Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR
HALOGEN

DISUSUN OLEH :

NAMA : RAID SHIDQI RABBANI


NIM : K1A022093
HARI, TANGGAL : RABU, 31 AGUSTUS 2022
ASISTEN : PUTRI CAROLINE

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK
PURWOKERTO
2022
HALOGEN
I. TUJUAN
Mempelajari sifat-sifat halogen dan senyawanya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-unsur fluor, klor, brom, yodium, dan astatin secara kolektif
disebut halogen. Pada suhu 25 derajat celcius, fluor dan klor berbentuk
gas, brom berbentuk cair, dan yodium berbentuk sloid. Tidak ada
isotop yang stabil bagi astatin. Unsur-unsur non logam ini yang
terdapat pada golongan 17 dari tabel periodik, semuanya adalah
molekul diatomik yang sangat reaktif yang tidak dapat ditemukan
bebas di alam. Mereka berwujud atau terjadi terutamanya sebagai
garam halida. Unsur-unsur bebasnya merupakan oksidator kuat dan
bergabung secara langsung dengan hampir semua unsur lainnya.
Halogen juga memiliki bau yang menyengat, dapat membuat iritasi,
dan beracun (McQuarrie, 2011).
Fluor dan yodium masing-masing memiliki satu isotop stabil (19𝑤 F
dan 127
𝑤
I), sedangkan Cl dan Br masing-masing memiliki dua isotop
stabil: 𝑤 Cl dan 37
35
𝑤
Cl memiliki kelimpahan isotop 75,76% dan 24,245,
dan 79
𝑤
Br dan 81 𝑤
Br memiliki kelimpahan isotop 49,31% dan 50,69%
masing-masing. Ada dua isotop halogen radioaktif yang penting secara
geologis, 36𝑤 Cl dengan paruh waktu 301,3 ka dan 129 𝑤
I dengan paruh
waktu 15,7 Myr. Kedua isotop tersebut dihasilkan oleh sinar kosmik di
permukaan bumi dan oleh proses nuklir di kerak bumi; 36𝑤 Cl dihasilkan
oleh reaksi neutron termal dengan K, Ca dan 35 𝑤
Cl, dan 129𝑤
I dihasilkan
238
oleh fisi 𝑤 U. Ada beberapa isotop radioaktif I berumur pendek
tambahan yang dihasilkan oleh fisi U termasuk 131 𝑤
I. Mobilitas I yang
tinggi ditambah dengan perannya dalam tiroid manusia berarti
merupakan bahaya jangka pendek yang signifikan terkait dengan
limbah radioaktif. Radioaktif 36 𝑤
Cl meluruh menjadi 36 𝑤
Ar, sedangkan
radioaktif 𝑤 I dan 𝑤 I masing-masing meluruh menjadi 𝑤 Xe dan 131
129 131 129
𝑤
Xe
(Chang, 2016).
Fluorin merupakan zat pengoksidasi yang kuat yang dibuat hanya
melalui elektrolisis. Sel elektrolisis kallium fluoride dilarutkan dalam
cairan hidrogen fluorida. Fluorin diproduksi secara komersial dalam
jumlah besar untuk industri batang bahan bakar nuklir uranium
(Yayan, 2012). Klor suatu bahan kimia industri yang utama, diproduksi
secara komersial dengan beberapa cara, kedua cara atau proses utama
melibatkan elektrolisis larutan natrium klorida pekat yang disebut
“brine”. Digunakan larutan pekat garam karena dalam larutan klorida
encer O₂ dan bukan Cl₂ yang akan dihasilkan pada anoda (Suparno,
2010). Bromium (Br) dapat diperoleh dari air laut melalui oksidasi ion
bromid dalam larutan oleh klorin. Secara komersial, bromida
diproduksi dari air laut panas yang dialirkan ke puncak menara,

1
sedangkan uap panas dan klorin dimasukkan dari bawah menara.
Bromida dan uap air yang keluar dari puncak menara diembunkan,
menghasilkan distilasi lapisan terpisah (Yayan, 2012).
Halogen mudah dikenali dari bau dan warnanya. Halogen sering
kali memiliki bau yang menyengat, terutama klorin dan bromin
(bromos, yang berarti pesing). Kedua gas tersebut beracun dan harus
ditangani dengan hati-hati. Jika wadah bromin bocor, dalam beberapa
menit ruangan akan berubah menjadi cokelat kemerahan. Kenaikan
titik leleh dan titik didih dalam tabel periodik disebabkan oleh gaya
London antara molekul halogen yang meningkat dengan bertambahnya
panjang ikatan. Gaya sebanding dengan jarak atau panjang ikatan
(Wang et al., 2014).
Istilah halogen berasal dari bahasa Yunani yang artinya pembentuk
garam. Disebut halogen adalah karena memiliki senyawa yang unsur-
unsurnya dapat beraksi dengan logam untuk membentuk garam. Ikatan
halogen adalah sumbangan kerapatan elektron berdasarkan interaksi
lemah halogen dengan basa lewis. Penerapannya dalam proses
pengenalan molekul telah lama kurang dihargai dan sejauh ini telah
dipelajari terutama dalam keadaan siliko dan padat. Karena sebagian
besar proses fisiologis dan reaksi kimia terjadi dalam larutan, studi
tentang larutan memiliki relevansi tertinggi untuk penggunaannya
dalam kotak peralatan ilmu obat dan bahan (Erdelyi, 2012).

2
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia unsur kali
ini adalah tabung reaksi, pembakar bunsen, kertas indikator,
pipet tetes.
3.2. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk praktikum kimia unsur kali
ini meliputi kalium klorida, kalium bromida, kalium iodida,
larutan perak nitrat, asam sulfat, kalium permanganat, larutan
Hg₂(NO₃)₂, larutan HgCl₂, karbon tetraklorida, natrium
tiosulfat, besi (III) sulfat.
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Percobaan pertama
a. Sebanyak 1 ml KCl dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
b. Sebanyak 1 ml KBr dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
c. Sebanyak 1 ml KI dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
d. Sejumlah larutan AgNO₃ ditambahkan ke dalam
tiga tabung reaksi secara kualitatif dan diamati apa
yang terjadi.
e. Sejumlah H₂SO₄ pekat ditambahkan ke dalam tiga
tabung reaksi secara kualitatif dan diamati yang
terjadi.
3.3.2. Percobaan Kedua
a. Sebanyak 1 ml KCl dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
b. Sebanyak 1 ml KI dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
c. Kedua larutan dalam tabung reaksi ditambahkan
Hg nitrat.
d. Larutan berisi KCl ditambahkan KCl hingga
berlebih.
e. Larutan berisi KI ditambahkan KI hingga berlebih
dan diamati yang terjadi.
3.3.3. Percobaan Ketiga
a. Sebanyak 1 ml KBr dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
b. Sebanyak 1 ml KI dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
c. Kedua larutan dalam tabung reaksi ditambahkan
Hg nitrat.

3
d. Larutan berisi KBr ditambahkan KI hingga
berlebih.
e. Larutan berisi KI ditambahkan KBr hingga
berlebih dan diamati yang terjadi.
3.3.4. Percobaan Keempat
a. Sebanyak 1 ml larutan KCl, KBr, dan KI
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi dan ditambahkan larutan CuSO₄.
b. Kemudian ke dalam tiga tabung reaksi
ditambahkan larutan natrium tiosulfat dan diamati
yang terjadi.
3.3.5. Percobaan Kelima
a. Sebanyak 1 ml larutan KCl, KBr, dan KI
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi dan ditambahkan larutan KMnO₄.
b. Kemudian ke dalam tiga tabung tersebut
ditambahkan larutan H₂SO₄ dan diamati yang
terjadi.
3.3.6. Percobaan Keenam
a. Ke dalam tiga tabung reaksi ditambahkan 2 ml
Fe₂SO₄.
b. Tabung A ditambahkan KCl.
c. Tabung B ditambahkan KBr.
d. Tabung C ditambahkan larutan KI dan diamati
yang terjadi.
e. Kemudian ke dalam ketiga tabung reaksi tersebut
ditambahkan larutan NaOH dan diamati yang
terjadi.
3.3.7. Percobaan Ketujuh
a. Sebanyak 1 ml KCl, KBr, KI dimasukkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi dan
ditambahkan 2 ml larutan HCl.
b. Kemudian ke dalam tiga tabung tersebut
ditambahkan larutan 1 ml CCl₄ dan diamati yang
terjadi.
3.3.8. Percobaan Kedelapan
a. Ke dalam dua tabung reaksi dimasukkan 5 ml air
kemudian ditambahkan 1 tetes brom ke tabung
pertama, dan 1 butir yod ke tabung kedua.
b. Kedua tabung diuji dengan pH universal dan
diamati yang terjadi.

