Anda di halaman 1dari 1

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BILLY VANIA RAFANI DAN ANGGUN SAHARA MAWAR BARI


X IPS 3
PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN BERPERAN MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA
Pembangunan harus memuliakan umat manusia dan berpihak kepada kepentingan
masyarakat, tidak menciptakan marginalisasi sosial, serta tidak menyebabkan masyarakat
tercerabut dari akar kebudayaan dan identitas sosial. Hal tersebut disampaikan Menteri
PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam Simposium Nasional Kebudayaan
dengan tema “Pembangunan Karakter Bangsa untuk Melestarikan dan Menyejahterakan
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”, yang diselenggarakan di Balai Kartini, pada
Senin 20 November 2017.
“Sudah semestinya Bappenas mendalami isu-isu strategis pembangunan kebudayaan
dalam konteks pembangunan nasional secara menyeluruh. Pembangunan harus menyentuh
semua dimensi kehidupan manusia dan masyarakat, yang mencakup pula kebudayaan,” ujar
Menteri Bambang.
Globalisasi menjadi kekuatan transformatif yang mampu mengubah pola hubungan
antara negara-negara di dunia dalam semua aspek dan dimensi. Globalisasi juga dapat
menggerus nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menyebabkan gegar budaya di masyarakat.
“Kita harus merespons secara bijak agar globalisasi tidak membawa dampak pada
terkikisnya identitas kebudayaan Indonesia,” lanjut Menteri Bambang.
Kebijakan pembangunan kebudayaan semakin terarah dengan terbitnya Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. UU ini telah memberi panduan bagi
bangsa Indonesia untuk membangun kebudayaan nasional, yang mencakup dimensi yang
sangat luas.
“Pembangunan harus memastikan masyarakat dapat mengekspresikan kebebasan dan
kreativitas, serta mengaktualisasikan nilai-nilai budaya yang dianutnya. Dengan terbitnya UU
No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, maka peran kebudayaan adalah untuk
memperkaya keberagaman budaya, meneguhkan jati diri, persatuan dan kesatuan bangsa,
meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan mempengaruhi arah perkembangan peradaban
dunia,” ujar Menteri Bambang.
Acara dibuka Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan dihadiri Menteri Kabinet
Kerja, Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Panglima TNI, Kapolri dan para Kepala Staf
Angkatan. Simposium Nasional Kebudayaan digelar untuk mengidentifikasikan masalah
mendasar dalam membangun karakter bangsa dalam menghadapi perubahan global dan
perang generasi keempat serta generasi milenial yang diwarnai era persaingan daya saing
yang bebas dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai