nelly Rhosyida
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
E-mail: rhosyidanelly@gmail.com
Abstract: The progress of science and technology make a positive contribution in education through
its products. The use of technology has become a necessity to improve mathematics learning process
by providing opportunities for teachers to represent the learning material in a more interesting and
varied ways. Students’ engagements with, and ownership of, abstract mathematical ideas can be
fostered through technology.Teachers already used props and multimedia in geometry learning.
Wingeom is one of dynamic geometry software that help students to explore geometry objects
easily. The excess of Wingeom in presenting a visualization object geometry is expected to facilitate
students’ understanding of geometry.
Pada era globalisasi saat ini, informasi dan teknologi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga,
berkembang sangat pesat sehingga mendorong kita atau media lainnya (Depdiknas, 2006:345). Hal
untuk selalu mengikuti perkembangan IPTEK. ini menjelaskan bahwa penggunaan teknologi
Apalagi bagi negara yang sedang berkembang menjadi suatu kebutuhan untuk meningkatkan
dan membangun seperti Indonesia, mengikuti proses pembelajaran matematika.
perkembangan IPTEK dapat dikatakan sebagai suatu
keharusan untuk mengejar ketertinggalanIndonesia PeMBAHASAn
di belakang kemajuan negara-negara lainnya. Peran Teknologi dalam Pembelajaran Matema-
Banyak penemuan baru dalam bidang IPTEK tika
yang tidak dapat disangkal sangat berperan dalam
perkembangan pendidikan. Munculnya berbagai produk teknologi yang
Pemanfaatan teknologi sudah marak dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
dibicarakan dalam dunia pendidikan sebagai salah memberi kesempatan kepada para pendidik dan
satu aspek penting dalam pengembangannya. Hal tenaga kependidikan meningkatkan kualitas
ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam visi pendidikan melalui proses belajar-mengajar.
NCTM (2000:3) untuk matematika sekolah yang Produk teknologi tersebut dapat membantu
menyebutkan bahwa “technology is an essential pencapaian sasaran dan tujuan pendidikan melalui
component of the environment… Alone or in proses belajar-mengajar yang lebih menarik
group and with acces to technology, they work dan bermakna. Demikian pula halnya dengan
productively and reflectively, with the skill guidance pendidikan matematika, produk teknologi dapat
of their teacher ”. Dalam pernyataan tersebut memberi warna dalam pembelajaran matematika
jelas dinyatakan bahwa teknologi merupakan karena dapat memupuk minat serta sikap positif
unsur penting dalam sebuah pembelajaran terhadap matematika.
matematika. Pembelajaran dengan akses ke Siswa pada tingkat Sekolah Dasar (SD) masih
teknologi, memberikan kesempatan pada siswa berada pada tahap kognitif operasi konkrit dimana
untuk bekerja secara produktif dan reflektif, tentu anak sudah belajar menggunakan logika dengan
dengan arahan yang terambil dari guru. Dalam bantuan benda konkrit (Sugiyanto, 2012:3). Oleh
standar proses KTSP juga disebutkan bahwa untuk karena itu, matematika sebagai materi pelajaran
meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah yang abstrak memerlukan media visual dalam
diharapkan menggunakan teknologi informasi pembelajarannya. JA Bruner dalam Sugandi
195
196 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2015, hlm. 195-201
dalam melihat gambar bangun ruang. Di perguruan Tahap 0 (Visualisasi): Dalam tahap ini siswa
tinggi, berdasarkan pengalaman, pengamatan, berpikir tentang konsep – konsep dasar geometri
dan penelitian ditemukan bahwa kemampuan seperti bangun – bangun yang sederhana, terutama
mahasiswa dalam melihat ruang dimensi tiga masih berdasarkan apa yang tampak secara utuh sebagai
rendah. Bahkan dari berbagai penelitian, masih satu kesatuan tanpa memperhatikan sifat – sifat
ditemukan mahasiswa yang menganggap gambar dan komponennya.
bangun ruang sebagai bangun datar. Mahasiswa
Tahap 1 (Analisis): Tahap ini juga dikenal dengan
masih sulit menentukan garis bersilangan dengan
tahap deskriptif. Pada tahap ini sudah tampak
berpotongan dan belum mampu menggunakan
adanya analisis terhadap konsep dan sifat-sifatnya.
perolehan geometri SMU untuk menyelesaikan
Siswa dapat menentukan sifat-sifat suatu bangun
permasalahan geometri ruang. Pembelajaran yang
dengan melakukan pengamatan, pengukuran,
dilakukan guru biasanya lebih menitikberatkan
eksperimen, menggambar, dan membuat model.
kepada penjelasan dan pemberian contoh visual
Meskipun demikian, siswa belum sepenuhnya
melalui menggambarkan bangun ruang maupun
dapat menjelaskan hubungan antara sifat-sifat
bangun datar di papan tulis. Dengan cara tersebut
tersebut dan definisi tidak dapat dipahami oleh
dimungkinkan siswa akan mengalami kesulitan
siswa.
dalam mengkonstruksi konsep dan kurang efisien
dalam segi waktu. Tahap 2 (Deduksi Informal): Tahap ini juga dikenal
Kesulitan yang dialami siswa dalam dengan tahap abstrak, tahap abstrak/relasional,
pembelajaran geometri di sekolah berkaitan tahap teoritik, dan tahap ordering. Pada tahap ini,
dengan pembentukan konsep-konsep yang siswa sudah dapat melihat hubungan sifat-sifat
abstrak. Hal ini perlu dilakukan sedini mungkin pada suatu bangun geometri dan sifat-sifat antara
mulai dari tingkat Sekolah Dasar. Mempelajari beberapa bangun geometri. Siswa dapat membuat
konsep yang abstrak tidak dapat dilakukan hanya definisi abstrak, menemukan sifat-sifat dari
dengan transfer informasi saja, tetapi dibutuhkan berbagai bangun dengan menggunakan deduksi
proses pembentukan konsep melalui serangkaian informal, dan dapat mengklasifikasikan bangun-
aktivitas yang dialami langsung oleh siswa yang bangun secara hirarki.
disebut proses abstraksi. Pada proses abstraksi Tahap 3 (Deduksi ): Tahap ini juga dikenal dengan
ini, pemvisualan objek-objek geometri yang tahap deduksi formal. Pada tahap ini siswa dapat
abstrak ke dalam bentuk gambar maupun model menyusun bukti, tidak hanya sekedar menerima
geometri yang riil menjadi suatu hal yang perlu bukti. Siswa dapat menyusun teorema dalam sistem
untuk dilakukan. Hal ini karena siswa akan aksiomatik. Pada tahap ini siswa berpeluang untuk
kesulitan apabila hanya membayangkan objek- mengembangkan bukti lebih dari satu cara.
objek geometri yang diajarkan. Misalnya berbagai
bentuk bangun datar, bangun ruang, bagimana Tahap 4 (Rigor): Pada tahap ini siswa dapat
posisi benda dalam sistem koordinat, bagaimana membandingkan sistem–sistem berdasarkan
menjelaskan hubungan garis dengan garis, sudut, pada aksioma yang berbeda dan dapat menelaah
dan materi lainnya. Gambar dan model-model bermacam–macam geometri tanpa menghadirkan
geometri dapat diamati secara langsung oleh model kongkrit.
siswa saat pembelajaran berlangsung, sehingga Dalam rangka meningkatkan pemahaman
menjadikan kegiatan pembelajaran yang menantang geometri, maka perlu disusun proses pembelajaran
dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang yang mempertimbangkan tahapan pemahaman
menarik perhatian siswa akan berdampak pada geometri siswa seperti yang dikemukakan oleh
peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep- van Hiele. Tingkat sajian bahan pembelajaran
konsep yang dipelajarinya (Sabrinah, 2006:127). disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa dalam
Terkait dengan pemahaman geometri, menurut geometri. Dengan demikian isi kegiatan pada setiap
teori vanHiele dalam Wu & Ma (2006:2), seseorang tahap pembelajaran terikat pada tingkat berapa
akan melalui lima tingkatan hierarkis pemahaman sajian kegiatan bahan pembelajaran diberikan.
dalam belajar geometri. Lima tingkatan tersebut Misalnya pada tingkat visualisasi, makasajian
adalah visualisasi, analisis, deduksi informal, kegiatan berfokus pada mengidentifikasi, memberi
deduksi, dan rigor. Setiap tingkat menunjukkan nama, dan mengoperasikan bangun geometri sesuai
proses berpikir yang digunakan seseorang dalam dengan karakteristik visual atau penampakan
belajar konsep geometri. Tingkatan-tingkatan itu bentuknya dan lima tahap pembelajarannya
menunjukkan bagaimana seseorang berpikir dan juga harus berfokus pada mengidentifikasi,
tipe ide-ide geometri apa yang dipikirkan.Jadi, memberi nama, dan mengoperasikan bangun
bukan menunjukkan seberapa banyak pengetahuan geometri sesuai dengan karakteristik visual atau
yang dimiliki siswa. penampakan bentuknya. Pada tingkat analisis,
198 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2015, hlm. 195-201
maka sajian kegiatan berfokus pada menganalisis Berdasarkan beberapa kelemahan media
bangun-bangun dalam komponen-komponennya pembelajaran yang ada selama ini, maka perlu
dan hubungan antar komponen-komponen dan adanya alternatif media yang dapat melengkapi
menemukan sifat-sifat atau aturan dari kelas kekurangan-kekurangan tersebut. Menurut
bangun secara empirik. Amstrong (2002:15) penyajian materi secara visual
melalui media komputer dalam pembelajaran
Aplikasi Program WInGeOM dalam matematika merupakan suatu cara yang tepat
Pembelajaran Matematika dalam rangka peningkatan kemampuan spasial
siswa. Secara disadari atau tidak, terkadang
Guru dalam pembelajaran konvensional
semua hal yang terjadi dapat dimulai dari suatu
biasanya memvisualisasi objek geometri dengan
visualisasi. Berbagai perangkat lunak matematika
menggambar di papan tulis. Misalnya ingin
yang berkaitan dengan geometri banyak dijumpai
mengenalkan bentuk segitiga dan jenis-jenisnya,
saat ini, misalnya Geogebra, Geometers sketchpad,
serta dengan ukuran sudut tertentu. Kelemahan
Cabri, Wingeom, dan lain-lain. Akan tetapi program
dalam metode ini adalah tidak semua guru
tersebut memiliki beberapa kekurangan seperti,
memiliki kemampuan menggambar dengan tepat,
cabri terdiri dari dua perangkat lunak yang terpisah
sehingga bisa jadi malah menyebabkan kesalahan
yaitu cabri geometri dua untuk menggambarkan
dalam pemahaman konsep. Selain itu, metode
bangun dimensi dua dan cabri geometri tiga untuk
ini juga membutuhkan waktu yang relatif lama
bangun dimensi tiga, bahkan tidak sedikit perangkat
sehingga dibutuhkan metode lain yang lebih cepat
lunak yang hanya untuk bangun ruang dimensi 2.
dan efisien.
Wingeom adalah perangkat lunak yang
Pembelajaran geometri saat ini sebenarnya
dapat diunduh secara bebas melalui internetserta
sudah banyak menggunakan media-media
dapat dicopi oleh pengguna lain secara mudah.
pembelajaran interaktif yang lebih efisien,
Ukurannya kecil (tidak sampai 2 MB), namun
misalnya alat peraga, video pembelajaran
fungsinya luar biasa dan portable (tidak perlu
yang menggunakan program komputer seperti
kita install). Wingeom memiliki kelebihan yaitu
powerpoint, flash, swishmax, dan program lain yang
dapat digunakan untuk menggambar obyek-obyek
sejenis. Penggunaan media pembelajaran tersebut
geometri, yang berupa titik, ruas garis, garis,
tidak dipungkiri memang memberikan sumbangan
kubus, baik dalam Geometri 2 Dimensi maupun
positif terhadap pembelajaran matematika, serta
3 Dimensi secara teliti tanpa harus menggunakan
materi geometri pada khususnya.
perangkat lunak berbeda. Penggunaan WinGeom
Alat peraga geometri memungkinkan siswa
sangat sederhana. Gambar dapat disorot, diputar,
dapat membalik, melipat atau memutar langsung
sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut dan
dengan tangannya. Siswa akan lebih paham
dianimasi dalam berbagai cara. Bangun ruang
pada tahap pengenalan konsep bidang datar serta
yang digambar dapat terlihat rusuk maupun sisi
bangun ruang dengan melihat langsung bentuk
belakang dari bangun tersebut. Pengguna dapat
permodelannya. Alat peraga merupakan media
mengkonstruksi bangun ruang tersebut dengan
pengajaran yang mengandung dan membawakan
membuat garis yang menghubungkan titik-titik
ciri-ciri konsep yang dipelajari. Akan tetapi,
dalam bangun ruang dimensi tiga. Pengguna
penggunaan alat peraga pembelajaran matematika
dapat pula menentukan panjang garis, besar sudut
masih terbatas pada benda-benda konkrit saja.
pada bangun tersebut. Gambar dapat dicopy ke
Ketersediaannya pun juga terbatas, tidak mencakup
clipboard sehingga bisa disajikan dalam windows
seluruh objek geometri yang ada. Misalnya model
lain seperti Ms. Word.
bangun datar, prisma segi-n, tabung, limas, dan
Program ini dapat membantu pembelajaran
bangun ruang lainnya dengan berbagai macam
geometri yang interaktif, dimana siswa dapat
ukuran.
bereksplorasi dengan program tersebut. Program
Metode lain yang sering digunakan guru
ini merupakan mindtools atau alat bantu berpikir
dalam pembelajaran adalah menggunakan media
siswa sehingga siswa dapat mengkonstruksi sendiri
powerpoint. Pemanfaatan media pembelajaran
pengetahuannya.Siswa dapat mengeksplorasikan
ini memiliki nilai lebih yaitu memberikan
sendiri objek-objek geometri melalui program
visualisasi yang lebih bervariatif dibandingkan
ini sehingga dapat memfasilitasi mereka dalam
dengan alat peraga lainnya, media powerpoint
membangun pengetahuan geometrinya secara
lebih menekankan kepada tampilan materi yang
lebih menarik.
akan dipresentasikan. Namun media ini ada
Berikut ini beberapa contoh pembelajaran
kelemahannya, yakni ketika siswa mempelajari
geometri, khususnya materi dua dimensi dan tiga
materi yang terdapat di dalam powerpoint siswa
dimensi menggunakan program WINGEOM.
menjadi pasif dan itu disebabkan karena materi
Pertama buka program WINGEOM, sehingga
yang ditampilkan bersifat statis dan pengelolaannya
muncul kotak dialog seperti gambar 1.
sangat tergantung dengan bantuan guru.
Nelly Rhosyida, Pemanfaatan Program Wingeom pada Pembelajaran 199
Gambar
Gambar22
Gambar 4
Untuk mulai membuat file baru, klik file > New
5. Buatlah satu titik pada garis yang tegak lurus
Menggambar Segitiga Samakaki garis AB, yaitu garis F sehingga akan terlihat
seperti gambar 5. Buatlah garis AF dan garis
1. Atur tampilan untuk menampilkan grid dan BF.
sumbu X maupun sumbu Y dengan setting 5. Buatlah garis AF dan garis BF.
sebagai berikut (gambar 3).
ar 3).
√) √)
√) √)
Gambar 5
PenUTUP
Saat ini perubahan kurikulum yang
Gambar
Gambar88 mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam
pengajaran sedang dilakukan di berbagai
9. Simpan file dengan cara klik file > save as negara. Untuk itu, guru sebagai pengajar harus
sehingga muncul kotak dialog Save As. menguasai teknologi (Powers, 2005:4). Proses
Simpan file dengan nama segitiga samakaki. pembelajaran matematika yang berbasis komputer
Nelly Rhosyida, Pemanfaatan Program Wingeom pada Pembelajaran 201