4
3.3.9. Percobaan Kesembilan
a. Ke dalam dua tabung reaksi dimasukkan 1 ml CCl₄
kemudian ditambahkan 1 tetes brom ke tabung
pertama, dan 1 butir yod ke tabung kedua.
b. Kedua tabung tersebut diamati apa yang terjadi.
3.3.10. Percobaan Kesepuluh
a. Ke dalam dua tabung dimasukkan 2 ml KCl dan KI
yang di dalamnya terdapat 2 ml air brom.
b. Kemudian ditambahkan 1 ml CCl₄ secara kualitatif
kedua tabung dan diamati apa yang terjadi.
3.4. Skema Kerja
Terlampir

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan
No Persamaan Reaksi Hasil
Percobaan 1
1. KCl + AgNO₃ → KNO₃ + - KCl awal berwarna keruh putih
AgCl - Warna larutan menjadi putih
2AgCl+ H₂SO₄→Ag₂SO₄+ susu dan terdapat endapan
2HCl setelah penambahan AgNO₃
- Warna larutan tetap putih susu
setelah penambahan H₂SO₄
- Terdapat endapan
KBr + AgNO₃ → KNO₃ - KBr awal berwarna bening
+AgBr - Warna larutan menjadi putih
2AgBr+ H₂SO₄→Ag₂SO₄+ keruh dan terdapat endapan
2HBr setelah penambahan AgNO₃
- Warna larutan berubah menjadi
putih keruh kekuningan tapi
tidak sekeruh setelah
penambahan H₂SO₄
- Terdapat endapan
KI + AgNO₃→ KNO₃ +AgI - KI awal berwarna bening
2AgI+ H₂SO₄→Ag₂SO₄+ - Warna larutan menjadi putih
2HI dan terdapat endapan setelah
penambahan AgNO₃
- Warna larutan berubah menjadi
puti keruh kekuningan setelah
penambahan H₂SO₄
- Terdapat endapan
2. Persamaan Reaksi Sebelum + Setelah +
Percobaan 2 KCl/KI KCl/KI
2KCl + Jernih Jernih
Hg(NO₃)₂→2KNO₃+ HgCl₂
2KI + Hg(NO₃)₂→ Terdapat Oranye
2KNO₃+ HgI₂ endapan
3. Persamaan Reaksi Sebelum + Sesudah +
Percobaan 3 KBr/KI KBr/KI
2KCl + HgCl₂ → Jernih Oranye
2KCl+HgCl₂
2KI+ HgCl₂ → 2KCl + Kurang jernih Jernih dan
HgI₂ terdapat uap
4. Persamaan Reaksi Hasil
Percobaan 4
2KCl + CuSO₄ → CuCl₂ + - Biru pekat
K₂SO₄
2KCl + CuSO₄ → CuBr₂ + - Biru tidak pekat
K₂SO₄

6
2KCl + CuSO₄ → Cul₂ + - Kecoklatan
K₂SO₄
5. Persamaan Reaksi Hasil
Percobaan 5
10 KCl + 2 KMnO₄ + 8 - Larutan berwarna ungu pekat
H₂SO₄ → 8 H₂O + 5 Cl₂ + 6 kebiruan
K₂SO₄ + 2 MnSO4 - Larutan berwarna ungu jernih
dengan endapan di dasar
10 KBr + 2 KMnO₄ + 8 - Larutan berwarna cokelat pekat
H₂SO₄ → 8 H₂O + 5 Br₂ +
6 K₂SO₄ + 2 MnSO4
10 KI + 2 KMnO₄ + 8 - Larutan berwarna hijau
H₂SO₄ → 8 H₂O + 5 l₂ + 6 kecoklatan
K₂SO₄ + 2 MnSO4 - Larutan berwarna coklat cerah
dengan endapan di dasar
6. Persamaan Reaksi Sebelum Sesudah NaOH
Percobaan 6 NaOH
Fe₂(SO₄)3+3KCl→ 3K₂SO₄ Kuning keruh Putih kekuningan
+ 2FeCl₃
Fe₂(SO₄)3+3KBr→ 3K₂SO₄ Bening Kuning muda
+ 2FeBr₃ kekuningan
Fe₂(SO₄)3+3Kl→ 3K₂SO₄ Oranye jernih Kuning pekat
+ 2FeKl₃ Oranye
7. Persamaan Reaksi Hasil
Percobaan 7
- KCl + HCl - Tidak terjadi 2 fasa
- HCl + CCl₄ - Terjadi endapan 2 fasa
- KBr + HCl - Tidak terjadi 2 fasa
- KBr + KCl + CCl₄ - Terjadi endapan 2 fasa
8. 5 ml air + 1 tetes Br Kuning pekat + gumpalan
5 ml air + 1 butir I Tidak terjadi perubahan warna
9. CCl₄ + 1 tetes Br Berubah warna menjadi ungu
CCl₄ + 1 butir I Terjadi 2 fasa
10. 2 ml KCl + 2 ml Br + CCl₄ Terjadi endapan dan membentuk
cekungan
2 ml KI + 2 ml Br + CCl₄ Terjadi endapan dan membentuk
cekungan

7
4.2. Pembahasan
Unsur-unsur halogen terletak pada golongan VII A yang
terdiri atas fluor (F), klor (Cl), brom (Br), iodium (I), dan astatin
(At). Halogen terdapat sebagai senyawa (karena sangat reaktif)
dan tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas sehingga diberi
nama halogen (pembentuk garam). Fluor terdapat dalam mineral
fluorit (CaF₂), kriolit (Na₃AlF₆), dan fluorapatit (CaF₂.3Ca₃(PO₄)₂).
Klor terdapat dalam bentuk klorida (Cl). Brom di alam terdapat
dalam bentuk bromida, air laut mengandung bromida sebagai
MgBr₂. Iod terdapat dalam bentuk iodida yang terdapat dalam air
laut, juga ditemukan sebagai iodat yang bercampur dengan
senyawa chili (NaNO₃). Asatin tidak terdapat di alam karena
terbentuk radioaktif dalam waktu paro yang relatif pendek
(Ambassari, 2020).
Halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2).
Molekul X2 mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g)
→ 2 X(g). Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin
berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat
padat yang mudah menyublim. Halogen mempunyai warna dan
aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, Klorin berwarna
hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin padat berwarna
hitam, sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua halogen
berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata Klorin,
Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya
berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis).
Larutan halogen juga berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau
muda, larutan Bromin berwarna coklat merah, dan larutan Iodin
berwarna coklat. Dalam pelarut tak beroksigen, seperti
Tetraklorida (CCl₄) atau Kloroform, Iodin berwarna ungu
(Metrangolo & Resnati, 2014).
Semua unsur yang terdapat dalam golongan VII A atau bisa
disebut halogen memiliki sifat-sifat, di antaranya merupakan unsur

8
yang terdapat sebagai molekul diatomik (F₂, Cl₂, Br₂, I₂). Semakin
ke bawah letaknya dalam SPU titik leleh dan titik didihnya makin
tinggi pada suhu biasa. Halogen bersifat oksidator, sifat oksidator
ke bawah semakin berkurang sehingga unsur halogen hanya
mampu mengoksidasi unsur di bawahnya. Halogen juga mampu
bereaksi dengan logam yang kemudian membentuk suatu garam
dan juga dapat bereaksi dengan basa kuat. Bilangan oksidasi
halogen dalam senyawa bermacam-macam (Ambasari, 2020).
Halogen dan senyawanya memiliki berbagai kegunaan
meliputi :
a) Fluor digunakan untuk membuat CF₂Cl₂, telfon.
NaF digunakan untuk mengawetkan kayu.
HF digunakan untuk mengukir kaca.
b) Klor digunakan untuk membuat PVC, DDT.
Kaporit (Ca(OCl)₂) untuk desinfektan/membunuh
kuman.
KCl untuk pupuk, NH₄Cl untuk pengisi baterai, ZnCl₂
untuk bahan patri solder.
c) NaBr sebagai obat penenang saraf.
Metil bromida sebagai zat pemadam kebakaran.
AgBr digunakan dalam fotografi.
d) I₂ dalam alkohol (tingtur) sebagai obat luka.
I₂ untuk uji adanya amilum.
NaI digunakan untuk mencegah penyakit gondok.
(Ambassari, 2020)

1. Percobaan Pertama
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati reaksi dan
perubahan masing-masing larutan setelah ditambah AgNO₃ dan
H₂SO₄ ke dalam tabung reaksi. Percobaan ini dilakukan dengan
memasukkan larutan KCl, KBr, dan KI ke tiga tabung reaksi
yang berbeda kemudian ditambah AgNO₃ dan H₂SO₄ yang
diamati setiap sekali penambahan oleh larutan tersebut.

9
Hasil yang didapatkan pada percobaan ini adalah :
a) KCl + AgNO₃ menghasilkan perubahan warna menjadi
keruh.
b) KBr + AgNO₃ menghasilkan perubahan warna menjadi
keruh kekuningan.
c) KI + AgNO₃ menghasilkan perubahan warna menjadi putih
susu.
d) KCl + H2₂O₄ menghasilkan gumpalan besar yang
mengapung, serta larutan menjadi panas.
e) KBr + H2₂O₄ menghasilkan gumpalan berwarna keruh,
serta larutan menjadi panas.
f) KI + H2₂O₄ menghasilkan gumpalan serbuk yang tidak
berwarna, serta larutan menjadi panas.

Gambar 4.2.1
Hasil percobaan 1

2. Percobaan Ke Dua
Percobaan dua dilakukan dengan tujuan melihat perubahan
dan reaksi yang terjadi antara pencampuran KCl dan KI dengan
larutan Hg₂(NO₃)₂ kemudian ditambah dengan KCl. Percobaan

10
dilakukan dengan memasukkan KCl dan KI ke masing-masing
tabung reaksi kemudian ditambah dengan Hg₂(NO₃)₂ diamati,
dan yang terakhir ditambah lagi dengan KCl. Hasil yang
didapatkan pada percobaan kali ini adalah :
a) KCl + Hg₂(NO₃)₂ menghasilkan perubahan warna menjadi
oranye.
b) KCl + Hg₂(NO₃)₂ + KCl tidak menghasilkan perubahan
apapun
c) KI + Hg₂(NO₃)₂ tidak menghasilkan perubahan apapun.
d) KI + Hg₂(NO₃)₂ + KI tidak menghasilkan perubahan warna
apapun.

Gambar 4.2.2
Hasil percobaan 2
3. Percobaan Ke Tiga
Percobaan ke tiga ini menguji perubahan dari KBr dan KI
yang dicampurkan dengan HgCl₁ kemudian dicampurkan
dengan masing-masingnya ditukar (KBr dengan KI, KI dengan
KBr). Hasil yang didapatkan adalah :
a) KBr + HgCl₁ tidak menghasilkan perubahan apapun.
b) KI + HgCl₁ menghasilkan perubahan warna menjadi merah
bata.
c) KBr + HgCl₁ + KI menghasilkan warna oranye.
d) KI + HgCl₁ + KBr tidak menghasilkan perubahan apapun.

11
Gambar 4.2.3
Hasil Percobaan 3

4. Percobaan Ke Empat
Percobaan ke empat bertujuan untuk melihat perubahan
dari larutan KCl, KBr, dan KI yang akan dicampur dengan
CuSO₄ kemudian larutan Na₂S₂O₃. Caranya adalah dengan
memasukkan ketiga larutan tersebut dalam tiga tabung reaksi
yang berbeda diikuti dengan CuSO₄ kemudian larutan Na₂S₂O₃.
Hasil yang didapat dalam percobaan ini adalah :
a) KCl + CuSO₄ berubah warna menjadi biru pekat.
b) KCl + CuSO₄ + Na₂S₂O₃ berwarna biru tidak pekat.
c) KBr + CuSO₄ berwarna biru pekat.
d) KBr + CuSO₄ + Na₂S₂O₃ berwarna biru tidak pekat.
e) KI + CuSO₄ berwarna coklat susu.
f) KI + CuSO₄ + Na₂S₂O₃ berwarna abu-abu.

Gambar 4.2.4 Hasil Percobaan 4

12
5. Percobaan Ke Lima
Percobaan dilakukan dengan 3 tabung berisikan KCl, KBr,
KI. Masing-masing diberikan KMnO₄ dan kemudian diberikan
H₂SO₄ dan CCl₄. Hasil yang didapatkan sebagai berikut.
a) KCl + KMnO₄ + H₂SO₄ + CCl₄ larutan menjadi warna ungu
pekat kebiruan dan larutan berwarna ungu jernih denan
endapan di dasar.
b) KBr + KMnO₄ + H₂SO₄ + CCl₄ larutan berwarna ungu
pekat dan larutan berwarna cokelat.
c) KI + KMnO₄ + H₂SO₄ + CCl₄ larutan berwarna ungu
kehitaman.

