this research is descriptive research, and senior high school students
as the research’s subject. To find out the kind of errors that were carried out by the student, the researcher
gave them a test and then they were interviewed to show up it’s causes . The result of this research show that
there are 19 forms of error in solving trogonometry’s problem, which further they were been classified
become three kind of errors, they are conceptual (86,96% of students), principle (43,48% of students) and
procedural error (30,43% of students). The main cause of these errors is because the student were not
understand yet about the materials of trigonometry correctly.

Keywords: Error analysis, trigonometri, mathematics

PENDAHULUAN siswa di tingkat sekolah dasar. Konsep


matematika di tingkat sekolah menengah
Penguasaan konsep matematika di tingkat
tidak berbeda dengan konsep matematika di
sekolah menengah sangat bergantung pada
tingkat sekolah dasar, namun konsep
penguasaan konsep matematika yang dimiliki

*Corresponding author.
Peer review under responsibility UIN Imam Bonjol Padang.
© 2020 UIN Imam Bonjol Padang. All rights reserved.
p-ISSN: 2580-6726
e-ISSN: 2598-2133
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 65

matematika di tingkat sekolah menengah belum menguasai trigonometri dengan baik.


lebih diperluas dan diperdalam disesuaikan Peneliti telah mewawancarai siswa kelas X
dengan perkembangan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu supaya SMA, dan beberapa siswa yang diwawancarai
siswa dapat dengan mudah menguasai mengatakan nilai tes mereka pada materi
materi di tingkat sekolah menegah maka
trigonometri tidak memuaskan. Alasan
materi-materi dasar harus dikuasai.
Sebaliknya jika materi dasar tidak terkuasai mereka yaitu karena materi trigonometri
maka siswa akan banyak mengalami dianggap sulit, terutama pada soal-soal yang
hambatan atau kesulitan dalam mempelajari
berkaitan dengan aplikasi trigonometri.
matematika di tingkat yang lebih tinggi.
Indikator mengenai tiga macam
Soal matematika yang diberikan
perbandingan trigonometri, yaitu sinus,
kepada siswa digunakan sebagai alat evaluasi
kosinus dan tangen, dirasa sulit ketika
untuk mengukur kemampuan yang dimiliki
dikaitkan pada masalah penerapan. Misalnya,
siswa setelah menerima suatu materi. Dari
masalah dalam menentukan jarak suatu
hasil evaluasi ini dapat diketahui sejauh mana
objek dengan tinggi tertentu, terhadap objek
keberhasilan siswa dalam proses belajar
lain jika diketahui sudut elevasi atau
mengajar dan dimana letak letak kesulitan
depresinya. Berdasarkan wawancara peneliti
yang dihadapi siswa dalam belajar
dengan guru matematika mereka yang
matematika. Kesulitan yang dialami siswa
mengajarkan trigonometri, diperoleh
dapat dilihat dari kesalahan yang
informasi bahwa memang seringkali siswa
dilakukannya dalam menyelesaikan soal.
tidak bisa menyelesaikan soal trigonometri
Kesulitan tidak akan teratasi apabila
terutama soal aplikasinya. Hal ini berdampak
kesalahan selalu dilakukan oleh siswa.
pada hasil tes trigonometri siswa yang
Dengan menganalisis kesalahan siswa, guru
diajarnya yaitu 44,71.
dapat mengetahui kesalahan apa saja yang
Hasil observasi peneliti di kelas
dilakukan siswa dan mengungkap penyebab
menunjukkan bahwa siswa terlihat mengerti
kesalahan tersebut.
dengan penjelasan guru saat pembelajaran.
Trigonometri merupakan salah satu
Apabila diberikan soal yang persis sama
materi yang ada pada kurikulum SMA. Abidin
dengan contoh, siswa dapat menjawabnya
(2012) menjelaskan bahwa banyak tamatan
dengan benar. Tetapi jika soalnya dirubah,
SMA yang masih tidak menguasai materi
siswa kebingungan menyelesaikannya dan
trigonometri. Beliau merasakan selama
banyak kesalahan yang terlihat pada
mengasuh mata kuliah Kalkulus 1 yang salah
penyelesaian yang ditulis siswa. Oleh karena
satu materi prasyaratnya adalah
itu penulis ingin menyelidiki apa saja bentuk-
trigonometri, mahasiswanya banyak yang
66 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80

bentuk kesalahan yang dilakukan siswa harus menggunakan pengetahuannya


dalam menyelesaikan soal trigonometri. dengan merbagai macam cara, kemampuan
Dengan demikian dapat diketahui faktor- tersebut adalah: (a) kemampuan
faktor yang menyebabkan terjadinya menerjemahkan, (b) kemampuan
kesalahan tersebut. memahami, (c) kemampuan perencanaan,
Dalam menyelesaikan soal dan (d) penyelesaian.
matematika ada tahap-tahap yang dilakukan Berdasarkan kutipan di atas, ada
siswa. Tahap-tahap tersebut antara lain beberapa kesalahan dalam menyelesaikan
membaca soal, memahami maksud soal, soal matematika yaitu:
menentukan strategi penyelesaian soal, a. Kesalahan pada tahap membaca soal
memahami maksud soal, menentukan (reading)
strategi penyelesaian soal, mengolah semua b. Kesalahan pada tahap memahami soal
informasi yang diketahui pada soal dengan (comprehension)
tujuan untuk memperoleh penyelesaian atau c. Kesalahan pada tahap menentukan
jawaban dari pertanyaan pada soal, dan strategi penyelesaian soal
menuliskan jawabannya dalam bentuk yang (transformation)
dapat dimengerti. Kegagalan yang dilakukan d. Kesalahan pada tahap melakukan proses
pada tahap yang berbeda ditunjukkan penyelesaian soal (process skill)
sebagai kesalahan yang berbeda (Watson, e. Kesalahan pada tahap penulisan jawaban
1980:321). Urutan tahap-tahap tersebut (encoding)
dipandang sebagai berikut: Kesalahan yang diteliti dalam

Reading penelitian ini adalah kesalahan pada tahap


melakukan proses penyelesaian soal (process
Comprehension skill). Ada empat hal yang dilakukan dalam
tahap process skill, yaitu random responses,
Transformation
wrong operation, faulty algorithm, dan no
Process Skill response (Watson, 1980:321). Kesalahan yang
sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan
Encoding
soal matematika, diantaranya: salah dalam
Gambar 1. Tahap-Tahap Penyelesaian Soal
Matematika menggunakan kaidah komputasi, salah
pemahaman konsep, kesalahan penggunaan
Widiharto (2008:34) juga
operasi hitung, algoritma yang tidak
mengungkapkan bahwa untuk
sempurna, serta mengerjakan dengan
menyelesaikan masalah, secara mental siswa
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 67

serampangan (Widdiharto, 2008:41). 4) Ketidakmampuan mengingat syarat


Beberapa jenis kesalahan yang dibuat siswa cukup untuk suatu objek yang
dalam mengerjakan soal yaitu kesalahan ditandai dengan memberikan istilah
konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan yang dinyatakan dengan konsep.
numerik (Zulmiyati, 2004:13). 5) Tidak mampu memberikan atau
Berdasarkan pendapat Watson, mengenal contoh suatu konsep.
Widdiharto dan Zulmiyati di atas, 6) Kesalahan klasifikasi, maksudnya
kesalahanpada tahap process skill yang adalah non contoh dianggap contoh
diteliti dalam penelitian ini adalah: dan contoh diangggap non contoh.
a. Kesalahan konsep 7) Ketidakmampuan mendeduksi
Konsep merupakan pengetahuan informasi berguna dari suatu konsep.
yang melibatkan contoh dari konsep b. Kesalahan prinsip
tersebut. Konsep ialah ide abstrak yang Prinsip merupakan serangkaian
memungkinkan kita dapat konsep yang dikaitkan sehingga
mengelompokkan objek ke dalam memberikan suatu pengetahuan baru.
contoh dan non contoh (Suherman, Jika siswa tidak memiliki konsep yang
2003:33). Misalnya siswa yang digunakan untuk mengembangkan
memahami konsep segitiga siku-siku prinsip sebagai butir suatu pengetahuan,
dapat membedakan segitiga siku-siku maka mereka akan merasa sulit dalam
dengan segitiga sembarang atau segitiga memahami prinsip itu (Hidayat, 2008:8).
lancip. Kriteria siswa yang melakukan Hal ini wajar karena prinsip memuat
kesalahan konsep dapat dilihat dari konsep-konsep serta relasi antar konsep-
kesulitan dalam memahami konsep konsepnya. Kriteria siswa yang
(Hidayat, 2008:6) sebagai berikut: melakukan kesalahan prinsip berkaitan
1) Ketidakmampuan memberikan nama dengan kesulitan dalam menggunakan
singkat atau nama teknik bagi objek prinsip (Hidayat, 2008:8-9) sebagai
dalam himpunan. berikut:
2) Ketidakmampuan menyetakan arti 1) Kekurangpahaman tentang konsep-
istilah yang memadai konsep tesebut. konsep dasar.
3) Ketidakmampuan mengingat satu 2) Ketidakmampuan siswa dalam
atau lebih syarat perlu untuk memastikan faktor-faktor yang
memberikan istilah bagi suatu objek relevan dan memisahkannya dari yang
tertentu. tidak relevan yang disebabkan oleh
68 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80

ketidakmampuan siswa melakukan b. Kesalahan pada tahap memahami soal


abstraksi pola. disebabkan karena siswa tidak
c. Kesalahan algoritma memahami maksud dari pertanyaan. Hal
Algoritma merupakan prosedur yang menunjukkan ketidaktahuan
dalam melakukan sesuatu. Dalam Kamus tersebut adalah kurangnya pemahaman
Matematika disebutkan bahwa algoritma siswa terhadap makna istilah-istilah atau
adalah suatu tata cara yang sistematis simbol-simbol khusus.
untuk menemukan jawaban dari suatu c. Kesalahan pada tahap menentukan
soal. Kesalahan dalam algoritma berarti strategi dalam menyelesaikan soal
kesalahan yang terjadi pada langkah- disebabkan karena siswa tidak mampu
langkah penyelesaian soal. Kriteria siswa menentukan cara yang tepat untuk
melakukan kesalahan dalam memperoleh penyelesaian soal.
menggunakan algoritma (Hidayat, d. Kesalahan pada tahap melakukan proses
2008:10) sebagai berikut: menyelesaian soal disebabkan karena
1) Siswa tidak menguasai algoritma. siswa tidak mampu memperlihatkan
2) Siswa tidak memahami makna operasi matematika atau prosedur yang
algoritma. siperlukan untuk menyelesaikan soal.
3) Siswa tidak terampil dalam e. Kesalahan pada tahap penulisan jawaban
pengetahuan atau keterampilan disebabkan karena siswa tidak
dasar. mengetahui bentuk yang lazim
Kesalahan-kesalahan tersebut digunakan dalam matematika.
dapatdisebabkan oleh tahap-tahap tertentu Sebagaimana lima kategori di atas,
ketika siswa menyelesaikan soal. Faktor ada tiga penyebab kesalahan yang tidak
penyebab kesalahan yang dilakukan siswa tergambarkan atau terlihat pada jawaban
pada masing-masing tahap (Watson, yang ditulis siswa, yaitu motivasi,
1980:321) sebagai berikut: kecerobohan dan bentuk pertanyaan yang
a. Kesalahan pada tahap membaca ambigu (Watson, 1980:322).
disebabkan karena siswa tidak mampu Setelah mengkaji teori-teori tentang
membaca soal dengan baik. Misalnya kesalahan dalam menyelesaikan soal
siswa kurang mengenal kata simbol, atau matematika dan penyebabnya di atas,
tidak membaca kata atau simbol-simbol peneliti ingin menekankan fokus penelitian
penting dalam soal. ini. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
persentase kesalahan pada tahap process skill
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 69

khususnya kesalahan proses, prinsip dan diujicoba diberikan kepada subjek penelitian,
algoritma, yang dilakukan siswa dalam selanjutnya memeriksa hasil tes,
menyelesaikan soal trigonometri, serta apa mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan siswa,
saja faktor-faktor yang menjadi mewawancarai siswa dan menganalisis
penyebabnya. semua data yang didapatkan selama
penelitian. Pada tahap penyelesaian, peneliti
METODE PENELITIAN menyimpulkan jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan siswa dan penyebabnya.
Jenis Penelitian
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
Penelitian ini menggunakan
Data
pendekatan kualitatif deskriptif.
Data dalam penelitian ini adalah hasil
Waktu dan Tempat Penelitian
jawaban tes siswa dalam menyelesaikan soal
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun
trigonometri dan transkrip wawancara
2017 di salah satu SMA swasta di kota
dengan subjek penelitian. Data tersebut
Padang.
diperoleh menggunakan instrumen tes dan
Subjek Penelitian
pedoman wawancara yang tidak terstruktur.
Subjek penelitian ini adalah 9 siswa
Teknik pengumpulan data hasil jawaban
kelas X SMA yang telah mempelajari
siswa dilakukan dengan melakukan tes
trigonometri, yang dipilih dengan cara
tertulis dan mewawancarai subjek penelitian.
mengambil masing-masing tiga siswa dari
Teknik Analisis Data
yang paling banyak melakukan kesalahan
Analisis data dilakukan terhadap data
konsep, prinsip dan algoritma dalam
hasil tes tertulis dan data hasil wawancara.
menyelesaikan soal trigonometri.
Data hasil tes tertulis berupa jenis-jenis
Prosedur
kesalahan konsep, prinsip, dan algoritma
Penelitian ini dilakukan dalam tiga
siswa dalam menyelesaikan soal
tahap yaitu tahap persiapan, tahap
trigonometri. Peneliti menghitung
pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Pada
persentase siswa yang melakukan ketiga
tahap persiapan, peneliti menetapkan jadwal
jenis kesalahan menggunakan rumus berikut
penelitian, membuat kisi-kisi soal tes,
ini:
menyusun soal tes, uji coba soal tes, analisis
jumlah siswa yang melakukan kesalahan
Px   100 %
soal ujicoba dan membuat pedoman jumlah seluruh siswa

wawancara. Pada tahap pelaksanaan Sumber: Zafri (2000: 83)


Keterangan:
penelitian, soal tes tertulis yang telah Px = Persentase siswa yang melakukan
kesalahan x
70 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80

Data hasil wawancara dianalisis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


melalui tiga tahap yaitu mereduksi data, Data Hasil Tes
menyajikan data dan menyimpulkan. Tahap Tes diberikan kepada siswa setelah
mereduksi data, data hasil wawancara materi trigonometri selesai diajarkan oleh
direduksi dengan menyederhanakan jawaban guru matematika. Berdasarkan hasil
siswa mengenai penyebab kesalahan yang pekerjaan 23 orang siswa dalam
dilakukannya. Pada tahap menyajikan data menyelesaikan soal trigonometri, ditemukan
hasil wawancara, peneliti mencatat beberapa kesalahan yang dilakukan siswa.
penyebab kesalahan konsep, prinsip dan Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
algoritma yang dilakukan siswa. pada tahap disajikan pada Tabel 1.
menyimpulkan, hasil wawancara disimpulkan
berupa faktor-faktor penyebab terjadinya
kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal trigonometri.

