Anda di halaman 1dari 7

STOIKIOMETRI

Pancar Fitri Rohaini


133020224
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

ABSTRAK
Ilmu kimia adalah ilmu yang berdasarkan percobaan, dengan mempelajari ilmu kimia seseorang dapat menuliskan rumus dari
suatu senyawa kimia misalnya Barium Sulfat (BaSO 4), Perak Klorida (AgCl), Perak Khromat (AgCrO 4). Selain dapat menuliskan
rumus senyawa tersebut, tentu saja harus dapat membuktikan melalui eksperimen. Dalam percobaan ini, akan dipelajari salah satu
cara yang sangat mudah untuk mempelajari stoikiometri beberapa reaksi. Dasar dari percobaan ini adalah metode variasi kontinyu.
Dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan yang kuantitas molar totalnya sama tetapi kuantitas pereaksinya berubah-ubah
(bervariasi). Salah satu sifat fisika tertentu dipilih untuk diamati seperti : massa, volume, suhu atau daya serap. Oleh karena itu
kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem. Bila
digambarkan grafik aluran sifat fisika yang diamati (diukur) yang terdapat kuantitas pereaksinya, maka akan diperoleh suatu titik
maksimum atau minimum yang sesuai dengan titik stoikiometri sistem, yaitu yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi
dalam senyawa. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain itu agar praktikan
dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri Prinsip percobaannya berdasarkan
metode variasi kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan kwantitas molar totalnya sama. Tapi masingmasing kwantitas pereaksi berubah-ubah. Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti : massa, volume, suhu, dan daya serap.
Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan
stoikiometri sistem. Berdasarkan hasil pengamatan percobaan, didapat reaksi pada sistem CuSO 4 dan NaOH mencapai titik
maksimum pada koordinat (1, 4,25) dan titik minimumnya pada koordinat (5, 2,5). Sedangkan titik maksimum pada sistem NaOH
dan CH3COOH koordinatnya ada pada (1, 4) dengan titik minimumya ada pada (5, 0,5).
Key words : Stoikiometri sistem, Titik maksimum, Titik minimum, Variasi kontinyu

PENDAHULUAN
Ilmu kimia adalah ilmu yang berdasarkan
percobaan, dengan mempelajari ilmu kimia seseorang
dapat menuliskan rumus dari suatu senyawa kimia
misalnya Barium Sulfat (BaSO4), Perak Klorida (AgCl),
Perak Khromat (AgCrO4). Selain dapat menuliskan
rumus senyawa tersebut, tentu saja harus dapat
membuktikan melalui eksperimen. Dalam percobaan
ini, akan dipelajari salah satu cara yang sangat mudah
untuk mempelajari stoikiometri beberapa reaksi.
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
kata stoicheion yang berarti unsur dan metron yang
berarti mengukur. Stoikiometri membahas tentang
hubungan massa antarunsur dalam suatu senyawa
(stoikiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi
(stoikiometri reaksi). Pengukuran massa dalam reaksi
kimia dimulai oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743
1794) yang menemukan bahwa pada reaksi kimia tidak
terjadi perubahan massa (hukum kekekalan massa).
Selanjutnya Joseph Louis Proust (1754 1826)
menemukan bahwa unsur-unsur membentuk senyawa
dalam perbandingan tertentu (hukum perbandingan
tetap). Selanjutnya dalam rangka menyusun teori
atomnya, John Dalton menemukan hukum dasar kimia
yang ketiga, yang disebut hukum kelipatan

perbandingan. Ketiga hukum tersebut merupakan dasar


dari teori kimia yang pertama, yaitu teori atom yang
dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun 1803.
Menurut Dalton, setiap materi terdiri atas atom, unsur
terdiri atas atom sejenis, sedangkan senyawa terdiri
dari atom-atom yang berbeda dalam perbandingan
tertentu. Namun demikian, Dalton belum dapat
menentukan perbandingan atom atom dalam
senyawa (rumus kimia zat). Penetapan rumus kimia zat
dapat
dilakukan
berkat
penemuan Gay
Lussac dan Avogadro. Setelah rumus kimia senyawa
dapat ditentukan, maka perbandingan massa antar
atom (Ar) maupun antarmolekul (Mr) dapat ditentukan.
Pengetahuan tentang massa atom relatif dan rumus
kimia senyawa merupakan dasar dari perhitungan
kimia. Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari
dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB
atau metode variasi kontinyu, yang mekanismenya
yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas
molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar
totalnya sama. Sifat fisika tertentunya (massa, volume,
suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya
digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari
grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi,
akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai
titik
stoikiometri
sistem,
yang
menyatakan

perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa.