Gambar 4.2.5
Hasil Percobaan 5
6. Percobaan Ke Enam
Percobaan dilakukan menggunakan tiga tabung reaksi yang
berisi dengan KCl, KBr, KI, kemudian masing-masing tabung
reaksi ditambahkan 2 ml larutan Fe₂SO₄ 1 M, setelah larutan
tersebut tercampur, ditambahkan lagi dengan 1 ml larutan
NaOH. Berikut adalah hasil dari percobaannya.
a) KCl + Fe₂SO₄ + NaOH larutan menjadi warna putih
kekuningan
b) KBr + Fe₂SO₄ + NaOH larutan berwarna kuning muda
c) KI + Fe₂SO₄ + NaOH larutan berwarna kuning pekat atau
oranye.

13
Gambar 4.2.6
Hasil Percobaan 6

7. Percobaan Ke Tujuh
Percobaan ini bertujuan untuk melihat reaksi perubahan
dari larutan KCl, KBr yang masing-masingnya dicampurkan
dengan HCl kemudian ditambah lagi dengan larutan CCl₄ pada
tabung reaksinya sendiri. Hasil yang didapatkan adalah :
a) KCl + HCl tidak menghasilkan perubahan apapun
b) KBr + HCl tidak menghasilkan perubahan apapun
c) KCl + HCl + CCl4 menghasilkan endapan 2 fasa
d) KBr + HCl + CCl4 menghasilkan endapan 2 fasa

Gambar 4.2.7
Hasil Percobaan 7

8. Percobaan Ke Delapan
Percobaan ini menggunakan dua tabung reaksi yang
masing-masingnya dimasukkan 5 ml air ke dalamnya.
Kemudian ditambahkan 1 tetes Br dan 1 butir I ke masing-
masing tabung reaksi.

14
a) 5 ml air + 1 tetes Br larutan menjadi warna kuing pekat dan
terdapat gumpalan
b) 5 ml air + 1 butir I larutan tidak mengalami perubahan

Gambar 4.2.8
Hasil Percobaan 8

9. Percobaan Ke Sembilan
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati reaksi dan
perubahan yang terjadi antara 1 tetes Br dan 1 butir I dengan 1
ml CCl4. Percobaan ini membutuhkan dua tabung reaksi yang di
dalamnya sudah ditambahkan CCl4 yang kemudian diikuti
dengan penambahan Br dan I.
a) CCl4 + 1 tetes Br menghasilkan perubahan warna menjadi
ungu
b) CCl4 + 1 butir I menghasilkan 2 endapan fasa. Fasa pertama
pengendapan di bagian bawah dan fasa kedua di atas tidak
berwarna

15
Gambar 4.2.9
Hasil Percobaan 9

10. Percobaan Ke Sepuluh


Percobaan terakhir ini membutuhkan dua tabung reaksi dan
bertujuan untuk mengamati perubahan dari larutan KCl dan KI
yang akan ditambahkan dengan CCl4 dan air Br.
a) KCl + air Br + CCl4 terjadi endapan dan membentuk
cekungan
b) KI + air Br + CCl4 terjadi endapan dan membentuk
cekungan

Gambar 4.2.10
Hasil Percobaan 10

16
V. KESIMPULAN
5.1.Kesimpulan
Halogen adalah unsur kimia golongan 17 atau VIIA di tabel
periodik. Golongan ini juga dikenal sebagai golongan fluorin.
Golongan ini terdiri dari unsur fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br),
iodin (I), unsur radioaktif astatin (At), dan unsur sintetis yang
radioaktif tenesin (Ts).
Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan
garam jika bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah
ilmiah bahasa Prancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa
Yunani. Halogen juga merupakan golongan dengan
keelektronegatifan tertinggi, jadi ia juga merupakan golongan
paling non logam.

5.2.Saran
Berhati-hati saat praktikum halogen, gunakan pelindung
tangan atau lateks dan masker yang paling utama karena di
praktikum ini banyak campur menyampur larutan kimia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Gallogly, McQuarrie, Rock. (2011). General Chemistry Fourth Edition.


