KIMIA UNSUR
HALOGEN
DISUSUN OLEH:
NIM : K1A022008
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2022
HALOGEN
I. TUJUAN
Mengetahui sifat sifat halogen dan senyawanya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kata halogen berasal dari bahasa Yunani yang merupakan “unsur
yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam”. Golongan
Halogen (Golongan VIIA) merupakan unsur-unsur nonlogam yang
sangat reaktif. Unsur halogen terdiri dari unsur Fluor (F), Klor (Cl),
Brom (Br), Iod (I), dan Astatin (At). Astatin adalah unsur radioaktif
dengan waktu hidup (life time) yang sangat singkat dan mudah
meluruh menjadi unsur lain. Golongan halogen memiliki konfigurasi
elektron valensi ns2 np5 , dari F ke At titik didih dan titik lelehnya
semakin tinggi, energi ionisasi halogen tinggi, dan afinitas elektron
tinggi ( Nursanti, 2020).
Kereaktifan Halogen sangat tinggi, sehingga halogen ditemukan di
alam hanya dalam bentuk senyawa. Konfigurasi elektron halogen
adalah ns2 np5 , dan halogen kekurangan satu elektron untuk
membentuk struktur gas mulia yang merupakan kulit tertutup. Atom
halogen mengeluarkan energi bila menangkap satu elektron. Sehingga
perubahan entalpi reaksi X(g) + e → X- (g) bernilai negatif. Walaupun
afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan energi penangkapan
elektron, tanda positif biasanya digunakan. Agar konsisten dengan
perubahan entalpi, sebenarnya tanda negatif yang lebih tepat (Saito,
2008).
Unsur halogen selalu mempunyai bilangan oksidasi -1, kecuali
fluor yang selalu univalent. Unsur ini dapat mempunyai bilangan
oksidasi (+1), (+III) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI)
merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2 , Cl2O6 , dan BrO3 .
Titik leleh dan titik didih bertambah jika nomor atom bertambah. Hal
ini karena molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik
Van der Waals yang lebih besar. Energi ikatan X2 (kalor disosiasi)
berkurang jika atom bertambah besar. Kecenderungan ini hanya dapat
1
diamati untuk Cl2 , Br, dan I2. Energi ikatan F2 sangat rendah (158
kJmo-1), karena terjadi tolak menolak antara elektron tak-terikat. Hal
inilah yang menyebabkan F2 sangat reaktif (Sukmanawati, 2009).
Semua halogen membentuk senyawa stabil pada keadaan oksidasi
-1. Senyawa flour hanya memiliki satu keadaan osidasi yaitu -1,
sedangkan klor, brom, dan iod selain memiliki keadaan oksidasi lain,
yaitu +1, +3, +5, atau +7. Flour dan klor merupakan unsur yang
melimpah di alam. Flour secara luas terdapat dalam flourapatit
3Ca3(PO4)2.CaF2 dan dalam flourit, CaF2. Klormelimpah di lautan dan
terdapat dalam deposisi garam sebagai NaCl. Bromkurang begitu
melimpah, terdapat sebagai ion Br sebagairecovery (perolehan
kembali) air asin dan air laut tertentu. Iodium terdapat dalam
kosentrasi sangatsedikit sebagai ion I- dalam air laut,juga terdapat
sebagai natrium iodida, NaI dan sebagai natrium iodat, NaIO3
bersama-sama deposit garam nitrat (Sunarya, 2010).
Semua unsur halogen trdapat sebagai molekul diatomik yaitu F2,
Cl2, Br2, dan I2. Fluorin dan klorin berwujud gas, fluorin berwarna
kuning pucat dan klorin berwarna kuning kehijauan. Bromin mudah
menguap, cairan dan uapnya berwarna coklat-kemerahan. Iodin berupa
zat padat berwarna hitam mengkilap yang dapa menyublim
menghasilkan uap berwarna ungu. London di antara molekul halogen
yang makin meningkat dengan bertambahnya panjang ikatan.
Kereaktifan halogen dapat dipelajari dari jari-jari atomnya. Unsur
halogen, dar atas ke bawah memiliki jari-jari atom meningkat sehingga
gaya tarik inti terhadap penerimaan (afinitas) elektron makin lemah.
Kereaktifan halogen dapat juga dipelajari dari afinitas elketron. Makin
besar afinitas elektron, makin reaktif unsur tersebut. Unsur halogen
dari atas ke bawah dalam tabel periodik, memiliki afinitas elektron
yang makin kecil kereaktifannya. Oleh karena itu, unsur halogen
mudah menerima elektron maka unsur halogen merupakan oksidator
kuat (Sunarya, 2009).
2
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kimia unsur kali ini
adalah tabung reaksi, pembakar bunsen, kertas indicator, pipet
tetes.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
kalium klorida, kalium bromida, kalium iodida, larutan perak
nitrat, asam sulfat, kalium permanganate, larutan Hg2(NO3)2,
larutan HgCl2, karbon tetraklorida, natrium tiosulfat, besi (III)
sulfat..
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan pertama
1. Sebanyak 1 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1 mL KBr dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Sebanyak 1 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi
4. Sejumlah larutan 𝐴𝑔𝑁𝑂3 ditambahkan ke dalam 3 tabung
tersebut secara kualitatif
5. Sejumlah 𝐻2SO4 pekat ditambahkan ke dalam 3 tabung
tersebut secara kualitatif
6. Perubahan yang terjadi diamati
3.3.2 Percobaan kedua
1. Sebanyak 1 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Kedua tabung ditambahkan dengan Hg nitrat
4. Larutan berisi KCl ditambahkan KCl hingga berlebih,
diamati
5. Larutan berisi KI ditambahkan KI hingga berlebih,
diamati
3.3.3 Percobaan ketiga
1. Sebanyak 1mL KBr dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3
3. Kedua tabung ditambahkan dengan 𝐻𝑔𝐶𝑙2
4. Larutan berisi KBr ditambahkan KI hingga berlebih
5. Larutan berisi KI ditambahkan KBr hingga berlebih,
diamati
3.3.4 Percobaan keempat
1. Larutan KCl, KBr, dan KI masing-masing sebanyak 1 mL
dimasukkan ke dalam tabung berbeda
2. Larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 ditambahkan
3. Ketiga tabung ditambahkan larutan natrium tiosulfat
4. Perubahan yang terjadi diamati
3.3.5 Percobaan kelima
1. Larutan KCl, KBr, dan KI masing-masing sebanyak 1 mL
dimasukkan ke dalam tabung berbeda
2. Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 ditambahkan
3. Ketiga tabung ditambahkan larutan 𝐻2SO4
4. Perubahan yang terjadi diamati
3.3.6 Percobaan keenam
1. Larutan Fe2(SO4)3 2mL ditambahkan ke dalam 3 tabung
reaksi yang berbeda
2. Tabung A ditambahkan 2 ml KCl
3. Tabung B ditambahkan 2 ml KBr
4. Tabung C ditambahkan 2 ml KI diamati
5. Ketiga tabung ditambahkan larutan 1 ml NaOH
6. Perubahan yang terjadi diamati
3.3.7 Percobaan ketujuh
1. Larutan KCl, KBr, dan KI masing-masing sebanyak 1 mL
dimasukkan ke dalam tabung berbeda
2. Sebanyak 2 ml HCl ditambahkan ke dalam masing masing
larutan
3. Sebanyak 1 ml CCl4 ditambahkan ke dalam masing masing
larutan
4. Perubahan yang terjadi diamati
4
3.3.8 Percobaan kedelapan
1. Sebanyak 5 ml air dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi
2. Sebanyak 1 tetes brom dimasukkan ke dalam tabung reaksi
A
3. Sebanyak 1 butir yod dimasukkan ke dalam tabung reaksi B
4. Larutan di uji pH universal
3.3.9 Percobaan kesembilan
1. Sebanyak 1 ml CCl4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1 tetes brom dimasukkan ke dalam tabung reaksi
A
3. Sebanyak 1 butir yod dimasukkan ke dalam tabung reaksi B
4. Perubahan yang terjadi diamati
3.3.10 Percobaan kesepuluh
1. Sebanyak 2 ml KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi A
2. Sebanyak 2 ml Kl dimasukkan ke dalam tabung reaksi B
3. Sebanyak 2 ml air brom dimasukkan ke dalam tabung reaksi
A dan B
4. Sebanyak 1 ml CCl4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi A
dan B
5. Perubahan yang terjadi diamati
3.4 Skema Kerja
(Terlampir)
5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Tabel 1
endapan
Tabel 3
6
Tabel 4
Persamaan Reaksi Sebelum + 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 Setelah + 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3
2KCl + CuSO4 →K2SO4 + CuCl2 Larutan bening Larutan bening
SO4 + CuCl2 + Na2S2O3 → K2S2O3 berwarna biru berwarna biru
+ CuSO4 + 2NaCl
2KBr + CuSO4 → K2SO4 + CuBr2 Larutan bening Larutan bening
K2SO4 + CuBr2 + Na2S2O3 → berwarna biru berwarna biru
K2S2O3 + CuSO4 + 2NaBr
2KI + CuSO4 →K2SO4 + CuI2 SO4 Larutan berwarna Larutan berwarna
+ CuI2 + Na2S2O3 → K2S2O3 + kuning kecokelatan putih susu
CuSO4 + 2NaI
Tabel 5
7
Fe2(SO4)3 + 6KI → 2FeI3 Larutan berwarna merah Larutan berwarna merah
+ 3K2SO4 bening bening kehitaman
Tabel 7
Tabel 8
8
4.2 Pembahasan
Halogen adalah anggota golongan unsur nonmetalik yang sangat
aktif, terdiri atas fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang
mempunyai sifat kimia yang sama antara satu dan lainnya (Cita, 2013).
Halogen merupakan satu-satunya unsur yang tergolong sebagai zat
pengoksidasi yang kuat atau bisa disebut sebagai oksidator yang kuat.
Oksidator merupakan zat lain dalam suatu reaksi redoks. Jadi oksidator
adalah zat yang mengalami reduksi. Sebaliknya, gas mulia sangat reaktif
sehingga dijumpai di alam hanya dalam bentuk unsurnya (Oxtoby, 1999).
Titik leleh dan titik didih bertambah jika nomor atom bertambah.
Hal ini karena molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik
Van der Waals yang lebih besar. Energi ikatan X2 (kalor disosiasi)
berkurang jika atom bertambah besar. Kecenderungan ini hanya dapat
diamati untuk Cl2 , Br, dan I2 . Energi ikatan F2 sangat rendah (158 kJmo-
1), karena terjadi tolak menolak antara elektron tak-terikat. Hal inilah
yang menyebabkan F2 sangat reaktif. Energi ionisasi unsur halogen
sangat tinggi dan yang paling tinggi adalah fluor. Molekul halogen
berwarna karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi. Unsur-
unsur ini adalah oksidator kuat dan mempunyai potensial elektrode
negatif (Sukmanawati, 2009).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat sifat
halogen dan senyawanya. Praktikum halogen ini dilakukan sebanyak 8
langkah percobaan. Langkah pertama dilakukan dengan disiapkan
sebanyak 3 tabung reaksi. Sebanyak 1 mL KCl, 1 mL KBr, dan 1 mL KI
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda.
Sejumlah larutan AgNO3 ditambahkan ke dalam 3 tabung reaksi tersebut
secara kualitatif, kemudian ditambahkan H2SO4 ke dalam 3 tabung reaksi
tersebut secara kualitatif. Diamati yang terjadi.
9
Gambar 4.2.1
Hasil percobaan pertama
Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
(Utami, 2021)
10
atom (Keenan, 1994).
Penambahan AgNO3 berfungsi untuk mengendapkan anion-
anion yang berikatan dengan Ag+, adalah Cl-, Br-, dan I-. Garam
halida umumnya mudah larut dalam air kecuali dari kation Ag ,
Pb2+, Hg2+, dan Cu2+ yang menghasilkan endapan. Penambahan
H2SO4 ini pada suatu mekanisme reaksi membentuk reaksi
intermediete. Reaksi ini adalah senyawa yang pembentukannya
belum stabil dan bisa terlepas dari reaksinya. Tingkat kelarutan
dalam satu golongan dari yang tertinggi yaitu I > Br > Cl (Albert
Cotton, Geoffrey Wilkinson, 1989).
Langkah kedua dilakukan dengan dimasukkan sebanyak 1
mL KCl dan 1 mL KI ke dalam tabung reaksi yang berbeda. Kedua
larutan ditambahkan Hg2(NO3)3. Tabung yang berisi KCl
ditambahkan KCl hingga berlebih dan tabung yang berisi KI
ditambahkan KI hingga berlebih. Diamati masing-masing tabung.
Gambar 4.2.2
Larutan +KI
Reaksi yang terjadi pada tabung I yaitu:
2KCl + Hg2(NO3)2 Hg2Cl2 + 2KNO3 (Qurniawati, 2018)
Berdasarkan reaksi tersebut diperoleh larutan berwarna
bening. Hasil ini sesuai dengan referensi bahwa Hg bereaksi cepat
dengan Cl (Hutagalung, 1985). Pada reaksi tersebut diperoleh
senyawa halogen yaitu Hg2Cl2. Nama senyawa dari Hg2Cl2 adalah
raksa raksa (II) klorida. Larutan ini berwarna putih bening dan
pada saat penambahan KCl larutan tetap bening karena larutan KCl
berwarna bening (Apriadi, 2018). Selain itu, reaksi tersebut juga
11
menghasilkan KNO3. Kalium nitrat termasuk senyawa ionik,
memiliki sifat polar, dan akan larut dalam air (Nurfadilah, 2019).
Reaksi pada tabung II yaitu:
2KI + Hg2(NO3)2 Hg2I2 + 2KNO3 (Qurniawati, 2018)
Berdasarkan reaksi tersebut diperoleh larutan larutan berwarna
oranye cerah. Hasil ini sesuai referensi yang menyatakan bahwa
Hg2I2 berwarna oranye kemerahan (Qurniawati,2018). Setelah
ditambahkan KI berlebih warna larutan memudar menjadi bening
dengan sedikit oranye.
Langkah ketiga dilakukan dengan dimasukkan sebanyak 1
mL KBr dan 1 mL KI ke dalam tabung reaksi berbeda. Kedua
larutan ditambahkan HgCl2. Tabung yang berisi KBr ditambahkan
KI hingga berlebih. Tabung yang berisi KI ditambahkan KBr
hingga berlebih. Diamati masing-masing tabung.
Reaksi yang terjadi pada tabung I yaitu:
2KBr + HgCl2 2KCl + HgBr2 (Qurniawati, 2018).
Tabung I diperoleh larutan berwarna bening. Hasil ini sesuai
dengan referensi yang menyatakan bahwa larutan tersebut tidak
berwarna karena menghasilkan KCl yang berwarna bening
(Qurniawati, 2018). Selain KCl senyawa halogen yang terbentuk
yaitu HgBr2. Setelah penambahan KI berlebih larutan menjadi
oranye cerah.
Reaksi yang terjadi pada tabung II yaitu:
2KI + HgCl2 2KCl + HgI2 (Qurniawati, 2018).
Tabung II diperoleh larutan berwarna oranye. Hasil ini sesuai
dengan referensi yang menyatakan bahwa larutan yang terbentuk
dari KI dan HgCl2 akan memiliki warna oranye (Qurniawati,
2018). Setelah penambahan KBr larutan menjadi bening sedikit
oranye. Hal ini dikarenakan penambahan KBr yang tidak berwarna
menyebabkan intensitas warna larutan berkurang (Nursanti, 2020).
Langkah keempat dilakukan dengan memasukkan larutan
KCl, KBr, dan KI masing-masing sebanyak 1mL ke dalam masing-
12
masing 3 tabung reaksi yang berbeda. Ketiga tabung tersebut
ditambahkan larutan CuSO4. Kemudian, ke dalam tiga tabung
tersebut ditambahkan larutan natrium tiosulfat. Perubahan yang
terjadi diamati.
Gambar 4.2.3
Hasil percobaan keempat
(Utami, 2021)
Persamaan reaksi ketika ditambahkan natrium
tiosulfat :
K2SO4 + CuCl2 + Na2S2O3 K2S2O3 + CuSO4 +
2NaCl
K2SO4 + CuBr2 + Na2S2O3 K2S2O3 + CuSO4 +
2NaBr
K2SO4 + CuI2 + Na2S2O3 K2S2O3 + CuSO4 + 2NaI
(Utami, 2021)
13
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabung pertama
sebelum ditambahkan Na2S2O3 tidak terjadi reaksi. Begitu juga
saat setelah ditambahkan Na2S2O3 tetap tidak bereaksi. Hal itu
ditunjukkan dengan tidak adanya warna yang muncul. Pada tabung
kedua sebelum ditambahkan Na2S2O3 tidak terjadi reaksi. Begitu
pula saat setelah ditambahkan Na2S2O3 tetap tidak bereaksi. Hal
ini ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna. Pada
tabung ketiga sebelum ditambahkan dengan Na2S2O3 menghasilkan
warna kuning kecoklatan. Kemudian setelah ditambahkan
Na2S2O3 menghasilkan warna putih susu. Penambahan Na2S2O3
berfungsi sebagai reagensia agar hasil reaksi yaitu garamnya dapat
terlihat lebih jelas.
Menurut referensi, pada penambahan natrium tiosulfat pada
KCl tidak ada perubahan yaitu larutan tidak berwarna. Fungsi
penambahan natrium tiosulfat adalah untuk mengidentifikasi
kelarutan natrium tiosulfat dalam CuBr2. Sedangkan, fungsi
natrium tiosulfat pada larutan KCl yang dicampurkan dengan asam
sulfat untuk mempertahakan suatu larutan yang terbentuk (Petrucci,
1989). Fungsi penambahan natrium tiosulfat pada campuran
larutan KI dengan CuSO4 yaitu untuk mereduksi CuI2 menjadi ion
iodium yang tidak berwarna (Cotton, 1989).
Langkah kelima dilakukan dengan dimasukkan larutan
KCl, KBr, dan KI masing-masing sebanyak 1 mL dimasukkan ke
dalam tabung reaksi berbeda dan ditambahkan KMnO4, kemudian
ke dalam tabung reaksi tersebut ditambahkan H2SO4, diamati yang
terjadi.
14
Gambar 4.2.4
Hasil akhir larutan percobaan kelima
Reaksi yang terjadi pada tabung I yaitu:
10KCl + 2KMnO4 + 8H2SO4 5Cl2 + 2MnSO4 +
6K2SO4 +8H2O (Nursanti, 2020)
Tabung I diperoleh larutan berwarna ungu. Hasil ini tidak
sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa pada reaksi
tersebut diperoleh Cl2 yang mana Cl2 berwarna kuning
(Qurniawati, 2018).
Reaksi yang terjadi pada tabung II yaitu:
10KBr + 2KMnO4 + 8H2SO4 5Br2 + 2MnSO4 +
6K2SO4+ 8H2O (Nursanti, 2020)
Tabung II diperoleh larutan berwarna coklat. Hasil ini
sesuai dengan referensi yang menyataka bahwa Br2 berwarna
kecoklatan (Qurniawati, 2018).
Reaksi yang terjadi pada tabung III yaitu:
10KI + 2KMnO4 + 8H2SO4 5I2+ 2MnSO4 + 6K2SO4 +
8H2O (Nursanti, 2020).
Tabung III diperoleh larutan berwarna berwarna merah
kehitaman. Hal ini sesuai dengan referensi yang menyatakan
bahwa yang terbentuk pada suatu reaksi berwarna merah
kehitaman (Qurniawati, 2018).
15
ditambahkan KCl. Tabung B ditambahkan larutan KBr. Tabung C
ditambahkan larutan KI. Kemudian ke dalam ketiga tabung
tersebut ditambahkan larutan NaOH dan diamati yang terjadi.
Gambar 4.2.5
Persamaan reaksi ketika ditambahkan larutan Fe2(SO4)3 :
16
larutan kuning ini berasal dari FeCl3 yang mengandung unsur Cl
(Svehla, 1979). Larutan Fe2(SO4)3 yang ditambahkan dengan KI
akan menghasilkan larutan yang berwarna merah. Karena warna
merah ini menandakan adanya ion I- (Cotton, 1989).
4.2.6
17
Berdasarkan uji pH yang dilakukan diperoleh pH pada
larutan bromin dan air yaitu 3. Hal ini sesuai dengan referensi yang
menyatakan brom larut dalam air dan akan menghasilkan senyawa
asam HBr (Qurniawati, 2018). Pada uji pH larutan air dan yod
diperoleh pH 6. Hal ini sesuai dengan referensi (Qurniawati, 2018).
Gambar 4.2.7
Hasil percobaan kesembilan
18
Gambar 4.2.8
Hasil percobaan kesepuluh
Persamaan reaksi yang terjadi:
2Br2 + 2CCl4 + 2KCl → 2KBr +2CBr + 5Cl2
(Suyanta,2014)
2Br2 + 2CCl4 + 2KI → 2KBr +2CBr + 4Cl2 + I
(Suyanta,2014)
19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Halogen jika direaksikan dengan perak nitrat maka akan
mengendap karena membentuk garam halide. Unsur Hg dapat
digunakan untuk mendeteksi ion iodide dengan membentuk warna
oranye. Asam/Basa kuat akan bereaksi dengan yang sama-sama kuat,
begitu juga untuk asam/basa lunak akan bereaksi dengan yang lunak
juga. KI ketika direaksikan dengan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 akan membentuk CuI yang
berwarna cokelat dan ketika ditambahkan natrium tiosulfat akan
membentuk ion kompleks yang berwarna putih. Halogen dapat dibuat
dengan cara menambahkan KX (X adalah halidanya) dengan 𝐾𝑀𝑛𝑂4.
Urutan kekuatan asam pada halogen adalah dari atas ke bawah
semakin besar. Halogen yang kebanyakan nonpolar dapat larut dalam
larutan 𝐶𝐶𝑙4.
5.2 Saran
Praktikan harus lebih hati hati dalam melakukan percobaan
ini, selain itu juga diharapkan praktikan menggunkan doble masker
supaya meminimalisir hal hal yang tidak ingin terjadi. Alat alat
yang digunakan dalam praktikum juga sebaiknya ditambah supaya
praktikan tidak perlu lama menunggu pergsntian alat, dan supaya
bisa lebih efisien waktu
21
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, R. (1992). Kimia Dasar Edisi 4th Jilid III. Jakarta: Erlangga.
Qurniawati, Annik. (2018). Seri Pengayaan Pembelajaran Kimia: Kimia Unsur.
Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Sunarya, Yayan., Agus, Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Suyanta. (2014). Buku Ajar Kimia Unsur. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
22
Yusnidar. (2018). Kimia Dasar. Jakarta: Edu Center Indonesia
23
LAMPIRAN
Skema Kerja
Percobaan pertama
Hasil pengamatan
Percobaan kedua
24
Percobaan ketiga
Hasil pengamatan
Percobaan keempat
Hasil pengamatan
Percobaan kelima
Hasil pengamatan
25
Percobaan keenam
Hasil pengamatan
Percobaan ketujuh
Hasil pengamatan
26
Percobaan kedelapan
5 ml air
Dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda
Diuji pH universal
Hasil pengamatan
Percobaan kesembilan
1 ml CCl4
Hasil pengamatan
27
Percobaan kesepuluh
2 ml KCl, 2 ml KI
Hasil pengamatan
28
Data Pengamatan
29
30
SOAL DAN JAWABAN
CCl merupakan senyawa non polar, sehingga akan larut dalam senyawa
4
31