Anda di halaman 1dari 7

PeMAnFAATAn PROGRAM WInGeOM PAdA PeMBelAJARAn

MATeMATIkA UnTUk MenInGkATkAn PeMAHAMAn


GeOMeTRI SISWA

nelly Rhosyida
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
E-mail: rhosyidanelly@gmail.com

Abstract: The progress of science and technology make a positive contribution in education through
its products. The use of technology has become a necessity to improve mathematics learning process
by providing opportunities for teachers to represent the learning material in a more interesting and
varied ways. Students’ engagements with, and ownership of, abstract mathematical ideas can be
fostered through technology.Teachers already used props and multimedia in geometry learning.
Wingeom is one of dynamic geometry software that help students to explore geometry objects
easily. The excess of Wingeom in presenting a visualization object geometry is expected to facilitate
students’ understanding of geometry.

keywords: understanding, geometry, wingeom

Pada era globalisasi saat ini, informasi dan teknologi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga,
berkembang sangat pesat sehingga mendorong kita atau media lainnya (Depdiknas, 2006:345). Hal
untuk selalu mengikuti perkembangan IPTEK. ini menjelaskan bahwa penggunaan teknologi
Apalagi bagi negara yang sedang berkembang menjadi suatu kebutuhan untuk meningkatkan
dan membangun seperti Indonesia, mengikuti proses pembelajaran matematika.
perkembangan IPTEK dapat dikatakan sebagai suatu
keharusan untuk mengejar ketertinggalanIndonesia PeMBAHASAn
di belakang kemajuan negara-negara lainnya. Peran Teknologi dalam Pembelajaran Matema-
Banyak penemuan baru dalam bidang IPTEK tika
yang tidak dapat disangkal sangat berperan dalam
perkembangan pendidikan. Munculnya berbagai produk teknologi yang
Pemanfaatan teknologi sudah marak dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
dibicarakan dalam dunia pendidikan sebagai salah memberi kesempatan kepada para pendidik dan
satu aspek penting dalam pengembangannya. Hal tenaga kependidikan meningkatkan kualitas
ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam visi pendidikan melalui proses belajar-mengajar.
NCTM (2000:3) untuk matematika sekolah yang Produk teknologi tersebut dapat membantu
menyebutkan bahwa “technology is an essential pencapaian sasaran dan tujuan pendidikan melalui
component of the environment… Alone or in proses belajar-mengajar yang lebih menarik
group and with acces to technology, they work dan bermakna. Demikian pula halnya dengan
productively and reflectively, with the skill guidance pendidikan matematika, produk teknologi dapat
of their teacher ”. Dalam pernyataan tersebut memberi warna dalam pembelajaran matematika
jelas dinyatakan bahwa teknologi merupakan karena dapat memupuk minat serta sikap positif
unsur penting dalam sebuah pembelajaran terhadap matematika.
matematika. Pembelajaran dengan akses ke Siswa pada tingkat Sekolah Dasar (SD) masih
teknologi, memberikan kesempatan pada siswa berada pada tahap kognitif operasi konkrit dimana
untuk bekerja secara produktif dan reflektif, tentu anak sudah belajar menggunakan logika dengan
dengan arahan yang terambil dari guru. Dalam bantuan benda konkrit (Sugiyanto, 2012:3). Oleh
standar proses KTSP juga disebutkan bahwa untuk karena itu, matematika sebagai materi pelajaran
meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah yang abstrak memerlukan media visual dalam
diharapkan menggunakan teknologi informasi pembelajarannya. JA Bruner dalam Sugandi

195
196 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2015, hlm. 195-201

(2006:36) menyatakan bahwa dalam belajar Pembelajaran Geometri di Sekolah dasar


ada empat hal penting yang perlu diperhatikan Geometri merupakan bagian matematika
yaitu peranan pengalaman struktur pengetahuan, yang mempelajari titik, garis, bidang, ruang,
kesiapan mempelajari sesuatu, intuisi, dan cara dan keterkaitannya satu sama lain sebagaimana
membangkitkan motivasi belajar. Pembelajaran diungkapkan oleh Stein berikut ini. “Geometry
hendaknya dapat memberikan struktur yang jelas is the study of points, lines, planes, and space,
dalam penyajiannya dari suatu pengetahuan yang of measurement and construction of geometric
dipelajari anak-anak. Jika anak ingin mempunyai figures, and of geometric facts and relationships.
kemampuan dalam menguasai konsep, teorema, The word “geometry” means “earth measure”
definisi dan semacamnya, anak harus dilatih (Stein, 1980: 392).
untuk melakukan penyusunan representasinya. Standar geometri menurut NCTM (Walle,
Presentasi ini bisa berupa gambar, grafik, tabel, 2000:150) memiliki sekumpulan tujuan untuk
notasi, dan sebagainya disesuaikan dengan materi setiap tingkatan yaitu bentuk dan sifat, transformasi,
yang diajarkan. Komputer dapat membantu siswa lokasi, dan visualisasi. Bentuk dan sifat mencakup
dan guru dalam menyajikan presentasi yang sesuai, pembelajaran sifat-sifat dari bentuk-bentuk baik
sehingga keabstrakan materi dapat dikurangi. dua maupun tiga dimensi, juga pembelajaran
Kenyataan yang terjadi selama ini, produk tentang hubungan yang terbangun dari sifat-sifat
teknologi jarang sekali digunakan oleh guru tersebut. Transformasi mencakup pembelajaran
matematika dalam pembelajaran di kelas, translasi, refleksi, rotasi (pergeseran, pembalikan,
meskipun dalam perkembangannya mulai dan perputaran), pembelajaran simetri, dan konsep
digunakan alat peraga dan media pembelajaran kesebangunan. Lokasi mengacupada geometri
lain. Mata pelajaran matematika lebih sering koordinat atau cara lain dalam menentukan
disampaikan secara konvensional. Padahal untuk bagaimana benda-benda terletak dalam
beberapa materi, diperlukan kemampuan berpikir bidang maupun ruang. Visualisasi mencakup
tingkat tinggi yang terkadang sulit dipahami oleh pengenalan bentuk-bentuk di lingkungan sekitar,
siswa hanya dengan proses pembelajaran biasa. pengembangan hubungan antara benda-benda dua
Salah satu cabang dari ilmu matematika dimensi dengan tiga dimensi, serta kemampuan
adalah geometri. Geometri menempati posisi untuk menggambar dan mengenal bentuk dari
khusus dalam kurikulum matematika karena berbagai sudut pandang.
banyaknya konsep-konsep yang termuat di Pada dasarnya geometri mempunyai
dalamnya. Geometri juga merupakan sarana peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa
untuk mempelajari struktur matematika. Geometri dibandingkan dengan cabang matematika yang
erat kaitannya dengan pemahaman keruangan. lain. Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal
Pemahaman keruangan merupakan salah satu aspek oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah,
penting yang sangat diperlukan dalam pemahaman misalnya garis, bidang dan ruang. Meskipun
konsep geometri, terutama pada materi dimensi demikian, bukti-bukti di lapangan menunjukkan
tiga yang membutuhkan pemahaman keruangan bahwa hasil belajar geometri masih rendah dan
yang tinggi. Padahal kemampuan pemahaman perlu ditingkatkan (Soedjoko, 2000:4). Bahkan,
keruangan masing-masing siswa berbeda-beda di antara berbagai cabang matematika, geometri
dan umumnya masih rendah, sehingga perlu menempati posisi yang paling memprihatinkan.
adanya proses pembelajaran yang menggunakan Rendahnya prestasi geometri siswa juga terjadi
media-media pembelajaran interaktif yang dapat di Indonesia. Bukti-bukti empiris di lapangan
membantu mempermudah siswa dalam memahami menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
konsep-konsep di dalamnya. mengalami kesulitan dalam belajar geometri, mulai
Berdasarkan hal tersebut, salah satu langkah tingkat dasar sampai perguruan tinggi (Sunardi,
yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah 2005:7). Berbagai penelitian menunjukkan
memanfaatkan penemuan teknologi yang ada bahwa prestasi geometri siswa SD masih rendah.
misalnya program Mathlab, Maple, dan Wingeom. Di SMP ditemukan bahwa masih banyak siswa
Wingeommerupakan software yang dibuat khusus yang belum memahami konsep-konsep geometri.
untukmerepresentasikan materi-materi geometri. Banyak siswa salah dalam menyelesaikan soal-
Kelebihan Wingeom dalam menyajikan bentuk- soal mengenai garis sejajar dan menyatakan
bentuk bangun geometri dalam dimensi dua bahwa belah ketupat bukan jajargenjang. Di SMU,
maupun dimensi tiga secara dinamis diharapkan hasil tes geometri siswa kurang memuaskan jika
mampu memfasilitasi siswa dalam pemahaman dibandingkan dengan materi matematika yang
geometri secara lebih lengkap dan real. lain. Siswa SMU masih mengalami kesulitan
Nelly Rhosyida, Pemanfaatan Program Wingeom pada Pembelajaran 197

dalam melihat gambar bangun ruang. Di perguruan Tahap 0 (Visualisasi): Dalam tahap ini siswa
tinggi, berdasarkan pengalaman, pengamatan, berpikir tentang konsep – konsep dasar geometri
dan penelitian ditemukan bahwa kemampuan seperti bangun – bangun yang sederhana, terutama
mahasiswa dalam melihat ruang dimensi tiga masih berdasarkan apa yang tampak secara utuh sebagai
rendah. Bahkan dari berbagai penelitian, masih satu kesatuan tanpa memperhatikan sifat – sifat
ditemukan mahasiswa yang menganggap gambar dan komponennya.
bangun ruang sebagai bangun datar. Mahasiswa
Tahap 1 (Analisis): Tahap ini juga dikenal dengan
masih sulit menentukan garis bersilangan dengan
tahap deskriptif. Pada tahap ini sudah tampak
berpotongan dan belum mampu menggunakan
adanya analisis terhadap konsep dan sifat-sifatnya.
perolehan geometri SMU untuk menyelesaikan
Siswa dapat menentukan sifat-sifat suatu bangun
permasalahan geometri ruang. Pembelajaran yang
dengan melakukan pengamatan, pengukuran,
dilakukan guru biasanya lebih menitikberatkan
eksperimen, menggambar, dan membuat model.
kepada penjelasan dan pemberian contoh visual
Meskipun demikian, siswa belum sepenuhnya
melalui menggambarkan bangun ruang maupun
dapat menjelaskan hubungan antara sifat-sifat
bangun datar di papan tulis. Dengan cara tersebut
tersebut dan definisi tidak dapat dipahami oleh
dimungkinkan siswa akan mengalami kesulitan
siswa.
dalam mengkonstruksi konsep dan kurang efisien
dalam segi waktu. Tahap 2 (Deduksi Informal): Tahap ini juga dikenal
Kesulitan yang dialami siswa dalam dengan tahap abstrak, tahap abstrak/relasional,
pembelajaran geometri di sekolah berkaitan tahap teoritik, dan tahap ordering. Pada tahap ini,
dengan pembentukan konsep-konsep yang siswa sudah dapat melihat hubungan sifat-sifat
abstrak. Hal ini perlu dilakukan sedini mungkin pada suatu bangun geometri dan sifat-sifat antara
mulai dari tingkat Sekolah Dasar. Mempelajari beberapa bangun geometri. Siswa dapat membuat
konsep yang abstrak tidak dapat dilakukan hanya definisi abstrak, menemukan sifat-sifat dari
dengan transfer informasi saja, tetapi dibutuhkan berbagai bangun dengan menggunakan deduksi
proses pembentukan konsep melalui serangkaian informal, dan dapat mengklasifikasikan bangun-
aktivitas yang dialami langsung oleh siswa yang bangun secara hirarki.
disebut proses abstraksi. Pada proses abstraksi Tahap 3 (Deduksi ): Tahap ini juga dikenal dengan
ini, pemvisualan objek-objek geometri yang tahap deduksi formal. Pada tahap ini siswa dapat
abstrak ke dalam bentuk gambar maupun model menyusun bukti, tidak hanya sekedar menerima
geometri yang riil menjadi suatu hal yang perlu bukti. Siswa dapat menyusun teorema dalam sistem
untuk dilakukan. Hal ini karena siswa akan aksiomatik. Pada tahap ini siswa berpeluang untuk
kesulitan apabila hanya membayangkan objek- mengembangkan bukti lebih dari satu cara.
objek geometri yang diajarkan. Misalnya berbagai
bentuk bangun datar, bangun ruang, bagimana Tahap 4 (Rigor): Pada tahap ini siswa dapat
posisi benda dalam sistem koordinat, bagaimana membandingkan sistem–sistem berdasarkan
menjelaskan hubungan garis dengan garis, sudut, pada aksioma yang berbeda dan dapat menelaah
dan materi lainnya. Gambar dan model-model bermacam–macam geometri tanpa menghadirkan
geometri dapat diamati secara langsung oleh model kongkrit.
siswa saat pembelajaran berlangsung, sehingga Dalam rangka meningkatkan pemahaman
menjadikan kegiatan pembelajaran yang menantang geometri, maka perlu disusun proses pembelajaran
dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang yang mempertimbangkan tahapan pemahaman
menarik perhatian siswa akan berdampak pada geometri siswa seperti yang dikemukakan oleh
peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep- van Hiele. Tingkat sajian bahan pembelajaran
konsep yang dipelajarinya (Sabrinah, 2006:127). disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa dalam
Terkait dengan pemahaman geometri, menurut geometri. Dengan demikian isi kegiatan pada setiap
teori vanHiele dalam Wu & Ma (2006:2), seseorang tahap pembelajaran terikat pada tingkat berapa
akan melalui lima tingkatan hierarkis pemahaman sajian kegiatan bahan pembelajaran diberikan.
dalam belajar geometri. Lima tingkatan tersebut Misalnya pada tingkat visualisasi, makasajian
adalah visualisasi, analisis, deduksi informal, kegiatan berfokus pada mengidentifikasi, memberi
deduksi, dan rigor. Setiap tingkat menunjukkan nama, dan mengoperasikan bangun geometri sesuai
proses berpikir yang digunakan seseorang dalam dengan karakteristik visual atau penampakan
belajar konsep geometri. Tingkatan-tingkatan itu bentuknya dan lima tahap pembelajarannya
menunjukkan bagaimana seseorang berpikir dan juga harus berfokus pada mengidentifikasi,
tipe ide-ide geometri apa yang dipikirkan.Jadi, memberi nama, dan mengoperasikan bangun
bukan menunjukkan seberapa banyak pengetahuan geometri sesuai dengan karakteristik visual atau
yang dimiliki siswa. penampakan bentuknya. Pada tingkat analisis,
198 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2015, hlm. 195-201

maka sajian kegiatan berfokus pada menganalisis Berdasarkan beberapa kelemahan media
bangun-bangun dalam komponen-komponennya pembelajaran yang ada selama ini, maka perlu
dan hubungan antar komponen-komponen dan adanya alternatif media yang dapat melengkapi
menemukan sifat-sifat atau aturan dari kelas kekurangan-kekurangan tersebut. Menurut
bangun secara empirik. Amstrong (2002:15) penyajian materi secara visual
melalui media komputer dalam pembelajaran
Aplikasi Program WInGeOM dalam matematika merupakan suatu cara yang tepat
Pembelajaran Matematika dalam rangka peningkatan kemampuan spasial
siswa. Secara disadari atau tidak, terkadang
Guru dalam pembelajaran konvensional
semua hal yang terjadi dapat dimulai dari suatu
biasanya memvisualisasi objek geometri dengan
visualisasi. Berbagai perangkat lunak matematika
menggambar di papan tulis. Misalnya ingin
yang berkaitan dengan geometri banyak dijumpai
mengenalkan bentuk segitiga dan jenis-jenisnya,
saat ini, misalnya Geogebra, Geometers sketchpad,
serta dengan ukuran sudut tertentu. Kelemahan
Cabri, Wingeom, dan lain-lain. Akan tetapi program
dalam metode ini adalah tidak semua guru
tersebut memiliki beberapa kekurangan seperti,
memiliki kemampuan menggambar dengan tepat,
cabri terdiri dari dua perangkat lunak yang terpisah
sehingga bisa jadi malah menyebabkan kesalahan
yaitu cabri geometri dua untuk menggambarkan
dalam pemahaman konsep. Selain itu, metode
bangun dimensi dua dan cabri geometri tiga untuk
ini juga membutuhkan waktu yang relatif lama
bangun dimensi tiga, bahkan tidak sedikit perangkat
sehingga dibutuhkan metode lain yang lebih cepat
lunak yang hanya untuk bangun ruang dimensi 2.
dan efisien.
Wingeom adalah perangkat lunak yang
Pembelajaran geometri saat ini sebenarnya
dapat diunduh secara bebas melalui internetserta
sudah banyak menggunakan media-media
dapat dicopi oleh pengguna lain secara mudah.
pembelajaran interaktif yang lebih efisien,
Ukurannya kecil (tidak sampai 2 MB), namun
misalnya alat peraga, video pembelajaran
fungsinya luar biasa dan portable (tidak perlu
yang menggunakan program komputer seperti
kita install). Wingeom memiliki kelebihan yaitu
powerpoint, flash, swishmax, dan program lain yang
dapat digunakan untuk menggambar obyek-obyek
sejenis. Penggunaan media pembelajaran tersebut
geometri, yang berupa titik, ruas garis, garis,
tidak dipungkiri memang memberikan sumbangan
kubus, baik dalam Geometri 2 Dimensi maupun
positif terhadap pembelajaran matematika, serta
3 Dimensi secara teliti tanpa harus menggunakan
materi geometri pada khususnya.
perangkat lunak berbeda. Penggunaan WinGeom
Alat peraga geometri memungkinkan siswa
sangat sederhana. Gambar dapat disorot, diputar,
dapat membalik, melipat atau memutar langsung
sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut dan
dengan tangannya. Siswa akan lebih paham
dianimasi dalam berbagai cara. Bangun ruang
pada tahap pengenalan konsep bidang datar serta
yang digambar dapat terlihat rusuk maupun sisi
bangun ruang dengan melihat langsung bentuk
belakang dari bangun tersebut. Pengguna dapat
permodelannya. Alat peraga merupakan media
mengkonstruksi bangun ruang tersebut dengan
pengajaran yang mengandung dan membawakan
membuat garis yang menghubungkan titik-titik
ciri-ciri konsep yang dipelajari. Akan tetapi,
dalam bangun ruang dimensi tiga. Pengguna
penggunaan alat peraga pembelajaran matematika
dapat pula menentukan panjang garis, besar sudut
masih terbatas pada benda-benda konkrit saja.
pada bangun tersebut. Gambar dapat dicopy ke
Ketersediaannya pun juga terbatas, tidak mencakup
clipboard sehingga bisa disajikan dalam windows
seluruh objek geometri yang ada. Misalnya model
lain seperti Ms. Word.
bangun datar, prisma segi-n, tabung, limas, dan
Program ini dapat membantu pembelajaran
bangun ruang lainnya dengan berbagai macam
geometri yang interaktif, dimana siswa dapat
ukuran.
bereksplorasi dengan program tersebut. Program
Metode lain yang sering digunakan guru
ini merupakan mindtools atau alat bantu berpikir
dalam pembelajaran adalah menggunakan media
siswa sehingga siswa dapat mengkonstruksi sendiri
powerpoint. Pemanfaatan media pembelajaran
pengetahuannya.Siswa dapat mengeksplorasikan
ini memiliki nilai lebih yaitu memberikan
sendiri objek-objek geometri melalui program
visualisasi yang lebih bervariatif dibandingkan
ini sehingga dapat memfasilitasi mereka dalam
dengan alat peraga lainnya, media powerpoint
membangun pengetahuan geometrinya secara
lebih menekankan kepada tampilan materi yang
lebih menarik.
akan dipresentasikan. Namun media ini ada
Berikut ini beberapa contoh pembelajaran
kelemahannya, yakni ketika siswa mempelajari
geometri, khususnya materi dua dimensi dan tiga
materi yang terdapat di dalam powerpoint siswa
dimensi menggunakan program WINGEOM.
menjadi pasif dan itu disebabkan karena materi
Pertama buka program WINGEOM, sehingga
yang ditampilkan bersifat statis dan pengelolaannya
muncul kotak dialog seperti gambar 1.
sangat tergantung dengan bantuan guru.
Nelly Rhosyida, Pemanfaatan Program Wingeom pada Pembelajaran 199

2. Buat titik A dan B. Caranya: Klik Btns >


segments selanjutnya klik kanan pada satu
tempat maka akan terbuat titik A, klik kanan
lagi pada tempat yang lain maka akan terbuat
titik B.
3. Buatlah garis dari titik A dan B. Caranya: klik
pada titik A, tahan mouse dan gerakkan ke titik
Gambar 1.
B kemudian tekanan pada mouse dilepas.
4. Buat garis tegak lurus dengan garis AB.
Selanjutnya klik windows >2-dim sehingga
Caranya: klik Line > Perpendiculars >
muncul tampilan seperti gambar 2.
perpendicular bisectors, sehingga muncul
kotak dialog perp bisect segment seperti
gambar 4. Pada kotak dibawah tulisan make
a list ketikkan AB, kemudian klik Ok.

Gambar
Gambar22
Gambar 4
Untuk mulai membuat file baru, klik file > New
5. Buatlah satu titik pada garis yang tegak lurus
Menggambar Segitiga Samakaki garis AB, yaitu garis F sehingga akan terlihat
seperti gambar 5. Buatlah garis AF dan garis
1. Atur tampilan untuk menampilkan grid dan BF.
sumbu X maupun sumbu Y dengan setting 5. Buatlah garis AF dan garis BF.
sebagai berikut (gambar 3).
ar 3).

√) √)

√) √)
Gambar 5

6. Hapus titik D dan titik E. Caranya: klik edit


√) pada > Delete > Points, sehingga muncul kotak
√) pada Gambar 3 dialog point deletion. Selanjutnya, pada
kotak dibawah tulisan make a list ketikkan D,
Untuk menampilkan kotak dialog grid, klik
view > grid
√) pada udian klik Ok.
E kemudian klik Ok.

Centang (√) axes dan pilih both untuk


√) pada
menampilkan sumbu x dan sumbu y.
√) ticks, arrows,dan labels untuk
Centang (√)
member garis penanda dan anak panah pada
sumbu x dan sumbu y serta member label.
Centang (√) pada scale untuk x dan y serta
√) interval, places,dan freq untuk
isi di bawah
mengatur skala grid.
Centang (√) pada rectangular untuk
menampilkan grid kotak atau polar sectors Gambar 6
untuk menampilkan grid dalam bentuk polar. Gambar 6
√) pada
200 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 1, Nomor 3, Mei 2015, hlm. 195-201

7. Munculkan ukuran masing-masing garis


dan masing-masing ukuran sudut. Caranya:
klik Meas sehingga muncul kotak dialog
meauseremnts seperti gambar 7. Ketikkan
nama garis pada kotak di bawah tulisan
meauseremnts kemudian tekan enter. untuk
menampilkan ukuran garis tersebut, misalnya
AB, maka akan muncul di bawahnya AB = …
(panjang garis AB).
Demikian juga untuk mengetahui ukuran Gambar 9
sudut, ketikkan nama sudut di bawah tulisan Sampai di sini kita sudah dapat membuat
meauseremnts kemudian tekan enter, file dinamis untuk segitiga samakaki. Hasil
misalnya ketik<ABC, maka akan muncul di akhir dari gambar yang baru saja dibuat akan
bawahnya <ABC = … (besar sudut ABC). terlihat seperti pada gambar 9. Kita dapat
menggeser titik-titik A, B, F sehingga ukuran
panjang tiap sisi (AB, BF, dan FA) berubah,
demikian juga dengan besarnya sudut (
ABF , BFA dan FAB) juga akan
berubah. Cara menggesernya adalah sebagai
berikut.
(a) Klik Btns > Drag vertices
(b) Klik pada titik-titiknya (A, B atau F),
kemudian tahan mouse dan gerakkan
kearah yang kita inginkan. Lepas klik
pada mouse setelah titik tersebut berada
pada posisi yang kita inginkan.
Gambar 7
Kalau kita perhatikan ukuran sisi-sisi
maupun sudutnya akan berubah ketika titik-titik
8. Memberi judul topik. Caranya: klik Btns
A, B atau F digeser. Namun, perubahan tersebut
>pilih Teks. Selanjutnya, klik kanan pada
akan selalu memenuhi syarat sebagai segitiga
sembarang tempat pada lembar kerja, maka
samakaki. Dengan menggunakan file ini, siswa
akan muncul kotak dialog seperti gambar 8.
dapat diminta bereksplorasi untuk menentukan
Tuliskan judul topik pada kotak di bawah
ciri-ciri atau sifat-sifat segitiga samakaki terkait
tulisan edit text. pada tie text pilih frame
dengan sisi-sisi dan sudut-sudutnya. Siswa
atau figure. Untuk memilih warna, ukuran,
juga dapat bereksplorasi lebih banyak terhadap
atau jenis huruf, klok font selanjutnya Ok.
objek geometri lainnya dengan bantuan aplikasi
Wingeom. Namun, program ini pun juga memiliki
beberapa kekurangan. Program ini tentu saja hanya
bisa diaplikasikan pada sekolah yang memiliki
akses computer, sehingga diharapkan sekolah-
sekolah kedepannya dapat melengkapi sarana dan
prasarananya dengan fasilitas komputer.

PenUTUP
Saat ini perubahan kurikulum yang
Gambar
Gambar88 mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam
pengajaran sedang dilakukan di berbagai
9. Simpan file dengan cara klik file > save as negara. Untuk itu, guru sebagai pengajar harus
sehingga muncul kotak dialog Save As. menguasai teknologi (Powers, 2005:4). Proses
Simpan file dengan nama segitiga samakaki. pembelajaran matematika yang berbasis komputer
Nelly Rhosyida, Pemanfaatan Program Wingeom pada Pembelajaran 201

telah diperkenalkan sebagai suatu metode yang dAFTAR PUSTAkA


sangat baik untuk memudahkan suatu pengertian, Amstrong, Thomas. 2002. Setiap Anak Cerdas.
konsep. Proses pembelajaran matematika berbasis Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
komputer berbantu aplikasi program Wingeom Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan
telah digunakan sebagai suatu pendekatan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta:
baru untuk memperbaiki model pengajaran BSPN.
konvensional, sehingga memberikan kemudahan NCTM. 2000. Principles and Standards for School
dalam menginterpretasi model-model matematika Mathematics. Virginia: Reston
dan memperdalam pemahaman konsep terhadap Powers, R. & Blubaugh, W. 2005. Technology in
siswa terutama dalam pembelajaran geometri. Mathematics Education: Preparing Teachers
Proses pembelajaran geometri berbantuan for The Future. Contemporary Issues in
Wingeom mampu mengembangkan pemikiran Technology and Teacher Education Vol 5
dan ide-ide baru bagi siswa. Siswa menjadi lebih (3/4), hal 254-270.http://www.citejournal.
aktif untuk berpartisipasi, mampu mengeksplorasi org/articles/v5i3mathematics1.pdf. diakses
dan menganalisis objek-objek geometri dengan tanggal 17 April 2015.
cara baru. Kelebihan Wingeom dalam menyajikan Sabrinah, S. 2006. Inovasi Pembelajaran
visualisasi objek geometri diharapkan mampu Matematika Sekolah Dasar. Jakarta:
memfasilitasi siswa dalam pemahaman geometri Depdiknas.
secara lebih lengkap dan real.Berdasarkan kajian Soedjoko, Edy. 2000. Penelusuran Tingkat
tersebut, terkait dengan kebutuhan terhadap Perkembangan Berpikir Model Van Hiele
proses pembelajaran yang mampu menyajikan pada Siswa SD Kelas III, IV, dan V dalam
representasi visual serta aspek keruangan, maka Belajar Geometri. Tesis: Program Studi
sudah selayaknya program Wingeomdigunakan Pendidikan Matematika, Program Pasca
dalam pembelajaran matematika terutama untuk Sarjana, Universitas Negeri Surabaya.
meningkatkan pemahaman geometri dalam proses Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran.
belajar-mengajar yang efektif dan menarik. Semarang: UPT Unnes.
Dengan demikian, diperlukan suatu bentuk Sugiyanto. 2012. Karakteristik Siswa SD. http://
kajian ilmiah melalui suatu bentuk penelitian staff.uny.ac.id/sites/defaults/files/tmp/
tentang pengaruh penggunaan proses pembelajaran karakteristik%20siswa%20SD.pdf. diakses
matematika berbantuan Wingeom terhadap tanggal 17 April 2015.
peningkatan pemahaman geometri dan pencapaian Sunardi, 2005. Pengembangan Model Pembelajaran
hasil belajar siswa. Meskipun memiliki banyak Geometri Berbasis Teori Van Hiele. Disertasi:
kelebihan, dalam prakteknya pun juga menemui Program Studi Pendidikan Matematika,
kelemahan yaitu hanya bisa diterapkan pada Program Pasca-sarjana, Universitas Negeri
sekolah yang memiliki akses komputer. Surabaya.
Van De Walle, John. 2008. Matematika Sekolah
Dasar dan Menengah Jilid 2.Terjemahanoleh
Suyono. Jakarta: Erlangga.
Wu, D. B., & Ma, H. L. 2006. The Distributions
of Van Hiele Levels of Geometric Thinking
Among 1st Through 6th Graders. http://www.
emis.de/proceedings/PME30/5/409.pdf.
diakses tanggal17 April 2015.

Anda mungkin juga menyukai