Anda di halaman 1dari 42

Tugas Pendahuluan : Stoikiometri

1.      Jelaskan apa yang dimaksud stoikiometri reaksi?


2.      Jelaskan apa yang dimaksud metode variasi kontinu
3.     Jelaskan hukum-hukum yang mendasari pembahasan tentang stoikiometri reaksi!

Jawab :

1.      Stoikiometri reaksi adalah   ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia persamaan kimia. Dengan kata lain stoikiometri adalah
perhitungan yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.

2.      Variasi kontinyu adalah metode untuk memudahkan belajar stoikiometri.


Dasar  yangdigunakanpadapercobaaniniadalahmetode  JOB  ataumetodevariasikontinyu,  dalam
metodeinidilakukanpengamatan  yang  kuantitaspereaksinyaberubah-ubahataubervariasi.
Terdapat beberapa hukum dasar dalam variasi kontinyu, yaitu:
1. Hukum kekekalan massa (Lavoisier)
2. Hukum perbandingan gtetap
3. Hukum perbandingan berganda
4. Hukum penyatuan volume (Gay Lussac)
5. Hukum Avogadro
6. Hukum Dulong dan Petit

3.      Hukum- hukum yang mendasari pembahasan tentang stoikiometri reaksi :


a.       Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu
hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses di dakam sistem tersebut. Pernyataan yang umum digunakan untuk
menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat
diciptakan atau dimusnakan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa
dari reaktan harus sama dengan masa produk. Hukum kekekalan massa digunakan secara luas
dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika dan dinamika fluida. Berdasarkan
ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel
yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa
peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini
terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/ energi potensial dan sebaliknya.
Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/ mengeluarkan
energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/ hilang dari sistem. Namun
demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan
massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
b.      Hukum perbandingan berganda dalamkimia
Hukum perbandingan berganda adalah salah satu hukum dasar stoikiometri.
Hukum ini juga kadang-kadang disebut hukum dalton (diambil dari nama kimiawan inggris john
dalton), tapi biasanya hukum dalton merujuk kepada hukum tekanan parsial. hukum ini
menyatakan bahwa apabila dua unsur bereaksi membentu dua atau lebih senyawa, maka
perbandingan berat salah satu unsur yang bereaksi dengan berat
tertentu dari unsur yang lain pada kedua senyawa selalu merupakan perbandingan bilangan bulat
sederhana. Dalton merumuskan hukum ini berdasarkan pengamatan-pengamatan terhadap nilai-
nilai perbandingan proust. kedua hukum ini merupakan penemuan penting untuk menjelaskan
bagaimana senyawa terbentuk dari atom-atom. selanjutnya pada tahun yang sama, dalton
mengajukan teori atomyang merupakan dasar dari konsep rumus kimia dalam senyawa.

c.       Hukum perbandingan tetap


Dalamkimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari nama
kimiawanPerancisJoseph Proust)   adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa
kimiaterdiri dariunsur-unsur dengan perbandinganmassayang selalu tepatsama. Dengan kata lain,
setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-
unsur yang tetap. Misalnya, air terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa
hidrogen.Bersama dengan hukum perbandingan berganda (Hukum Dalton), hukum perbandingan
tetap adalah hukum dasar stopikiometri.

d.       Hukum penyatuan volume (Gay Lussac)


Gay lussac mengemukakan tentang ‘Volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia pada
suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.’

e.       Hukum Avogadro


Avogadro sangat tertarik memepelajari sifat gas dan membuat dugaan sementara yang disebut
hipotesa Avogadro, ‘Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama
mempunyai jumlah molekul yang sama.’

f.       Hukum Dulong dan Petit


Setelah para ahli meyakini bahwa materi terdiri dari atom-atom yang mempunya massa dan
ukuran tertentu, diduga ada hubungan antara sifat atom dengan massanya. Pada tahun 1819 Piere
Dulong dan Alexis Petit menyelidiki kalor jenis beberapa unsur logam. Kalor jenis adalah kalor
yang diperlukan untuk menaikan suhu satu gram zat sebesar satu derajat celsius (kal g-der-).
Ternyata atom yang berat mempunyai kalor jenis lebih kecil, karena makin berat suatu atom
makin besar energi yang diperlukan untuk menggerakanya. Berdasarkan hal ini Dulong dan Petit
menduga bahwa ada hubungan antara massa dengan kalor jenisnya. Untuk beberapa unsur
mereka temukan hasil kali antara kalor jenis dan massa atom relatif adalah sekitar enam.
Kalor jenis x massa atom ≡ 6. Kemudian Dulong dan Petit menyatakan bahwa hubungan ini
berlaku umum untuk semua unsur, dam akhirnya disebut hukum Dulong dan Petit. Mereka
menyatakan bahwa hukum ini dapat dipakai untuk mengoreksi massa atom unsur yang telah atau
yang belum diketahui. Hukum ini hanya cocok pada unsur berat, tetapi tidak untuk unsur ringan
seperti berilium dan karbon
HasilPengamatan
Berdasarkanhasilpercobaan yang dilakukandidapatkanhasilsebagaiberikut :
SistemNaOH 0,1 M dan CH3COOH 1 M
1.      5 ml NaOH (280C)  + 25 ml CH3COOH (26,50C)
2.      10 ml NaOH (26,50C) + 20 ml CH3COOH (270C)
3.      15 ml NaOH (270C) + 15 ml CH3COOH (270C)
4.      20 ml NaOH (260C) + 10 ml CH3COOH (260C)
5.      25 ml NaOH (240C) + 5 ml CH3COOH (240C)

V V
Mmol MmolNaOH/mmol
No NaOH CH3COOH TM TA ∆T MmolNaOH
CH3COOH CH3COOH
0,1M 1M
1. 5 ml 25 ml 27,250C 270C 0,25 0,5 mmol 25 mmol 0,02 mmol
2. 10 ml 20 ml 26,250C 280C 1,25 1 mmol 20 mmol 0,05 mmol
3. 15 ml 15 ml 270C 270C 0,5 1,5 mmol 15 mmol 0,1 mmol
4. 20 ml 10 ml 260C 26,50C 0,5 2 mmol 10 mmol 0,2 mmol
5. 25 ml 5 ml 240C 24,90C 0,9 2,5 mmol 5 mmol 0,5 mmol

Sistem K2CrO4 2 M dan AgNO3 0,01M

1.      5 ml K2CrO4 (260C)  + 25 ml AgNO3 (25,50C)


