Anda di halaman 1dari 6

Kreano 9 (2) (2018): 114-119

Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano

Penggunaan Tarser dalam Menyelesaikan Soal


Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada
Bilangan Bulat Tingkat SMP

Amirullah1, Nasrullah2

SMPNK Jeneponto
1

2
Universitas Negeri Makassar

Corresponding Author: amirullahmpd@gmail.com1, nasrullah@unm.ac.id2

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v9i2.13351
Received : February 2018; Accepted: October 2018; Published: December 2018

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana media tarser digunakan dalam kegiatan pembelajaran ope-
rasi pada bilangan bulat, khususnya operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Penelitian tindakan
kelas (PTK) dipilih sebagai metode dalam mengumpulkan data meliputi empat tahap sebagai berikut: merencana-
kan, tindakan, mengamati, dan merefleksi. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus bagi siswa kelas VII SMPN
Khusus Jeneponto. Dari aplikasi tindakan ini menunjukkan perubahan positif terhadap hasil belajar yang diindikasi
dengan skor rata-rata siklus I sebesar 79 termasuk kategori “baik” menjadi skor rata-rata 88 termasuk kategori “baik
sekali” pada siklus kedua. Dengan kata lain, media tarser dalam pembelajaran materi operasi penjumlahan dan pen-
gurangan dapat mendukung pencapaian positif hasil belajar siswa dan layak menjadi alternatif media pembelajaran
bagi guru dalam memfasilitasi siswa mengkonstruksi pemahaman konsep operasi bilangan bulat.

Abstract
This study aims to show how media tarser is used in learning operations in integers, especially the addition
and subtraction operations of integers. Classroom action research (CAR) was chosen as a method of collect-
ing data covering the following four stages: planning, acting, observing, and reflecting. This research was
conducted for 2 cycles for grade VII students of Jeneponto Special Middle School. From the application of this
action shows a positive change in learning outcomes indicated by the average cycle I score of 79 including
the “good” category to an average score of 88 including the “excellent” category in the second cycle. In other
words, the tarser media in learning addition and subtraction operation materials can support the positive
achievement of student learning outcomes and deserve to be an alternative learning medium for teachers in
facilitating students to construct an understanding of the concept of integer operations.

Keywords: Tarser, Addition and Subtraction Operation, Integers.

PENDAHULUAN dilakukan dalam musyawarah guru mata pe-


Pembelajaran berkualitas menjadi isu yang lajaran (MGMP) bidang studi matematika
tidak hanya dibicarakan secara lokal di ka- Kabupaten Jeneponto dimana masalah pem-
langan guru di sekolah, tetapi juga menjadi belajaran bilangan bulat menjadi topik yang
pembicaraan penting di kalangan guru ma- menarik dan penting. Pembelajaran bilangan
tematika antar sekolah. Seperti halnya yang bulat memuat konsep matematika yang men-

© 2018 Semarang State University. All rights reserved UNNES JOURNALS


p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
Kreano 9 (2) (2018): 114-119 | 115

dasar dalam mendukung pemahaman konsep kaitan dengan topik pengenalan adat tradisio-
matematika lainnya. Ketika konsep bilangan nal Indonesia, tepatnya di Madrasah Ibtidaiy-
bulat siswa mengalami masalah, sistem hirar- ah Muhammadiyah (MIM) Ngadirejan.
ki yang dianut dalam domain pembelajaran Sejalan dengan ide ini dimana pelibatan
matematika dapat mengalami masalah juga. teknologi sebagai pendukung pengembangan
Meskipun siswa yang belajar matematika un- media pembelajaran, Suhandi, dkk (2009) te-
tuk topik bilangan bulat berada di level Seko- lah melakukan uji penggunaan media simu-
lah Menengah Pertama, tidak jarang ditemu- lasi virtual pada pendekatan pembelajaran
kan siswa yang mengalami kesulitan dalam konseptual interaktif. Hasilnya penggunaan
melakukan operasi bilangan bulat (Fuadiah, media simulasi virtual tersebut dapat mening-
2017), contohnya penjumlahan dan penguran- katkan efektivitas dalam memahami konsep
gan bilangan bulat. siswa dan meminimalkan miskonsepsi. Lain
Tantangan ini menjadi kesempatan halnya, (Nasrullah; Baharman, 2016) men-
bagi setiap guru untuk unjuk kompetensi dan gembangkan SMP virtual yang dapat diman-
profesionalisme. Inovasi dan strategi men- faatkan dalam kegiatan pembelajaran mate-
jadi bukti kemampuan guru apakah mam- matika dan hasilnya memberikan perubahan
pu mengatasi masalah tersebut. Salah satu terhadap kemampuan penalaran dan komuni-
unjuk inovasi yang dapat ditunjukkan oleh
kasi.
guru di dalam kegiatan pembelajaran adalah
Astuty & B. (2012) menerapkan tinda-
melibatkan alat peraga sebagai bagian dari
kan kelas berupa model pembelajaran koope-
strategi pembelajaran. Tentunya, jenis inovasi
ratif jenis Examples Non Examples (ENE) diin-
dan siapa yang terlibat dalam aplikasi inovasi
tegrasikan dengan penggunaan alat peraga
tersebut akan menjadi faktor yang dipertim-
pada pokok bahasan kubus dan balok. Hasil-
bangkan. Seperti yang ditunjukkan oleh Nas-
nya dapat berkontribusi terhadap keaktifan
rullah & Zulkardi (2011) dimana penggunaan
siswa yang mengalami peningkatan, begitu
permainan satu rumah di dalam pembelajaran
juga dengan pemahaman konsep yang men-
berhitung siswa sekolah dasar, atau Musriani,
galami perubahan dari nilai rata-rata 58,68
dkk. (2014) menerapkan model kartu dalam
mempelajari operasi bilangan bulat. Kedua dan ketuntasan belajar 51,72% menjadi 72,81
inovasi ini tidak hanya menekankan pada as- dan ketuntasan belajar 79,31%. Hingga kemu-
pek menyenangkan tetapi melatih penalaran dian dilanjutkan pada siklus III dimana hasil
dan memacu kemampuan kognitif siswa se- yang diperoleh adalah rata-rata 82,34 dan ke-
hingga mereka tidak hanya bermain tetapi tuntasan belajar 96,57%. Sedikit penekanan
menggunakan strategi untuk memenangkan adalah integrasi model dan alat peraga dalam
permainan sambil berhitung, atau berinterak- kegiatan pembelajaran menjadi perhatian da-
si dalam permainan sambil belajar. lam aktivitas ini tentang bagaimana dan sebe-
Bahkan dalam perkembangan teknologi rapa besar kontribusi yang diberikan kepada
dan informasi sedemikian sehingga memberi- siswa (Astuty & B, 2012).
kan alternatif bagi pengembang media pem- Meskipun dengan tindakan yang ber-
belajaran untuk membuat media yang lebih beda dan topik yang berbeda, eksistensi alat
interaktif atau disebut media pembelajaran peraga kembali ditunjukkan melalui penggu-
interaktif. Media pembelajaran interaktif yang naan media komik pada pembelajaran konsep
dimaksudkan berbasis komputer. Jupriyanto pecahan. Hadi (2005) menunjukkan bahwa
(2015) menggunakan sistem komputer untuk pembelajaran dengan strategi bermain peran
menghasilkan media pembelajaran interaktif melalui penggunaan media komik ditunjuk-
yang memperkenalkan pembelajaran budaya kan dengan respon siswa positif dalam ben-
dan tradisi bangsa. Tentunya dengan kegiatan tuk perasaan senang, santai, dan tidak tegang
pembelajaran seperti ini akan menarik minat, dalam belajar. Dengan kata lain, respon posi-
membangkitkan motivasi, dan meningkatkan tif ini dapat menjadi stimulan untuk mencip-
pengetahuan siswa dalam memahami dan takan pembelajaran menyenangkan di kelas.
membangun konsep pembelajaran yang ber- Dari berbagai penjelasan yang dikemu-
UNNES JOURNALS
116 Amirullah & Nasrullah, Penggunaan Tarser dalam Menyelesaikan Soal Operasi Penjumlahan ...

kakan di atas, ini sejalan dengan masalah yang dari persoalan-persoalan perhitungan. Lebih
ditemukan dalam kegiatan pembelajaran ma- lanjut Sobel (2004:113) mengemukakan ke-
tematika di SMP dimana ada beberapa materi gunaan dari nomograf yaitu: (1) menemukan
pelajaran tidak mudah dipahami oleh siswa jumlah dua bilangan bulat; (2) mengilustrasi-
dan atau sulit diajarkan oleh guru, hal seper- kan bahwa jumlah setiap bilangan bulat dan
ti ini biasanya terungkap dalam Musyawarah lawannya sama dengan nol; (3) mengilustra-
Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika. sikan sifat komutatif untuk penjumlahan; dan
Salah satu materi tersebut adalah operasi (4) menghubungkan pengurangan bilangan-
pada bilangan bulat. Seorang siswa sering bilangan bulat dengan penjumlahan.
kebingungan dalam konsep menjumlahkan Untuk itu, tulisan ini mengungkapkan
dan mengurangkan biasanya tertukar den- bagaimana tarser digunakan untuk mem-
gan konsep perkalian dan pembagian. Seba- fasilitasi siswa dalam pembelajaran operasi
gai contoh, dalam menentukan hasil dari -11 penjumlahan dan pengurangan pada bilan-
+ (-2) atau -12 – (-2). Siswa sering menjawab gan bulat. Kemudian bagaimana hasil belajar
salah, kesalahan siswa biasanya pemahaman siswa yang menggunakan juga dikemukakan
konsep penjumlahan dipertukarkan dengan dalam bagian artikel ini.
konsep perkalian atau sebaliknya. Ada anak
menjawab soal pertama maupun soal kedua METODE PENELITIAN
dengan hasil -10 atau dengan jawaban yang Jenis penelitian yang diterapkan adalah Pen-
lain yang juga masih salah. Kesalahan seperti elitian Tindakan Kelas dimana kegiatannya
ini sudah berlangsung bertahun-tahun, bah- meliputi: merencanakan (planning), tinda-
kan hal seperti ini sering terjadi di kelas-kelas kan (Action), mengamati (Observation), dan
yang lebih tinggi. Dari kesalahan-kesalahan merefleksi (Reflection) ((Nasrullah, 2014)).
konsep seperti ini perlu dicarikan solusi yang Dengan 2 siklus pelaksanaan, penelitian ini
dapat memperkuat pemahaman siswa teru- bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
tama pada operasi hitung bilangan bulat pada matematika siswa, terutama cara siswa da-
siswa kelas VII SMP. lam menyelesaikan soal operasi penjumlahan
Berdasarkan permasalahan tersebut, dan pengurangan pada bilangan bulat. Untuk
hal menarik mengembangkan pembelajaran mencapainya, tarser merupakan alat peraga
yang melibatkan penggunaan media sehing- yang dikembangkan untuk memfasilitasi sis-
ga dapat menjembatani pemahaman siswa wa dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
terutama dalam memahami operasi penjum- Dengan demikian, indikator keberhasilan dari
lahan dan pengurangan bilangan bulat. Me- penelitian ini adalah kemampuan siswa da-
dia yang dimaksudkan yaitu “Tarser”. Tarser lam menyelesaikan soal operasi penjumlahan
(mistar geser) menjadi alternatif media yang dan pengurangan bilangan bulat mengalami
sanggup untuk menjawab permasalahan se- perubahan positif ditunjukkan dengan pe-
perti penjumlahan dan pengurangan bilangan ningkatan hasil belajar matematika siswa.
bulat merupakan materi mata pelajaran ma- Untuk dapat menerapkan penggu-
tematika di kelas VII semester ganjil. Tarser naan tarser dalam kegiatan pembelaja-
(mistar geser) adalah hasil pengembangan ran, perencanaan penelitian selain dileng-
dari nomograf. Kata nomograf berasal dari
kapi dengan program pembelajaran atau
bahasa Yunani yaitu Nomograph yang mem-
skenario pembelajaran, terdapat juga
punyai arti aturan tertulis, dapat diterapkan
dalam matematika pada sebuah teknik den- prosedur penggunaan tarser sebagai beri-
gan grafik untuk menghitung dan penyelesai- kut: 1) Untuk menentukan hasil dari a + b ,
an persamaan tertentu. Sobel (2001:13) men- maka carilah bilangan a pada kolom A dan
gemukakan bahwa nomograf dapat menjadi bilangan b pada kolom B; 2) Buatlah a dan
sumber berbagai eksperimen dimana siswa b segaris dengan cara menggeser mistar
dapat memperoleh pengalaman yang ber- melalui kedua bilangan tersebut; 3) Lihat-
harga dalam mengkonstruksi grafik ini dan lah pada kolom C yang segaris dengan a
membaca skalanya dalam memeriksa hasil dan b, pada kolom tersebut diperoleh ha-
UNNES JOURNALS
Kreano 9 (2) (2018): 114-119 | 117

sil, yaitu c; 4) Untuk a - b dapat diperoleh kan atau mencatat/merekam hal-hal penting
sama dengan mencari a + b, tetapi den- yang terjadi.
gan terlebih dahulu mengubah a - b = a + Terakhir adalah refleksi dimana pada ta-
(-b). Mengurangkan dua bilangan sama hap ini data yang diperoleh pada tahap sebe-
dengan menjumlahkan bilangan pertama lumnya dianalisis termasuk hasil tes, dengan
maksud untuk mengetahui pencapaian pada
dengan lawan bilangan kedua.
siklus ini, hasil analisis digunakan untuk men-
Sebagai contoh penjumlahan dan gambil langkah pada siklus selanjutnya atau
pengurangan dengan menggunakan tar- mengambil kesimpulan apabila masalah su-
ser yang telah dikembangkan. dah teratasi dengan hasil seperti yang diren-
canakan.
Contoh 1. Hitunglah 3 + 4 Subjek penelitian ini adalah semua siswa
Kelas VII pada SMP Negeri Khusus Jeneponto
Soal di atas dapat diselesaikan dengan men- tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 20
cari angka 3 pada kolom A dan angka 4 pada orang. Data pencapaian siswa dengan peng-
kolom B, selanjutnya dengan menggunakan gunaan tarser kemudian direkam dan diana-
penggaris siswa dapat menemukan jawaban- lisis secara statistika deskriptif. Untuk meng-
nya pada kolom C (lihat gambar 1 di samping), gambarkan secara kualitatif digunakan skala
yaitu 7. pengelompokan kemampuan siswa berdasar-
Jadi, 3 + 4 = 7 kan skala yang ditentukan pada Tabel 1.

Penyelesaian: Tabel 1. Kategori hasil belajar


A C B
Skala Skor Nilai dengan huruf Kategori
5 10 5
9 86-100 A Baik Sekali
4 8 4
71-85 B Baik
7
3 6 3 56-70 C Cukup
5 41-55 D Kurang
2 4 2
Sangat
3 <41 E
1 2 1 kurang
1
0 0 0 Teknik pengumpulan data pada peneli-
-1 tian ini dengan menggunakan lembar obser-
vasi dan tes ulangan singkat (kuis). Lembar
Gambar 1. Mencari hasil dari 3 + 4 observasi disusun berdasarkan informasi yang
ingin diperoleh dengan menyesuaikan den-
Selanjutnya adalah tindakan dimana gan contoh lembar observasi yang sudah ada.
melaksanakan seluruh rencana yang telah Sedangkan tes disusun berdasarkan standar
dibuat pada tahap sebelumnya, bahkan kita komptensi dan kompetensi dasar yang dija-
bisa menyisipkan langkah-langkah baru yang barkan dalam beberapa indikator.
dianggap penting dalam setiap kegiatan yang
telah direncanakan, termasuk dalam menyan- HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
jikan materi pelajaran sesuai dengan skenario HASAN
yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan Dari pelaksanakan kegiatan tindakan yang di-
pembelajaran. Di dalam pelaksanaan terse- lakukan selama 2 siklus dapat disajikan data
but, langkah ketiga dalam penelitian ini yaitu pencapaian peserta didik selama kegiatan
observasi dimana pengamatan dilakukan un- pembelajaran ke dalam tabel kemajuan siklus
tuk menemukan siswa yang masih bermasa- I dan siklus II.
lah baik dalam proses pembelajaran, maupun
saat tes diberikan. Pada tahap ini guru meng- Setelah penerapan, dari tabel 2 ini da-
gunakan lembar observasi yang telah disiap- pat dilihat perubahan positif terhadap hasil
UNNES JOURNALS
118 Amirullah & Nasrullah, Penggunaan Tarser dalam Menyelesaikan Soal Operasi Penjumlahan ...