University Science Books.
https://uscibooks.aip.org/wp-content/uploads/mcquarrie_interQ_final.pdf
Chang, J., (2016). Table of Nuclides, KAERI (Korea Atomic Energi
Research Institute).
http://atom.kaeri.re.kr/nuchart
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2 (Bandung: CV Yrama Widya, 2012), h 21.
Aliem, M. I., Suparno, O., Sofyn, K. (2010). Penentuan Kondisi Terbaik
Pengempaan Dalam Produksi Minyak Biji Karet Untuk
Penyamakan Kulit. Jurnal Teknik, 20(2), 101-109.
Wang, C., Danovich, D., Mo, Y., & Shaik, S. (2014). On the nature of the
halogenbond. Journal of Chemical Theory and Computation,
10(9), 3726–3737.
https://doi.org/10.1021/ct500422t
Erdelyi, M. (2012). Halogen Bonding In Solution. Chemical Society
Reviews 41(9), 3547-3557.
https://doi.org/10.1039/C2CS15292D
Ambasari, T. (2020). Modul Kimia Kelas XII KD 3.7. Direktorat Jenderal
PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Metrangolo, P., & Resnati, G. (2014). Type II halogen···halogen contacts
are halogen bonds. IUCrJ, 1, 5–7.
https://doi.org/10.1107/S205225251303491X

18
LAMPIRAN
3.4. Skema kerja
3.4.1 Percobaan Pertama
1 mL KCl, 1 mL KBr, 1 mL KI
 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berbeda
 Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam
tiga tabung reaksisecara kualitatif
 Diamati
 Ditambahkan H2SO4 pekat ke dalam
tiga tabung reaksisecara kualitatif
 Diamati
Hasil

3.4.2 Percobaan Kedua


1 mL KCl dan 1 mL KI

 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berbeda


 Ditambahkan Hg nitrat ke dalam
kedua larutan tabungreaksi
 Ditambahkan KCl berlebih ke dalam larutan
berisi KCl

 Ditambahkan KI hingga berlebih ke


dalam larutan berisi KI
 Diamati
Hasil

3.4.3 Percobaan Ketiga


1 mL KBr dan 1 mL KI
 dimasukkan ke dalam tabung reaksi berbeda
 ditambahkan Hg nitrat ke dalam
tabung reaksi berisikedua larutan
 ditambahkan KI hingga berlebih ke
dalam larutan berisiKBr
 ditambahkan KBr hingga berlebih ke
dalam larutanberisi KI
 diamati
Hasil

19
3.4.4 Percobaan Keempat
1 mL KCl, 1 mL KBr, dan 1 mL KI
 dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi
 ditambahkan CuSO4
 ditambahkan larutan natrium tiosulfat
ke dalam tigatabung reaksi
 diamati yang terjadi
Hasil

3.4.5 Percobaan Kelima


1 mL KCl, 1 mL KBr, dan 1 mL KI
 Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi
 Ditambahkan KMnO4
 Ditambahkan larutan H2SO4 ke dalam
ketiga tabungreaksi
 Diamati yang terjadi
Hasil

3.4.6 Percobaan Keenam


2 mL FeSO4
 Dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi
 Ditambahkan KCl ke dalam tabung A
 Ditambahkan larutan KBr ke dalam tabung B
 Ditambahkan larutan KI ke dalam tabung C
 Diamati yang terjadi
Hasil

3.4.7 Percobaan Ketujuh


1 ml KCl, KBr, KI
 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berbeda
 Ditambahkan 2 ml HCl secara kualitatif
pada masing-masing tabung
 Ditambahkan 1 ml CCl₄ secara kualitatif pada
masing-masing tabung

20
 Diamati yang terjadi
Hasil

3.4.8 Percobaan Kedelapan


5 mL air dan 5 mL CCl4
 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berbeda
 Ditambahkan larutan bromin ke dalam
kedua tabungreaksi
 Diamati yang terjadi
 Dicek pH kedua tabung dengan kertas
indikator universal
Hasil

3.4.9 Percobaan Kesembilan


1 ml CCl₄
 Dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi berbeda
 Ditambahkan 1 tetes brom dan 1 butir yod
pada masing-masing tabung
 Diamati yang terjadi

Hasil

3.4.10 Percobaan Kesepuluh


2 ml KCl, KI
 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berbeda
 Ditambahkan 2 ml air brom ke masing-
masing tabung
 Dimasukkan 1 ml CCl₄ kemudian diamati

Hasil

21

Anda mungkin juga menyukai