(Muhrudin, 2011).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain itu
agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus
dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri
Prinsip percobaannya berdasarkan metode variasi
kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet
pengamatan kwantitas molar totalnya sama. Tapi
masing-masing kwantitas pereaksi berubah-ubah.
Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti : massa,
volume, suhu, dan daya serap. Oleh karena itu
kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat
fisika dari sistem ini dapat digunakan untuk
meramalkan stoikiometri sistem.
METODOLOGI
Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan stoikiometri
adalah gelas kimia, termometer, gelas ukur, pipet
seukuran, pipet berukuran, bola hisap, tissue, batang
pengaduk, dan botol semprot. Bahan yang digunakan
pada percobaan stoikiometri adalah larutan NaOH 1 M,
CH3COOH 1M, CuSO4 1M, dan akuades.
Metode Percobaan
Pada sistem pertama, kedalam gelas kimia
dimasukkan 25ml NaOH 1M, diukur dan dicatat
temperaturnya sebagai TM (suhu mula-mula). Dan pada
gelas kimia lainnya dimasukkan 5ml CuSO4 1M, diukur
dan dicatat temperaturnya sebagai TM (suhu mulamula). Dicampurkan 25ml NaOH 1M dan 5ml CuSO 4
1M yang masing-masing telah diukur temperaturnya, ke
dalam gelas kimia, kemudian campuran tersebut
diaduk menggunakan batang pengaduk, diamati dan
dicatat temperatur campurannya sebagai TA (suhu
akhir). Diulangi percobaannya, sesuai dengan tabel
metode percobaan dan temperatur diukur sebelum
dan sesudah dicampurkan. Pada sistem kedua,
kedalam gelas kimia dimasukkan 5ml NaOH 1M,
diukur dan dicatat temperaturnya sebagai TM (suhu
mula-mula). Dan pada gelas kimia lainnya dimasukkan
25ml CH3COOH 1M, diukur dan dicatat temperaturnya
sebagai TM (suhu mula-mula). Dicampurkan 5ml NaOH
1M dan 25ml CH3COOH 1M yang masing-masing telah
diukur temperaturnya, ke dalam gelas kimia, kemudian
campuran tersebut diaduk menggunakan batang
pengaduk,
diamati
dan
dicatat
temperatur
campurannya sebagai TA (suhu akhir). Diulangi
percobaannya, sesuai dengan tabel metode percobaan
dan temperature diukur sebelum dan sesudah
dicampurkan. Perubahan temperatur yang terjadi
selama pencampuran ini diamati dan dicatat sebagai
temperatur akhir (TA), dimana perubahan temperatur

(T) yaitu selisih dari TA dan TM (T= TA - TM ). Setelah


T didapat kemudian dibuat grafik antara T (Sumbu
Y) dan volume asam /basa (Sumbu X).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan
CuSO4

NO

Tabel 5. Hasil Pengamatan Percobaan Stoikiometri Sistem 1.


NaOH
mmol
TM (oC)
TA (oC) T (oC)
CuSO
4
T
ml

mmol
NaOH

mmol CuSO4
mmol NaOH

a.

T
25,5 oC

ml
5

26 oC

25

25,75 oC

29 oC

3,25 oC

25

0,2

b.

26,5 oC

10

26 oC

20

26,25 oC

30 oC

3,75 oC

10

20

0,5

c.

26,5 C

15

25,5 C

15

26 C

29,5 C

3,5 C

15

15

d.

27 oC

20

28 oC

10

27,5 oC

30 oC

2,5 oC

20

10

25

e.

27 C

25

28 C

27,5 C

30 C

2,5 C

(Sumber : Pancar Fitri Rohaini, 133020224, Meja 11, Kelompok i)

Titik Stoikiometri
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0,2

0,5

Titik Stoikiometri

Grafik 1. Percobaan Stoikiometri Sistem 1

NaOH

Tabel 6. Hasil Pengamatan Percobaan Stoikiometri Sistem 2.


CH3COOH
mmol
TM (oC)
TA (oC) T (oC)
NaOH
T
ml

ml

a.

26 oC

27 oC

25

26,5 oC

28,5 oC

2oC

25

mmol NaOH
mmol
CH3COOH
0,2

b.

26 oC

10

26,5 oC

20

26,25 oC

30 oC

3,75 oC

10

20

0,5

NO

mmol
CH3COOH

c.

27 C

15

27 C

15

27 C

29,5 C

2,5 C

15

15

d.

26 oC

20

26 oC

10

26 oC

28 oC

2 oC

20

10

25

e.

26,5 C

25

26,5 C

26,5 C

27 C

(Sumber : Pancar Fitri Rohaini, 133020224, Meja 11, Kelompok i)

0,5 C

Titik Stoikiometri

Tmax = 0,5: 3,75


4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0,2

0,5

Titik Stoikiometri

Grafik 2. Percobaan Stoikiometri Sistem 2


Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan
stoikiometri sistem 1 dan sistem 2 dapat dilihat suhu
NaOH, CuSO4 dan CH3COOH berbeda-beda,
tergantung banyaknya larutan yang akan diukur
suhunya. Pada percobaan stoikiometri sistem 1 didapat
CuSO4 dengan volume berturut-turut 5, 10, 15, 20, dan
25 ml menghasilkan suhu mula-mula T(M) berturut- turut
25,5, 26,5, 26,5, 27, dan 27 oC, didapat NaOH
dengan volume 25, 20, 15, 10, dan 5ml menghasilkan
suhu mula-mula (TM) berturut-turut 26, 26, 25,5, 28,
dan 28 oC dan didapat campuran CuSO4 dan NaOH
yang menghasilkan suhu akhir (TA) berturut-turut 29,
30, 29,5, 30, dan 30 oC. Sehingga didapat perubahan
suhunya (T) yaitu selisih dari TA dan TM (T= TA - TM )
berturut-turut 3,25, 3,75, 3,5, 2,5, dan 2,5 oC dan
perbandingan mmol antara reaksi CuSO4 dan NaOH
adalah 0,2, 0,5, 1, 2, dan 5. Pada percobaan
stoikiometri sistem 2 didapat NaOH dengan volume
berturut-turut 5, 10, 15, 20, dan 25 ml menghasilkan
suhu mula-mula T(M) berturut- turut 26, 26, 27, 26 dan
26,5 oC, didapat CH3COOH dengan volume 25, 20, 15,
10, dan 5ml menghasilkan suhu mula-mula (TM)
berturut-turut 27, 26,5, 27, 26, dan 26,5 oC dan
didapat campuran NaOH dan CH3COOH yang
menghasilkan suhu akhir (TA) berturut-turut 28,5, 30,
29,5, 2,8, dan 27 oC. Sehingga didapat perubahan
suhunya (T) yaitu selisih dari TA dan TM (T= TA - TM )
berturut-turut 2, 3,75, 2,5, 2, dan 0,5 oC dan
perbandingan mmol antara reaksi NaOH dan
CH3COOH adalah 0,2, 0,5, 1, 2, dan 5.

Titik maksimum adalah titik (nilai) dimana


suatu reaksi dalam keadaan nilai (titik) suhu tertinggi.
Hubungannya dengan reaksi stoikiometri adalah titik
maksimum akan tercapai ketika reaksi yang
berlangsung tidak menghasilkan zat sisa atau disebut
stoikiometri. Titik minimum adalah titik (nilai) dimana
suatu reaksi dalam keadaan titik (nilai) suhu terendah.
Titik minimum tidak akan terjadi jika suatu reaksi
menghasilkan zat sisa.
Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu
stoicheon yang berarti unsur dan metron yang berarti
pengukuran. Jadi, stoikiometri adalah ilmu yang
mempelajari hubungan kuantitatif antara pereaksi dan
produk dalam reaksi. Stoikiometri dapat dikatakan pula
sebagai hitungan kimia. Stoikiometri merupakan bidang
dalam ilmu kimia yang menyangkut hubungan
kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi
kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil
reaksi. Stoikiometri juga menyangkut perbandingan
atom antar unsur-unsur dalam suatu rumus kimia.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan stoikiometri dapat
disimpulkan bahwa reaksi pada sistem CuSO4 dan
NaOH mencapai titik maksimum pada koordinat (0,5,
3,75) dan titik minimumnya pada koordinat (5, 2,5).
Sedangkan titik maksimum pada sistem NaOH dan
CH3COOH koordinatnya ada pada (0,5, 3,75) dengan
titik minimumya ada pada (5, 0,5). Kesimpulan yang

didapat dari percobaan variasi kontinyu yaitu reaksi


antara zat-zat dengan molaritas yang sama tetapi
volume berbeda menghasilkan suhu yang berbeda.
Dalam suatu percobaan, praktikan tidak luput dari
kesalahan, sehingga banyak yang harus diperhatikan
saat
melakukan percobaan stoikiometri. Faktor
kesalahannya yaitu dalam melakukan percobaan
praktikan kurang sigap dan kurang cekatan sehingga
waktu kurang efisien, kurang telitinya praktikan dalam
perhitungan dan membaca termometer suhu,
kesalahan dalam menggunakan termometer, yaitu
termometer menyentuh dasar gelas kimia sehingga
mempengaruhi pengukuran temperatur dari larutan
yang diukur, dan tersentuhnya termometer oleh tubuh,
mengganggu proses pengukuran suhu larutan tersebut.
Parameter yang digunakkan dalam percobaan ini
adalah
metode JOB atau
metode
variasi
kontinyu, dalam
metode
ini
dilakukan
pengamatan yang kuantitas pereaksinya berubah-ubah
atau bervariasi. Hukum Hukum Variasi Kontinyu yaitu,
hukum kekekalan massa (Lavoisier), hukum
perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda,
hukum penyatuan volume (Gay Lussac), hukum
Avogadro, dan hukum Dulong dan Petit. Hasil dari
percobaan digambarkan dalam grafik aluran sifat fisika
yang diamati (diukur) yang terdapat kuantitas
pereaksinya, maka akan diperoleh suatu titik
maksimum atau minimum yang sesuai dengan titik
stoikiometri sistem, yaitu yang menyatakan
perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa
(Sutrisno, 2012).
Aplikasi bidang pangan dalam percobaan
stoikiometri yaitu agar mengetahui tekanan suhu dalam
suatu produk, untuk mengidentifikasi suatu senyawa
dalam temperatur tertentu, untuk mengetahui dan
menentukan kadar molaritas dalam bidang pangan,
untuk menentukan normalitas dalam bidang pangan,
dan yang terakhir untuk penentuan fraksi mol dalam
peracikan dalam bidang pangan, serta untuk mengukur
dan menghitung suhu dari tiap larutan dan dapat
dengan mudah menuliskan suatu rumus senyawa
dengan data eksperimen, dan agar mengetahui
bagaimana pereaksi penyusun bahan pangan berubah
bila kuantitas pereaksi bahan pangan tersebut diganti.
Sutrisno, E, T. dan Nurminabari, I,S, 2013. Penuntun
Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan :
Bandung
Anonim.2013. Definisi Stoikiometri. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/perhitungankimia/definisi-stoikiometri-dan-tata-nama-senyawasederhana/. Accesed : 29 Oktober 2013
Anonim.2013. Titik maksimum dan minimum.
http://aswar59engineer.wordpress.com. Accesed :
29 Oktober 2013

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Stoikiometri.
http://mayouame.blogspot.com. Accesed : 29
Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai