Anda di halaman 1dari 10

JURNAL GANTANG Vol. II, No.

1, Maret 2017
p-ISSN. 2503-0671, e-ISSN. 2548-5547
Tersedia Online di: http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index

KONTEKS BUSANA PADA


PEMBELAJARAN OPERASI
BILANGAN RASIONAL DENGAN
PENDEKATAN PMRI
Intan Buhati Asfyra
intanbuhatiasfyra@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP Muhammadiyah Pagaralam
2017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan lintasan belajar yang dapat membantu siswa
memahami konsep bilangan rasional melalui konteks busana. Design Research dipilih
sebagai cara yang tepat untuk mencapai tujuan. Lintasan belajar (Hypotetical Learning
Trajectory) dalam design research memegang peranan penting sebagai desain dan
instrumen penelitian. Lintasan belajar dirancang dalam tahap desain awal dan diujikan pada
31 siswa kelas X Busana (yaitu, 6 siswa pada pilot experiment dan 25 siswa pada teaching
experiment) SMK Negeri 6 Palembang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
membuat rekaman video tentang kejadian di kelas dan kerja kelompok, mengumpulkan
hasil kerja siswa, memberikan tes awal dan tes akhir, dan mewawancarai siswa. Data
dianalisis secara restropektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lintasan belajar yang
diperoleh dapat membantu siswa dalam memahami konsep bilangan rasional, yaitu
menjelaskan kesalahan pada pengukuran melalui aktifitas mengukur ukuran badan,
menerapkan operasi-operasi bilangan rasional melalui kegiatan membuat pola busana
berdasarkan skala yang ditentukan, menerpakan operasi bilangan rasional melalui aktifitas
membuat pola busana dengan ukuran sebenarnya.
Kata Kunci: operasi bilangan rasional, pola busana, design research, PMRI

Abstract
This study aims to design a learning trajectory to help students understand the concept of
rational numbers through fashion context. Therefore, to achieve the aim, design research is
chosen as the research method. Hypothetical Learning Trajectory in design research plays
an important role as design and research instruments. In preliminary design, Hypothetical
Learning Trajectory was conducted in 31 students of Private vocational high School (SMK)
6 in Palembang, X grade majoring fashion (6 students in pilot experiment and 25 students
in teaching experiment). Data was collected through observation, video recording of
students’ activities in classroom and group work, collecting students' work, test: initial test
and final test, and students’ interview. Data were analyzed by retrospective analysis. The
results showed that the learning trajectory can help students understand the concept of
rational numbers. The students could describe the error in measurement through measuring
size of the body activity, applying the concept of operations of rational numbers to create

11
JURNAL GANTANG. Maret 2017; II(1): 11 – 19
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

dress pattern with specified scale, applying the concept of operations of rational numbers to
create dress pattern with the actual size.
Keywords: operations in rational numbers, dress pattern, design research, PMRI.