2.      10 ml K2CrO4 (270C) + 20 ml AgNO3 (270C)
3.      15 ml K2CrO4 (260C) + 15 ml AgNO3 (25,50C)
4.      20 ml K2CrO4 (280C) + 10 ml AgNO3 (270C)
5.      25 ml K2CrO4 (270C) + 5 ml AgNO3 (280C)

V V
Mmol AgNO3
No K2CrO4 AgNO3 TM TA ∆T MmolK2CrO4 MmolAgNO3 /mmolK2CrO4
2M 0,01M
1. 5 ml 25 ml 25,750C 260C 0,25 1 mmol 0,025 mmol 0,025mmol
2. 10 ml 20 ml 270C 27,50C 0,5 2 mmol 0,02 mmol 0,01 mmol
3. 15 ml 15 ml 25,750C 270C 1,25 3 mmol 0,015 mmol 0, 005mmol
4. 20 ml 10 ml 27,50C 280C 0,5 4 mmol 0,01 mmol 0,0025mmol
0 0
5. 25 ml 5 ml 27,5 C 28 C 0,5 5 mmol 0,005 mmol 0,001 mmol
G

Pembahasan :
Variasikontinyuadalahcabangilmukimia yang memperlajarikuantitatifdarikomposisizat-
zatkimiadanreaksi-
reskikimia.Variasikontinyumerupakanmetodeuntukmempermudahkitamempelajaristoikiometrisis
tem.Stoikiometriadalahperhitungan yang menyangkuthubungankuantitatifzat yang
terlibatdalamreaksikimia.
Konsentrasilarutanmerupakancarauntukmenyatakanhubungankuantitatifantarazatterlarutdanpe
larut.
1.      Konsentrasi :jumlahzattiapsatuanvolum (besaranintensif)
2.      Larutanencer :jumlahzatterlarutsangatsedikit
3.      Larutanpekat :jumlahzatterlarutsangatbanyak
4.       Cara menyatakankonsentrasi: molar, molal, persen, fraksimol, bagian per sejuta (ppm), dll.
Molaritas (M)adalahjumlahmolzatterlarutdalamsatu liter larutan. 
Normalitas (N)merupakanjumlahmol-ekivalenzatterlarut per liter larutan. Mol-ekivalen :
Asam/basa: jumlahmol proton/OH- yang diperlukanuntukmenetralisirsuatuasam / basa.
Contoh :
1 molCa(OH)2 akandinetralisiroleh 2 mol proton;
1 molCa(OH)2 setaradengan 1 mol-ekivalen; Ca(OH)2 1M = Ca(OH)2 2N
Redoks :jumlahmolelektron yang dibutuhkanuntukmengoksidasiataumereduksisuatuunsur
Contoh :
1 mol Fe+3 membutuhkan 3 molelektronuntukmenjadi Fe;
1 mol Fe+3 setaradengan 3 mol-ekivalen;
Fe+3 1 M = Fe+3 3 N atau Fe2O3 6 N
Molalitas (m)adalahjumlahmolzatterlarutdalam 1000 gram pelarut.
Larutanataucampurandalampercobaaninidibagimenjadidualarutan, yaitu :
LarutanHomogen,yaitularutan yang sifat-sifatnyaselaluseragam. Berartibahwa,
bilakitamemeriksasedikitbagiandarilarutannatriumkloridadalam air, sifat-
sifatakansamadenganbagian lain darilarutantersebut.
Dapatjugadikatakanbahwalarutanterdiridarisatufasa yang berartisistem yang
mempunyaisuatusifatdankomposisi yang sama. LarutanHeterogen, yaitularutan yang sifat-
sifatnyatakseragam (tak rata). Contohnyaadalahminyakdan air.Bilakitamengambil sample
darilarutaniniakankitadapatkansebagiancampuranakanmempunyaisifatminyak.
Sedangkansebgaianlainmempunyaisifat air. Makacampuraniniterdiridariduafasayaituminyakdan
air.(Brady,
1999).Campuranhomogenadalahcampuranduazatataulebihdimanasemuazatmemilikisusunan yang
seragam, sehinggasulitdibedakanantarakomponenzat yang satudengan yang
lainnya.Campuranhomogendalamkehidupansehari-haribiasadikenaldenganlarutan.Contoh:
Larutangula (campuranantara air dangula), larutangaram (campuranantara air dangaram), soft
drink, larutantehdansusu. 
Campuranheterogenadalahcampuranduazatataulebihdimanazatpenyusunnyatidaksamaatautidakse
ragamsehinggamasihbisadibedakanantarapartikel-partikelzatpenyusunnya. Contoh:
campuranantaratanahdankerikil, batugranit, beton, air sungai, campuranpasirdan air.
Berdasarkanhasildiatas, perubahan yang menjadifaktorutamaadalahperubahansuhu yang
digunakanuntuk menentukanstoikiometridarilarutantersebut.Data yang didapatkan,
dibuatdalambentukgrafikhubunganantaraperubahantemperaturdenganmmol
CH3COOH/mmolNaOHatauperubahansuhudenganmmol AgNO3/mmol K2CrO4.Dari
grafiktersebutdapatdilihatadanyaperubahankonsentrasidanjumlahdarisuatularutanbisamempengar
uhiperubahantemperatursuatularutan.  Sehinggadapatdiketahuipadasuhudanmmolberapa yang
menjadititik minimum danmaksimumstoikiometri.  Titikmaksimumadalahtitik maksimal yang
dicapaipadaangka yang dihasilkandarisuatularutandenganperbandingansuhudankuantitas molar
pereaksinyasedangkantitik minimum adalahtitikterendah yang dicapaipadaangka yang
dihasilkandalamtabel.Terlihatdalamgrafiksumbu x yaitupembagiandarimmolkedualarutan yang
dipakaisedangkansumbu y yaituselisihantaraTakhirdikurangiTmula.
PercobaandarisistemNaOH- CH3COOH didapatkanhasilyaitu, padalarutanNaOH 0,1M yang
volumenyaberturut-turut 25, 20, 15, 10, dan 5 ml denganlarutan CH 3COOH 1M yang
volumenyaberturut-turut 5, 10, 15, 20, dan 25 ml memilikitemperaturawal (TM) berturut-turut
25,750C, 270C, 25,750C, 27,50C dan 27,50C.
Setelahkedualarutandicampurdandiukurtemperaturnyasebagaitemperaturakhirdidapat TA
secaraberturut-turut 270C, 280C, 270C, 26,50C dan 24,90C.Setelahitudicatatperubahansuhu yang
terjadipadakeduacampuranlarutantersebut, didapat T secaraberturut-turut, 0,250C, 1,250C, 0,50C,
0,50C dan 0,90C.MmolNaOHsecaraberturut-turutyaitu, 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 mmol. Mmol
CH3COOH secaraberturut-turut, 25, 20, 15, 10, 5
mmol.Perbandinganantarakeduammolcampurantersebutsecaraberturut-turutyaitu, 0,02; 0,05; 0,1;
0,2; 0,5 mmol.
PercobaandarisistemK2CrO4-AgNO3didapatkanhasilyaitu, padalarutanK2CrO4 0,1M yang
volumenyaberturut-turut 25, 20, 15, 10, dan 5 ml denganlarutanAgNO3 1M yang
volumenyaberturut-turut 5, 10, 15, 20, dan 25 ml memilikitemperaturawal (TM) berturut-turut
27,250C, 26,250C, 270C, 260C dan 240C.
Setelahkedualarutandicampurdandiukurtemperaturnyasebagaitemperaturakhirdidapat TA
secaraberturut-turut 260C, 27,50C, 270C, 280C dan 280C.Setelahitudicatatperubahansuhu yang
terjadipadakeduacampuranlarutantersebut, didapat T secaraberturut-turut, 0,250C, 0,50C, 1,250C,
0,50C dan 0,50C.MmolK2CrO4secaraberturut-turutyaitu, 1, 2, 3, 4 dan 5
mmol.MmolAgNO3 secaraberturut-turut, 0,025; 0,02; 0,015, 0,01, 0,005 mmol.
Perbandinganantarakeduammolcampurantersebutsecaraberturut-turutyaitu, 0,025; 0,01; 0,005;
0,0025; 0,001 mmol.
Dari percobaandiatas, praktikandapatmengetahuititikmaksimumdantitik minimum
suatuhasilreaksi.Titikmaksimummenyatakandimanasuatularutantepatbereaksibilakedualarutanitu
dicampurkan.Titik minimum
menyatakandimanasuatularutantepathabisbereaksi. Pada sistem NaOH- CH3COOH 
memilikititikmaksimum di kordinat (0,05 ; 1,25) dantitik minimum di kordinat (0,02 ; 0,25)
sedangkanpadasistem K2CrO4-AgNO3titikmaksimumberada di kordinat (0,005 ; 1,25) dantitik
minimum di kordinat (0,025 ; 0,25).
Percobaan yang
telahdilakukanolehpraktikanmasihterdapatkesalahan.Faktorkesalahannyayaitudalammelakukanpe
rcobaanpraktikanterdapatkesalahandalammenggunakantermometer, Yaknitermometermenyentuh
dasargelaskimiasehinggamempengaruhipengukurantemperaturdarilarutan yang diukur.Selainitu
pipet yang digunakanuntukmengambillarutandipakaibersama.Contohnya, pipet yang
digunakanuntukmengambillarutanNaOHjugadigunakandalammengambillarutan CH3COOH,
sehingga, larutanmenjaditercampur.Praktikanjugakurangtelitidalammembacatermometer.
Kesimpulan :
Dari percobaan-percobaan yang
telahdilakukankitadapatmenarikkesimpulanyaitureaksipadasistem NaOH-CH3COOH
mencapaititikmaksimumpadakoordinat (0,05 ; 1,25) dantitikminimumnyapada (0,02 ; 0,25)
padaperubahantemperatur (∆T = 0,250C). Sedangkantitikmaksimumpadasistem K2CrO4-AgNO3
terdapatpadatitik (0,005 ; 1,25) dantitikminimumnyapadatitik (0,025 ; 0,25).
Setelahmelakukanpercobaan,
masihterjadikesalahandikarenakanolehbeberapafaktorseprtisaatmengghunakantermometer yang
menyentuhdasargelaskimiasehinggamempengaruhipengukurantemperatur.
Stoikiometri
#Stoi$kee$ah$m
et$tree%
merupakan
idang dalam
ilmu kimia yang
menyangkuthu
ungan
kuantitati&
antara 'at$'at
yang terliat
dalam pereaksi
kimia( aik
seagai
pereaksimaupun
hasil r
dan * dalam molekul)
eaksi. Stoikiometri juga menyangkut perandingan atom )


*. Jeremias +enjamin ,ichter #1-2$1/0-% adalah orang yang pertama kali meletakkan
prinsipdasar stoikiometri. Menurutnya Stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran
per  andingan kuantitati& atau pegukuran perandingan antar unsur kimia satu dengan yang
lain.

 
Tahap wal Stoikiometri! i a w a l k i m i a ( a s p e k k u a n t i t a t i & p e r u  a h a n k i m i a y a k n i
stoikiometri reaksi kimia tidak  mendapat anyak perhatian. +ahkan
p a d a s a a t p e r h a t i a n t e l a h d i  e r i k a n ( t e k n i k d a n a l a t  percoaantidak
menghasilkan hasil yang enar. Misalnya teori logiston yang mencoamenjelaskan
&enomena pemakaran dengan istilah 34at dapat terakar5. Teori ini tidak erhasilkarena
peeruahan masa logam ketika di kalsinasi tidak cocok dengan teori ini.ilsu& dari landers
Jan +aptista Van )elmont #16-7$188% melakukan percoaan 39illow5.:a menumuhkan
iit 9illow setelah penukuran massa pot unga dan tanahnya. )ipotesis dan percoaan ini
jauh dari sempurna( karena ia menyimpulkan ahwa 3akar semua materi adalahair5.

 
 k h i r n y a p a d a a a d 1 / k i m i a w a n J e r m a n ( J e r e m i a s e n j a m i n
, i c h t e r # 1 -  2 $ 1 / 0 - % menemukan konsep ekui;alen #ekui;alen kimia%
dengan pengamatan teliti reaksi asam  asa(yakni hu ungan kuantitati& antara
asam dan  asa dalam reaksi netralisasi. <enetahuan tentang e k u i ; a l e n s a n g a t
penting untuk menghasilkan sa un dan ser uk meisu yang
 a i k . J a d i (  pengetahuan seperti ini sangaat penting secara praktis.

