Anda di halaman 1dari 6

J U P I T E K Jurnal Pendidikan Matematika | Desember 2018 | Volume 1 Nomor 1 | Hal.

45 – 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA


NEGERI 4 AMBON PADA MATERI IRISAN KERUCUT DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN CAI (COMPUTER ASSISTED
INSTRUCTION) BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA
John Lekitoo1, La Moma2, Darma Andreas Ngilawajan3
1, 2,3
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Pattimura
Jalan Ir. M. Putuhena, Ambon, Indonesia

e-mail: 1johnlekitoo@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 4 Ambon pada materi
irisan kerucut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif melaluimedia pembelajaran CAI
(ComputerAssistedInstruction) berbantuan software geogebra. Siswa dibagi atas kelompok kecil terdiri
dari 3 kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa yang berkemampuan bervariasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif melalui media pembelajaran
Computer Assisted Instruction (CAI) berbantuan software geogebra, terdapat peningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI MIA SMA Negeri 4 Ambon.
Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Kemandirian Belajar, Pengaruh langsung, Pengaruh tidak langsung, Model
Persamaan Struktural (SEM)

IMPROVEMENT OF LEARNING OUTCOMES GRADE XI


STUDENTS OF SMA NEGERI4 AMBON IN THE CONE SLICE
MATERIAL USING COOPERATIVE LEARNING MODEL
THROUGH CAI (COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION)
LEARNING MEDIA ASSISTED BY GEOGEBRA SOFTWARE

Abstract
Theaims of this study is to improve the learning outcomes of grade XI students of SMA Negeri4 Ambon
in cone slice material using a cooperative learning model through CAI (Computer Assisted Instruction)
learning media assisted by geogebrasoftware. Students divided into small groups (3 groups) with each
groups consist of 5-6 students who have varied abilities. The results showed that by using the cooperative
learning model throughlearning media CAI (Computer Assisted Instruction)assisted by geogebrasoftware,
there was an increase in the learning outcomes of grade XI MIA students at SMA Negeri 4 Ambon
Keywords: Learning Activities; Learning independence; direct influence; Indirect influence; Structural
Equation Model (SEM)

1. Pendahuluan Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan


kehidupan bangsa, maka tak heran jika pendidikan
Dalam kehidupan manusia, bidang
berperan penting dalam kehidupan manusia.
pendidikan merupakan bidang yang sangat
Pendidikan secara formal diajarkan di tingkat
penting bagi pembangunan sumber daya
jenjang Sekolah baik dari Sekolah Dasar sampai
seutuhnya.Hal ini menuntut manusia harus
dengan Perguruan Tinggi. Terlepas dari semua itu
leluasa menggunakan kemajuan teknologi yang
pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia
telah disediakan di abad ke-21 ini.Abad ke-21 ini
masih sangat kalah dengan Negara-negara lain,
menekankkan kepada dunia pendidikan sekarang
sehingga pendidikan di Indonesia harus
agar lebih relevan sejalan dengan peradaban
diperbaharui.
dunia sekarang ini.
45
46 Lekitoo, Moma, Ngiwalajan

Pembaharuan adalah hal yang lumrah dalam mudah memahami konsep geometri lewat materi
dunia pendidikan dan pembelajaran. Setiap saat irisan kerucut.
terjadi perubahan dalam berbagai hal seperti teori Salah satu pembelajaran berbasis teknologi
belajar dan pembelajaran, orientasi pendidikan, yang dapat digunakan guru adalah CAI
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, dan (Computer Assited Instruction).CAI dapat
sebagainya.Guru yang mempersiapkan diterapkan tanpa koneksi internet maupun koneksi
pembaharuan pembelajaran, sesungguhnya telah antar server/komputer.CAI adalah bentuk
mempersiapkan hari besok yang baik bagi anak penyajian bahan-bahan pembelajaran dan keahlian
didiknya (Ratumanan, 2015: 20). atau keterampilan dalam satuan unit-unit kecil
Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang menempatkan komputer sebagai piranti
yang mempengaruh kehidupan manusia.Siregar sistem pembelajaran, sehingga mudah dipelajari
dan Marsigit (2015: 225) berpendapat bahwa dan dipahami oleh siswa (Rusman, 2012: 154).
matematika adalah pengetahuan terstruktur yang Pembelajaran dirancang di program systemCAI.
terorganisasikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat, Media tersebut dapat dibuat dari berbagai
dan seni sehingga matematika dapat disebut juga software yang nantinya memperdalam konsep
ilmu dekdutif.Oleh karena objek matematika yang geometri pada siswa.
abstrak dan sarat dengan simbol maupun istilah Software geogebra adalah salah satu
matematis seringkali membuat siswa merasa sulit program dinamis yang memiliki fasilitas untuk
untuk mempelajari matematika. menvisualisasikan atau mendemonstrasikan
Dalam observasi dan wawancara yang konsep-konsep matematika serta sebagai alat
dilakukan peneliti dengan guru matematika dan bantu untuk mengkonstruksi konsep-konsep
para siswa di Sekolah Menegah Atas (SMA) matematika (Syahbana, 2016: 2). Software
Negeri 4 Ambon, terlihat bahwa kebanyakan geogebra adalah salah satu software yang sangat
siswa di sekolah tersebut masih kurang paham membantu dalam proses belajar mengajar yang
mengenai fungsi kuadrat.Hal ini ditunjukkan berkaitan dengan konsep geometri secara
lewat hasil tugas rumah dan hasil ulangan mereka keseluruhan. Dengan demikian salah satu
yang tidak memenuhi nilai ketuntasan. alternatif solusi untuk membantu siswa dalam
Diasumsikan bahwa pengaruh dari minimnya proses pembelajaran mengusai konsep geometri
penguasaan materi geometri, berdampak pada khususnya materi irisan kerucut adalah merancang
minimnya penguasaan materi fungsi kuadrat, hal pembelajaran dengan menggunakan software
ini dilihat dari cara menentukan dan menggambar geogebra.
fungsi parabola. Hal ini berakibat bagi siswa- Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
siswa yang berada pada kelas XI Matematika dan tertarik untuk melakukan kajian Peningkatan
Ilmu Alam (MIA) yang nantinya di semester Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 4
genap akan mempelajari materi irisan kerucut. Ambon Pada Materi Irisan Kerucut Dengan
Permasalahan lain yang juga didapatkan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
ketika melakukan observasi dan wawancara Melalui Media Pembelajaran CAI
adalah model pembelajaran yang masih berpusat (ComputerAssistedInstruction) Berbantuan
pada guru, sehingga mengakibatkan proses Software Geogebra
interaksi antara siswa satu dengan yang lain untuk
menukarkan infomasi yang diterima sangat
2. Metode Penelitian
kurang. Salah satu model pembelajaran yang
harus dicoba adalah model pembelajaran 2.1 Tipe Penelitian
kooperatif yang mengutamakan belajar Tipe penelitian yang digunakan dalam
kelompok.Hal ini dimaksudkan agar siswa-siswa penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
tersebut mampu untuk menukarkan informasi model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
yang mereka terima dan miliki. Tutuhatunewa dan Laurens (2016: 4), PTK adalah
Materi irisan kerucut sangat membutuhkan suatu jenis penelitian reflektif yang melibatkan
konsep geometri yang mendalam dari siswa-siswa suatu tindakan (treatment) yang diberikan pada
tersebut agar mengetahui bagaimana irisan siswa.Selanjutnya Suharsimi (Tutuhatunewa &
kerucut tesebut dibentuk dan apa saja jenis-jenis Laurens, 2016: 15) menggambarkan model PTK
irisan kerucut tersebut. Sehingga, perlu proses dalam bagan sebagai berikut.
belajar mengajar yang membuat siswa dengan
JUPITEK Jurnal Pendidikan Matematika | Desember 2018 | Volume 1 Nomor 1 | 47

PERENCANAAN

REFEKSI SIKLUS I
PELAKSANAA
N
PENGAMATA

PERENCANAA
N
REFLEKSI
SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

Gambar 1. Model PTK, Suharsimi (Tutuhatunewa & Laurens, 2016: 15)

2.2 Setting Penelitian berbatuan software geogebra dan terhadap


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri siswa dalam aktivitas belajar dalam
4 Ambon, Kota Ambon, Provinsi Maluku. Pada kelompok. Observasi ini dipandu dengan
semester genap tahun ajaran 2017/2018, pada lembar observasi yang telah dibuat dan
tanggal 23 januari 2018 sampai dengan 23 dalam penelitian ini dibentuk 6 kelompok
februari 2018. dimana 3 kelompok yang beranggotakan 5
siswa yaitu kelompok II, V dan VI
2.3 Subjek Penelitian sedangkan kelompok I, III dan IV memiliki
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas anggota yang lengkap yaituberjumlah 6.
XI MIA1 SMA Negeri 4 Ambon tahun ajaran Ada 3 observer dalam penelitian ini yaitu
2017/2018 yang berjumlah 36 siswa, sampai akhir guru (DR) mengamati guru (NS), peneliti
penelitian hanya 33 siswa yang datanya lengkap mengamati aktivitas kelompok I, II dan III,
dan data 33 siswa inilah yang dianalisis. serta observer (AL) yang merupakan teman
mahasiswa peneliti mengamati kelompok
2.4 Sumber Data IV, V dan VI.
Sumber data pada penelitian ini adalah
siswa kelas XI MI A1 SMA Negeri 4 Ambon 2.6 Teknik Analisa Data
tahun ajaran 2017/2018, dan guru yang mengajar Data dari hasil penelitian ini diolah dengan
matematika di kelas tesebut. menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan
analisis data kualitatif.Analisis data kuantitatif
2.5 Teknik Pengumpulan Data menggunakan statistik deskriptif. Data yang
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dianalisa adalah hasil belajar siswa terhadap
adalah sebagai berikut. materi yang diajarkan dan respon siswa terhadap
a. Tes pembelajaran yang menggunakan model
Tes dilakukan oleh guru secara mandiri pembelajaran kooperatif melalui media
kepada siswa pada setiap akhir siklus, pembelajaran CAI (Computer Assisted
dengan tujuan untuk mengetahui hasil Instruction) berbantuan software geogebra. Untuk
belajar siswa setelah melakukan mengetahui hasil belajar siswa yaitu ketuntasan
pembelajaran matematika dengan siswa terhadap materi pelajaran maka rumus yang
menggunakan model kooperatif melalui digunakan (Purwanto, 2009: 12), sebagai berikut.
media pembelajaran CAI berbatuan
software geogebra.
b. Obervasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian Selanjutnya dari hasil presentasi kemudian
ini adalah melakukan pengamatan terhadap dikualifikasikan tingkat penguasaan siswa
guru dalam melaksanakan proses berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pembelajaran dengan menggunakan model yang telah ditentukan di SMA Negeri 4 Ambon,
kooperatif melalui media pembelajaran CAI yaitu
48 Lekitoo, Moma, Ngiwalajan

Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Adapun peningkatan hasil belajar siswa dari
Nilai Keterangan siklus I dan siklus II pada penelitian ini, disajikan
≥ 70 Tuntas dalam diagram berikut.
< 70 Belum Tuntas
Sumber: SMA Negeri 4 Ambon 100
Tuntas (%)
Secara klasikal untuk menghitung 50
persentase ketuntasan siswa terhadap materi
pelajaran menggunakan rumus: Belum
0 Tuntas (%)
Siklus I Siklus II

Gambar 2. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar

Suryosubroto (2009: 77) mengatakan,


bahwa syarat suatu pembelajaran dikatakan tuntas
secara individu maupun klasikal jika siswa 3.2. Pembahasan
tersebut mencapai skor minimal 65%.Analisis
data kualitatif dianalisis dengan model analisis Siklus I
interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Pada pembelajaran pada siklus I belum
Huberman (Tutuhatunewa & Laurens, 2016: 52), sepenuhnya sesuai dengan apa yang diharapkan
yaitu Reduksi Data, Paparan Data, Penarikan yaitu belum sesuai dengan model pembelajaran
Kesimpulan. kooperatif melalui pembelajaran CAI berbantuan
software geogebra. Kemudian pada siklus I guru
kurang mengontrol aktivitas kelas dengan baik.
3. Hasil dan Pembahasan Selain dari pada kontrol kelas yang kurang
3.1. Hasil optimal dari guru, terdapat beberapa masalah yang
didapati pada siklus I selama proses pembelajaran
Jumlah keseluruhan siswa pada kelas sebagai berikut:
tersebut berjumlah 36 siswa yang dibagi dalam 6 a. Siswa dihadapkan dengan situasi yang baru
kelompok, namun pada akhir penelitian yang yaitu pembelajaran kelompok berbasis
dilakukan hanya 33 siswayang memiliki data komputer dengan bantuan software
lengkap. Dengan demikian ada 3 kelompok yang geogebra. Menurut Rohani (2010: 193)
beranggotakan 5 siswa yaitu kelompok II, V dan bahwa siswa yang memasuki situasi baru
VI sedangkan kelompok I, III dan IV memiliki secara mendadak sering menimbulkan
anggota yang lengkap yaitu berjumlah 6. tekanan psikologis karena situasi yang lama
Telah dikemukakan bahwa dalam penelitian sering membayangi mereka. Dengan
ini dilakukan 2 (dua)kali tes pada setiap akhir demikian situasi baru tersebut membuat
siklus. Setiap tes dihitung nilai setiap siswa untuk proses pembelajaran terhadap siswa
mengetahui bagaimana ketuntasan siswa setiap semakin sulit dan lambat.
siklus. b. Siswa kurang aktif dalam kegiatan
a. Hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa kelompok, dan kurang bertanya kepada
adanya peningkatan dari siklus I yaitu dari guru ketika mendapatkan kesulitan, seperti
16 siswa yang tuntas dari keseluruhan siswa yang terlihat pada kelompok II, V dan VI.
pada siklus I atau 48,48% siswa menjadi 27 Menurut Ratumanan (2015: 151) aktivitas
siswa yang tuntas pada siklus II atau siswa yang baik antara lain mengikuti
81,82% siswa. Ini berarti hasil yang penjelasan guru secara aktif, bekerja sama
diperoleh sudah memuaskan, karena menyelesaikan tugas-tugas kelompok,
melebih standar persentase ketuntasan yang memberikan penjelasan kepada teman
ditetapkan yaitu ≥ 65%. kelompoknya, mendorong kelompok untuk
b. Siswa sudah aktif dalam kegiatan diskusi berpartisipasi secara aktif, berdiskus, dan
kelompok, dan setiap kelompok sudah baik sebagainya. Oleh karean itu, keberhasilan
dalam mempresentasikan hasil pekerjaan terhadap tujuan pembelajaran harus
mereka dan menanggapi hasil dari menuntut siswa agar aktif bukan saja secara
kelompom lain, dilihat dari semua kerja individu tetapi juga secara kerja
kelompok. kelompok.
JUPITEK Jurnal Pendidikan Matematika | Desember 2018 | Volume 1 Nomor 1 | 49

c. Penggunaan media pembelajaran berupa memperhatikan kelemahan yang ada pada siklus
software geogebra kurang optimal yang I.
dilakukan guru. Menurut Rusman (2012: Siklus II
162) ketiadaan atau kurang optimalnya Pada siklus II terlihat bahwa terjadi
pemberdayaan media pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
proses belajar seringkali membuat siswa ditunjukkan dengan beberapa kelemahan yang
tidak atau kurang memahami pelajaran yang ada pada siklus I tidak terlihat lagi di siklus II
diberikan guru. Hal ini membuat banyak atau dengan kata lain guru sudah menerapkan
manfaat yang ada dalam software geogebra model pembelajran kooperatif melalui
yang tidak dipakai guru untuk menjelesakan pembelajaran CAI berbantuan software
materi pembelajaran, sehingga membuat geogebra.Guru juga terlihat sudah dapat
siswa sulit untuk memahami materi mengelolah kelas dengan baik.Bukan saja itu
pelajaran. Hasil penelitian Minarto (2017: penggunaan software goegebra dalam fungsinya
7) mengatakan bahwa dengan menggunakan sebagai media pembelajaran juga sudah
media pembelajaran berbantuan software diberlakukan dengan baik oleh guru.
geogebra dengan baik memberikan dampak Siswa juga terlihat sangat serius dalam
positif terhadap nilai prsetasi belajar siswa mengikuti proses pembelajaran di kelas, sehingga
dalam pembelajaran matematika. perilaku-perilaku yang tidak relevan tidak terlihat
Penggunaan software geogebra dengan pada siklus II. Siswa juga aktif dalam melakukan
tidak optimal sehingga mempengaruhi hasil diskusi kelompok dan mampu mepresentasikan
tes siswa pada siklus I hasil diskusi mereka dengan segala baik. Proses
d. Guru kurang memberikan penguatan berupa diskusi di dalam kelompok berjalan dengan
motivasi bagi siswa akan pentingnya sesuai yang diharapkan tidak terlepas dari kontrol
belajar. Menurut Rusman (2012: 70), guru yang terlihat ketika sedang berdiskusi guru
dengan memberikan penguatan kepada berkeliling dan membimbing serta juga
dimaksudkan untuk memberikan ganjaran memberikan bantuan seperlunya bagi kelompok
atau membesarkan hati siswa agar mereka untuk menyelesaikan LKS yang ada dalam
lebih giat berpartisipasi dalam interkasi kelompok.
pembelajaran. Salah satu tujuan memberi Berdasarkan hasil yang diperoleh dan
penguatan kepada siswa adalah merangsang peningkatan pada siklus II, maka dapat
dan meningkatkan motivasi belajar. Dalam disimpulkan bahwa model pembelajaran
proses belajar mengajar pada siklus I, kooperatif melalui pembelajaran CAI berbantuan
sebagian besar siswa tidak menunjukkan software geogebra telah dilaksanakan oleh guru
antusias dalam meyelesaikan LKS yang dengan baik dan pelaksanaan tindakan telah
dibagikan oleh guru dalam kelompok. dilakukan dengan baik. Hal ini menunjukkan
e. Penguasaan dan pengelolahan kelas yang bahwa hipotesis tindakan telah dicapai yaitu ada
kurang dari guru sehingga memberikan peningkatan hasil belajar siswa kelas XI SMA
kesempatan bagi siswa untuk bercerita dan Negeri 4 Ambon pada materi irisan kerucut
menggangu teman. Menurut Rusman (2012: dengan menggunakan model pembelajaran
77), salah satu komponen mengelolah kelas kooperatif melalui media pembelajaran CAI
dengan baik adalah mengembalikan kondisi (Computer Assisted Instruction) berbantuan
belajar yang optimal agar tujuan dari software geogebra.
pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan Kelemahan Penelitian
baik. Hal ini mengakibatkan terjadi Ada beberapa kelemahan dalam penelitian ini
keributan di dalam kelas akibat lemahnya yaitu,
penguasaan dan pengelolahan kelas dari a. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus
guru. dengan masing-masing siklus hanya 1
pertemuan saja.
Beberapa masalah di atas tersebut membuat b. Waktu penelitian ini dilakukan dalam periode
proses pembelajaran kurang berjalan dengan 1 minggu, dikarenakan tatap muka mata
baik. Akibatnya siswa kesulitan dalam pelajaran matematika minat di SMA Negeri 4
mengerjakan soal tes akhir siklus I. Melihat Ambon sebanyak 2 kali dalam 1 minggu.
beberapa kelemahan tersebut dan juga hasil
belajar siswa yang belum mencapai persentase
4. Kesimpulan
ketuntasan, maka peneliti memutuskan untuk
melanjutkan penelitian ini pada siklus II dengan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka
merancang tindakan perbaikan dengan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunkan
50 Lekitoo, Moma, Ngiwalajan