Tabel 1. Deskripsi Kesalahan Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Soal Trigonometri


No. Jumlah Siswa Jumlah Siswa Nomor Kode Siswa yang Melakukan
Soal yang Menjawab yang Tidak Kesalahan Kesalahan
Soal Menjawab Soal
1 22 1 xiv TWT, RDPM
vii MAP, AP, OP
xvi NOM
2 22 1 i TWT, NS, RJ
Iii TWT, MAP, DFA, AP, NA, OP
ii CPS, ZAR, RDPM, AP, M, NM, SN, YPS
viii MAP, AP, OP
3 8 15 x RDPM, M
ix MAP
i NA
xiii NF
4 5 18 xi RDPM
v DFA
5 5 18 vi DFA
xviii SA
6 6 17 X RDPM
7 5 18 Xv CPS, ZAR, SA, IW
Iv NOM
8 22 1 I TWT, CPS, ZAR, MAP, DFA, AS, AP, DD,
M, NS, NF, NW, OP, UA, VB, YPS
xii RDPM
xix SA
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 71

xviii IW
xvii NOM
Ii RJ

Berdasarkan paparan data pada tabel di xiii. Kesalahan dalam menggunakan konsep
atas, ada 19 bentuk kesalahan yang ditemukan perbandingan trigonometri sudut di
dari lembar hasil tes tertulis 23 siswa pada semua kuadran
materi trigonometri yaitu: xiv. Kesalahan menggunakan tanda sama
i. Kesalahan konsep segitiga dengan (konsep kesamaan)
ii. Kesalahan konsep sudut siku-siku xv. Kesalahan menyederhanakan bentuk
iii. Kesalahan dalam menggunakan teorema pecahan
pythagoras xvi. Kesalahan perhitungan
iv. Kesalahan dalam menentukan xvii. Kesalahan dalam meguadratkan bentuk
penyelesaian persamaan trigonometri akar
v. Kesalahan dalam menentukan koordinat xviii. Kesalahan mengalikan kedua ruas dengan
kartesius dari suatu koordinat kutub suatu bilangan
vi. Kesalahan dalam menggunakan identitas xix. Kesalahan mengalikan bentuk akar
trigonometri Bentuk-bentuk kesalahan tersebut
vii. Kesalahan dalam mengubah sudut dalam dikelompokkan ke dalam tiga jenis kesalahan
derajat menjadi radian yaitu kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan
viii. Kesalahan dalam menggunakan rumus kesalahan algoritma. Jenis kesalahan konsep
perbandingan trigonometri pada segitiga yaitu kesalahan nomor i dan ii. Jenis kesalahan
siku-siku prinsip yaitu kesalahan nomor iii, iv, v, vi, vii,
ix. Kesalahan dalam mengubah sudut dalam viii, ix, x, xi, xii, dan xiii. Sedangkan jenis
radian menjadi derajat kesalahan algoritma yaitu kesalahan xiv, xv,
x. Kesalahan dalam menggunakan konsep xvi, xvii, xviii, dan xix. Tabel 2 menggambaran
sudut berrelasi jumlah kesalahan konsep, prinsip dan
xi. Kesalahan dalam menentukan nilai algoritma yang dilakukan masing-masing
perbandingan trigonometri sudut khusus siswa.
xii. Kesalahan dalam menggunakan aturan
cosinus
Tabel 2. Jumlah Kesalahan yang Dilakukan Masing-Masing Siswa
Banyak Kesalahan yang Dilakukan
No Kode Siswa
Konsep Prinsip Algoritma
1 AS 1 0 0
72 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80

2 AP 2 3 0
3 CPS 2 0 1
4 DD 1 0 0
5 DFA 1 4 0
6 IW 0 0 2
7 M 2 1 0
8 MAP 1 4 0
9 NOM 0 1 2
10 NS 2 0 0
11 NA 1 1 0
12 NF 1 1 0
13 NW 2 0 0
14 OP 1 3 0
15 RDPM 1 4 1
16 RJ 2 0 0
17 SA 0 0 3
18 SN 1 0 0
19 TWT 2 1 1
20 UA 1 0 0
21 VB 1 0 0
22 YPS 2 0 0
23 ZAR 2 0 1

Berdasarkan tabel 2, dari 23 siswa kesalahan algoritma. Berikut ini perhitungan


diketahui terdapat 20 siswa yang melakukan persentase siswa untuk masing-masing jenis
kesalahan konsep, 10 siswa melakukan kesalahan yang dapat dilihat pada Tabel 3.
kesalahan prinsip dan 7 siswa melakukan

Tabel 3. Persentase Siswa yang Melakukan Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Trigonometri
Jumlah Siswa yang Melakukan
No Jenis Kesalahan Persentase
Kesalahan
20
1 Kesalahan Konsep 20 siswa  100%  86,96%
23
10
2 Kesalahan Prinsip 10 siswa 100%  43,48%
23
7
3 Kesalahan Algoritma 7 siswa 100%  30,43%
23

Besarnya persentase kesalahan konsep banyak mengalami kesalahan konsep dan


yaitu 86,96% sangatlah berpengaruh terhadap pemahaman dalam belajar. Penelitian yang
pemahaman siswa dalam menguasai materi dilakukan Hebrew J Godden dan Ratnah
trigonometri. Tall & Razali dalam Layn (2017: Kurniati juga menunjukkan hasil besarnya
96) menyatakan bahwa kesalahan siswa dalam persentase kesalahan konsep dalam
mengerjakan soal matematika yakni siswa menyelesaikan soal matematika (Sarlina, 2015:
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 73

196). Marpaung (2018: 66-69) memaparkan satuan; dan (5) Menyelesaikan persamaan
bahwa kesalahan konsep ditemukan pada trigonometri sederhana.
siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan Dalam pencapaian indikator-indikator
rendah dalam menyelesaikan soal matematika. dalam soal, ada pengetahuan prasyarat yang
Namun demikian, kesalahan prinsip dan harus dikuasai terlebih dahulu oleh siswa
kesalahan algoritma berturut-turut sebesar sebelum mempelajari materi trigonometri.
43,48% dan 30,43% bukan tidak berarti apa-apa. Seorang yang belajar matematika tidak akan
Dari 8 soal yang diberikan pada tes dapat menguasai materi lanjutan jika materi
tertulis, ada siswa yang tidak menjawab semua prasyaratnya tidak dikuasai dengan baik
soal. Soal yang paling banyak tidak dijawab (Andar, 2016: 16). Berdasarkan data yang
adalah nomor 4,5,dan 7. Ada 18 siswa dari 23 diperoleh dari penelitian dapat dilihat bahwa
siswa yang mengikuti tes hanya kesalahan yang dilakukan siswa tidak mutlak
mengosongkan jawabannya pada nomor- dalam ketercapaian indikator tertentu.
nomor tersebut. Ini berarti hampir semua Melainkan siswa banyak melakukan kesalahan
siswa yang tidak menjawab soal nomor yang berhubungan dengan pengetahuan
tersebut. Soal berikutnya yang juga tidak prasyarat. Kesalahan mengenai konsep
dijawab siswa terbanyak kedua adalah soal segitiga pada nomor 8 dengan indikator soal
nomor 6. Ada 17 siswa yang tidak menjawab yaitu menggunakan aturan sinus, kosinus dan
soal ini. Soal terbanyak ketiga yang tidak rumus luas segitiga dalam menyelesaikan soal,
dijawab siswa adalah nomor 3. dilakukan oleh 16 orang siswa. Kesalahan
Berdasarkan uraian di atas, maka mengenai konsep sudut siku-siku pada nomor
indikator-indikator yang berkaitan dengan 2 dengan indikator soal yaitu menentukan nilai
soal-soal pada nomor yang disebutkan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
sebelumnya merupakan materi yang sulit bagi siku, dilakukan oleh 8 orang siswa. Kesalahan
siswa. Indikator-indikator tersebut adalah (1) dalam menggunakan teorema pythagoras
Menentukan nilai perbandingan trigonometri pada nomor 2 dilakukan oleh 6 orang siswa.
dari sudut di semua kuadran; (2) Mengubah Selanjutnya kesalahan dalam
koordinat kutub ke koordinat kartesius dan menyederhanakan bentuk pecahan pada
sebaliknya; (3) Membuktikan dan nomor 7 dengan indikator yaitu menyelesaikan
menggunakan identitas trigonometri persamaan trigonometri sederhana, dilakukan
sederhana dalam penyelesaian soal; (4) oleh 4 orang siswa. Dengan demikian dapat
Menggambar grafik fungsi trigonometri disimpulkan bahwa mengenai ketercapaian
dengan menggunakan tabel dan lingkaran indikator bukan masalah utama siswa dalam
74 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80

menyelesaikan soal. Tetapi siswa banyak Pemilihan subjek wawancara dilakukan


melakukan kesalahan pada pengetahuan dengan menggunakan teknik bertujuan. Oleh
prasyaratnya. karena itu subjek wawancara dipilih tiga siswa
Hasil Wawancara yang paling banyak melakukan kesalahan
Wawancara dalam penelitian ini konsep, prinsip dan algoritma. Dengan melihat
bertujuan untuk mengetahui penyebab jumlah kesalahan yang dilakukan siswa pada
kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan Tabel 2, maka dipilih 9 siswa yang akan
kesalahan algoritma yang dilakukan siswa diwawancarai. Tabel 4 memperlihatkan daftar
dalam menyelesaikan soal trigonometri. subjek wawancara.

Tabel 4. Subjek Wawancara


No Kesalahan Konsep Kesalahan Prinsip Kesalahan Algoritma
1 TWT RDPM SA
2 CPS MAP IW
3 ZAR DFA NOM

Data hasil wawancara dianalisis dengan yang dilakukan setiap subjek wawancara.
mereduksi, menyajikan dan menyimpulkan Tabel 5 menunjukkan hasil reduksi data hasil
data. Pada tahap mereduksi data, peneliti wawancara.
mencatat penyebab masing-masing kesalahan

Tabel 5. Pereduksian Data Hasil Wawancara


Jenis Kesalahan Kode Subjek Nomor Soal yang Kode Penyebab
Wawancara Diwawancarai Kesalahan
Kesalahan Konsep TWT 2 iii
8 iii
CPS 2 iv
8 iii
ZAR 2 i
8 iii
Kesalahan prinsip RDPM 3 ii
4 ii
5 ii
8 i
MAP 1 ii
2 ii, iii
3 ii
DFA 2 iii
4 i
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 75

5 ii
Kesalahan algoritma SA 5 i
7 i
8 i
IW 7 i
8 i
NOM 1 i
8 i
Keterangan:
i. Kecerobohan
ii. Salahnya pemahaman siswa mengenai suatu materi
iii. Kurangnya pemahaman siswa mengenai pengetahuan prasyarat
iv. Keliru dalam membaca soal

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengerjakan soal tes
penyebab kesalahan didominasi oleh faktor yang diberikan. Hal ini dikarenakan tes yang
kecerobohan. Dari semua kesalahan yang diberikan tidak mempengaruhi nilai mereka
dilakukan oleh 9 siswa tersebut, faktor pada mata pelajaran matematika di sekolah.
kecerobohan dialami sebanyak 10 kali. Sehingga siswa kurang terpacu untuk
Kesalahan yang disebabkan karena menunjukkan kemampuan mereka secara
pemahaman terhadap materi yang belum maksimal saat tes. Ketiga, persiapan siswa
benar dialami sebanyak 7 kali. Kesalahan yang kurang baik untuk menghadapi soal yang
disebabkan karena siswa kurang memahami diberikan, terutama dari segi materi yang
pengetahuan prasyarat dialami sebanyak 6 diujikan. Hal ini disebabkan karena tes
kali. Sedangkan kesalahan yang disebabkan tersebut tidak akan mempengaruhi nilai
oleh kekeliruan membaca soal hanya dialami mereka. Bahkan jika nilai yang diperoleh tidak
sebanyak 1 kali. tuntas, mereka tidak akan diremedial
Beberapa alasan siswa melakukan sebagaimana ulangan harian biasanya.
kesalahan dan kenapa begitu banyaknya soal Faktor penyebab kesalahan siswa
tidak dijawab oleh siswa, diantaranya seperti dalam menyelesaikan soal trigonometri
faktor waktu, motivasi, serta kesiapan siswa sebagai berikut.
saat tes diberikan. Pertama, tidak memadainya 1. Kecerobohan
waktu yang disediakan untuk menyelesaikan Kecerobohan merupakan alasan
soal. Hal ini dapat mempengaruhi jumlah soal terbanyak yang diakui siswa ketika ditanyai
yang dapat dikerjakan siswa dalam waktu saat wawancara. Siswa melalakukan
tertentu serta perolehan nilai yang didapat. kecerobohan seringkali melakukan kesalaha
Kedua, kurang atau bahkan tidak adanya perhitungan (Marpaung, 2018: 22). Dengan
76 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80

kata lain, siswa tergesa-gesa dalam


menyelesaiakan soal. Tidak hanya menjadi
penyebab untuk kesalahan konsep,
kecerobohan juga menyebabkan siswa
melakukan kesalahan prinsip dan kesalahan
algoritma. Alasan terburu-buru, tidak hati-hati,
Gambar 2. Contoh kesalahan siswa karena
ingin cepat selesai menunjukkan kecerobohan
faktor kecerobohan
siswa. Bahkan ada siswa yang mengakui
bahwa dia sendiri pun sering salah dalam Jawaban siswa di atas adalah salah.
menyelesaikan soal matematika karena Kesalahannya terdapat pada baris pertama.
kecerobohannya. Padahal soal yang diberikan Berdasarkan wawancara peneliti dengan siswa
tidak terlalu sulit dan dia memahami materi yang melakukan kesalahan tersebut, dia
yang ditanyakan. Hanya karena kecerobohan mengakui kecerobohannya ketika menjawab
pada suatu langkah penyelesaian saja hasil soal. Jadi karena kecerobohan saja jawaban
akhir menjadi salah. akhir bisa menjadi salah dan mengurangi
Marpaung (2018: 22) mejelaskan bahwa perolehan nilai siswa.
kecerobohan dalam menyelesaikan soal 2. Salahnya pemahaman siswa mengenai
matematika sesungguhnya memahami semua suatu materi
konsep yang ada di matematika dengan Kebanyakan siswa yang melakukan
mudah, hanya saja sering kali siswa mudah kesalahan prinsip mengungkapkan bahwa
puas dengan sedikit contoh dan tidak mau mereka tidak mengerti dengan materi yang
mengeksplorasi lebih mendalam pada soal ditanyakan. Ada juga siswa yang mengakui
lainnya, menganggap dirinya mampu bahwa mereka ragu-ragu bahkan sering
mengerjakan soal-soal matematika. Dalam hal terbalik-balik dalam menggunakan atau
ini guru dapat meminimalisir kecerobohan, mengingat rumus yang dipakai dalam
dengan diadakannya latihan secara kontinu penyelesaian soal. Misalnya dalam mengubah
tentang suatu materi. sudut dalam radian menjadi bentuk derajat
Sebagai contoh, seorang siswa terbalik dan sebaliknya. Selain itu ada juga siswa yang
dalam menggunakan rumus untuk ingat rumus dengan benar, tetapi tidak benar
menentukan koordinat kartesius dari suatu menggunakannya ketika menyelesaikan soal.
koordinat kutub. Berikut jawaban siswa dalam Hal ini terjadi pada salah seorang siswa yang
menjawab soal nomor 4. hanya menghafal rumus perbandingan
trigonometri pada segitiga siku-siku tetapi
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 77

tidak bisa menggunakan rumus tersebut. berarti betapa pentingnya pengetahuan


Berikut jawaban siswa tersebut pada nomor2: prasyarat itu. Jika siswa mengetahui materi
prasyarat maka siswa akan mengalami
kesalahan dalam menyelesaikan soal.
Siswa dapat dikatakan menguasai
kemampuan prasyarat dilihat dari dua aspek
yaitu: (1) Mengingat bahan pelajaran yang
sudah dipelajari sebelumnya, (2) Mampu untuk
menghubungkan ide atau pelajaran baru
dengan ide – ide atau pelajaran yang telah
dipelajari terlebih dahulu (Bahri, 2016: 122).
Kurangnya pengetahuan prasyarat siswa
memang menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal. Hal ini dijumpai oleh
Gambar 3. Contoh kesalahan siswa karena peneliti ketika pada wawancara pada siswa.
salahnya pemahaman siswa
terhadap suatu materi siswa tidak menguasai materi prasyarat seperti
konsep segitiga dan teorema phytagoras.
Pada saat diwawancarai siswa Contohnya seorang siswa yang menjawab
mengetahui rumus untuk cosinus dan tangen salah soal nomor 2:
sudut. Tetapi pada penyelesaian soalnya siswa
tersebut bingung dalam membedakan sisi-sisi
pada segituga dan menggunakan rumus yang
dihafalnya itu ketika menjawab soal.
Kurangnya pemahaman siswa mengenai
materi tersebut terlihat dari ketidakmampuan
siswa dalam membedakan sisi-sisi pada
segitiga.
3. Kurangnya pengetahuan siswa mengenai
pengetahuan prasyarat
Pengetahuan prasyarat adalah
pengetahuan yang harus dimiliki siswa Gambar 4. Contoh kesalahan siswa karena
sebelum mempelajari materi selanjutnya. Ini kurangnya pemahaman siswa
mengenai pengetahuan prasyarat
78 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80

Berdasarkan wawancara dengan siswa siswa mengalami kesalahan dalam


yang bersangkutan, dia mengakui bahwa dia menginterpretasi bahasa. Hal ini disebabkan
asal membuat gambar segitiga saja dengan karena kesalahan dalam memahami makna
anggapan segitiga itu sama saja bentuknya. soal.
Kesalahan yang dilakukan siswa disebabkan Hal ini terjadi pada seorang siswa ketika
karena siswa tidak paham mengenai konsep menjawab soal nomor 2. Ketika diwawancarai,
segitiga siku-siku dan teorema pythagoras siswa tersebut dimintai lagi untuk membaca
yang benar. Sementara kedua hal tersebut soal nomor 2 dan memperhatikan jawaban
merupakan pengetahuan prasyarat untuk yang dibuatnya. Setelah dibaca dan dilihat,
pokok bahasan trigonometri ini. untuk ternyata siswa tersebut melupakan salah satu
menghindari terjadinya penyebab kesalahan informasi penting pada soal yaitu mengenai
berkaitan dengan pengetahuan prasyarat ini, letak sudut siku-siku pada segitiga ABC. Jadi,
sebelum melanjutkan materi baru perlu karena kekeliruan dalam membaca soal siswa
dijemput kembali materi-materi prasyaratnya. tersebut meninggalkan informasi penting pada
Dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru soal.
terlebih dahulu memberi atau mengingatkan Dari keempat penyebab kesalahan di
kembali materi prasyarat sebelummenjelaskan atas, kecerobohan dan keliru dalam membaca
materi inti (Andar, 2016: 28). soal sesuai dengan teori menurut Newman
4. Keliru dalam membaca soal (Watson, 1980; 321). Sebagaimana juga
Kekeliruan dalam membaca soal bisa saja diungkapkan oleh Aprisal (2017: 136) bahwa
menimbulkan kesalahan dalam menyelesaikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
soal. Karena informasi-informasi yang matematika adalah kesalahan yang sifatnya
diberikan pada soal nantinya akan berguna prosedural seperti salah menghitung
dalam mendapatkan jawaban yang benar. Hal (kecerobohan). Sedangkan dua penyebab lain
ini terjadi pada salah seorang siswa, yaitu seperti salahnya pemahaman siswa mengenai
karena tidak membaca satu kata yang ada pengetahuan prasyarat tidak dipungkiri juga
pasa soal mengakibatkan kesalahan pada dapat menyebabkan kesalahan yang dilakukan
jawabannya. Padahal satu kata yang siswa dalam menyelesaikan soal trigonometri.
terlupakan itu merupakan informasi penting
dalam mendapatkan jawaban yang benar. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pada tahap awal memahami soal, Sahriah
Kesimpulan dari penelitian ini adalah 19
(Wati, 2017: 12) mengemukakan bahwa
bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam
kesalahan terjadi salah satunya adalah karena
menyelesaikan soal trigonometri. Bentuk-
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 79

bentuk kesalahan tersebut antara lain: (i) konsep dilakukan oleh 86,96% siswa,
Kesalahan konsep segitiga; (ii) Kesalahan diantaranya adalah bentuk kesalahan (i) dan
konsep sudut siku-siku; (iii) Kesalahan dalam (ii). Kesalahan prinsip dilakukan oleh 43,48%
menggunakan teorema pythagoras; (iv) siswa, diantaranya adalah bentuk kesalahan
Kesalahan dalam menentukan penyelesaian (iii) sampai (xiii). Kesalahan algoritma
persamaan trigonometri; (v) Kesalahan dalam dilakukan oleh 30,43% siswa, diantaranya
menentukan koordinat kartesius dari suatu adalah bentuk kesalahan (xiv) sampai (xix).
koordinat kutub; (vi) Kesalahan dalam Sedangkan faktor-faktor penyebab kesalahan
menggunakan identitas trigonometri; (vii) tersebut antara lain faktor kecerobohan,
Kesalahan dalam mengubah sudut dalam salahnya pemahaman siswa mengenai suatu
derajat menjadi radian; (viii) Kesalahan dalam materi, kurangnya pemahaman siswa
menggunakan rumus perbandingan mengenai pengetahuan prasyarat dan keliru
trigonometri pada segitiga siku-siku; (ix) dalam membaca soal. Penyebab utama
Kesalahan dalam mengubah sudut dalam kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
radian menjadi derajat; (x) Kesalahan dalam trigonometri adalah faktor kecerobohan
menggunakan konsep sudut berrelasi; (xi)
Saran
Kesalahan dalam menentukan nilai
Ada beberapa saran untuk guru dan
perbandingan trigonometri sudut khusus; (xii)
siswa setelah penelitian ini dilakukan. Untuk
Kesalahan dalam menggunakan aturan
guru, hendaknya tidak hanya menekankan
cosinus; (xiii) Kesalahan dalam menggunakan
pada latihan soal tetapi pada pengetahuan
konsep perbandingan trigonometri sudut di
prasyarat untuk pokok bahasan trigonometri.
semua kuadran; (xiv) Kesalahan menggunakan
Di samping itu sebaiknya guru juga melakukan
tanda sama dengan (konsep kesamaan); (xv)
analisis kesalahan siswanya untuk setiap
Kesalahan menyederhanakan bentuk pecahan;
materi agar dapat mengetahui kesalahan siswa
(xvi) Kesalahan perhitungan; (xvii) Kesalahan
dan penyebabnya. Dengan demikian guru
dalam meguadratkan bentuk akar; (xviii)
dapat mempersiapkan diri dalam menentukan
Kesalahan mengalikan kedua ruas dengan
langkah yang tepat guna mengatasi kesalahan-
suatu bilangan; (xix) Kesalahan mengalikan
kesalahn siswa dalam mengerjakan soal-soal
bentuk akar mengenai persentase siswa dalam
matematika. Kepada siswa yang melakukan
melakukan kesalahan dan penyebab-
kesalahan, diharapkan lebih berhati-hati dan
penyebabnya. Semua bentuk kesalahan
tenang dalam menjawab soal matematika,
tersebut diklasifikasikan menjadi kesalahan
konsep, prinsip dan algoritma. Kesalahan
80 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80

dimulai dari tahap membaca soal sampai Sarlina. (2015). Miskonsepsi Siswa terhadap
Pemahaman Konsep Matematika pada
menuliskan jawaban penyelesaian.
Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat
Siswa Kelas X5 SMA Negeri 11 Makassar.
REFERENSI
MaPan: Jurnal Matematika dan
Abidin, Z. (2012). Analisis Kesalahan Mahasiswa Pembelajaran, 3 (2), 194-209.
Prodi Pendidikan Matematika Fakultas
Suherman, E., dkk. (2003). Strategi
Tarbiyah IAIN Ar-Raniry dalam Mata
Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Kuliah Trigonometri dan Kalkulus I.
Bandung: Universitas Pendidikan
Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, XIII (1), 183-196.
Indonesia.
Andar., dkk. (2016). Deskripsi Kesalahan Siswa
Syahrir., dkk (2013). Analisis Kesulitan
dalam Menyelesaikan Soal-Soal Ujian
Pemahaman Konsep dan Prinsip Materi
Semester Matematika Siswa Kelas VIII
Pokok Dimensi Tiga Siswa Kelas XI SMK
SMP Negeri 10 Kendari. Jurnal Penelitian
Keperawatan Yahya Bima. Jurnal Prisma
Pendidikan Matematika, 4 (2), 15-28.
Sains, I (1), 88-102.
Aprisal. (2017). Analisis Kesalahan
Wati, M.K., dkk (2017). Analisis Kesalahan
Menyelesaikan Soal Garis Singgung
Mahasiswa dalam Menyelesaikan
Lingkaran pada Siswa SMP. Prosiding,
Masalah Matematika dengan
Seminar Matematika dan Pendidikan
Menggunakan Langkah Polya Siswa
Matematika UNY, 2017. Yogyakarta:
Kelas VII SMP. Jurnal PRISMA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Universitas Suryakancana, VI (1), 9-16.
Bahri, A.H., dkk. (2016). The Profile of
Watson, I. 1980. Educational Studied in
Teacher’s Understanding on Student’s
Mathematics II. Dordrecht, Holland and
Mathematics Ability Based on Teacher’s
Boston, U.S.A: D. Reide Publishing Co.
Teaching at SMPN 1 Gantarangkeke.
Jurnal Daya Matematis, 4 (2), 119-128. Widdiharto, R. (2008). Diagnosis Kesulitan
Belajar Matematika SMP dan Alternatif
Hidayat, A.S. (2008). Diagnosa dan Remidi
Proses Remedinya. Yogyakarta: Pusat
Kesulitan Belajar Matematika. Disajikan
Pengembangan dan Pemberdayaan
pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Guru. Universitas Pendidikan Indonesia.
Matematika.
Layn, M.R., dkk. (2017). Analisis Kesalahan
Zulmiyati. 2004. Studi tentang Kesalahan-
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Matematika. Jurnal Math Educator
Soal-Soal Hitung Integral pada Kelas III
Nusantara, 3 (2), 95-102.
Semester II Sekolah Menengah Analisis
Marpaung, N.Q.R. 2018. Analisis Kesalahan Kimia (SMAK) Padang. Skripsi, tidak
Siswa dalam Menyelesaikan Soal dipublikasikan. Padang: Universitas
Matematika di MTs Swasta Aisyiyah Bung Hatta.
Sumatera Utara. Skripsi, dipublikasikan.
Medan: Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai