Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesadaran berbahasa merupakan sikap dan kemampuan yang mestinya harus
dimiliki para pengguna bahasa untuk ikut berperan aktif dan kritis dalam
penggunaannya sehari-hari. Kenyataan menunjukkan bahwa bahasa telah sering
digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti penyampaikan informasi,
pengetahuan, ideologi, bahkan untuk memanipulasi dan menyesatkan. Menyadari
penggunaan bahasa, tidak hanya sadar akan fungsi bahasa, tetapi juga dalam
membuat penggunanya menggunakan bahasa itu dengan responsif, efektif, dan
bertanggungjawab.
Wacana merupakan salah satu unsur tertinggi dalam satuan kebahasaan.
Pendapat ini selaras dengan yang dikatakan Hartono (2012:12) bahwa wacana
adalah satuan kebahasaan yang unsurnya terlengkap, tersusun oleh kalimat-
kalimat, baik lisan maupun tulis yang membentuk suatu pengertian yang serasi
dan terpadu. Wacana yang baik adalah wacana yang harus memperhatikan
hubungan antar kalimat, sehingga dapat memelihara keterkaitan dan keruntutan
antar kalimat. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri atas bentuk dan
makna, hubungan dalam wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
hubungan bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan
semantis yang disebut koherensi (Sumarlam 2003:23). Berdasarkan bentuk atau
jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat,. Adapun dari ke-empat bentuk
wacana itu, diantaranya adalah wacana narasi, wacana deskripsi, wacana
eksposisi, dan wacana argumentasi. Yang di dalam masing-masing wacana
tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda di setiap jenisnya.
Wacana seringkali dikaitkan dengan analisis wacana seperti yang
diungkapkan Crystal dalam The Crambridge Encylopedia of Language (1987:116)
menyatakan bahwa analisis wacana memfokuskan pada struktur yang secara
alamiah terdapat pada bahasa lisan, sebagaimana yang ditemukan pada wacana-
wacana seperti percakapan, wawancara, komentar dan pidato. Analisis wacana
digunakan untuk menghasilkan atau menjelaskan teks secara tersusun dan saling
berhubungan. Wacana selalu dihubungkan dengan teks, karena teks merupakan

1
salah satu unsur dari wacana. Teks tidak berdiri sendiri tetapi merupakan sesuatu
yang disusun dengacara tertentu sehingga mengandung pengertian tertentu dan
berfungsi sebagai penyampaian suatu pesan. Dari pendapat-pendapat diatas
penulis menyimpulkan bahwa wacana terdiri dari teks yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya dan memberikan informasi yang jelas bagi para
pembacanya.
Berdasarkan uraian di atas, betapa pentingnya apa itu wacana dan
memahaminya supaya tidak terjadinya kesalahpahaman dalam pengertian wacana,
maka dari itu kami membahas topik wacana.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah jenis-jenis wacana?
2. Bagaimanakah cirri-ciri dari setiap jenis wacana?
3. Bagaimanakah cara menganalisis suatu wacana?

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan jenis-jenis wacana.
2. Mengetahui ciri-ciri dari tiap wacana.
3. Untuk menganalisis salah satu contoh wacana.

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menjadi wawasan baru tentang menganalisa wacana dari memahami
pengertian wacana, jenis-jenis wacana, ciri-ciri wacana, dan contoh
wacana.
2. Bagi Pemerintah
Mendukung program pemerintah dalam menjunjung bahasa Indonesia
dengan mempelajari bahasa Indonesia.
3. Bagi Masyarakat Sasaran
Para pelajar mampu menganalisis wacana secara baik sehingga dapat
menguasai tentang kajian wacana.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Wacana
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat
macam yaitu wacana narasi, wacana deskripsi, wacana eksposisi, dan wacana
argumentasi.
1. Wacana Narasi
Narasi adalah cerita yang ditulis dengan menyajikan serangkaian peristiwa
yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu
( Keraf: 2010). Tulisan berbentuk narasi dapat berupa dongeng, roman, novel,
hikayat, biografi,dan pengalaman pribadi. Jadi, wacana narasi adalah wacana
yang mengungkapkan tentang apa yang terjadi, baik secara faktual maupun
rekaan(fiksi).
Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:
1. Tema
Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar cerita.
2. Alur atau Plot
Alur atau plot adalah jalan cerita antara satu peristiwa dengan satu
peristiwa lainnya.
3. Setting
Setting adalah lokasi atau waktu kejadian dalam suatu cerita.
4. Watak atau Karakter
Watak atau Karakter adalah sifat, perangai atau tingkah laku suatu tokoh.
5. Suasana
Suasana adalah kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat turut
merasakan suasana yang dihadapi oleh pelaku. Dalam suasana terdapat
masalah atau konflik dan resolusi atau penyelesaian masalah.
6. Amanat/ moral cerita
Amanat adalah pesan yang terkandung dalam suatu cerita.
7. Sudut pandang pengarang

3
Sudut pandang berhubungan dengan dari mana penulis memandang suatu
peristiwa. Umumnya penulis menceritakannya dari sudut pandang orang
pertama atau orang ketiga.
 Contoh Wacana Narasi
Kegiatan disekolahku demikian padatnya. Setiap hari, aku
masuk pukul 07.00. Agar tidak terlambat, aku selalu bangun pukul
04.30. Setelah mandi, akupun shalat subuh. Kemudian, aku segera
mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat-lihat lagi buku
yang harus aku bawa. Yah, sekedar mengecek apakah buku-buku
yang aku bawa sudah sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu.
Selanjutnya, aku makan pagi. Lalu, kira-kira pukul 06.00, aku
berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, aku ke sekolah naik
angkutan umum. Jarak rumah dengan sekolahku tidak jauh, sekitar
enam kilometer. Aku memang membiasakan berangkat pagi-pagi.
Maklum, angkutan kota sering berhenti lama untuk mencari
penumpang. Jika aku berangkat agak siang, wah, bisa terlambat
sampai di sekolah.
Di sekolah, aku belajar selama kurang lebih enam jam. Jam
pelajaran berakhir pukul 12.45. Itu untuk hari-hari biasa. Hari
Rabu, aku pulang pukul 14.30, karena mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler dulu. Khusus hari Jum’at, aku bisa pulang lebih
awal, yaitu pukul 11.00.
2. Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi adalah wacana yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci. Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran
terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat
melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan, penulis
merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu :
a. Deskripsi Imajinatif/ Impresionis
Adalah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si
penulis. Pengertian lain tentang deskripsi impresionis yaitu  ialah ragam

4
pemaparan yang didasarkan pada impresi (kesan atau perasaan) penulis terhadap
peristiwa, kejadian, tempat, perbuatan, karakter, dll.Hal ini didasarkan pada kuat
lemahnya kesan yang di dapat dari objek.
 Contoh :
Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama
dengan sekelompok orang yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya.
Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan
peduli. Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah lingkaran,
mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk tenang, semua kelihatan
sedang menulis, dan tidak seorang pun yang kelihatan peduli pada orang lain di
ruangan itu
b. Deskripsi Faktual/Ekspositoris
Deskripsi Faktual/Ekspositoris merupakan deskripsi yang menggambarkan
objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa)
yang merupakan kenyataan/sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Atau juga
bisa diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan, mengandung dan
kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi ekspositoris yaitu ragam
pemaparan atau penggambaran secara logis. Hal ini didasarkan pada pemikiran
bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai “logika urut-urutan sendiri”.
Contohnya bila kita ingin mendeskripsikan manusia, maka logika urutannya: dari
atas (kepala) ke bawah (kaki).
Contoh :
Di sebelah kiri pintu tergantung sebuah penanggalan dan sebuah cermin yang
bertuliskan ”Anda manis, Nona.” Di bawahnya merapat sebuah meja belajar yang
diberi alas kertas berbunga-bunga merah jambu, dan dilapisi lagi dengan plastik
bening. Di atas meja ada sebuah tape recorder kecil, sebuah mesin ketik, jam
weker, alat-alat tulis, beberapa helai kertas berserakan dan buku-buku dalam
keadaan terbuka. Pasti semalam dia habis mengerjakan paper, pikirku.

5
3. Wacana Eksposisi
Eksposisi atau paparan adalah wacana yang bersifat memberikan penjelasan,
menegaskan sesuatu, yang memberikan keterangan. Jadi, wacana eksposisi
merupakan satuan jenis wacana yang memaparkan atau menjelaskan secara
terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Misalnya, paparan tentang
membuat sesuatu dan paparan tentang cara mengoperasikan suatu alat. Karangan
eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah,
makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
Tahapan menulis wacana eksposisi, yaitu :
1. Menentukan objek pengamatan.
2. Menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi.
3. Mengumpulkan data atau bahan.
4. Menyusun kerangka karangan, dan
5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh :
a. Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan
peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari
bandara udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari
dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan
pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton.
Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik
kemudian 271 penumpang plus awak tewas seketika.
b. Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo EI-Al
milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling
ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut dudukan
mesin) lepas. Di susul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak
kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan
menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas
berikut 47 penghuni flat yang di tabrak.

6
4. Wacana Argumentasi
Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan. Wacana
argumentasi adalah wacana yang menegemukakan contoh dan bukti yang kuat
serta meyakinkan sehingga sehingga orang akan terpengaruh dan
membenarkan pendapan, gagasan, sikap, dan keyakinan penulis. Wacana
argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian
terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-
pernyataan yang logis. Melalui argumentasi penulis atau pembicara ingin
menunjukkan sesuatu hal dianggap benar atau salah dengan didukung fakta-
fakta.Wacana argumentasi adalah satuan jenis wacana yang berisi pendapat,
sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-
bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan wacana argumentasi
adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. 
Tahapan menulis karangan argumentasi yaitu :
a. Menentukan tema atau topik permasalahan
b. Merumuskan tujuan penulisan,
c. Mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau
pernyataan yang mendukung,
d. Menyusun kerangka karangan, dan
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Tujuan yang ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :
1. Melontarkan pandangan / pendirian
2.  Mendorong atau mencegah
3. Mengubah tingkah laku pembaca
4. Menarik simpati
Contoh :
Desa Tenggar Jaya adalah salah satu desa di wilayah kabupaten Banyumas.
Beberapa fasilitas umum seperti poliklinik desa, Taman Kanak-Kanak dan dua
Sekolah Dasar Negeri berdiri megah disana. Bangunan megah ini sudah sangat
permanen dengan arsitektur yang beragam. Listrik pun sudah menerangi desa
tersebut sejak 7 tahun terakhir. Jaringan telepon sudah banyak dinikmati warga.
Semua jalan yang ada di desa itu juga sudah diaspal. Hampir 75% warganya telah

7
berpendidikan sarjana. Jadi dapat disimpulkan bahwa desa TEnggar Jaya adalah
desa yang sudah maju.

2.2 Ciri-Ciri dari Setiap Wacana


Adapun cirri-ciri dari empat jenis wacana tersebut, yaitu :
1. Ciri-ciri wacana narasi
a. Mengungkapkan apa yang terjadi
b. Bersifat faktual atau fiksi
c. Menggunakan gaya cerita

2. Ciri-ciri wacana deskripsi


a. Bersifat memerikan
b. Melukiskan sebagaimana adanya
c. Menghindarkan penafsiran/komentar penulis

3. Ciri-ciri wacana eksposisi


a. Bersifat paparan
b. Menuntun pembaca
c. Mengungkap cara atau prosedur kerja

4. Ciri-ciri wacana argumentasi


a. Mengandung alasan
b. Bertujuan meyakinkan
c. Mengubah pandangan

2.3 Contoh Analisis Wacana


Wacana
Kursi mewah yang banyak dipakai di hotel, vila, dan rumah-rumah mewah di
luar negeri itu ternyata berasal dari Cirebon. Barang itu merupakan hasil
karya tangan dan jiwa seni anak – anak desa di daerah Cirebon. Dengan alat
sederhana, para pengrajin memotong – motong rotan. Kemudian,

8
menciptakan berbagai bentuk kursi dan meja. Setelah kerangka itu diamplas,
lalu dipasang anyaman pengganti rotan yang terbuat dari kertas semen.
Kertas semen itu dipilin – pilin menjadi seutas tali, lalu dianyam. Tali itu
dianyam dengan mesin pada kawat yang telah dibungkus kertas semen.
Dengan demikian, terbentuklah anyaman tali kertas seperti lembaran kertas
yang disebut loom. Bahan baku berupa lembaran anyaman kertas ini masih
didatangkan dari Eropa.

Analisis
1. Jenis
Wacana di atas adalah wacana deskripsi karena pada dasarnya berupa rangkaian
tuturan yang memaparkan atau melukiskan sesuatu, baik berdasarkan
pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Wacana di atas merupakan
wacana yang mendeskripsikan tentang cara pembuatan kursi mewah.
2. Konteks
a. Kursi mewah yang banyak di pakai di hotel, vila, dan rumah-rumah mewah di
luar negeri itu ternyata berasal dari Cirebon.
b. Barang itu merupakan hasil karya tangan dan jiwa seni anak-anak desa di
daerah Cirebon.
Pada (b) ujaran barang yang merupakan hasil karya tangan dan jiwa seni anak-
anak di daerah Cirebon tentulah yang dimaksudkan adalah kursi mewah
karena ujaran itu dirangkaikan oleh penghubung dari ujaran sebelumnya.
Dan kata barang itu pada (b) kiranya jelas bahwa ujaran merupakn hasil
karya tangan dan jiwa seni anak-anak desa di daerah Cirebon yang
dimaksudkan adalah kursi mewah.
3. Topik, Tema dan Judul
a. Topik wacana di atas berisi tentang Kursi Mewah
b. Judul wacana di atas adalah Cara Pembuatan Kursi Mewah
c. Tema wacana di atas adalah Kesenian

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Wacana merupakan tentetan kalimat yang saling berkaitan dan
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi lainnya di dalam
kesatuan makna antar bagian di dalam suatu bangun bahasa. Wacana
memiliki empat jenis wacana yaitu wacana narasi, wacana deskripsi, wacana
eksposisi, dan wacana argumentasi. Dari ke-empat jenis wacana tersebut
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Mahasiswa dituntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa
Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya
dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak lagi keliru. Lebih memahami
unsur-unsur yang menyangkut tentang wacana.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah di kemudian hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Crystal, David. 1987. The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge:


Cambridge University Press.
Hartono, Bambang. 2012. Dasar-dasar Kajian Wacana. Semarang: Pustaka
Zaman.
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi, dan Narasi: Komposisi Lanjutan III. Jakarta:
PT. Gramedia.
Sutama, I made. 2010. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Singaraja : Universitas
Pendidikan Ganesha.
Sumarlam. 2003. Analisis Wacana: Teori dan Praktik. Surakarta: Pustaka Cakra.

11

Anda mungkin juga menyukai