ACARA V
DISUSUN OLEH:
NIM : G1C019055
B. LANDASAN TEORI
Agar menghasilkan analisis yang baik maka terlebih dahulu ditentukan kondisi
optimum HPLC yang meliputi panjang gelombang yang digunakan untuk analisis dan
optimasi fase gerak yang digunakan. HPLC yang digunakan menggunakan kolom C-18
(150 mm x 4.6 mm), 5µm atau ekivalen. Kolom pada HPLC berupa silika yang
dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen seperti klorosilan. Reagen ini
akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus fungsional yang lain
( Juliana dan Muammar, 2020).
Penelitian ini telah mengembangkan metode HPLC yang tervalidasi untuk
analisis kurkumin dalam ekstrak temulawak. Analisis kurkumin dilakukan dengan HPLC
Alliance 2998, kolom SunFireTM C18 5 μm, 4,6 x 150 mm, fase gerak asetonitril:asam
fosfat 0,5 % (60:40) Parameter validasi yang ditentukan yaitu akurasi, presisi, linieritas,
batas deteksi, batas kuantitasi dan selektifitas. Nilai parameter linieritas menunjukkan
korelasi yang baik antara respon metode terhadap perubahan konsentrasi analit dengan
nilai R yaitu 0,994. Berdasarkan nilai-nilai parameter validasi tersebut maka metode
HPLC untuk analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak adalah valid (Hanwar,
et al., 2020).
Obat antiinflamasi non steroid adalah kontaminan yang umum ditemukan di
limbah pabrik pengolahan air limbah. Untuk alasan ini, interaksi sembilan tanaman yang
dapat dimakan dengan diklofenak (DCF), perwakilan yang banyak digunakan dari
kelompok obat ini, adalah diselidiki. Untuk tujuan ini, tanaman ditanam secara
hidroponik dalam media yang mengandung DCF. Untuk deteksi yang tidak diketahui
Metabolit terkait DCF yang terbentuk di tanaman setelah penggunaan obat induk, alur
kerja baru berdasarkan penggunaan gabungan HPLC untuk drift-tube ion-mobilitas
quadrupole waktu-penerbangan / spektrometri massa (DTIM QTOF-MS) dikembangkan.
Dengan demikian, untuk puncak kromatografi yang mengelusi dari HPLC, waktu
penyimpangan dicatat, dan analit kemudian difragmentasi dalam DTIM. QTOF-MS
untuk menyediakan fragmen yang signifikan. Semua informasi tersedia (waktu retensi,
waktu drift, spektrum fragmen, akurat massa) akhirnya digabungkan, memungkinkan
saran rumus molekul untuk 30 metabolit terkait DCF yang terbentuk di tanaman, dimana
23 diantaranya belum diketahui dari literatur (Mlynek, et al., 2020).
Metode RP-HPLC ramah lingkungan ditetapkan untuk mempelajari dan
membandingkan farmakokinetik metformin dengan dan tanpa kontemporer pemberian
ekstrak fenugreek menggunakan tikus sebagai hewan model. Dalam metode yang
dikembangkan, pelarut campuran larutan 0,5 mM KH 2PO4: metanol (65: 35, v / v)
digunakan sebagai fase gerak dan guaiphenesin digunakan sebagai standar internal.
Konsentrasi plasma-kurva waktu diplot, dan Analisis farmakokinetik non-kompartemen
dilakukan dengan menggunakan PKSolver. Hasil dari Studi farmakokinetik menunjukkan
bahwa pemberian fenugreek secara bersamaan meningkatkan secara signifikan
ketersediaan hayati metformin dan menggandakan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai konsentrasi plasma puncak (Tmax) (Abdelwahab, et al., 2021).
D. SKEMA KERJA
1. Pembuatan fase gerak
Metanol dan aquades
Diukur masing-masing 125 mL
Dimasukkan ke labu ukur 250 mL
Dihomogenkan (± 5 menit)
Hasil
2. Pembuatan larutan induk parasetamol (250 ppm)
Parasetamol
Dihalusakan dengan mortar
Ditimbang 12,5 mg
Dilarutka dengan fase gerak pada labu
ukur 50 mL
Dihomogenkan (± 5 menit)
Hasil
Residu Filtrat
Dianalisis HPLC
Hasil
b. Pembuatan larutan standar 50 ppm
Larutan induk
Diambil 1 mL larutan induk
Dimasukkan ke labu takar 10 mL
Diencerkan sampai tanda batas
Disaring
Residu Filtrat
Dianalisis HPLC
Hasil
c. Pembuatan larutan standar 75 ppm
Larutan induk
Diambil 1 mL larutan induk
Dimasukkan ke labu takar 10 mL
Diencerkan sampai tanda batas
Disaring
Residu Filtrat
Dianalisis HPLC
Hasil
d. Pembuatan larutan standar 100 ppm
Larutan induk
Diambil 1 mL larutan induk
Dimasukkan ke labu takar 10 mL
Diencerkan sampai tanda batas
Disaring
Residu Filtrat
Dianalisis HPLC
Hasil
e. Pembuatan larutan standar 125 ppm
Larutan induk
Diambil 1 mL larutan induk
Dimasukkan ke labu takar 10 mL
Diencerkan sampai tanda batas
Disaring
Residu Filtrat
Dianalisis HPLC
Hasil
Residu Filtrat
Dianalisis HPLC
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
F. ANALISIS DATA
G. PEMBAHASAN