I. Pendahuluan diantaranya penjumlahan dan pengurangan pada


Perubahan paradigma pendidikan dari operasi bilangan bulat (Kairuddin &
pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Darmawijoyo, 2011), operasi bilangan positif dan
Centre) ke pembelajaran yang berpusat pada negatif (Rosmah & Khalid, 2008), dan
siswa (Student Centre) diharapkan dapat pembelajaran bilangan desimal (Pramudiani dkk,
menciptakan suasana yang menyenangkan dan 2011).
terciptanya aktifitas serta kreativitas dari siswa Pembelajaran operasi pada bilangan
yang pada akhirnnya menunjang pencapaian rasional dapat diaplikasikan dalam berbagai
tujuan pembelajaran yang efektif. Hendaknya aktifitas kehidupan sehari-hari, seperti operasi
para guru matematika dalam pembelajaran bilangan dengan menggunakan angkutan darat
matematika juga tidak terpaku pada buku yang (Kairuddin & Darmawijoyo, 2011), operasi
digunakan, namun bisa diusahakan menggunakan bilangan bulat menggunakan media permainan
lingkungan dan pengalaman siswa di luar sekolah kartu (Kristiyono, 2008), operasi bilangan
sebagai salah satu pijakan untuk membentuk menggunakan Chinese Yin/Yan (Egan, 1997
konsep-konsep matematika sehingga siswa lebih dalam Rosmah & Khalid, 2008). Demikian juga
memahami kaitan konsep matematika dengan apa pembelajaran operasi bilangan rasional yang
yang ada dalam lingkungannya. diaplikasikan pada kelas tata busana di sekolah
Konteks dapat dijadikan sebagai starting kejuruan.
point dalam menuju proses pembelajaran. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
Konteks menjadi awal untuk pembelajaran siswa jurusan tata busana adalah membuat pola
matematika (Zulkardi dan Ilma, 2006). Sementara busana. Pada kegiatan membuat pola busana ada
itu, Hartoyo (2009), menemukan bahwa kegiatan dimana siswa harus melakukan berbagai
penggunaan konteks dapat meningkatkan operasi pada bilangan rasional yaitu kegiatan
efektivitas pembelajaran pada mahasiswa. Wijaya mengukur ukuran badan, membuat pola busana
(2012) menyatakan bahwa konteks tidak harus berdasarkan skala yang ditentukan dan membuat
berupa masalah dunia nyata namun dapat juga pola busana berdasarkan ukuran sebenarnya.
dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga Dalam kegiatan membuat pola busana, siswa
atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan diharapkan memahami konsep operasi pada
dapat dibayangkan dalam pikiran siswa. bilangan rasional.
Sekolah menengah kejuruan merupakan Berdasarkan hasil observasi yang
sekolah yang menekankan kepada keahlian siswa dilakukan peneliti di lingkungan Sekolah
seperti tata busana, tata boga, pariwisata dan Menengah Kejuruan Negeri 6 Palembang dan
kecantikan. Pada kejuruan tata busana, salah satu hasil wawancara terhadap guru yang mengajar
kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah matematika di jurusan tata busana, peneliti
mampu membuat pola busana. Sehingga pola mendapatkan informasi bahwa dalam proses
busana dapat dijadikan konteks dalam pembelajaran matematika mereka hanya
pembelajaran matematika di SMK. menggunakan buku teks sebagai media
Salah satu ruang lingkup mata pelajaran pembelajaran. Padahal dengan kegiatan
matematika di SMK meliputi operasi bilangan. pembelajaran yang terbatas akan sulit
Beberapa penelitian tentang operasi bilangan, menghidupakan suasana yang kondusif dalam

12
Asfyra: Konteks Busana dalam Pembelajaran …(2)

pembelajaran, dimana siswa jurusan tata busana matematika dengan pendekatan PMRI dapat
lebih tertarik belajar pelajaran tata busana membantu siswa memahami konsep perkalian
daripada belajar matematika. Selain itu, sebagai penjumlahan berulang. Denny Harris
permasalahan lainnya adalah sebagian besar guru (2011) juga menyatakan bahwa dengan
kesulitan dalam mendesain pembelajaran pada menggunakan pendekatan matematika realistik
materi ini sehingga kurang memberikan Indonesia dapat membantu siswa dalam
kebermaknaan dalam pembelajaran itu sendiri. memahami konsep luas.
Hal diperkuat juga dari hasil pengkajian Berdasarkan latar belakang di atas,
PPPPTK Matematika bahwa guru di SMK masih peneliti ingin melihat strategi siswa dalam
menggunakan cara-cara tradisional dalam proses memahami konsep operasi bilangan rasional
pembelajarannya (Shadiq, 2010). Padahal pada melalui kegiatan yang berhubungan dengan tata
kenyataannya, seperti yang diungkapkan oleh busana yaitu pola busana dengan rumusan
guru busana di SMKN 6 Palembang juga masalah “Apakah lintasan belajar yang
menyatakan bahwa pemahaman konsep tentang dikembangkan dapat membantu siswa untuk
operasi bilangan rasional sangat membantu siswa memahami konsep operasi bilangan rasional
dalam kegiatan membuat pola busana. melalui konteks busana?”
Salah satu usaha yang dapat dilakukan
II. Metode Penelitian
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Metode penelitian yang digunakan adalah
khususnya operasi bilangan rasional di sekolah
Design Research tipe Validation. Penelitian
yaitu mengajarkan matematika dengan
dilakukan dua siklus yaitu piloting experiment
menggunakan pendekatan Pendidikan
dan teaching experiment menggunakan langkah-
Matematika Realistik Indonesia (PMRI). PMRI
langkah penelitan desain menurut Gravemeijer
menurut Soedjadi (2007) adalah pendidikan
dan Cobb (2006) yaitu (1) tahap persiapan
maematika sebagai hasil dari Realistic
(preliminary design stage) meliputi pengkajian
Mathematics Education (RME) yang telah
literatur, diskusi bersama guru model dan
diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi
merancang Learning Instructional Trajectory
dan kehidupan masyarakat Indonesia umumnya.
(LIT) dengan instrumen Hypothetical Learning
Prinsip pada pendekatan PMRI dikemukakan
Trajectory (HLT); (2) tahap ujicoba pembelajaran
oleh Gravemeijer, Rainero, & Vonk (1994) ada
meliputi piloting experiment dan teaching
tiga, yaitu: (1) guided reinvention and
experiment dan (3) tahap analisis retrospektif
progressive mathematization, (2) didactical
(retrospective analysis), yaitu analisis yang
phenomenology, dan (3) self developed models.
membandingkan HLT dengan lintasan belajar
Ada lima karakteristik pembelajaran matematika
siswa yang sebenarnya sehingga diperoleh
realistik, yaitu: (1) penggunaan konteks; (2)
jawaban atas pertanyaan penelitian.
penggunaan model dalam matematisasi
Data penelitian ini dikumpulkan melalui
progresif; (3) pemanfaatan hasil konstruksi
tes, pengamatan, wawancara, dan dokumentasi
siswa, siswa diberikan kebebasan untuk
berupa hasil aktifitas belajar, hasil belajar siswa,
mengembangkan strategi pemecahan masalah
foto dan rekaman video. Data yang diperoleh
sehingga diharapkan akan diperoleh strategi
dianalisis dengan membandingkan hasil
bervariasi; (4) interaktifitas; dan (5) keterkaitan;
pengamatan selama proses pembelajaran dengan
(Gravemeijer et al., 1994).
dugaan lintasan belajar (Hypothetical Learnig
Penelitian Fridgo Tasman (2011), bahwa
Trajectory) dengan triangulasi data dan
pembelajaran matematika dengan menggunakan
interpretasi silang.
pendekatan matematika realistik Indonesia dapat
HLT dirancang dalam tiga pertemuan.
menggiring siswa dalam mengenal konsep
Pertemuan pertama yaitu mengukur ukuran
perkalian dengan menggunakan model persegi
badan dimana menurut Streefland (1991), salah
panjang. Selain itu Rully Charitas Indra
satu aktifitas yang digunakan untuk mengajarkan
Prahmana (2012), bahwa pembelajaran
13
JURNAL GANTANG. Maret 2017; II(1): 11 – 19
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

operasi bilangan adalah dengan menggunakan dengan membagi terlebih dahulu lingkar
konteks pengukuran (Shanty, 2011). Sejalan pinggang dengan 4 kemudian hasil
dengan hal tersebut, Kieren (1981), juga pembagiannya dikurang dengan 1 dan dijumlah
menyampaikan bahwa salah satu subsconstruct dengan kupnat. Hal ini juga sejalan dengan
untuk mengajarkan bilangan rasional adalah proses dalam pembuatan pola yang dipelajari
dengan menggunakan kegiatan pengukuran pada mata pelajaran tata busana, yaitu untuk
(Behr et al, 1983). Sehingga berdasarkan kedua mencari panjang B – E, siswa harus membagi
pendapat tersebut peneliti menngunakan kegiatan lingkar pinggang dengan 4 kemudian hasilnya
pengukuran badan sebagai kegiatan pertama dikurang 1 dan ditambah dengan kupnat
dalam mengajarkan operasi bilangan rasional. (Soekarno, 2010). Tujuan dari pertemuan kedua
Tujuan pertemuan petama (mengukur ukuran ini adalah siswa mampu menerapkan konsep
badan), siswa mampu menggunakan alat ukur operasi bilangan rasional pada kegiatan membuat
badan dengan benar sehingga diperoleh hasil pola busana.
pengukuran badan yang sesuai dan mengetahui Begitu pula untuk pertemuan ketiga yaitu
letak kesalahan hasil pengukuran terhadap orang membuat pola busana, dibutuhkan strategi siswa
yang sama oleh orang yang berbeda. dalam menyelesaikan operasi bilangan rasional
Pertemuan kedua yaitu menggambar untuk membuat pola.
pola busana. Pada kegiatan membuat pola busana
III. Hasil dan Pembahasan
siswa terlebih dahulu mengubah ukuran badan
Hasil
sebenarnya (yang telah diukur pada pertemuan
Penelitian ini menghasilkan lintasan
pertama) menjadi ukuran badan berdasarkan
belajar operasi bilangan rasional menggunakan
skala, disini pemahaman tentang konsep
konteks busana dengan pendekatan PMRI. HLT
pembagian dibutuhkan untuk mengubah ukuran
difokuskan sebagai pengarahan restrospective
badan tersebut. Misalnya ukuran badan (lingkar
analysis untuk menyelidiki dan menjelaskan alur
pinggang) sebenarnya adalah 76 cm akan diubah
berpikir siswa pada materi operasi bilangam
ke ukuran berdasarkan skala 1 : 4, strategi yang
rasional.
dilakukan siswa adalah membagi 76 cm dengan
Proses pembelajaran yang berlangsung
4 sehingga diperoleh ukuran berdasarkan skala
terdiri dari beberapa aktifitas. Sebelum dan
yaitu 19 cm. Selanjutnya, untuk menggambarkan
sesudah aktifitas dilakukan tes awal dan tes akhir
pola busana berdasarkan skala, pemahaman
guna mengetahui kemampuan pemahaman konsep
siswa yang diperlukan adalah pemahaman
siswa. Adapun aktifitas yang dilakukan adalah
konsep tentang operasi bilangan rasional
sebagai berikut:
(penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
1. Aktifitas 1 “Mengukur Ukuran Badan”
pembagian). Seperti untuk encari panjang B – E,
Aktifitas:
dimana B – E = (lingkar pinggang: 4) – 1 +
Pada aktifitas ini, siswa melakukan satu aktifitas
kupnat. Wu (2004) menyarankan langkah untuk
yaitu mengukur ukuran badan. Ukuran-ukuran
menyelesaikan order of operation dimulai dari
yang diminta yaitu lingkar pinggang, panjang rok,
eksponen, kemudian diikuti oleh perkalian,
lingkar pinggul, dan tinggi pinggul.
penjumlahan termasuk penjelasan yang
Tujuan Pembelajaran:
mendasari prosesnya. Selain itu, Vanderbeek
Siswa mampu membedakan jenis-jenis busana
(2007) juga menjelaskan tentang salah satu
dan pola busana, mampu mengukur ukuran badan
langkah dalam order of operation adalah natural
serta siswa mampu untuk menjelaskan letak
rules yaitu didahulukan ekponensial kemudian
kelemahan dalam proses pengukuran.
lalu penjumlahan dan makna tanda kurung.
Hasil Aktifitas
Berdasarkan dua pendapat tersebut, diperoleh
strategi untuk mencari panjang B – E adalah
14
Asfyra: Konteks Busana dalam Pembelajaran …(2)

Hasil pengukuran dua orang siswa terhadap teman


yang sama. Disini didiskusikan alasan mereka
terhadap hasil pengukuran tersebut. Ada siswa
yang menjawab dengan benar yaitu “ya terdapat
perbedaan, cara mengukur dan menempatkan
alat ukurnya berbeda dan bisa juga terjadi
karena pergeseran alat ukur”. Tetapi ada juga
siswa yang tidak mengerti dengan soal yang
dimaksudkan, jawaban siswa tersebut yaitu “ya
ada yang berbeda, karena teman yang
mengukurnya berbeda”.
Setelah kegiatan berlangsung, salah satu
kelompok tampil ke depan kelas untuk
mepresentasikan hasil jawaban mereka.
Disini, guru bersama-sama dengan siswa Gambar 1. Gambar Pola Dasar Rok
mendiskusikan hasil jawaban siswa
3. Aktifitas 3 “Membuat Pola Busana”
2. Aktifitas 2 “Menggambar Pola Busana
Aktifitas:
Sesuai Skala”
Siswa secara berkelompok diminta untuk
Aktifitas:
mengingat kembali salah satu ukuran badan
Siswa mengeksplorasi pengetahuan awal
teman sekelompoknya, kemudian siswa
dengan melihat slide tentang ukuran-ukuran
diminta untuk membuat pola busana dengan
benda sebenarnya dengan ukuran-ukuran
ukuran yang sebenarnya, dimana pada proses
benda pada gambar, sehingga siswa dapat
membuat pola busana tersebut terdapat
menarik kesimpulan tenang definisi skala.
operasi-operasi bilangan rasional yang harus
Kemudian siswa secara berkelompok
diselesaikan terlebih dahulu. Selanjunya salah
diminta untuk mengingat kembali salah satu
satu kelompok meperesentasikan hasil
ukuran badan teman sekelompoknya,
jawaban mereka didepan kelas.
kemudian ukuran tersebut diubah sesuai
Tujuan Pembelajaran:
skala. Selanjutnya siswa melakukan operasi
Siswa mampu melalukan operasi bilangan
bilangan rasional yang sesuai untuk
rasional dan siswa mampu membuat pola
menggambar pola dasar rok, dan siswa
busana.
menggambar pola dasar rok pada kertas yang
Hasil Aktifitas:
telah disediakan
Pada saat membuat pola busana, siswa
Tujuan Pembelajaran:
terlebih dahulu melakukan operasi bilangan
Siswa mampu mengubah ukuran sebenarnya
rasional. Salah satu operasi nya yaitu BE =
menjadi ukuran sesuai dengan skala dan
(lingkar pinggang : 4) + 1 + kupnat. Dimana
siswa mampu menggambar pola busana
panjang BE adalah perhitungan untuk
sesuai skala.
mencari lebar rok. Berikut adalah salah satu
Hasil Aktifitas:
jawaban siswa “B-E = (67 : 4) + 1 + 3 = 20,75
Ukuran badan yang telah diukur pada
cm. Hasil pola rok yang dibuat siswa dapat
petemuan sebelumnya dituliskan kembali
dilihat pada gambar 4.
kemudian diubah berdasarkan skala. Pada
lingkar pinggang salah satu siswa berukuran
76cm, setelah diubah berdasarkan skala
menjadi 19cm. Operasi perhitungan siswa
yaitu “1/4×76cm=19cm. Sehingga gambar
pola busana yang dihasilkan terlihat pada
gambar 3
15
JURNAL GANTANG. Maret 2017; II(1): 11 – 19
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

Menurut Jan De Lange (1987), terdapat


empat jenis konteks salah satunya yaitu
Gambar 4. Pola dasar rok “educational and occupational context include
problem situations that stuents might confront
4. Aktifitas 4 “Menyelesaikan Soal-Soal Operasi
while at school ncluding those rather artificial
Bilangan Rasional”.
problems designed specifically for teaching or
Aktifitas:
practice purpose, or problems that would be met
Pada aktifitas 4 ini, siswa secaea
in work situations” (Kairuddin & Darmawijoyo,
berkelompok berdiskusi tentang soal-soal
2011). Hal ini sesuai dengan konteks yang
yang berhubungan dengan operasi bilangan
digunakan pada penelitian ini, karena pola
rasional. Kemudian beberapa kelompok
busana merupakan salah satu keahlian yang
memperesentasikan salah satu jawbaan
harus dimiliki oleh peserta didik SMK jurusan
mereka di depan kelas.
tata busana.
Tujuan Pembelajaran:
Pada aktivitas pertama menunjukkan
Siswa mampu melakukan operasi bilangan
bahwa peserta didik mengeksploarsi kemampuan
rasional ke dalam permasalahan yang lebih
mengukur ukuran badan dan membandingkan
luas.
hasil pengukuran. Menurut Buys & Bokhove
Hasil Aktifitas:
(2005) bahwa peserta didik mampu
Siswa secara kelompok menyelesaikan
membandingkan semua hasil pengukuran benda
beberapa permasalahan yang ada pada lembar
misalnya jarak. Peserta didik mampu juga
aktifitas. Selain itu terlihat juga bahwa siswa
menggunakan alat ukur dalam proses
menjawab beberapa soal pemecahan masalah
pengukuran.
yang merupakan aplikasi dari operasi
Pada aktivitas kedua, peserta didik
bilangan rasional.
menggambar pola busana berdasarkan skala.
Kemudian siswa mempresentasikan hasil
Sebelum menggambar pola busana terlebih
jawabannya ke depan kelas. Disini siswa
dahulu diminta untuk mengubah ukuran badan
bersama-sama mendiskusikan hasil jawaban
berdasarkan skala dan melakukan operasi
mereka dengan guru sebagai fasilitator.
bilangan rasional dalam menggambar pola
Pemabahasan busana. Dengan pemahaman dan keterampilan
Penelitian ini menghasilkan lintasan siswa dalam membuat pola busana yang sesuai
belajar peserta didik yang terdiri dari strategi- dengan jurusannya di di SMK, diperoleh bahwa
strategi pemikiran peserta didik dalam untuk mengubah ukuran sebenarnya ke ukuran
menyelesaikan materi operasi bilangan rasional berdasarkan skala adalah dengan membagi
setiap tahapnya. Strategi tersebut merupakan ukuran sebenarnya tersebut dengan skala yang
dampak dari penerapan HLT yang telah didesain ditentukan. Jadi, untuk mengubah ukuran badan
dan diujicobakan pada tahap pilot experiment berdasarkan skala, peserta didik melakukan
kemudian direvisi sehingga dapat diterapkan pembagian ukuran badan sebenarnya dengan
pada teaching experiment yang menghasilkan skala yang ditentukan.
Learning Trajectory (LT). Pada analisis ini, Pada aktivitas ketiga peserta didik
dilihat semua aktivitas yang dilakukan dan membuat pola busana dengan ukuran sebenarnya
mencari hubungan antara aktivitas satu dengan dimana terlebih dahulu melakukan operasi
lainnya. Peneliti juga fokus membahas learning bilangan rasional untuk membuat pola kemudian
trajectory peserta didik setiap pembelajaran membuat pola busana pada kertas pola busana.
dengan melihat tahapan penggunaan pola busana Disini, juga menggunakan pemahan dan
yang mendukung materi operasi bilangan keterampilan siswa dalam membuat pola yang
rasional. telah mereka pelajari di pada mata pelajaran
16
Asfyra: Konteks Busana dalam Pembelajaran …(2)

busana bahwa terdapat langkah-langkah untuk


membuat pola busana yang sesuai dengan
konsep operasi bilangan rasional. Jadi,
diharapkan dengan langkah-langkah pembuatan
Indikator :
pola busana tersebut dapat membangun 1. Mengubah ukuran badan sesuai skala
pemahaman siswa tentang konsep operasi 2. Menggambar pola busana sesuai
bilangan rasional. skala.
Tujuan Pembelajaran
Desain awal peneliti berupa dugaan HLT 1. Mengubah ukuran badan sesuai skala
mengalami proses iterasi yaitu pendesainan 2. Menggambar pola busana sesuai
skala.
ulang, revisi dan evaluasi ulang. Pada akhir
penelitian ini, HLT yang telah direvisi disebut
sebagai Learning Trajectory (LT), seperti
berikut:
Dugaan Lintasan Belajar/HLT Materi Mengukur ukuran
Operasi Bilangan Rasional badan
Menggunakan Konteks Busana Berbasis
Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) Indikator :
Di Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan 1. Mengukur ukuran badan sesuai pola
busana.
2. Membandingkan hasil pengukuran
badan sesuai pola busana.
Menyelesaikan soal- Tujuan Pembelajaran :
soal operasi bilangan 1. Siswa mampu mengukur ukuran
rasional badan sesuai pola busana.
2. Membandingkan hasil pengukuran
badan sesuai pola busana.

Indikator :
Menyelesaikan masalah kontekstual IV. Penutup
operasi bilangan rasional dengan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
menggunakan simbol operasi secara
formal disimpulkan bahwa lintasan belajar yang di-
Tujuan Pembelajaran : hasilkan dapat membantu siswa memahami
Siswa dapat menyelesaikan masalah
kontekstual operasi bilangan rasional
konsep operasi bilangam rasional melalui
dengan menggunakan simbol operasi konteks busana. Lintasan belajar yang telah
secara formal dilalui siswa meliputi 3 aktivitas yaitu:
1. Mengukur ukuran badan, pemahan siswa
tentang membaca alat ukur sangat diperlukan
dalam kegiatan ini. Berdasarka hal tersebut
Membuat Pola pula, siswa mengetahui letak kesalahan dalam
Busana pengukuran.
2. Menggambar pola busana sesuai skala,
Indikator : pemaham siswa tentang langkah-langkah
1. Membuat pola busana menggambar pola busana sangat diperlukan
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu membuat pola busana. dalam kegiatan ini karena dapat membagun
pemahaman siswa tentang konsep operasi
bilangan rasional pada kegiatan menggambar
pola busana tersebut. Berdasarkan hal tersebut
pula, siswa dapat menyelesaikan soal-soal
Menggambar Pola kontekstual operasi bilangan rasional.
Busana Sesuai Skala
17
JURNAL GANTANG. Maret 2017; II(1): 11 – 19
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

3. Membuat pola busana, pemahan siswa 78.


tentang langkah-langkah membuat pola Kristiyono, H. (2008). Mahir Perkalian dan
busana sangat diperlukan dalam kegiatan ini Pembagian Bilangan Dasar Melalui
karena dapat membangun pemahaman siswa Metode Permainan Kartu. Jurnal
tentang konsep perasi bilangan rasional. Pendidikan Penabur. 10,
Berdasarkan hal tersebut pula, siswa dapat Rengasdengklok. Diakses tanggal 12
menyelesaikan soal-soal kontekstual operasi Februari 2016, pada
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal
bilangan rasional
/71008110.pdf
Daftar Pustaka Pramudiani. P, dkk. (2011). A Concrete Situation
Behr, M., Lesh, R., Post., T., & Silver E. (1983). For Learning Decimals. Indonesian
Rational Number Concepts. In R. Lesh Mathematical Society Journal on
& M . Landau (Eds.), aquisition of Mathematics Education (IndoMS-
Mathematics Concepts and Process, (pp. JME). 2(2),215-230
91-125). New York: Academic Press. Rosmah, Hj. B. & Khalid , M. (2008). Using
Buys, K & Bokhove J. (2004). Young Children the jar model to improve students’
Learn Measurement and Geometry. understanding of operation on
Ultrecht: Freudenthal Institute. integers. Proceeding of International
Charitas, R. (2012). Learning multiplication Congress on Mathematical Education
using Indonesian game in third grade. (ICME), Mexico, 11, 83-94.
Indonesian Mathematical Society Shadiq, F. (2010). Identifikasi kesulitan guru
Journal on Mathematics Education matematika SMK pada pembelajaran
(IndoMS- JME). 3(2). 115-132. matematika yang mengacu pada
Gravemeijer, K. (1994). Developing Realistic permendiknas no. 22 tahun 2006.
Mathematics Education. Ultrecht: PPPPTK: Jogjakarta.
Freudenthal Institute. Shanty, O.N. (2010). Design Research On
Gravemeijer, K. P. E., & Cobb, P. (2006). Mathematics Education: Investigating
Design Research From A Learning The Progress Of Indonesian Fifth Grade
Design Perspective. In J. V. D Akker, K. Students‟ Learning On Multiplication Of
P. E Gravemeijer, S. McKenney, N. Fractions With Natural Numbers.
Nieven (Eds.), Educational Design Indonesian Journal on Mathematics
Research (pp. 17-51). London: Education (IndoMS-JME). 2(2), 149-
Routledge 151.
Haris, Denny & Ilma, R. (2011). The role of Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan
context in third graders’ learning of area Matematika di Indonesia: Konstatasi
measurement. Journal on Mathematics keadaan masa kini menuju harapan
Education, Vol.2, No.1, January 2011, masa depan. Jakarta: Dirjen Dikti
hlm. 55 – 66. The Indonesian Depdiknas.
Mathematics Society Soekarno. (2010). Buku Penuntun Membuat Pola
Hartoyo. (2009). Penerapan model pembelajaran Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT.
kontekstual berbasis kompetensi untuk Gramedia Pustaka Utama
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Tasman, F. (2011). Helping students
Jurnal Kependidikan, 39(1), 67-78 acquainted with multiplication in
Kairuddin & Darmawijoyo. (2011). The rectangular model. Indonesian
Indonesian’s road transportations as Mathematical Society Journal on
the context to support primary school Mathematics Education (IndoMS-
learning number operation. JME). 2(2), 185-198Wijaya, A.
Indonesian Journal on Mathematics (2012). Pendidikan Matematika
Education (IndoMS-JME). 2(1), 67- Realistik – Suatu Alternatif
18
Asfyra: Konteks Busana dalam Pembelajaran …(2)

Pendekatan Pembelajaran
Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wijaya, A. (2008). Design research in
mathematics education Indonesian
traditional games as preliminaries in
learning measurement of length. Dalam
Prosiding Konferensi Nasional
Matematika XIV, Palembang, tanggal 24
s.d. 27 Juli 2008, hal. 731-738.
Universitas Sriwijaya.
Wu, H. (2004). “Order of operation” and other
addities in school mathematics.
Departement of Mathematiccs,
Univeristy of California-Berkenley.
Diakses tanggal 15 Juli 2016 pada
http://www.math.berkenley.edu/-wu.
Zulkardi dan Ilma, R. (2006). Mendesain sendiri
soal kontekstual matematika. Paper
terseleksi dan dipublikasikan pada
prosiding KNM13 Semarang 2006.

19
JURNAL GANTANG. Maret 2017; II(1): 11 – 19
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

20

Anda mungkin juga menyukai