TEKNOLOGI BETON
Disusun Oleh:
KELOMPOK B6
1. Arga Wahyu Wibowo 40030118060036
2. Habbatul Fitri Amalia 40030118060051
3. Melisa Lusiana Nur Fadila 40030118060052
4. M. Asrian Mirza 40030118060060
Asisten Dosen :
Drs. Puji Widodo, MT
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
1.1.Tujuan .................................................................................................. 2
1.2.Alat dan Bahan .................................................................................... 2
1.3.Cara Kerja ........................................................................................... 2
1.4.Data yang Harus diisikan .................................................................... 3
1.5.Kesimpulan .......................................................................................... 3
1.6.Gambar ................................................................................................. 4
PENUTUP .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
PENDAHULUAN
Masa-masa gencarnya pembangunan di Indonesia yang biasa disebut
jaman pembangunan, telah lewat. Tetapi hal ini tidak akan menyurutkan
kebutuhan akan material-material bahan bangunan seperti baja, kayu, dan
tentu saja beton. Kebutuhan akan beton tentu saja tidak terlepas dari
berbagai kelebihan yang dimilikinya sehingga beton seringkali menjadi
pilihan utama untuk struktur bangunan.
Sebagai seorang calon pelaksana di bidang teknik sipil, kebutuhan
pengetahuan teknologi beton mutlak diperlukan karena hampir seluruh
bangunan yang didirikan memilih beton (baik beton bertulang maupun
beton pratekan) sebagai material utama untuk strukturnya.Contoh bangunan
yang memakai beton sebagai material utamanya adalah rumah tinggal (baik
bertingkat maupun tidak), gedung-gedung perkantoran, jembatan,
bendungan, dermaga, bandara, jalan raya, bangunan industri, dan lain-lain.
Beton didefinisikan sebagai sebuah bahan yang diperoleh dengan
mencampurkan agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil / batu pecah),
semen, air, dan bahan tambahan lain (admixtures) bila diperlukan dan telah
mengeras. Bila campuran beton belum mengeras (plastis), bahan tersebut
disebut spesi beton. Agar beton dapat menahan gaya tarik, maka di dalam
beton diberi besi tulangan dan biasa disebut beton bertulang. Definisi beton
bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan
yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, dengan atau tanpa
pratekanan dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material
(beton dan besi tulangan) bekerja bersama-sama dalam menahan beban yang
diterima.
Agregat sebagai salah satu komposisi bahan beton (baik agregat
halus atau agregat kasar) bisa didapatkan dari alam (alami: kerikil, pasir
sungai), atau dari industri (buatan: batu pecah, pasir giling). Keduanya harus
memenuhi syarat-syarat tertentu seperti kebersihan yang terjaga, gradasi
yang baik, dan kadar organik yang rendah sebelum digunakan sebagai
campuran. Begitu pula semen dan air. Harus disesuaikan dengan kebutuhan
bahan beton yang akan dipakai.
BAB I
PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN
MESIN LOS ANGELES (SNI 03-2417-1991)
Keterangan:
a = Berat benda uji semula (gram)
b = Berat benda uji tertahan di saringan No. 12 (gram)
I II
a = 5.000 gram a = 5.000 gram
b = 3.885 gram b = 3.795 gram
a–b = 1.115 gram a-b = 1.205 gram
2.6 Kesimpulan
Dari percobaan di laboratorium didapat nilai keausan sebesar 22,30 %
untuk keausan I, didapat 24,10 % untuk keausan II dan keausan rata-
ratanya adalah 23,20 %.
2.7 Saran
Dari hasil percobaan keausan agregat kasar didapatkan nilai keausan
23,20% sehingga agregat kasar yang diuji bisa digunakan untuk beton kelas
3, mutu diatas K225 karena nilai keausannya dibawah 27%.
2.8 Gambar
BAB II
PERCOBAAN FAKTOR AIR SEMEN DAN SLUMP TEST
1.1 Tujuan
1.5 Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini dapat diambil kesimpulan sebgai berikut :
1. Slump merupakan ukuran kekentalan/plastisitan beton segar.
2. Semakin rendah nilai slump yang dihasilkan menandakan semakin
besar kekuatan beton tersebut, namun semakin sulit pengerjaannya.
Dan sebaliknya, semakin cair slump suatu beton maka semakin rendah
kekuatannya atau semakin mudah pengerjaannya.
3. Slump yang dihasilkan dalam percobaan ini sebesar 15,33 cm
berdasarkan standar nilai uji slump. beton ini dapat digunakan pada
kontruksi dinding, plat pondasi telapak bertulang, plat balok, kolom
dan dinding.
1.6 Gambar
SLUMP TEST
10 cm
t1 t2 t3
BAB III
KUAT TEKAN BETON DENGAN ALAT SCHIMIDT
HAMMER (HAMMER TEST)
(SNI 03-4430-1997)
Silinder Beton I
- Percobaan I
- Percobaan II
- Percobaan III
- Percobaan IV
- Percobaan V
- Percobaan VI
- Percobaan VII
Silinder Beton II
- Percobaan I
- Percobaan II
- Percobaan III
- Percobaan IV
- Percobaan V
- Percobaan VI
- Percobaan VII
Silinder Beton III
- Percobaan I
- Percobaan II
- Percobaan III
- Percobaan IV
- Percobaan V
- Percobaan VI
- Percobaan VII
b. Max 26
1
(∑(𝐾−𝐾𝑟𝑡)2 ) 2
S =[ (𝑛−1)
]
B. Plat P2
a. Min 24
1
(∑(𝐾−𝐾𝑟𝑡)2 ) 2
S =[ (𝑛−1)
]
b. Max 28
1
(∑(𝐾−𝐾𝑟𝑡)2 ) 2
S =[ (𝑛−1)
]
3.11 Hasil
3.12 Kesimpulan
Kesimpulan dari pengujian Hammer Test ini, terjadi nya perbedaan nilai
Kuat Tekan Beton Karakterisitik bisa di sebabkan dari Uji Slump dan
Penembakan yang kurang tepat dan akurat, sehingga menyebabkan nilai Kuat
Tekan Beton Karakteristik yang tidak sama.
BAB IV
PERCOBAAN KUAT TEKAN BETON
DENGAN MESIN COMPRESION
5.1 Tujuan
Untuk memperoleh nilai kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk
silinder yang dibuat dan dimatangkan di laboratorium maupun di lapangan.
= 0,92
9−7
Interpolasi 9 hari = 0,65 + {( 14−7 )(0,88 − 0,65)}
2
= 0,65 + ( x 0,23)
7
= 0,716
179,023
b1 194,590 kg cm 2
0,92
205,011
b2 222,838 kg cm 2
0,92
141,543
b2 197,686 kg cm 2
0,716
Rata-rata:
194,590 222,838 197,686
σbm
3
615,114
σbm
3
=205,038 kg/cm2
1
σb2= 𝑥 222,838= 268,480 kg/cm2
0,83
1
σb2= 0,83
𝑥 197,686= 238,176 kg/cm2
Rata – rata :
234,446+268,480+238,176
σbm=
3
741,102
σbm=
3
= 247,034 kg/cm2
= 247,034 - 43,293
= 203,741 kg/cm2
5.6 Kesimpulan
Dari percobaan di laboratorium di dapat nilai Kuat Tekan Beton
K.310sebesar 234,446 kg/cm2 dan K.350 sebesar 268,480 kg/cm2 , dan
untuk K 250 sebesar 238,176kg/cm2untuk umur 28 hari.
5.7 Gambar
GAMBARALAT COMPRESSION TEST
KN
KETERANGAN:
PENUTUP
Penyusun