Tabel 2. Perbandingan Hasil Siklus I dan siklus II


Siklus I Siklus II
Nilai Banyak Persen- Banyak Persen-
Kategori
Siswa tase (%) Siswa tase (%)
86 - 100 8 40 8 40 Baik sekali
71 - 85 6 30 6 30 Baik
56 - 70 4 20 6 30 Cukup
41 - 55 2 10 0 0 Kurang
< 41 0 0 0 0 Sangat kurang
Jumlah 20 100 20 100
Rata-rata 79 88
belajar siswa dari skor rata-rata 79 termasuk siklus kedua dalam membuat rencana tinda-
kategori “baik” pada siklus pertama menjadi kan. namun hasil tes pada pada siklus per-
skor rata-rata 88 termasuk kategori “baik se- tama berada pada skor rata-rata 79 dengan
kali” pada siklus kedua. Perubahan tersebut kategori “baik” dan siklus kedua berada pada
ditunjukkan dimana terdapat 2 orang pada skor rata-rata 88 dengan kategori “baik seka-
kelompok siswa yang nilainya dalam interval li” yang atau mengalami peningkatan rata-
41 – 55 di siklus I. Setelah memasuki siklus II, rata sebesar 9%.
keduanya menggabung pada kelompok yang Pemanfaatan tarser dalam pembelaja-
memiliki nilai di atas 56. Dengan kata lain, ran sejalan dengan ide Sobel (2004) menge-
penggunaan media tarser (mistar geser) da- mukakan kegunaan dari nomograf yang da-
lam pembelajaran materi operasi penjumla- pat diterapkan dalam pembelajaran bilangan
han dan pengurangan dapat mendukung pen- bulat. Guru yang dalam melaksanakan proses
capaian hasil belajar siswa. Utamanya kedua belajar mengajar harus memiliki ide-ide dapat
siswa yang tergolong pada kelompok kurang. menjadikan media seperti tarser sebagai ti-
Dari pengamatan pada siklus pertama tik awal dalam melaksanakan proses transfer
melalui lembar observasi yang direkam/dica- materi pembelajaran kepada siswa.
tat kemudian menjadi perhatian serius pada
siklus kedua. Permasalahan awal yang dipero- KESIMPULAN
leh adalah proses organisasi secara kognitif di- Penggunaan tarser dalam pembelajaran ope-
mana pemahaman operasi penjumlahan dan rasi bilangan bulat dapat menjadi alternatif
pengurangan bilangan bulat masih mudah di- media pembelajaran untuk digunakan oleh
temukan pada beberapa orang siswa. Apakah guru dalam membantu siswa untuk meng-
proses asimilasi dan akomodasi yang menjadi konstruksi pemahaman siswa mengenai bi-
alasan dibalik permasalahan ini (Nasrullah, langan bulat. Perubahan positif terhadap hasil
2015)? Sebab karakteristik tantangan yang belajar siswa yang belajar matematika sambal
diperlihatkan siswa selama proses pembela- menggunakan tarser berawal dari skor rata-
jaran diantaranya tidak dapat membaca skala rata 79 termasuk kategori “baik” pada siklus
dengan baik sehingga menjadi fakta bahwa pertama menjadi skor rata-rata 88 termasuk
siswa dengan kemampuan rendah akan men- kategori “baik sekali” pada siklus kedua. Peru-
galami kesulitan ternyata benar dan perlu bahan tersebut ditunjukkan dimana terdapat
penjelasan berulang atau dengan melibatkan 2 orang pada kelompok siswa yang nilainya
teman sekelompoknya. Untuk kesulitan yang dalam interval 41 – 55 di siklus I. Setelah me-
lain, yaitu mengubah bentuk pengurangan masuki siklus II, keduanya menggabung pada
ke penjumlahan, jalan keluarnya hanya perlu kelompok yang memiliki nilai di atas 56. Den-
penguatan dan pengulangan dalam mengu- gan kata lain, penggunaan media tarser (mis-
bah bentuk tersebut. tar geser) dalam pembelajaran materi operasi
Pada siklus kedua, kesulitan-kesulitan penjumlahan dan pengurangan dapat men-
yang dialami siswa pada siklus pertama se- dukung pencapaian hasil belajar siswa. Uta-
bagai hasil refleksi, menjadi perhatian pada manya kedua siswa yang tergolong pada ke-
UNNES JOURNALS
Kreano 9 (2) (2018): 114-119 | 119

lompok kurang. ac.id/index.php/sen_2017/sen_2017/


Meskipun selama 2 siklus keberhasilan paper/view/1658/1640
penggunaan tarser tidak memberikan peruba- Hadi, S. (2005). Media Komik Dengan
han signifikan. Setidaknya hasil pembelajaran Strategi Bermain Peran Pada Siswa
menggunakan tarser mengarahkan pada 2 hal
Sd Kelas Iv Semen Gresik, (1), 1–33.
penting yang perlu diperhatikan guru yaitu,
Retrieved from jdih.surabaya.go.id
1) dalam menerapkan untuk kegiatan pem-
belajaran perlu dilengkapi dengan penguatan Jupriyanto. (2015). Pengenalan Adat
dan pengulangan selama proses pembelaja- Tradisional Indonesia Berbasis Mul-
ran matematika, 2) menetapkan penggunaan timedia Pada Madrasah Ibtidaiyah
tarser sebagai titik awal dalam melaksanakan Muhammadiyah (MIM) Ngadirejan
proses transfer materi pembelajaran kepada Jupriyanto, Erlina Idolla Ganis. Jour-
siswa. nal Speed – Sentra Penelitian Engi-
neering Dan Edukasi, 7(3), 40–44.
DAFTAR PUSTAKA Nasrullah. (2014). Kontribusi Model Pem-
Suhandi, A., Sinaga, P., Kaniawati, I., & belajaran Berbasis Proyek terhadap
Suhendi, E. (2009). Efektivitas peng- Faktor AIK dalam Pembelajaran
gunaan media simulasi virtual pada Matematika Siswa Kelas II / 3 SMPN
pendekatan pembelajaran konsep- 2 Makassar. Kreano, 5(1), 48–55.
tual interaktif dalam Meningkatkan Nasrullah. (2015). Using Circular Problem
pemahaman konsep dan memini- Posing To Encourage Students ’ In
malkan miskonsepsi. Jurnal Penga- Solving Problems Of Mathematics.
jaran MIPA, 13(1), 35-48. In Optimalisasi Hasil-Hasil Penelitian
Astuty, N., & B, Y. (2012). Penerapan Mod- dalam Menunjang Pembangunan
el Pembelajaran Kooperatif Tipe Berkelanjutan (pp. 883–892). Makas-
Examples Non Examples dengan sar: Lembaga Penelitian Universitas
Menggunakan Alat Peraga untuk Negeri Makassar.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Nasrullah; Baharman. (2016). Pengaruh
Kelas VIII SMP N 1 Argamakmur. Ex- SMP Virtual terhadap Kemampuan
acta, X(1), 24–35. Penalaran dan Komunikasi Siswa
Fuadiah, N. F. (2017). Potential Effect De- dalam Pembelajaran Matematika,
sain Didaktis terhadap Penguasaan 662–666.
Konsep. Proseeding Seminar nasi- Nasrullah, & Zulkardi. (2011). Building
onal matematika dan pendidikan counting by traditional game: A
matematika (2nd senatik) Program Mathematics Program for Young
Studi Pendidikan Matematika FP- Children. IndoMS. J.M.E, 2(1), 41–54.
MIPATI-Universitas PGRI Semarang Sobel, Max A., dan Maletsky, Evan M.
Semarang, 12 Agustus, 244–250. Re- 2004. Mengajar Matematika Edisi 3.
trieved from http://prosiding.upgris. Jakarta : Erlangga

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai