Anda di halaman 1dari 15

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No.

1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

DESAIN PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI LINIER MENGGUNAKAN


PEMODELAN MATEMATIKA

Dyah Rahmawati1), Darmawijoyo2), Hapizah3)


1), 2), 3)
Universitas Sriwijaya
E-mail: dyahrahmawati1912@gmail.com 1)
darmawijoyo@yahoo.com 2)
hapizah_piza@yahoo.com 3)

Abstract
This research is aimed to create a learning trajectory of linear functions concept using mathematical
modeling. The applied learning approach is the Model Eliciting Activities (MEAs). Design research was
chosen as the research method consisting of three main phases; preliminary design, teaching
experiments, and retrospective analysis. This research was conducted in class X in a public senior high
school in Palembang. The result showed the design activity can encourage students to look at the form of
modeling (charts/schemes/equation) that students make themself. Through steps on mathematical
modeling takes students into the definition of the power to a linear functions, so the students had the idea
in providing recommendations to solve real problems in life.

Keywords: design research, linier functions, mathematical modeling, model eliciting activities (MEAs)

PENDAHULUAN banyak mengalami kesulitan memahami


Fungsi linier termasuk dalam fungsi linier, sehingga memungkinkan
aljabar. Belajar tentang fungsi linier terjadinya kesalahan sewaktu menjawab
merupakan konsep penting bagi siswa soal. Kesalahan yang sering dilakukan
agar mampu mengidentifikasi dan siswa dalam menyelesaikan fungsi linier
menafsirkan hubungan antara dua adalah kurangnya pemahaman tentang
variabel. Fungsi linier ditentukan variabel, koefisien, dan konstanta serta
berdasarkan pendekatan fungsional kesalahan dalam membaca soal baik
melalui masalah kontekstual yaitu soal biasa maupun soal cerita (Ngatini,
jumlah biaya kerja. Jumlah biaya yang 2012). Siswa juga mengalami kesulitan
diperoleh sama dengan biaya per jam dalam mentransformasikan fungsi linier
dikalikan dengan banyak jam kerja menjadi sebuah grafik, ini disebabkan
ditambah biaya tetap (Pierce, 2005). oleh taraf berfikir siswa yang masih
Sementara itu, Bardini dan Stacey pada taraf konkrit (Sutomo, 2016).
(2004) menjelaskan bahwa belajar Kesulitan siswa juga dalam
fungsi linier bertujuan agar siswa dapat mengoperasikan operasi aritmatika yang
mengidentifikasi struktur dua variabel melibatkan variabel fungsi dan tidak
yang terkait. Dalam hal ini, siswa mampu dalam menarik kesimpulan.
memahami x dapat bervariasi dalam Sistem pembelajaran yang
nilai yang diwakilinya dan nilai y atau ditemukan pada saat ini, khususnya
f(x) tergantung pada nilai x. pembelajaran matematika masih banyak
Kilpatrick dan Izsak (2008) dalam yang didominasi oleh pembelajaran
penelitiannya menjelaskan bahwa siswa yang menggunakan metode ceramah
masih banyak menghadapi tantangan dan tanya jawab (Syahrir, 2017). Hal
dalam belajar aljabar, salah satunya inilah yang menyebabkan kesulitan-
menyelesaikan fungsi. Siswa masih kesulitan siswa dalam mengembangkan
kemampuannya. Sedangkan, untuk

Aksioma | 65
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

menjawab inovasi pembelajaran yang permasalahan yang sering ditemui


sesuai tuntutan abad 21 perlu adanya siswa. Representasi merupakan elemen
reformasi khususnya pendidikan penting dalam mendukung pemahaman
matematika. siswa terhadap konsep matematika,
Upaya yang dilakukan guna hubungan- hubungannya,
mereformasi pendidikan matematika mengkomunikasikan pendekatan-
mengharuskan guru membangun pendekatan matematika dan dalam
budaya kelas, dimana diskusi kelas memberikan argumen (NCTM, 2000).
yang melibatkan dugaan, perumusan, Tujuannya agar siswa terbiasa dalam
dan pembenaran, memainkan peran memecahkan masalah dengan membuat
penting dalam pembelajaran solusi matematika untuk kehidupan
(Gravemeijer, 2004). Dan tentunya nantinya.
diperlukan suatu cara bagaimana Untuk menjembatani berbagai
mengarahkan proses itu, bagaimana bisa manfaat matematika dalam
membuat siswa menemukan kembali mempermudah dan menjadi tool dalam
apa yang guru inginkan untuk mereka berbagai lini diperlukan sebuah “mesin”
temukan kembali. Dengan demikian, yang mampu mengolah berbagai
guru sangat berperan dalam merancang persoalan konkrit menjadi sebuah model
pembelajaran sehingga siswa dapat atau pola dan nantinya akan
lebih mudah untuk memahami konsep- menghasilkan suatu solusi praktis.
konsep fungsi linier menggunakan Dalam matematika dikenal sebuah
pendekatan pembelajaran matematika model. Model merupakan sebuah
yang sesuai. simplifikasi atau penyederhanaan
Purwanto (2002) menjelaskan berbagai fenomena nyata dalam bentuk
bahwa terdapat banyak cara untuk matematika. Model matematika yang
menciptakan agar pembelajaran dihasilkan, dapat berupa persamaan,
matematika nyaman dan pertidaksamaan, sistem persamaan atau
menyenangkan, antara lain dengan cara lainnya terdiri atas sekumpulan simbol
memperlihatkan sikap ramah dalam yang disebut variabel atau besaran yang
menanggapi berbagai kesalahan siswa, kemudian di dalamnya digunakan
mengusahakan agar siswa dikondisikan operasi matematika. Metode tersebut
untuk bersikap terbuka, mengajak siswa disebut dengan pemodelan matematika
untuk belajar sambil bermain, dan (mathematical modeling).
menggunakan metode serta pendekatan Menurut Ang (2009) pemodelan
yang bervariasi. Matematika bukan matematika adalah proses pemahaman,
hanya materi yang ditransfer oleh guru menyederhanakan dan memecahkan
ke siswa, tetapi siswa seharusnya diberi masalah kehidupan nyata dalam hal
kesempatan dan dibimbing ke dalam matematika. Pemodelan matematika
situasi untuk menemukan kembali adalah bahasa matematika yang
(reinvent) konsep matematika dengan digunakan untuk mengkuantifikasi
cara mereka sendiri (Gravemeijer, suatu fenomena atau kejadian nyata
2004). Salah satu upaya yang dilakukan hampir di segala bidang di suatu kondisi
untuk mengembangkan kemampuan tertentu (Nuraini, 2011). Menurut Bliss
matematika yaitu menyediakan dan Libertini (2016) dalam buku
perangkat pembelajaran yang Gaimme chapter 1 mengatakan bahwa
mendukung pengembangan kemampuan “Mathematical modeling is a process
literasi matematika siswa. that uses mathematics to represent,
Representasinya berupa permasalahan- analyze, make predictions or otherwise

66 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

provide insight into real world sangat penting karena siswa dituntut
phenomena”. Jadi dapat disimpulkan mampu mengkomunikasikan gagasan
bahwa pemodelan matematika matematika dalam bentuk model atau
merupakan proses menggunakan rumusan matematika. Dalam proses
matematika sebagai representasi dalam penyelesaiannya, pemodelan
memahami masalah, menyederhanakan matematika memiliki komponen-
masalah, dan menyelesaikan masalah komponen sebagai berikut: (Bliss &
dalam kehidupan nyata. Libertini, 2016)
Dalam proses pemodelan
matematika, aspek komunikasi menjadi

1. Mengidentifikasi Masalah: ideal. formulasi ini adalah model.


Mengidentifikasi sesuatu di dunia Kemudian melakukan matematika
nyata yang kita ingin tahu, lakukan, untuk melihat apa wawasan dan
atau memahami. Hasilnya adalah hasil yang didapatkan.
pertanyaan di dunia nyata. 4. Analisis dan menilai solusi :
2. Membuat asumsi dan identifikasi Menganggap apakah itu mengatasi
variabel: Memilih „benda‟ yang masalah? Apakah masuk akal bila
tampaknya penting dalam diterjemahkan kembali ke dalam
pertanyaan dunia nyata dan dunia nyata? Apakah hasil praktis,
mengidentifikasi hubungan diantara jawaban yang masuk akal,
mereka. Kemudian memutuskan konsekuensi diterima?
apa yang akan diteruskan dan apa 5. Menginterpretasi:
yang akan diabaikan tentang objek Proses menginterpretasi diperlukan
dan keterkaitan mereka. Hasilnya untuk memperbaiki dan
adalah versi ideal dari pertanyaan memperluas model.
awal. 6. Melaksanakan pemodelan : Untuk
3. Mematematikakan : dunia nyata, aplikasi praktis, lalu
Menerjemahkan versi ideal dalam melaporkan hasilnya kepada orang
istilah matematika dan memperoleh lain dan melaksanakannya.
matematika perumusan pertanyaan

Aksioma | 67
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Jadi, dengan menggunakan apa matematika dan bagaimana bisa


pemodelan matematika, (1) siswa digunakan. Oleh sebab itu, pemodelan
diharapkan mampu dalam matematika sudah selayaknya
mengidentifikasi kejadian-kejadian diterapkan dalam proses pembelajaran
yang terjadi di sekitar, (2) siswa dapat di sekolah.
mengeksplorasi pengetahuan lebih Model Eliciting Activities (MEAs)
tentang masalah dunia nyata dengan adalah sebuah pendekatan pembelajaran
mengaitkan masalah matematika, dan untuk memahami, menjelaskan dan
(3) siswa mampu menemukan cara yang mengkomunikasikan konsep-konsep
tepat dalam memecahkan masalah yang terkandung dalam suatu sajian
matematika berdasarkan fenomena melalui proses pemodelan matematika
dunia nyata. Ini sejalan dengan (Permana, 2007). Sejalan dengan itu,
Permendikbud No.22 Tahun 2016 Widyastuti (2011) menjelaskan bahwa
mengenai Standar Isi mata pelajaran pembelajaran MEAs didasarkan pada
matematika yang sifatnya problem situasi kehidupan nyata siswa, bekerja
based learning, yaitu pembelajaran dalam kelompok kecil, dan menyajikan
berbasis pada masalah-masalah yang sebuah model matematis sebagai solusi.
ada. Selanjutnya, Permana (2007) men-
Kho (dalam Yee & Hoe, 2009) jelaskan bahwa MEAs memberi peluang
menyatakan ada empat alasan mengapa yang sangat besar kepada siswa untuk
pemodelan matematika diajarkan mengeksplorasi pengetahuannya dalam
kepada siswa, yaitu: (1) membantu belajar matematika, diharapkan dapat
siswa mendapatkan wawasan yang lebih membuat siswa mengubah pendangan-
baik mengenai konsep-konsep nya bahwa matematika sebagai
matematika; (2) membantu siswa pelajaran yang tidak sulit dan siswa
merencanakan langkah-langkah solusi sebenarnya mampu mempelajari
untuk memecahkan masalah matematika. Proses belajar siswa
matematika; (3) dapat dibandingkan dengan menggunakan MEAs menjadi
tetapi sedikit abstrak atau semi konkret bermakna karena siswa dapat
daripada metode aljabar; dan (4) menghubungkan konsep yang dipelajari
merangsang siswa untuk memecahkan dengan konsep yang sudah dikenalnya
masalah yang lebih menantang. serta menekankan siswa untuk belajar
Pemodelan matematika berbeda secara aktif. Berdasarkan pendapat di
dengan model matematika, dalam atas dapat dikatakan bahwa untuk
penggunaannya perumusan pemodelan menerapkan pemodelan matematika,
merujuk pada tujuan yang diinginkan pendekatan pembelajaran yang sesuai
dari konstruksi model (Nuraini, 2011). dengan tahapan dalam pemodelan
Pollak (2003) berpendapat bahwa matematika adalah dengan pendekatan
semua siswa harus belajar pemodelan Model Eliciting Activities (MEAs).
matematika untuk menggunakan Tujuan dari penelitian ini adalah
matematika dalam kehidupan sehari- untuk mengetahui peran pemodelan
hari mereka, sebagai warga negara, dan matematika dalam mendukung
dalam angkatan kerja. Blum dan Ferri kemampuan siswa memahami konsep
(2009) juga menambahkan bahwa fungsi linier melalui strategi yang
pemodelan matematika dapat digunakan dan menghasilkan lintasan
mendukung pembelajaran matematika belajar materi fungsi linier yang
dalam hal motivasi, pemahaman, dikembangkan berdasarkan pemodelan
ingatan, dan dalam hal menunjukkan matematika.

68 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian desain (design
research), yaitu suatu kajian sistematis
tentang merancang, mengembangkan
dan mengevaluasi intervensi pendidikan
(seperti program, strategi dan bahan
pembelajaran, produk dan sistem)
sebagai solusi untuk memecahkan
masalah yang kompleks dalam praktik
pendidikan, yang juga bertujuan untuk
memajukan pengetahuan kita tentang Gambar 2. Siklik Design Research
karakteristik dari intervensi-intervensi (Gravemeijer & Cobb, 2006)
tersebut serta proses perancangan dan
pengembangannya (Plomp & Nieveen, Pada tahap desain awal dilakukan
2007). Ini merupakan suatu cara yang kajianliteratur yaitu mengenai materi
tepat untuk menjawab pertanyaan fungsi linier, pemodelan matematika,
peneliti dan mencapai tujuan dari dan pendekatan Model Eliciting
penelitian. Activities (MEAs). Setelah itu, dibentuk
Pada penelitian ini, terdapat suatu suatu dugaan strategi dan pemikiran
alur pembelajaran pada materi fungsi siswa padaproses pembelajaran.
linier menggunakan pemodelan Selanjutkan akan didesain hypothetical
matematika berupa sederetan aktivitas learning trajectory(HLT).
siswa yakni dugaan-dugaan strategi dan Pada tahap percobaan
pemikiran siswa yang dapat berubah pengajaran, melibatkan dua siklus,
dan berkembang selama proses yaitu pilot experiment (siklus 1) dan
pembelajaran. Hal ini menunjukkan teaching experiment (siklus 2). Pilot
bahwa terjadi siklus pada proses yang experiment bertujuan untuk menguji
berulang dari eksperimen pemikiran HLT yang telah dirancang, kemudian
(thought experiment) menuju direvisi dilaksanakan pada teaching
eksperimen pembelajaran (intruction experiment. Data dikumpulkan melalui
experiment). Dalam setiap siklus, pengambilan video, Lembar Kerja
dilakukan antisipasi eksperimen Peserta Didik (LKPD), pre-test, post-
pemikiran dengan membayangkan test, wawancara, dan catatan lapangan.
bagaimana aktivitas pembelajaran yang Selanjutnya dilakukan analisis
diusulkan dapat digunakan di dalam retrospektif dengan menganalisa hasil
kelas, dan apa yang dapat siswa pelajari kegiatan dan HLT yang telah dibuat.
karena mereka berpartisipasi di Tujuan dari analisis retrospektif secara
dalamnya (Bustang, Zulkardi, umum adalah untuk mengembangkan
Darmawijoyo, Dolk, dan van Eerde, local instructional theory (LIT). Pada
2013). tahap ini, HLT dibandingkan dengan
Gravemeijer dan Cobb (2006) pembelajaran siswa yang sebenarnya,
menyatakan bahwa ada 3 tahap dalam hasilnya digunakan untuk menjawab
pelaksanaan design research yaitu rumusan masalah. Dalam desain
desain awal, percobaan mengajar dan pembelajaran ini, peneliti
analisis retrospektif. mengembangkan lima aktivitas dalam
memahami konsep fungsi linier.
Kegiatan ini secara garis besar untuk

Aksioma | 69
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

mengetahui strategi siswa dalam aktivitas. Berikut ini deskripsi dari


menemukan penyelesaian dari aktivitas-aktivitas tersebut.
permasalahan yang diberikan dengan Aktivitas 1: Menentukan dan
menggunakan langkah-langkah mengidentifikasi hubungan antara
pemodelan matematika. daerah asal, daerah hasil suatu fungsi
dan ekspresi simbolik.
HASIL PENELITIAN DAN Untuk mengawali serangkaian
PEMBAHASAN aktivitas yang dilakukan, guru
membuka pelajaran, memeriksa
Penelitian ini menghasilkan kesiapan kelas siswa terlebih dahulu,
lintasan belajar untuk materi fungsi menyampaikan tujuan pembelajaran,
linier dengan pemodelan matematika kemudian guru memberikan apersepsi
menggunakan konteks kegiatan dengan mengingatkan kembali tentang
ekonomi produksi, distribusi dan pengertian fungsi dan menyampaikan
konsumsi. Pada tahap teaching tentang bagaimana pembelajaran akan
experiment melibatkan seorang guru dilakukan.
model dan 38 orang siswa. Sedangkan Selanjutnya, guru meminta siswa
peneliti bertindak sebagai observer untuk berkelompok yang terdiri dari 3
untuk mengamati perkembangan yang atau 4 orang. Lalu, guru membagikan
terjadi saat pembelajaran. Penelitian ini lembar aktivitas 1. Dengan panduan
didesain dalam dua lembar kerja peserta guru, siswa berdiskusi menyelesaikan
didik (LKPD) yang terdiri dari lima masalah melalui langkah-langkah
pemodelan matematika.

Pada aktivitas 1 revisi dilakukan Berikut ini adalah foto-foto


dari segi redaksi pertanyaan. Karena kegiatan pembelajaran pada siklus 2 .
setelah diujicobakan pada siklus 1 tidak
muncul pernyataan siswa mengenai
saran atau rekomendasi yang
dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan yang diberikan, sehingga
belum terlihat kemampuan siswa untuk
mengatasi masalah dari hasil
identifikasi daerah asal dan daerah hasil
suatu fungsi linier.

70 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Siswa :“Daerah hasil adalah


banyaknya produksi air
bersih.”
Guru : “Oke”

Jawaban siswa berdasarkan pemodelan


matematika adalah sebagai berikut.

Gambar 4. Teaching Experiment

Dilihat dari jawaban siswa, telah


menunjukkan bahwa siswa mampu
melakukan identifikasi masalah,
membuat asumsi, melakukan proses
matematika untuk mendapatkan solusi
dan memberikan rekomendasi,
meskipun jawaban mereka tidak bisa
disamaratakan. Berdasarkan video
wawancara kepada beberapa siswa
diperoleh alur pemahaman siswa untuk
menentukan dan mengidentifikasi
hubungan antara daerah asal dan daerah
hasil suatu fungsi linier, serta ekspresi
simboliknya. Berikut transkrip
percakapannya.
Guru :“Dari masalah itu himpunan
apa saja yang bisa kalian
buat nak?”
Siswa :“Ada himpunan waktu dan
himpunan banyak air bersih
yang diproduksi bu.”
Guru :“Baik. Bagaimana kalian
menentukan simbol untuk
himpunan tersebut?”
Siswa :“Jadi waktu disimbolkan
dengan x, banyak air dalam
1 jam itu a dan hasilnya
adalah f(x).”
Guru : “Yang mana daerah asal
dan daerah hasilnya?”
Siswa : “Daerah asal itu x dan
daerah hasil itu f(x).”
Guru : “Daerah asal apa?”
Siswa : “Daerah asalnya itu
himpunan waktu.”
Guru : “Daerah hasil ?”

Aksioma | 71
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Berdasarkan permasalahan
tersebut siswa mampu menyajikan
masalah yang melibatkan daerah asal
dan daerah hasil fungsi linier, serta
membuat ekspresi simbolik fungsi linier
untuk digunakan sebagai perhitungan
Gambar 5. Jawaban Siswa Aktivitas 1 lainnya jika mobil yang dijual lebih
Aktivitas 2: Menyajikan masalah banyak atau lebih sedikit, sesuai target
yang melibatkan daerah asal dan penjualan yang diinginkan.
daerah hasil fungsi linier, serta Jawaban siswa untuk aktivitas 2
ekspresi simbolik. dapat dilihat pada gambar 7.
Pada aktivitas 2, guru
membagikan permasalahan tentang
penjualan mobil, dimana siswa
dilibatkan jika harus menjadi seorang
pegawai dealer dengan menargetkan
penghasilan maksimal dalam sebulan.
Selama pembelajaran guru berperan
sebagai fasilitator dan memberi waktu
kepada siswa untuk berdiskusi dan
menyampaikan pendapat dan saran
untuk menyelesaikan permasalahan.
Langkah-langkah yang dilakukan siswa
menggunakan pemodelan matematika
yaitu memahami masalah, membuat
landasan berpikir, membuat persamaan,
menyelesaikan persamaan, mengecek
atau menginterpretasi, membuat
kesimpulan dan melaporkan hasil.
Berikut ini adalah permasalahan
yang diberikan pada aktivitas 2.

Gambar 6. Konteks Penjualan Mobil Gambar 7. Jawaban Siswa Aktivitas 2

72 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Aktivitas 3: Menyajikan masalah kalau b itu gaji dan a itu


yang melibatkan fungsi linier komisi.”
menggunakan grafik pada bidang Guru : “Oke, jadi bagaimana?”
cartesius. Siswa :“Jadi komisi permobil itu
Pada aktivitas 3 ini siswa diminta 600.000 dikali x itu kan 1
menggambarkan grafik fungsi linier mobilnya jadi 1, ditambah
untuk permasalahan pada aktivitas 2 b gaji, gajinya itu
sebelumnya. Sehingga dari grafik yang 3.000.000. Maka 600.000
dihasilkan akan terlihat grafik dikali 1 ditambah
peningkatan penghasilan perbulan 3.000.000 sama dengan
apabila penjualan mobil juga 3.600.000. Jadi kalau 1
meningkat. mobil penghasilannya
Berikut ini adalah jawaban siswa 3.600.000.”
untuk aktivitas 3. Guru :“Bagaimana untuk mobil
lebih dari 1?”
Siswa :“sama perhitungannya bu,
gunakan f(x) = ax + b, x
nya itu mobilnya 2. Jadi
diganti 2. Dan
seterusnya.”
Guru :“Lalu grafiknya
bagaimana?”

Siswa :“Jadi dihubungkan, 1


dengan total gaji mobil 1,
mobil 2, mobil 3, mobil 4
Gambar 8. Jawaban Siswa Aktivitas 3 dan mobil 5 seterusnya.
Lalu buat grafik dengan
Dari grafik yang dibuat, siswa menghubungkan titik-
juga menjadi lebih paham mengenai titiknya.”
konsep bahwa setiap fungsi linier Guru : “Bentuknya apa
memiliki grafik pada bidang Cartesius grafiknya?”
yang berbentuk garis lurus. Pemahaman Siswa : “Grafik naik”
siswa ini terlihat dari video percakapan Guru :“Pertanyaan di atas itu
saat pembelajaran. Berikut transkrip apa?”
percakapannya. Siswa : “Apakah permasalahan
Guru :“Bagaimana untuk pada situasi / konteks 2
aktivitas 3?” merupakan fungsi linier ?
Siswa : “Ini kita buat dulu Iyaa termasuk fungsi
grafiknya. Kita buat garis linier.”
y dan garis x. x itu jumlah Guru : “Mengapa ?”
mobil terjual dan y ini Siswa : “Karena ini, setiap fungsi
total gaji keseluruhan.” linier memiliki grafik pada
Guru : “Iya.. Lalu?” bidang cartesius yang
Siswa :“Jadi kita buat kalau berbentuk garis lurus.”
mobilnya 1. Seperti ini Guru : “Okee..”
rumusnya, f(x) = ax + b.
x sama dengan mobil,

Aksioma | 73
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Aktivitas 4: Menyelesaikan masalah real yang dinyatakan dengan fungsi


kontekstual yang dinyatakan dengan linier. Namun masalah yang diberikan
fungsi linier. lebih kompleks dan membutuhkan
Aktivitas 4 bertujuan agar siswa analisis siswa yang lebih mendalam.
mampu menyelesaikan masalah real Siswa diminta menentukan pemesanan
yang dinyatakan dengan fungsi linier. tiket pesawat yang lebih murah dan
Berikut permasalahan pada aktivitas 4. efisien waktu berdasarkan jadwal
penerbangan dan harga yang tersedia
pada Traveloka. Berikut permasalahan
pada aktivitas 5.

Gambar 9. Konteks Membership Gym

Berdasarkan jawaban siswa,


terlihat siswa sudah mampu menyatakan
fungsi linier untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan. Berikut
jawaban siswa untuk aktivitas 4 yang
diberikan.

Gambar 11. Konteks Tiket Pesawat


Berdasarkan jawaban siswa,
terlihat siswa sudah mampu menyatakan
fungsi linier untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan. Berikut
jawaban siswa untuk aktivitas 5 yang
diberikan.

Gambar 10. Jawaban Siswa Aktivitas 4

Aktivitas 5: Menyelesaikan masalah


kontekstual yang dinyatakan dengan
fungsi linier.
Aktivitas 5 juga bertujuan agar
siswa mampu menyelesaikan masalah

74 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

produksi air bersih PDAM. Berdasarkan


hasil pekerjaan siswa didapat bahwa
mereka dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan tepat
melalui langkah pemodelan yang
didesain.
Aktivitas kedua didesain untuk
menuntun siswa kepada aktivitas ketiga,
yaitu menyajikan masalah yang
melibatkan daerah asal dan daerah hasil
fungsi linier, ekspresi simbolik serta
sketsa grafik fungsi linier. Sebagian
besar siswa menjawab dengan tepat.
Aktivitas ketiga, siswa
menyajikan data ke dalam bentuk grafik
fungsi linier dan menampilkan kembali
strategi seperti pada aktivitas dua. Siswa
membuat rumusan dengan memasukkan
nilai x sebagai daerah asal untuk
mendapatkan daerah hasilnya
berdasarkan rumus fungsi linier yang
mereka buat. Kemudian siswa menarik
kesimpulan dari aktivitas-aktivitas yang
telah dilakukan.
Terakhir, pada pertemuan kedua
adalah aktivitas keempat dan kelima,
siswa menyelesaikan masalah
kontekstual yang dinyatakan dengan
Gambar 12. Jawaban Siswa Aktivitas 5 fungsi linier.
Pada setiap aktivitas yang
dilakukan, penutup pembelajaran adalah
Berdasarkan hasil penelitian,
dengan mempresentasikan hasil diskusi
didapat lintasan belajar yang dilakukan
atau aktivitas yang mereka lakukan.
mulai dari berkembangnya kemampuan
Kegiatan presentasi memberikan
siswa dari memahami masalah,
kesempatan kepada siswa untuk
membuat landasan berpikir, membuat
mengungkapkan pendapat dan saling
persamaan, membuat solusi
menghargai.
matematika, menginterpretasikan,
Penelitian ini menggunakan
menyimpulkan serta mengekspos hasil
pendekatan Model Eliciting Activities
yang didapat untuk menyelesaikan
(MEAs) dalam proses pembelajaran.
permasalahan. Aktivitas menggunakan
Enam prinsip MEAs telah dilaksanakan
langkah-langkah dalam pemodelan
dalam proses pembelajaran, yaitu (1)
matematika yang dilakukan oleh siswa
prinsip konstruksi model (the model
merupakan jembatan dari pengetahuan
construction principle); (2) prinsip
informal ke pengetahuan formal,
realitas (the reality principle); (3)
kemudian kembali lagi ke informal.
prinsip penilaian diri(the self-
Aktivitas pertama yaitu
assessment principle); (4) prinsip
mengidentifikasi daerah asal dan daerah
pembuatan dokumentasi (the construct
hasil suatu fungsi melalui konteks

Aksioma | 75
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

documentation principle); (5) prinsip pengurangan aliran listrik dari PLN


kemampuan mentransfer dan pada perusahaan PDAM sehingga
memodifikasi (the construct terjadi pengurangan pasokan air
shareability and reusability principle); bersih karena produksinya terganggu.
dan (6) prinsip prototipe efektif (the Melalui tahapan ini siswa
effective prototype Principle). mengetahui mana yang merupakan
Selama pelaksanaan MEAs, siswa daerah asal maupun daerah hasil
membuat kesan tentang situasi-situasi suatu fungsi. Selain itu siswa mampu
bermakna, menemukan, dan mendefinisikan fungsi linier
memperluas konstruksi matematis menggunakan bahasa mereka sendiri.
mereka sendiri. Hal ini sesuai dengan Dilihat dari waktu produksi air bersih
yang dinyatakan oleh Carlson dkk merupakan daerah asal suatu fungsi.
(dalam Chamberlin dan Moon, 2008). Sedangkan jumlah produksi air
Salah satu tujuan dari pembelajaran bersih merupakan daerah hasilnya.
MEAs adalah memberikan kesempatan Hal ini merupakan representasi bagi
kepada siswa untuk mengontrol siswabahwa suatu fungsi linier
pembelajaran mereka sendiri dengan mempunyai daerah asal dan daerah
pengarahan proses. Menciptakan model hasil.
matematis merupakan salah satu cara 2. Dengan melakukan langkah-langkah
mencapai self-directed learning. pemodelan pada situasi yang berbeda
MEAs memiliki potensi untuk siswa dapat mengidentifikasi suatu
membantu siswa belajar lebih fungsi linier, membuat sketsa tabel,
mendalam, mempertahankan apa yang membuat grafik fungsi linier, serta
mereka pelajari, dan mentransfer belajar menghitung daerah hasilnya. Dari
mereka dengan konteks masalah hasil analisa tersebut pula dengan
lainnya. bimbingan guru siswa dapat
membuat rumusan sendiri dan
KESIMPULAN DAN SARAN menemukan konsep fungsi linier.
Berdasarkan hasil dan Kemudian siswa mampu
pembahasan yang telah diuraikan, dapat menyelesaikan permasalahan-
disimpulkan bahwa learning trajectory permasalahan dalam kehidupan
yang diimplementasikan dalam sehari-hari mengenai fungsi linier.
penelitian dengan menggunakan Berdasarkan kesimpulan yang
pemodelan matematika telah membantu telah dijelaskan, beberapa saran yang
siswa dalam memahami konsep fungsi dapat direkomendasikan pada penelitian
linier. Dalam proses pembelajaran yang ini adalah sebagai berikut.
telah dilakukan pemahaman siswa 1. Bagi siswa, sebaiknya siswa lebih
terhadap materi fungsi linier aktif dalam mengikuti proses
berkembang dari tahap informal menuju pembelajaran dan berani dalam
formal, dan melalui tahapan formal mengeluarkan pendapat, ide dan
tersebut mampu menjawab gagasan mereka sehingga proses
permasalahan yang terjadi dalam dunia pembelajaran dapat berjalan dengan
nyata. Adapun tahapan pemahaman lebih maksimal.
yang dimiliki siswa antara lain. 2. Bagi guru, disarankan agar guru
1. Siswa memahami konsep fungsi dapat menerapkan dan
linier melalui situasi yang sering mengembangkan lintasan belajar
terjadi dalam kehidupan. Situasi awal materi fungsi linier dari hasil
yang diberikan adalah ketika terjadi penelitian ini dalam proses

76 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

pembelajaran. Selain itu terlibat aktif Blum, W. dan Ferri, R. B. 2009.


dalam mendesain kembali materi Mathematical modelling: Can it
pembelajaran matematika dengan be taught and learnt?. Journal of
langkah-langkah pemodelan Mathematical Modelling and
matematika yang disesuaikan dengan Application. Volume 1. No.1. Hal.
kurikulum yang berlaku dan 45–58.
melibatkan konteks atau situasi yang
menarik dan disesuaikan pada Bustang, dkk. 2013. Developing a Local
kondisi siswa sehingga membuat Instruction Theory for Learning
siswa lebih termotivasi dalambelajar. the Concept of Angle through
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini Visual Field Activities and Spatial
dapat dijadikan rujukan dan Representations International
penelitian-penelitian selanjutnya Education Studies Volume 6.
berkaitan dengan pembelajaran Hal.58
fungsi linier, pemodelan matematika
Chamberlin, S. A., & Moon, S. M.
dan desain riset, karena penelitian
2008. How does the Problem
desain pemodelan matematika ini
Based Learning Approach
telah berhasil dilaksanakan dan
Compare to the Model-Eliciting
memberikan kontribusi bagi
Activity Approach In Math-
pembelajaran matematika menjadi
ematics. International Journal for
bermakna.
Mathematics Teaching and
Learning, Volume 9. No.3. Hal.
DAFTAR PUSTAKA 78-105.
Ang, K. C. 2009. Mathematical
modeling and real life problem Gravemeijer, K. 2004.Creating
solving. In B. Kaur,B.H. Yeap, & opportunities for students to reinv
M., Kapur. (Eds), Mathematical ent mathematics. Proceedings of
Problem Solving: Association of the 10th Conference of
Mathematics Educators Yearbook the International
2009. Hal. 159–182. Singapore: Congress of Mathematics
World-Scientific. Education.Hal. 1-17.

Bardini, C. dan Stacey, K. 2004. Gravemeijer, K. 2004. Local instruction


Teachinglinear Functions in theories as means of support for
Context withGraphics teachers in reform mathematics
Calculators: StudentResponses education. Mathematical thinking
and the Impact of theApproach on and learning, Volume 6.
Their Use ofAlgebraic Symbols No.2.Hal.105-128.
InternationalJuornal of Science
andMathematics Education, No.2, Gravemeijer, K. P. E., dan Cobb, P.
Hal. 353-376. 2006. Design Research From A
Learning Design Perspective . In
Bliss, K. dan Libertini, J. 2016. J. V. D Akker, K. P. E
Guidelines for assessment & Gravemeijer., S. McKennedy, N.
instruction in mathematical Nieven (Eds)., Educational
modeling education (GAIMME) Design Research. Hal. 17-51.
chapter 1, USA: COPAM, Inc. & London: Routledge.
SIAM.

Aksioma | 77
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Kemendikbud. 2016. Peraturan menteri 29thConference of the


pendidikan dan kebudayaan InternetionalGroup for the
nomor 22 tahun 2016 tentang Psychology of Mathematics
standar proses pendidikan dasar Education, Volume 4 Hal. 81-
dan menengah. Jakarta: 88.University of Ballarat.
Kemendikbud.
Plomp, T., dan Nieveen, N. 2007.
Kilpatrick, J., dan Izsak, A. 2008. A Educational Design Research: an
historyof algebra in the Introduction. In Plomp, T., &
schollcurriculum In C.E. Greene Nieveen, N. (Editor). An
&R.Rubenstein(Eds), Algebra and Introduction To Educational
Algebraic Thingking in School Design Research. Hal. 9-35,
Mathematics.70 th Yearbook ofthe Enschede: slo.
National Council of Teachers of
Mathematics. Hal.3-18. Resston, Pollak, H. 2003. The Interaction
VA:NCTM between Mathematics and Other
School Subjects. In: UNESCO
National Council of Teachers of (Ed.). New Trends in Mathematics
Mathematics (NCTM). 2000. Teaching IV. Paris. Hal. 232-248.
Principles and standards for
school mathematics. Reston, VA: Purwanto, N. 2002. Pembelajaran
Author. Matematika yang Menyenangkan.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Ngatini. 2012. Peningkatan Keaktifan Nasional Direktorat Jenderal
dan Hasil Belajar Matematika Pendidikan Tinggi.
MateriFungsi melalui Model
Pembelajaran Numbered Sutomo, Budi. 2016. Sukses Wirausaha.
HeadsTogether bagi Siswa SMP. Kriya Pustaka. Jakarta.

Nuraini, N. 2011. Model pembelajaran Syahrir. 2017. Application of


mata kuliah pemodelan Cooperative Learning Model
matematika program studi Index Card Match Type in
matematika ITB, Prosiding Improving Student Learning
Seminar Nasional Matematika Results on Composition and
dan Pendidikan Matematika Composition Functions of
FMIPA UNY, Hal. 150-156, Functions Invers in MAN 1
Desember 2011. Mataram. Aksioma Jurnal
Pendidikan Matematika FKIP
Permana, Y. 2007. Mengembangkan Univ. Muhammadiyah Metro.
kemampuan penalaran dan Volume 6. No.3. Hal. 414-420.
koneksi matematik siswa SMA http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/inde
melalui pembelajaran berbasis x.php/matematika/article/view/11
masalah. Educationist, Volume 1. 53/pdf
No.2. Hal 116.
Widyastuti. 2011. Pengaruh model
Pierce, R. 2005. Linear Functions and a pembelajaran eliciting activities
Triple Influence of Teaching on terhadap kemampuan representasi
the Development of Student matematis siswa.
Algebraic Expectation. http://semnaspendmipa
Proceedings of the .files.wordpress.com/.../

78 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

prosiding-seminar-
nasionalpendidikan-mipa-
2011.pdf.
Yee, L.P. & Hoe, L.N. 2009. Teaching
primary school mathematics.
Singapura: Mc Graw-Hill.

Aksioma | 79
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

Anda mungkin juga menyukai