Abstract
Trigonometry is a material which the high school student have to authorize. The purposes of this
research are to find out the forms of errors that were carried out by the student when solving trigonometry
problems and it’s causes. The method of this research is descriptive research, and senior high school students
as the research’s subject. To find out the kind of errors that were carried out by the student, the researcher
gave them a test and then they were interviewed to show up it’s causes . The result of this research show that
there are 19 forms of error in solving trogonometry’s problem, which further they were been classified
become three kind of errors, they are conceptual (86,96% of students), principle (43,48% of students) and
procedural error (30,43% of students). The main cause of these errors is because the student were not
understand yet about the materials of trigonometry correctly.
*Corresponding author.
Peer review under responsibility UIN Imam Bonjol Padang.
© 2020 UIN Imam Bonjol Padang. All rights reserved.
p-ISSN: 2580-6726
e-ISSN: 2598-2133
Analisis Kesalahan Menyelesaikan … (Suci Wulandari, Meria Ultra Gusteli) 65
khususnya kesalahan proses, prinsip dan diujicoba diberikan kepada subjek penelitian,
algoritma, yang dilakukan siswa dalam selanjutnya memeriksa hasil tes,
menyelesaikan soal trigonometri, serta apa mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan siswa,
saja faktor-faktor yang menjadi mewawancarai siswa dan menganalisis
penyebabnya. semua data yang didapatkan selama
penelitian. Pada tahap penyelesaian, peneliti
METODE PENELITIAN menyimpulkan jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan siswa dan penyebabnya.
Jenis Penelitian
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
Penelitian ini menggunakan
Data
pendekatan kualitatif deskriptif.
Data dalam penelitian ini adalah hasil
Waktu dan Tempat Penelitian
jawaban tes siswa dalam menyelesaikan soal
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun
trigonometri dan transkrip wawancara
2017 di salah satu SMA swasta di kota
dengan subjek penelitian. Data tersebut
Padang.
diperoleh menggunakan instrumen tes dan
Subjek Penelitian
pedoman wawancara yang tidak terstruktur.
Subjek penelitian ini adalah 9 siswa
Teknik pengumpulan data hasil jawaban
kelas X SMA yang telah mempelajari
siswa dilakukan dengan melakukan tes
trigonometri, yang dipilih dengan cara
tertulis dan mewawancarai subjek penelitian.
mengambil masing-masing tiga siswa dari
Teknik Analisis Data
yang paling banyak melakukan kesalahan
Analisis data dilakukan terhadap data
konsep, prinsip dan algoritma dalam
hasil tes tertulis dan data hasil wawancara.
menyelesaikan soal trigonometri.
Data hasil tes tertulis berupa jenis-jenis
Prosedur
kesalahan konsep, prinsip, dan algoritma
Penelitian ini dilakukan dalam tiga
siswa dalam menyelesaikan soal
tahap yaitu tahap persiapan, tahap
trigonometri. Peneliti menghitung
pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Pada
persentase siswa yang melakukan ketiga
tahap persiapan, peneliti menetapkan jadwal
jenis kesalahan menggunakan rumus berikut
penelitian, membuat kisi-kisi soal tes,
ini:
menyusun soal tes, uji coba soal tes, analisis
jumlah siswa yang melakukan kesalahan
Px 100 %
soal ujicoba dan membuat pedoman jumlah seluruh siswa
xviii IW
xvii NOM
Ii RJ
Berdasarkan paparan data pada tabel di xiii. Kesalahan dalam menggunakan konsep
atas, ada 19 bentuk kesalahan yang ditemukan perbandingan trigonometri sudut di
dari lembar hasil tes tertulis 23 siswa pada semua kuadran
materi trigonometri yaitu: xiv. Kesalahan menggunakan tanda sama
i. Kesalahan konsep segitiga dengan (konsep kesamaan)
ii. Kesalahan konsep sudut siku-siku xv. Kesalahan menyederhanakan bentuk
iii. Kesalahan dalam menggunakan teorema pecahan
pythagoras xvi. Kesalahan perhitungan
iv. Kesalahan dalam menentukan xvii. Kesalahan dalam meguadratkan bentuk
penyelesaian persamaan trigonometri akar
v. Kesalahan dalam menentukan koordinat xviii. Kesalahan mengalikan kedua ruas dengan
kartesius dari suatu koordinat kutub suatu bilangan
vi. Kesalahan dalam menggunakan identitas xix. Kesalahan mengalikan bentuk akar
trigonometri Bentuk-bentuk kesalahan tersebut
vii. Kesalahan dalam mengubah sudut dalam dikelompokkan ke dalam tiga jenis kesalahan
derajat menjadi radian yaitu kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan
viii. Kesalahan dalam menggunakan rumus kesalahan algoritma. Jenis kesalahan konsep
perbandingan trigonometri pada segitiga yaitu kesalahan nomor i dan ii. Jenis kesalahan
siku-siku prinsip yaitu kesalahan nomor iii, iv, v, vi, vii,
ix. Kesalahan dalam mengubah sudut dalam viii, ix, x, xi, xii, dan xiii. Sedangkan jenis
radian menjadi derajat kesalahan algoritma yaitu kesalahan xiv, xv,
x. Kesalahan dalam menggunakan konsep xvi, xvii, xviii, dan xix. Tabel 2 menggambaran
sudut berrelasi jumlah kesalahan konsep, prinsip dan
xi. Kesalahan dalam menentukan nilai algoritma yang dilakukan masing-masing
perbandingan trigonometri sudut khusus siswa.
xii. Kesalahan dalam menggunakan aturan
cosinus
Tabel 2. Jumlah Kesalahan yang Dilakukan Masing-Masing Siswa
Banyak Kesalahan yang Dilakukan
No Kode Siswa
Konsep Prinsip Algoritma
1 AS 1 0 0
72 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80
2 AP 2 3 0
3 CPS 2 0 1
4 DD 1 0 0
5 DFA 1 4 0
6 IW 0 0 2
7 M 2 1 0
8 MAP 1 4 0
9 NOM 0 1 2
10 NS 2 0 0
11 NA 1 1 0
12 NF 1 1 0
13 NW 2 0 0
14 OP 1 3 0
15 RDPM 1 4 1
16 RJ 2 0 0
17 SA 0 0 3
18 SN 1 0 0
19 TWT 2 1 1
20 UA 1 0 0
21 VB 1 0 0
22 YPS 2 0 0
23 ZAR 2 0 1
Tabel 3. Persentase Siswa yang Melakukan Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Trigonometri
Jumlah Siswa yang Melakukan
No Jenis Kesalahan Persentase
Kesalahan
20
1 Kesalahan Konsep 20 siswa 100% 86,96%
23
10
2 Kesalahan Prinsip 10 siswa 100% 43,48%
23
7
3 Kesalahan Algoritma 7 siswa 100% 30,43%
23
196). Marpaung (2018: 66-69) memaparkan satuan; dan (5) Menyelesaikan persamaan
bahwa kesalahan konsep ditemukan pada trigonometri sederhana.
siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan Dalam pencapaian indikator-indikator
rendah dalam menyelesaikan soal matematika. dalam soal, ada pengetahuan prasyarat yang
Namun demikian, kesalahan prinsip dan harus dikuasai terlebih dahulu oleh siswa
kesalahan algoritma berturut-turut sebesar sebelum mempelajari materi trigonometri.
43,48% dan 30,43% bukan tidak berarti apa-apa. Seorang yang belajar matematika tidak akan
Dari 8 soal yang diberikan pada tes dapat menguasai materi lanjutan jika materi
tertulis, ada siswa yang tidak menjawab semua prasyaratnya tidak dikuasai dengan baik
soal. Soal yang paling banyak tidak dijawab (Andar, 2016: 16). Berdasarkan data yang
adalah nomor 4,5,dan 7. Ada 18 siswa dari 23 diperoleh dari penelitian dapat dilihat bahwa
siswa yang mengikuti tes hanya kesalahan yang dilakukan siswa tidak mutlak
mengosongkan jawabannya pada nomor- dalam ketercapaian indikator tertentu.
nomor tersebut. Ini berarti hampir semua Melainkan siswa banyak melakukan kesalahan
siswa yang tidak menjawab soal nomor yang berhubungan dengan pengetahuan
tersebut. Soal berikutnya yang juga tidak prasyarat. Kesalahan mengenai konsep
dijawab siswa terbanyak kedua adalah soal segitiga pada nomor 8 dengan indikator soal
nomor 6. Ada 17 siswa yang tidak menjawab yaitu menggunakan aturan sinus, kosinus dan
soal ini. Soal terbanyak ketiga yang tidak rumus luas segitiga dalam menyelesaikan soal,
dijawab siswa adalah nomor 3. dilakukan oleh 16 orang siswa. Kesalahan
Berdasarkan uraian di atas, maka mengenai konsep sudut siku-siku pada nomor
indikator-indikator yang berkaitan dengan 2 dengan indikator soal yaitu menentukan nilai
soal-soal pada nomor yang disebutkan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
sebelumnya merupakan materi yang sulit bagi siku, dilakukan oleh 8 orang siswa. Kesalahan
siswa. Indikator-indikator tersebut adalah (1) dalam menggunakan teorema pythagoras
Menentukan nilai perbandingan trigonometri pada nomor 2 dilakukan oleh 6 orang siswa.
dari sudut di semua kuadran; (2) Mengubah Selanjutnya kesalahan dalam
koordinat kutub ke koordinat kartesius dan menyederhanakan bentuk pecahan pada
sebaliknya; (3) Membuktikan dan nomor 7 dengan indikator yaitu menyelesaikan
menggunakan identitas trigonometri persamaan trigonometri sederhana, dilakukan
sederhana dalam penyelesaian soal; (4) oleh 4 orang siswa. Dengan demikian dapat
Menggambar grafik fungsi trigonometri disimpulkan bahwa mengenai ketercapaian
dengan menggunakan tabel dan lingkaran indikator bukan masalah utama siswa dalam
74 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80
Data hasil wawancara dianalisis dengan yang dilakukan setiap subjek wawancara.
mereduksi, menyajikan dan menyimpulkan Tabel 5 menunjukkan hasil reduksi data hasil
data. Pada tahap mereduksi data, peneliti wawancara.
mencatat penyebab masing-masing kesalahan
5 ii
Kesalahan algoritma SA 5 i
7 i
8 i
IW 7 i
8 i
NOM 1 i
8 i
Keterangan:
i. Kecerobohan
ii. Salahnya pemahaman siswa mengenai suatu materi
iii. Kurangnya pemahaman siswa mengenai pengetahuan prasyarat
iv. Keliru dalam membaca soal
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengerjakan soal tes
penyebab kesalahan didominasi oleh faktor yang diberikan. Hal ini dikarenakan tes yang
kecerobohan. Dari semua kesalahan yang diberikan tidak mempengaruhi nilai mereka
dilakukan oleh 9 siswa tersebut, faktor pada mata pelajaran matematika di sekolah.
kecerobohan dialami sebanyak 10 kali. Sehingga siswa kurang terpacu untuk
Kesalahan yang disebabkan karena menunjukkan kemampuan mereka secara
pemahaman terhadap materi yang belum maksimal saat tes. Ketiga, persiapan siswa
benar dialami sebanyak 7 kali. Kesalahan yang kurang baik untuk menghadapi soal yang
disebabkan karena siswa kurang memahami diberikan, terutama dari segi materi yang
pengetahuan prasyarat dialami sebanyak 6 diujikan. Hal ini disebabkan karena tes
kali. Sedangkan kesalahan yang disebabkan tersebut tidak akan mempengaruhi nilai
oleh kekeliruan membaca soal hanya dialami mereka. Bahkan jika nilai yang diperoleh tidak
sebanyak 1 kali. tuntas, mereka tidak akan diremedial
Beberapa alasan siswa melakukan sebagaimana ulangan harian biasanya.
kesalahan dan kenapa begitu banyaknya soal Faktor penyebab kesalahan siswa
tidak dijawab oleh siswa, diantaranya seperti dalam menyelesaikan soal trigonometri
faktor waktu, motivasi, serta kesiapan siswa sebagai berikut.
saat tes diberikan. Pertama, tidak memadainya 1. Kecerobohan
waktu yang disediakan untuk menyelesaikan Kecerobohan merupakan alasan
soal. Hal ini dapat mempengaruhi jumlah soal terbanyak yang diakui siswa ketika ditanyai
yang dapat dikerjakan siswa dalam waktu saat wawancara. Siswa melalakukan
tertentu serta perolehan nilai yang didapat. kecerobohan seringkali melakukan kesalaha
Kedua, kurang atau bahkan tidak adanya perhitungan (Marpaung, 2018: 22). Dengan
76 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80
bentuk kesalahan tersebut antara lain: (i) konsep dilakukan oleh 86,96% siswa,
Kesalahan konsep segitiga; (ii) Kesalahan diantaranya adalah bentuk kesalahan (i) dan
konsep sudut siku-siku; (iii) Kesalahan dalam (ii). Kesalahan prinsip dilakukan oleh 43,48%
menggunakan teorema pythagoras; (iv) siswa, diantaranya adalah bentuk kesalahan
Kesalahan dalam menentukan penyelesaian (iii) sampai (xiii). Kesalahan algoritma
persamaan trigonometri; (v) Kesalahan dalam dilakukan oleh 30,43% siswa, diantaranya
menentukan koordinat kartesius dari suatu adalah bentuk kesalahan (xiv) sampai (xix).
koordinat kutub; (vi) Kesalahan dalam Sedangkan faktor-faktor penyebab kesalahan
menggunakan identitas trigonometri; (vii) tersebut antara lain faktor kecerobohan,
Kesalahan dalam mengubah sudut dalam salahnya pemahaman siswa mengenai suatu
derajat menjadi radian; (viii) Kesalahan dalam materi, kurangnya pemahaman siswa
menggunakan rumus perbandingan mengenai pengetahuan prasyarat dan keliru
trigonometri pada segitiga siku-siku; (ix) dalam membaca soal. Penyebab utama
Kesalahan dalam mengubah sudut dalam kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
radian menjadi derajat; (x) Kesalahan dalam trigonometri adalah faktor kecerobohan
menggunakan konsep sudut berrelasi; (xi)
Saran
Kesalahan dalam menentukan nilai
Ada beberapa saran untuk guru dan
perbandingan trigonometri sudut khusus; (xii)
siswa setelah penelitian ini dilakukan. Untuk
Kesalahan dalam menggunakan aturan
guru, hendaknya tidak hanya menekankan
cosinus; (xiii) Kesalahan dalam menggunakan
pada latihan soal tetapi pada pengetahuan
konsep perbandingan trigonometri sudut di
prasyarat untuk pokok bahasan trigonometri.
semua kuadran; (xiv) Kesalahan menggunakan
Di samping itu sebaiknya guru juga melakukan
tanda sama dengan (konsep kesamaan); (xv)
analisis kesalahan siswanya untuk setiap
Kesalahan menyederhanakan bentuk pecahan;
materi agar dapat mengetahui kesalahan siswa
(xvi) Kesalahan perhitungan; (xvii) Kesalahan
dan penyebabnya. Dengan demikian guru
dalam meguadratkan bentuk akar; (xviii)
dapat mempersiapkan diri dalam menentukan
Kesalahan mengalikan kedua ruas dengan
langkah yang tepat guna mengatasi kesalahan-
suatu bilangan; (xix) Kesalahan mengalikan
kesalahn siswa dalam mengerjakan soal-soal
bentuk akar mengenai persentase siswa dalam
matematika. Kepada siswa yang melakukan
melakukan kesalahan dan penyebab-
kesalahan, diharapkan lebih berhati-hati dan
penyebabnya. Semua bentuk kesalahan
tenang dalam menjawab soal matematika,
tersebut diklasifikasikan menjadi kesalahan
konsep, prinsip dan algoritma. Kesalahan
80 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.64-80
dimulai dari tahap membaca soal sampai Sarlina. (2015). Miskonsepsi Siswa terhadap
Pemahaman Konsep Matematika pada
menuliskan jawaban penyelesaian.
Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat
Siswa Kelas X5 SMA Negeri 11 Makassar.
REFERENSI
MaPan: Jurnal Matematika dan
Abidin, Z. (2012). Analisis Kesalahan Mahasiswa Pembelajaran, 3 (2), 194-209.
Prodi Pendidikan Matematika Fakultas
Suherman, E., dkk. (2003). Strategi
Tarbiyah IAIN Ar-Raniry dalam Mata
Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Kuliah Trigonometri dan Kalkulus I.
Bandung: Universitas Pendidikan
Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, XIII (1), 183-196.
Indonesia.
Andar., dkk. (2016). Deskripsi Kesalahan Siswa
Syahrir., dkk (2013). Analisis Kesulitan
dalam Menyelesaikan Soal-Soal Ujian
Pemahaman Konsep dan Prinsip Materi
Semester Matematika Siswa Kelas VIII
Pokok Dimensi Tiga Siswa Kelas XI SMK
SMP Negeri 10 Kendari. Jurnal Penelitian
Keperawatan Yahya Bima. Jurnal Prisma
Pendidikan Matematika, 4 (2), 15-28.
Sains, I (1), 88-102.
Aprisal. (2017). Analisis Kesalahan
Wati, M.K., dkk (2017). Analisis Kesalahan
Menyelesaikan Soal Garis Singgung
Mahasiswa dalam Menyelesaikan
Lingkaran pada Siswa SMP. Prosiding,
Masalah Matematika dengan
Seminar Matematika dan Pendidikan
Menggunakan Langkah Polya Siswa
Matematika UNY, 2017. Yogyakarta:
Kelas VII SMP. Jurnal PRISMA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Universitas Suryakancana, VI (1), 9-16.
Bahri, A.H., dkk. (2016). The Profile of
Watson, I. 1980. Educational Studied in
Teacher’s Understanding on Student’s
Mathematics II. Dordrecht, Holland and
Mathematics Ability Based on Teacher’s
Boston, U.S.A: D. Reide Publishing Co.
Teaching at SMPN 1 Gantarangkeke.
Jurnal Daya Matematis, 4 (2), 119-128. Widdiharto, R. (2008). Diagnosis Kesulitan
Belajar Matematika SMP dan Alternatif
Hidayat, A.S. (2008). Diagnosa dan Remidi
Proses Remedinya. Yogyakarta: Pusat
Kesulitan Belajar Matematika. Disajikan
Pengembangan dan Pemberdayaan
pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Guru. Universitas Pendidikan Indonesia.
Matematika.
Layn, M.R., dkk. (2017). Analisis Kesalahan
Zulmiyati. 2004. Studi tentang Kesalahan-
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Matematika. Jurnal Math Educator
Soal-Soal Hitung Integral pada Kelas III
Nusantara, 3 (2), 95-102.
Semester II Sekolah Menengah Analisis
Marpaung, N.Q.R. 2018. Analisis Kesalahan Kimia (SMAK) Padang. Skripsi, tidak
Siswa dalam Menyelesaikan Soal dipublikasikan. Padang: Universitas
Matematika di MTs Swasta Aisyiyah Bung Hatta.
Sumatera Utara. Skripsi, dipublikasikan.
Medan: Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.