model pembelajaran kooperatif melalui media Tanudjaja, M, 2011. Aku Cerdas Karena Tidak Bisa
pembelajaran Computer Assisted Instruction Matematika. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka
(CAI) berbantuan software geogebra, maka dapat Utama.
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA Yamin, 2010.Strategi Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Press..
SMA Negeri 4 Ambon. Hal ini terlihat dari hasil
tes siklus I yang memperoleh kriteria ketuntasan
minimal (KKM) atau memperoleh nilai ≥ 70
sebanyak 16 siswa dengan persentase 48,48%,.
Kemudian pada siklus II siswa yang memperoleh
kriteria KKM atau siswa yang memperoleh nilai ≥
70 sebanyak 27 siswa dengan persentase 81,82%.
Berdasarkan ketuntasan pada siklus I dan siklus
II, maka terjadi peningkatan yang terjadi dari
siklus I ke siklus II sebesar 33,34%.
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
a. Guru diharapkan harus lebih kreatif dalam
melakukan pembelajaran dengan siswa,
terkait dengan pemilihan model
pembelajaran dan menggunakan media
yang telah disediakan pada abad ke-21 ini.
b. Penggunaan model pembelajaran kooperatif
melalui pembelajaran CAI berbantuan
software geogebra harus dikembangkan
dengan baik, bukan saja pada materi yang
berkaitan dengan konsep geomtri saja tetapi
juga materi matematika yang berkaitan
dengan aljabar juga.

Daftar Pustaka

Minarto.2017. Penggunaan Aplikasi Geogebra Sebagai


Media Pembelajaran Dalam Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Pada Materi Fungsi Kuadrat. Bayuwangi: e-
Jurnal Mitra Pendidikan. Vol. 1, No. 3.Hal.1-
10.
Ratumanan, T. G. 2015. Inovasi Pembelajaran
(Mengembangkan Kompetensi Peserta Didik
Secara Optimal). Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Rohani. 2010. Pengolahan Pengajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis
Komputer. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Siregar, N. C dan Marsigit.2015. Pengaruh
Pendekatan Discovery Yang Menekankan
Aspek Analogi Terhadap Prestasi Belajar,
Kemampuan Penalaran, Kecerdasan
Emosional Spiritual.Yogyakarta:Jurnal Riset
Pendidikan Matematika,Vol 2. No 2, Hal. 224-
234.
Syahbana, A. 2016.Belajar Menguasai Geometri:
Program Aplikasi Pembelajaran Matematika.
Palembang: Noerfikri Offset.
Tutuhatunewa, E dan Laurens, T. 2016. Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pensil
Komunika

Anda mungkin juga menyukai