 
Masa tom relati& dan Massa tom!alton mengenali  ahwa penting uuntuk
menentukan massa setiap atom karena massanya  er;ariasi untuk setip jenis atom.
tom mempunyai ukuran yang sangat kecil( sehingga tidak mungkin menentukan massa satu
atom. Massa atom adalah nilai relati&( artinya suatu rasio tanpadimensi.

 
Mematasi ,eagen!alam reaksi )=l dengan >a*)( jika terdapat le ih dari satu mol
>a*) dan )=l makatidak dapat ereaksi. Jika mengiginkan dua mol )=l yang ereaksi( maka
harus mempunyai duamol >a*). Jika ada kekurangan reaktan( maka peristiwa itu
dise  ut mem  atasi reagen danreaksi akan  erhenti. Jenis perhitungan ini
meli  atkan pemecahan masalah dan memilih salah satu yang menghasilkan jumlah
produk yang leih kecil seagai reagen pematas.

 
,eaksi Kimia,eaksi kima iasanya erlangsung antara dua campuran 'at murni. Satu entuk
yang palingla'im dari campuran adalah larutan. !i alam seagian esar reaksi erlangsung di
dalam larutanair. =ontohnya cairan tuuh aik hewan maupun tumuhan merupakan larutan
dari eragai 'at.!alam tanah reaksi pada umumnya  erlangsung dalam lapisan
tipis lrutan yang diadopsi dari  padatan.,eaksi kimia diagi menjadi dua kelompok
esar( yatu reaksi asam$asa dan reaksi redoks.< a d a r a k s i a s a m $  a s a t i d a k
ada peruahan iloks( sedangkan pada reaksi redoks
t e r j a d i  peruahan ilangan oksidasi. Kedua reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke dalam
8 tipe reaksi?1.
 
,eaksi Sintetis,eaksi dimana dua atau leih 'at tunggal dalam reaksi kimia2.
 
,eaksi !ekomposisi".

 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
( STOIKIOMETRI )
December 17, 2013 crtujuh Leave a comment

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ( STOIKIOMETRI )


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
“STOIKIOMETRI”

1. JUDUL PERCOBAAN
2. TUJUAN PERCOBAAN :
2.1 Mempelajari Stoikiometri Beberapa Reaksi Kimia
3. DASAR TEORI :
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein(mengukur).
Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang
terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu
yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi
kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi.
(Ahmad,1985)
Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB
atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan
pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama.
Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya
digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas
pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang
menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. (Muhrudin, 2011)
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa dalam
pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan
hukum-hukum dasar ilmu kimia.(Brady,1986)
Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia. Konsep paling
fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi
perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. (Hiskia,1991)
Menurut (Syabatini, 2008) Hukum-hukum dasar ilmu kimia adalah sebagai berikut:
a) Hukum Boyle
Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat berkembang bila dipanaskan.
Akhirya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum Boyle:” bila suhu tetap,
volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekananya”
P1.V1 = P2.V2

b) Hukum Lavoiser disebut juga Hukum Kekekalan Massa


Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu
hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk
menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa
dari reaktan harus sama dengan massa produk. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan
massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem
ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa
terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah
menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan,
dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat
sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang
melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang
berubah sangatlah sedikit.
“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”

c) Hukum Perbandingan Tetap (H.Proust)


Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust (diambil dari nama kimiawan
Perancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa kimia terdiri dari
unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel
suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap.
Misalnya, air terdiri dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen.“Perbandingan massa unsur-
unsur dalam suatu persenyawaan kimia selalu tetap.”

d) Hukum Gay Lussac


Menyatakan bahwa volume gas nyata apapun sangat kecil dibandingkan dengan volume yang
ditempatinya. Bila anggapan ini benar, volume gas sebanding dengan jumlah molekul gas dalam
ruang tersebut. Jadi, massa relatif, yakni massa molekul atau massa atom gas, dengan mudah
didapat.
“Dalam suatu reaksi kimia gas yang diukur pada P dan T yang sama volumenya berbanding lurus
dengan koefisien reaksi atau mol, dan berbanding lurus sebagai bilangan bulat dan sederhana.”

e) Hukum Boyle – Gay Lussac


“Bagi suatu kuantitas dari suatu gas ideal (yakni kuantitas menurut beratnya) hasil kali dari
volume dan tekanannya dibagi dengan temperatur mutlaknya adalah konstan”. Untuk n1 = n2,
maka P1.V1 / T1 = P2.V2 / T2

f) Hukum Dalton disebut juga Hukum Kelipatan Perbandingan


“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan massa dari unsur
yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang tertentu massanya akan merupakan
bilangan mudah dan tetap.”

g) Hukum Avogadro
“Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan tekanan yang sama, memiliki
jumlah partikel yang sama pula.”
Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung kepada ukuran atau
massa dari molekul gas.
h) Hukum Gas Ideal
PV = nRT
Persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan keadaan gas ideal.
Keterangan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
T = suhu mutlak gas (K)

4. ALAT DAN BAHAN


a. Alat :
Ø Beaker glass/gelas kimia
Ø Gelas piala
Ø Spatula
Ø Termometer

b. Bahan :
Ø Larutan CuSO4 0,5 M
Ø Larutan NaOH 0,5 M
Ø Larutan HCl 0,5 M
Ø Larutan H2SO4 0,5 M

5. PELAKSANAAN PERCOBAAN
…………………………………………………..
6. PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Pada percobaan ini, kita akan mempelajari tentang stoikiometri. Percobaan stoikiometri ini
bertujuan untuk mempelajari stoikiometri beberapa larutan (reaksi kimia). Dimana stoikiometri
merupakan ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia.
Percobaan pertama mempelajari stoikiometri sistem NaOH dengan CuSO4. Pada percobaan ini
NaOH dicampur dengan larutan CuSO4. Sebelum kedua larutan tersebut dicampurkan, terlebih
dulu diamati suhu dari masing-masing larutan. Selain itu, mengamati dan mengambil sampel
warna dari masing-masing larutan. Pencampuran larutan-larutan selalu menghasilkan volume
yang sama, 25 ml.
Pada kegiatan pertama pada percobaan satu adalah mencampurkan 20 ml NaOH 0,5 M dengan 5
ml CuSO4. 0,5 M. setelah kedua larutan tersebut dicampurkan sambil diaduk, maka terjadi
perubahan warna. Warna larutan menjadi biru tua serta wujudnya menjadi lebih kental dari
sebelumnya. Hal ini terjadi karena larutan yang terbentuk tidak tepat jenuh.
Kegiatan yang kedua yaitu mencampurkan 10 ml NaOH 0,5 M dengan 15 ml CuSO4 0,5 M.
Setelah dicampurkan ternyata larutan yang terbentuk berwarna biru telur asin serta menjadi
gumpalan-gumpalan. Gumpalan – gumpalan yang terbentuk tersebut menunjukkan bahwa
larutan yang terbentuk adalah tepat jenuh.
Kegiatan ketiga yaitu mencampurkan antara 20 ml CuSO4 0,5 M dengan 5 ml NaOH 0,5 M.
Setelah dicampurkan ternyata larutan yang terbentuk berwrna hijau toska dengan endapan
dibagian bawahnya.
Kegiatan yang terakhir yaitu dengan mencampurkan antara 10 ml CuSO4 0,5 M dengan 15 ml
NaOH 0,5 M, dan pencampuran larutan tersebut menghasilkan larutan dengan warna biru tua dan
tanpa perubahan wujud. Hal ini menunjukkan bahwa campuran tersebut lewat jenuh.
Dari data-data yang diperoleh diatas menunjukkan bahwa semakin banyak volume NaOH yang
dicampurkan akan menghasilkan warna yang lebih gelap. Atau semakin sedikit volume CuSO4
yang dicampurkan maka semakin gelap warna larutan yang terbentuk. Sedangkan jika volum
NaOH yang dicampurkan semakin sedikit maka warna larutan yang dihasilkan akan semakin
cerah.
Pada literatur seharusnya, semakin banyak volume NaOH yang dicampurkan maka
suhu/temperatur yang terbentuk juga semakin tinggi. Tetapi, pada saat pengamatan dimana
volume NaOH yang dicampurkan 20 ml seharusnya suhunya lebih tinggi dibandingkan
campuran antara 15 ml NaOH dengan 10 ml CuSO4. Hal ini disebabkan karena perbedaan
ruangan, karena ruangan tempat pengamatan bukan ruang hampa udara.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan suhu pada setiap kegiatan/ perlakuan mulai dari yang
pertama hingga yang terakhir (kegiatan 4) semua perubahan suhunya sama yaitu 2˚C. Apabila
dibuat grafik hubungan antara ∆T dengan volume maka grafik yang terbentuk berupa garis lurus
horizontal. Hal ini menunjukkan bahwa disetiap volume suhunya sama (suhu konstan).

7. KESIMPULAN
a. Apabila terdapat 2 zat yang dicampurkan maka akan menyebabkan terjadinya perubahan suhu,
warna dan endapan (wujud).
b. Perubahan suhu yang terjadi dipengaruhi oleh jumlah/volume reaktan yang dicampurkan dan
juga oleh konsentrasi masing-masing reaktan.

Judul Laporan
Variasi Kontinyu dan Stoikimoetri
2. Tujuan
  Mahasiswa dapat mengamati salah satu cara termudah untuk mempelajari stoikiometri beberapa
reaksi
  Dapat menentukan temperature optimum beberapa reaksi stokiometri system
3. Dasar Teori
Stoikiometri (Stoi-kee-ah-met-tree) merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut
hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam pereaksi kimia, baik sebagai pereaksi
maupun hasil reaksi. Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom H dan O dalam molekul
H₂O.
Jeremias Benjamin Richter (1762-1807) adalah orang yang pertama kali meletakkan prinsip
dasar stoikiometri. Menurutnya Stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran perbandingan
kuantitatif atau pegukuran perbandingan antar unsur kimia satu dengan yang lain.
  Tahap Awal Stoikiometri
Di awal kimia,aspek kuantitatif perubahan kimia yakni stoikiometri reaksi kimia tidak
mendapat banyak perhatian. Bahkan pada saat perhatian telah diberikan, teknik dan alat
percobaantidak menghasilkan hasil yang benar. Misalnya teori Flogiston yang mencoba
menjelaskan fenomena pembakaran dengan istilah “Zat dapat terbakar”. Teori ini tidak berhasil
karena peerubahan masa logam ketika di kalsinasi tidak cocok dengan teori ini.
Filsuf dari Flanders Jan Baptista Van Helmont (1579-1644) melakukan percobaan
“Willow”. Ia menumbuhkan bibit Willow setelah penukuran massa pot bunga dan tanahnya.
Hipotesis dan percobaan ini jauh dari sempurna, karena ia menyimpulkan bahwa “akar semua
materi adalah air”.
Akhirnya pada abad 18 kimiawan Jerman, Jeremias benjamin Richter (1762- 1807)
menemukan konsep ekuivalen (ekuivalen kimia) dengan pengamatan teliti reaksi asam basa,
yakni hubungan kuantitatif antara asam dan basa dalam reaksi netralisasi. Penetahuan tentang
ekuivalen sangat penting untuk menghasilkan sabun dan serbuk meisu yang baik. Jadi,
pengetahuan seperti ini sangaat penting secara praktis.
  Masa Atom relatif dan Massa Atom
Dalton mengenali bahwa penting uuntuk menentukan massa setiap atom karena massanya
bervariasi untuk setip jenis atom. Atom mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak
mungkin menentukan massa satu atom. Massa atom adalah nilai relatif, artinya suatu rasio tanpa
dimensi.
  Membatasi Reagen
Dalam reaksi HCl dengan  NaOH, jika terdapat lebih dari satu mol NaOH dan HCl maka
tidak dapat bereaksi. Jika mengiginkan dua mol HCl yang bereaksi, maka harus mempunyai dua
mol NaOH. Jika ada kekurangan reaktan, maka peristiwa itu disebut membatasi reagen dan
reaksi akan berhenti. Jenis perhitungan ini melibatkan pemecahan masalah dan memilih salah
satu yang menghasilkan jumlah produk yang lebih kecil sebagai reagen pembatas.
  Reaksi Kimia
Reaksi kima biasanya berlangsung antara dua campuran zat murni. Satu bentuk yang paling
lazim dari campuran adalah larutan. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung di dalam larutan
air. Contohnya cairan tubuh baik hewan maupun tumbuhan merupakan larutan dari berbagai zat.
Dalam tanah reaksi pada umumnya berlangsung dalam lapisan tipis lrutan yang diadopsi dari
padatan.
Reaksi kimia dibagi menjadi dua kelompok besar, yatu reaksi asam-basa dan reaksi redoks.
Pada raksi asam-basa tidak ada perubahan biloks, sedangkan pada reaksi redoks terjadi
perubahan bilangan oksidasi.
Kedua reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke dalam 4 tipe reaksi:
1.      Reaksi Sintetis
Reaksi dimana dua atau lebih zat tunggal dalam reaksi kimia

2.      Reaksi Dekomposisi


3.      Reaksi Penggantiaan Tunggal (Single Replacement)
Reaksi dimana suatu unsur menggantikan unsur lain.
4.      Reaksi Penggantian Ganda (Double Replacement)
Reaksi dimana ion-ion positif dari dua senyawa saling bertukaran.
Dasar percobaan ini adalah metode JOB atau metode variasi kontinyu . dalam metode ini
dilakukan sederetan pengamatan yang kuantitas molar totalnya sama,tetapi masing-masing
kuantitas molar pereaksinya berubah-ubah (bervariasi). Salah satu sifat fisika tertentu dipilh
untuk diperiksa seperti misalnya massa,volume,suhu dan daya serap.
Oleh karena kuantitas pereaksinya berlainan,maka perubahan harga sifat-sifat fisika dari
system ini dapat digunakan untuk meramal stokiometri system. Bila digambarkan grafik aliran
fisika sifat fisika yang diamati (diukur) terhadap kuantitas pereaksinya,maka akan diperoleh
suatu titik maksimum atau minimum yang sesuai dengan titik stoikiometri system. Yaitu yang
menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa.
Konsentrasi pereaksi dibuat sehingga pada setiap percobaan,jumlah mol pereaksi total sama
dengan 1,2 x 10-2 dan jumlah volume total sama dengan 50,0 ml. Tetapi untuk deret itu
seluruhnya jumlah mol AgNO3 bervariasi dari 1,2 x 10-3-10,8 x 10-3 dan jumlah mol K2CrO4
bervariasi dari 10,8 x 10-3 – 1,2 x 10-3.
Sesudah kuantitas-kuantitas pereaksi itu dicampur,maka endapan yang terjadi disaring
kemudian dicuci,lalu dikeringkan dan ditimbang masa endapan dari setiap percobaan.

4.        Alat dan Bahan


GAMBAR NANTI DOWNLOAD KASANA D INTERNET WA…..
No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Gelas Kimia 1.      Untuk memanaskan
(Gelas piala) larutan
2.      Untuk menyimpan larutan
atau zat
3.      Untuk meng ukur larutan
( analisis kualitatif)

2. Gelas Ukur 1.      Untuk mengukur volume


10 hingga 2000 mL.
2.      Untuk mengukur volume
segala benda, baik benda
cair maupun benda padat
pada berbagai ukuran
volume.
3. Termometer 1.      Untuk mengukur suhu.

Bahan
Nama
No Sifat Kimia Sifat Fisika
Bahan
1. CuSO4-       Rumus molekul: CuSO4 -       Bentuk: Kristal
-       Massa molar: 159,62 g/mol -       Bau: berbau
(anhidrat) -       pH: Tidak tersedia.
-       Penampilan: -       Tekanan uap : 7.3 mm Hg @
Biru (pentahidrat) 25 deg C
Abu – abu putih (anhidrat) -       Kepadatan uap: Tidak tersedia.
-       Densitas: -       Tingkat Penguapan: diabaikan.
3,603 gr/cm3 (anhidrat) -       Viskositas: Tidak tersedia.
2,204 gr/cm3 (pentahidrat) -       Titik Didih: 150 deg C
-       Titik lebur: -       Pembekuan / Melting Point:
110 oC (4H2O) 110 deg C
150 oC (423 K) (5H2O) -       Swa-sulut/suhu penyulutan
< 650 oC decomp otomatis Suhu: Tidak dipakai.
-       Titik Nyala: Tidak dipakai.
-       Suhu Dekomposisi: Tidak
tersedia.
-       NFPA Rating: (perkiraan)
Kesehatan: 2; mudah terbakar:
0; Reaktivitas: 0
-       Ledakan Batas, Lower: Tidak
tersedia.
-       Atas: Tidak tersedia.
-       Kelarutan: Larut.
-       Spesifik Gravity / Densitas:
2.2840g/cm3
-       Molecular Formula:
CuO4S.5H2O
-       Berat Molekul: 249,68
2. NaOH-      Rumus Molekul : NaOH. -      Keadaan fisik dan
-       Massa molar : 39,9971 gr/mol. penampilan : Solid
-      Penampilan zat : Padat putih. (delliauessend padat).
-      Densitas : 31 gr/cm3, padat. -      Bau : Berbau.
-      Titik lebur : 318 oC (591 K). -       Molekul berat : 40gr/mol.
-      Titik didih : 1390 oC (1663 K). -      Warna : Putih.
-      Kelarutan dalam air : 111g/100 ml -      pH : (1 %) [Dasar] B,5.
(20 oC). -      Titik didih : 1388 oC (253 oC,
-      Kebasahan : -2,43. 40 oF)
-      Titik leleh : 323 oC (613,4 oF)
-      Kelarutan : Mudah larut dalam
air.
3. HCl -      Rumus Molekul : HCl di dalam air.-       Massa atom : 36,45
-      Massa molar : 36,40 g/mol (HCl) -       Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
-      Penampilan : Cairan tak berwarna -       Titik leleh : -1010 oC.
sampai dengan kuning pucat. -       Energi ionisasi : 1250 kg/gr oC.
-      Densitas : 1,18 gr/cm3 (variabel 1). -       Berbau : Tajam.
-      Titik lebur : -27,32 oC (247 K) -       Pada suhu kamar, HCl
Larutan 38% berbentuk gas tak berwarna.
Titik didih : 110 oC (383 K)
Larutan 20,3 % 40 oC (321 K)
Larutan 38%.
-      Kelarutan dalam air : Tercampur
penuh.
-      Keasaman (PK2) : -8,0.
-      Viskositas : 1,9 mpa 5 pada 25 oC
larutan 31,5%.
4. H2SO4 -      Rumus molekul: H2SO4 -    Titik leleh (oC): 10
-      Massa molar: 90,08 g/mol -    Titik didih (oC): 240
-      Penampilan: cairan bening, tak -    Tekanan uap (mmHg): 146 oC
berwarna, tak berbau -    Berat jenis cairan: 1,84 (100
-      Densitas: 1,84 g/cm3 cair %)
-      Titik lebur: - -    Berat jenis gas: -
-      Titik didih:- -    Kelarutan: -
-      Kelarutan dalam air: Tercampur -    Bau: -
penuh

5.      Prosedur Kerja (Diagram Alir)


DEPE TA TULIS SESUAI DENGAN NGONI PE HASIL PENGAMATAN
A. Stoikiometri CuSO4 - NaOH

20 ml NaOH
5 ml CuSO4
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 

Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.

Campuran NaOH + CuSO4

TA = oC
Dicatat temperaturnya sebagai TA
 

10 ml CuSO4
Campuran NaOH + CuSO4
TA = oC
15 ml NaOH
 
Dimasukan kedalam gelas kimia.

Dicatat temperaturnya sebagi TA


Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.

 
15 ml CuSO4
10 ml NaOH
TA = o C
 

Dimasukan kedalam gelas kimia.

Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.


Campuran NaOH + CuSO4
Dicatat temperaturnya sebagai TA
 

20 ml CuSO4
Campuran NaOH + CuSO4
TA = o C
Dicatat temperaturnya sebagai TA
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
5 ml NaOH
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 
A.    Stoikiometri Asam – Basa
a.       NaOH - HCl
12,5 ml HCl
Campuran NaOH + HCl
TA = o C

Dicatat temperaturnya sebagai TA


Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
2,5 ml NaOH
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 

TA = oC
Campuran NaOH + HCl
10 ml HCl
5 ml NaOH
 

Dimasukan kedalam gelas kimia.

Dicatat temperaturnya sebagai TA


Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Campuran NaOH + HCl
TA = o C

Dicatat temperaturnya sebagai TA


7,5 ml NaOH
7,5 ml HCl
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Dimasukan kedalam gelas kimia.

 
Campuran NaOH +HCl
TA = o C

Dicatat temperaturnya sebagai TA


10 ml NaOH
5 ml HCl
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 
Campuran NaOH +HCl
TA = o C

Dicatat temperaturnya sebagai TA


12,5 ml NaOH
2,5 ml HCl
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 

b.      NaOH – H2SO4


Campuran NaOH + H2SO4
TA = oC

Dicatat temperaturnya sebagai TA


2,5 ml NaOH
12,5 ml H2SO4
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 

Campuran NaOH + H2SO4


TA = oC

Dicatat temperaturnya sebagai TA


5 ml NaOH
10 ml H2SO4
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 
Campuran NaOH + H2SO4
TA = oC

Dicatat temperaturnya sebagai TA


7,5 ml NaOH
7,5 ml H2SO4
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 
Campuran NaOH +H2SO4
TA = oC

Dicatat temperaturnya sebagai TA


10 ml NaOH
5 ml H2SO4
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 

Campuran NaOH + H2SO4


TA = oC

Dicatat temperaturnya sebagai TA


12,5 ml NaOH
2,5 ml H2SO4
Dicatat temperaturnya sebagai T.NaOH.
Dimasukan kedalam gelas kimia.
 

6.      Hasil Pengamatan dan Perhitungan

         Hasil Pengamatan


A.    Stoikiometri CuSO4 – NaOH
Volume
Volume TM TA ΔT
T NaOH T CuSO4
NaOH CuSO4
(OC) (OC) (OC) (OC) (OC)
(ml)
(ml)
20 5
15 10
10 15
5 20

B.     Stoikiometri Asam- Basa

a)      NaOH – HCl


Volume Volume T NaOH T HCl TM TA ΔT
NaOH HCl
(OC) (OC) (OC) (OC) (OC)
(ml) (ml)
2,5 12,5
5 10
7,5 7,5
10 5
12,5 2,5

b)      NaOH – H2SO4


Volume
Volume TM TA ΔT
T NaOH T HCl
NaOH HCl
(OC) (OC) (OC) (OC) (OC)
(ml)
(ml)
2,5 12,5
5 10
7,5 7,5
10 5
         Hasil Perhitungan
GANTI KASANA DEPE ANGKA SESUAI DENGAN NGONI PE HASIL PENGAMATAN
WAAAA…..
A.    Stoikiometri CuSO44-NaOH
TM `= T NaOH N + T CuSO4
2
TM 1 = 38 + 31 = 69 = 34,50 C
2 2
TM 2 = 34 + 31 = 65 = 32,50 C
2 2
TM 3 = 34 + 30 = 64 = 320 C
2 2
TM 4 = 33 + 30 = 63 = 31,5 0 C
2 2
ΔT = TA – TM
ΔT1 = 36 - 34,5 = 1,50C
ΔT 2 = 37 – 32,5 = 4,50 C
ΔT 3 = 35 - 32 = 30 C
ΔT 4 = 33 – 31,5 = 1,50 C

B.     Stoikiometri Asam-Basa


  NaOH – HCl

TM 1 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2
TM 2 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2

TM 3 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2
TM 4 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2

TM 5 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2

ΔT = TA – TM
ΔT1 = 32 - 31,5 = 0,50 C
ΔT 2 = 34 – 31,5 = 2,50 C
ΔT 3 = 35 – 31,5 = 3,50 C
ΔT 4 = 33 – 31,5 = 1,50 C
ΔT 5 = 33 – 31,5 = 1,50 C

C.     NaOH – H2SO4


TM 1 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2
TM 2 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2

TM 3 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2
TM 4 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2
TM 5 = 32 + 31 = 63 = 31,50 C
2 2
ΔT = TA – TM
ΔT1 = 33 – 31,5 = 1,50 C
ΔT 2 = 32 – 32 = 00 C
ΔT 3 = 34 – 33 = 10 C
ΔT 4 = 37 – 31,5 = 5,50 C
ΔT 5 = 35 – 31,5 = 3,50 C

  Grafik hubungan antara T NaOH terhadap volume NaOH


GANTI KASANA DEPE ANGKA SESUAI DENGAN NGONI PE HASIL PENGAMATAN
WAAAA…..

Volume (ml)
T NaOH (OC)

  Grafik hubungan T CuSO4 terhadap volume CuSO4


T CuSO4 (OC)

Volume (ml)
  Grafik hubungan antara TA terhadap banyaknya perlakuan
Perlakuan

TA (OC)

  Grafik hubungan antara ΔT terhadap banyaknya perlakuan


Perlakuan

ΔT (OC)

  Grafik hubungan antara T NaOH terhadap volume NaOH

Volume (ml)

  Grafik hubungan T HCl terhadap volume HCl

  Grafik hubungan antara TA terhadap banyaknya perlakuan


Perlakuan

  Grafik hubungan antara ΔT terhadap banyaknya perlakuan


Perlakuan

  Grafik hubungan antara T NaOH terhadap volume NaOH


Volume (ml)

  Grafik hubungan antara T H2SO4 terhadap volume H2SO4


Volume (ml)

  Grafik hubungan antara TA terhadap banyaknya perlakuan


Perlakuan

  Grafik hubungan antara ΔT terhadap banyaknya perlakuan


Perlakuan

7.      Pembahasan (Perhitungan dan Persamaan reaksi)


PEMBAHASAN ITU MEMBAHAS SOAL NGONI PE HASIL PENGAMATAN, KALAU
KURANG MANGARTI NANTI TANYA KAMARI WAAAA….. SEDANGKAN TORANG
PUNYA CUMAN TORANG ADA KARANG2. HEHEHE
 Stoikiometri CuSO44-NaOH

Larutan CuSO4 dan NaOH berubah dari bening menjadi warna biru dan menggumpal ketika
dicampurkan serta suhu campurannya pun berbeda-beda.

  Stoikiometri Asam-Basa
Larutan NaOH dan H2SO4 tidak mengalami perubahan setelah dicampurkan. Tetapi suhunya
berubah-ubah.
A.    NaOH - HCl
B.     NaOH – H2SO4
Larutan NaOH dan H2SO4 tidak mengalami perubahan setelah dicampurkan. Tetapi suhunya
berubah-ubah.
  Persamaan Reaksi

8.      Kesimpulan
KESIMPULAN JANGAN TALALU BANYAK2, DEPE INTI SAJA. TORANG PUNYA ADA
TA SALAH L
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat di simpulkan :

9.      Kemungkinan Kesalahan


Kesalahan praktikan dalam membaca suhu pada thermometer
Daftar Pustaka
S,Syukri.1999.Kimia Dasar 1.Bandung;ITB
 

  Praktikum Kimia Dasar 2012

itu kuantitas pereaksi berlainan , perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat digunakan
untuk meramalkan stoikiometri sistem. Dalam percobaan ini seharusnya suhu maksimalnya
berada pada reaksi yang volumenya 15 mL dengan 15 mL, karena reaksi akan bereaksi secara
sempurna. Suhu minimumnya seharusnya terdapat pada reaksi yang volumenya 5 mL dengan
25 mL. Dalam hasil percobaan suhu tertinggi terdapat pada reaksi yang volumenya 15 mL
dengan 15 mL. Tetapi suhu terendah tidak pada volume 3 mL dengan 25 mL. Aplikasi dalam
bidang pangan dari stoikiometri adalah untuk mengetahui perbedaan suhu dalam suatu
larutan, untuk mengidentifikasi suatu senyawa dalam peracikan pangan, untuk mengetahui dan
menentukan kadar molaritas dalam bidang pangan, untuk menentukan normalitas dalam
bidang pangan, untuk penentuan fraksi mol dalam peracikan pangan. Penjelasan grafik hasil
percobaan yaitu sumbu X menunjukan

Mmol NaOH/Mmol HCl dan sumbu Y menunjukan

ΔT

. Grafik menunjukan suhu yang terjadi itu mengalami penurunan dan kenaikan. Faktor
kesalahan praktikan dalam melaksanakan  praktikum itu biasanya kurang teliti. Praktikan salah
mereaksikan larutan yang seharusnya konsentrasinya yang ditentukan tetapi larutan yang
konsentrasinya lebih  besar atau lebih kecil. Misalkan praktikan meraksikan sistem NaOH 0,5 M
dan HCl 1 M yang seharusnya praktikan mereaksikan sistem NaOH 0,1 M dan HCl 1 M. Molaritas
suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan.

 Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Mol
adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat
suatu sistem yang mengandung "entitas elementer" (atom, molekul, ion, elektron)  sebanyak
atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12. Sehingga:


 

satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu mol emas; 

 Praktikum Kimia Dasar 2012

satu mol  benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan satu mol air; 

 jumlah atom dalam satu mol besi adalah sama dengan jumlah molekul dalam satu mol air.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Cara penggunaan termometer yaitu keluarkan
termometer dari wadahnya. Pada saat mengukur suhu larutan, pegang tali yang ada di atas
termometer, jangan memegang termometernya, karena suhu tubuh kita bisa mempengaruhi
pengukuran suhu pada larutan. Kemudian celupkan ujung termometer yang berwarna merah
ke dalam larutan yang akan diukur suhunya. Ukur suhunya secara cermat hingga cairan dalam
termometer yang berwarna merah  berhenti (tidak naik atau tidak turun lagi). Catat suhunya,
kemudian bersihkan termometer dengan tissue atau lap dan masukkan termometer ke dalam
wadahnya kembali.

Macam-macam termometer ada berbagai macam yaitu, Termometer raksa,


Termokopel, Termometer inframerah, Termometer Galileo, Termistor, Termometer  bimetal
mekanik, Sensor suhu bandgap silikon, merkuri termo, dan Termometer alkohol. Parameter
yang digunakan dalam percobaan ini adalah termometer.

Tujuan  percobaan dari stoikiometri ini adalah untuk mengamati reaksi kimia yang kuantitas
molar totalnya sama, tetapi kuantitas masing-masing pereaksinya berubah-ubah, dan untuk
mengetahui cara untuk meramalkan atau menetukan stoikiometri sistem suatu reaksi, serta
menentukan titik maksimum dan titik minimum stoikiometri dalam reaksi. Tmax adalah suhu
maksimum yang didapat pada suatu larutan, sedangkan Tmin adalah suhu minimum yang
didapat dari sebuah larutan. Tmax yang didapat dari Tabel 1 adalah 5°C dan Tminnya adalah
0,5°C. pada Tabel 2, Tmax yang didapat sebesar 2,75°C dan Tmin yang didapat sebesar 0,75°C.

 Praktikum Kimia Dasar 2012

Kesimpulan :

Praktikan dapat membandingkan perbedaan suhu dsn molaritas dari suatu campuran larutan.
Praktikan dapat mengetahui mana reaksi sistem yang paling tinggi suhunya dan paling rendah
suhunya. Suhu yang paling tinggi berarti termasuk reaksi yang kombinasinya sempurna
sedangkan suhu yang terendah adalah kombinasi yang kurang sempurna atau kurang baik.
Intinya praktikan dapat mengetahui mana reaksi yang paling sempurna.

Anda mungkin juga menyukai