Anda di halaman 1dari 5

1

SMAN9Mtr

Pengertian Sistem Koloid


Koloid adalah jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat
ke dalam zat lain yang dicampurkan. Nah, makanya, dalam sistem koloid itu terdapat
fase terdispersi dan medium pendispersi. Apa sih bedanya?

Fase terdispersi adalah zat yang mengalami penyebaran secara merata dalam suatu zat
lain, sedangkan medium pendispersi adalah zat yang menyebabkan terjadinya
penyebaran secara merata.

Nah, kamu perlu tahu ya, pengertian fase di sini berbeda dengan wujud. Kenapa?
Karena ada zat yang wujudnya sama, tetapi fasenya berbeda. Contohnya, santan.
Kalau kita lihat lebih jelas, pada santan terdapat butiran minyak dalam air. Butiran
minyak tersebut mempunyai fase yang berbeda dengan air, walaupun keduanya
berwujud cair.

Butiran minyak dalam santan bertindak sebagai fase terdispersi, sedangkan air sebagai
medium pendispersi. Oleh sebab itu, santan juga termasuk contoh sistem koloid yang
lain karena punya fase terdispersi dan medium pendispersi

Contoh sistem koloid lainnya yang bisa kita temui di kehidupan sehari-hari, antara lain ada
mayones, keju, jelly, cat, kosmetik, dan obat-obatan. Bahkan, darah yang ada di dalam tubuh
kita itu termasuk sistem koloid, lho! Kok bisa? Hayo, coba kamu ingat, kira-kira apa saja
komposisi darah di dalam tubuh kita?

Nandafile24
2
SMAN9Mtr

Perbedaan Koloid dengan Larutan dan Suspensi


Oh iya, selain koloid, larutan dan suspensi juga termasuk campuran dua atau lebih zat,
loh! Terus, bedanya apa ya antara koloid, larutan, dan suspensi? Nah, untuk
memudahkan kamu membedakan koloid dengan larutan dan suspensi, perhatikan tabel
berikut!

Nandafile24
3
SMAN9Mtr

Ciri-Ciri Koloid
Nah, dari pengertian serta perbedaannya dengan larutan dan suspensi, kita bisa
simpulkan ciri-ciri koloid, yaitu sebagai berikut:

1. Terlihat homogen bila dilihat mata, namun berbentuk heterogen bila diamati
menggunakan mikroskop ultra.
2. Terdapat fase terdispersi dan medium pendispersi.
3. Partikel berdimensi antara 1-100 nm.
4. Bersifat stabil.
5. Tidak dapat disaring, kecuali menggunakan alat penyaringan ultra.

Jenis-Jenis Koloid
Pada koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi bisa berwujud padat, cair, dan
gas. Oleh karena itu, berdasarkan perbedaan antara fase terdispersi dan medium
pendispersinya, sistem koloid dibagi menjadi 8 jenis, di antaranya bisa lihat di tabel
berikut:

Nandafile24
4
SMAN9Mtr

1. Sol Padat

Sol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi yang padat juga. Sol
padat ini terbentuk karena pengaruh tekanan dan suhu, sehingga menghasilkan
padatan yang kokoh dan keras. Contoh sol padat adalah batuan ruby (batuan permata).
Batuan ruby ini merupakan padatan kromium (Cr) yang tersebar dalam padatan
aluminium oksida. Sehingga, dari sini bisa kelihatan ya, kalau padatan kromium (Cr) itu
sebagai fase terdispersi dan padatan aluminium oksida (AI2O3) sebagai medium
pendispersi.

2. Sol

Sol memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi cair yang tidak mudah
berubah sifatnya. Jadi, bedanya sol dengan sol padat itu terletak di medium
pendispersinya, ya. Kalau sol padat mediumnya padat, sedangkan sol mediumnya cair.
Contoh jenis sistem koloid berupa sol adalah cat tembok. Cat tembok terdiri dari banyak
jenis padatan, di antaranya kalsium karbonat (CaCO3), kaolin, dan lain sebagainya. Zat
padat (fase terdispersi) inilah yang mengalami penyebaran dalam medium cair (medium
pendispersi) yang berupa air (H2O).

3. Aerosol Padat

Aerosol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi gas. Contoh
aerosol padat adalah asap kendaraan. Asap kendaraan mengandung padatan berupa
timbal, karbon, karbon monoksida, dan lain sebagainya, yang merupakan hasil
pembakaran tidak sempurna dari mesin. Makanya, ketika kamu melewati kendaraan
bermotor yang mengeluarkan asap, kadang kamu akan merasakan kelilipan karena
adanya padatan (fase terdispersi) di dalam asap (medium pendispersi).

4. Aerosol

Aerosol memiliki fase terdispersi berupa cairan dan medium pendispersi berupa gas. Jadi,
bedanya aerosol dengan aerosol padat terletak pada fase terdispersinya. Aerosol tidak
bisa bertahan lama. Hal ini karena zat penyusunnya yang mudah rusak oleh perubahan
suhu dan tekanan udara lingkungan. Contoh aerosol adalah parfum. Saat parfum
disemprotkan di udara, cairan parfum akan terdispersi atau tersebar di udara yang
wujudnya gas sebagai merupakan medium pendispersi.

5. Emulsi Padat

Nandafile24
5
SMAN9Mtr

Selanjutnya, ada emulsi padat yang memiliki fase terdispersi berupa cairan dalam
medium pendispersi padat. Contoh emulsi padat adalah agar-agar. Agar-agar terbuat
dari air (fase terdispersi) yang dicampur dengan bubuk agar-agar (medium
pendispersi). Pada saat bubuk agar-agar dipanaskan dalam air, serat dari agar-agar
akan bergerak bebas. Saat proses pendinginan, serat tersebut akan saling merapat dan
memadat. Jadi, pada agar-agar itu, partikel-partikel air terdispersi atau tersebar dalam
partikel agar-agar.

6. Emulsi

Nah, kalau fase terdispersi dan medium pendispersinya berupa cairan, maka disebutnya
emulsi. Emulsi biasanya tersusun oleh cairan dengan kepolaran senyawa yang
berbeda, sehingga tidak saling bercampur. Contoh jenis sistem koloid berupa emulsi
adalah susu. Emulsi pada campuran susu dan air itu terjadi ketika partikel air terdispersi
atau tersebar dalam partikel-partikel susu. Nah, karena partikel air dan susu ini punya
level kepolaran yang beda, maka kedua zat ini ga bisa bercampur dengan sempurna,
sehingga susu itu termasuk koloid, bukan larutan.

7. Buih Padat

Busa padat memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi padatan, atau
bisa disebut juga gas yang terdispersi di dalam padatan. Contoh sistem koloid berupa
buih padat adalah spons. Jika dilihat, spons itu merupakan sebuah padatan, tapi ketika
dipencet ternyata isinya udara. Itu tandanya, partikel-partikel udara atau gasnya
tersebar dalam medium padat, ya.

8. Buih

Jenis koloid yang terakhir, yaitu buih. Bedanya dengan buih padat, kalau buih
memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi cair, atau bisa disebut
juga gas yang terdispersi di dalam cairan. Contoh jenis koloid berbentuk buih adalah
buih sabun karena adanya udara (fase terdispersi) yang terjebak di dalam larutan
sabun (medium pendispersi). Hal ini terjadi karena molekul sabun yang saling tarik
menarik membentuk jaring atau lapisan yang dapat menjebak udara, sehingga
membentuk gelembung-gelembung bening berisi udara.

Nandafile24

Anda mungkin juga menyukai