Anda di halaman 1dari 3

2. Bagaimana cara menguji fermentasi alkohol di lab?

Fermentasi adalah proses penguraian bahan-bahan organik menjadi ATP dengan


hidrogen sebagai akseptornya. Sedangkan fermentasi alcohol adalah fermentasi
gula oleh semacam jamur, protista, dan beberapa bacteria yang menghasilkan
ethanol dan CO2(Prescott et.al, 2008).
Proses fermentasi glukosa menjadi alkohol :
C6H12O6

+ khamir 2 C2H5OH

(Glukosa)

2 CO2

(Etil alkohol) (Karbondioksida)

Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2


molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu
menghasilkan 38 molekul ATP.
A. Alat dan Bahan
Dalam praktikum ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut yaitu,
biakan murni S. cereviseae dalam medium taoge miring umur 2-4 hari, buahbuahan yang masak (pisang), (NH4)2HPO4, larutan I (JKJ), larutan KOH 10% dan
NaOH 10%, reagen Seliwanof, larutan methylene blue 0,01%, labu godog,
Erlenmeyer, tabung leher angsa.
B. Cara Kerja
Starter yang akan digunakan telah dibuat. Starter yang sudah jadi
dimasukkan dalam larutan yang ada pada erlenmeyer. Selanjutnya diinkubasikan
selama 1 minggu pada suhu kamar. Setelah selesai inkubasi, dilakukan pengujian
adanya alkohol secara kwalitatif.
Pengujian adanya alkohol secara kualitatif, yaitu 5 ml contoh bahan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambah 2 ml larutan KOH atau NaOH
10%. Dan diteteskan larutan Jodium (JKJ) tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi
tersebut sampai warnanya tidak berubah. Larutan didiamkan beberapa menit dan
digoyang-goyang untuk mengetahui adanya kristal-kristal atau bau jodoform.

C. Hasil
Fermentasi

Bahan
Air

Alko-hol

mikrobia

warna

rasa
manis,

bau
Alko-

keruh

asam

holis

buah

kelapa

Nama

Uji organoleptik

Khamir

pH

D. Pembahasan
Pada percobaan ini, digunakan cairan buah kelapa baik dengan perlakuan
aerasi dan non aerasi serta yeast/khamir yang biasanya digunakan pada fermentasi
alkohol yaitu Saccharomyces cerevisiae. Mikrobia yang berperan dalam proses
fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi gula yang
dibutuhkan sekitar 10-18% (konsentrasi gula tinggi dapat menghambat kerja
khamir, fermentasi berjalan lama, dan beberapa gula tidak habis digunakan), pH
minimum yang mampu mendorong pertumbuhan khamir dan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain yaitu sekitar 4-4,5, dan suhu diatur antara 20350C, kemudian komposisi bahan dasar dan adanya zat-zat pendukung, dan yang
terakhir adalah ketersediaan O2 yang diperlukan untuk pertumbuhan khamir
(proses fermentasi berlangsung secara anaerob).
Dalam percobaan ini, dilakukan proses pembuatan starter dari sebagian
cairan buah kelapa. Cairan buah kelapa diambil dan diinokulasikan dengan
khamir. Proses pembuatan starter bertujuan agar sel khamir beradaptasi dengan
medium substrat, serta mengkondisikan sel khamir pada fase pertumbuhan
eksponensial. Dalam fase ini, bakteri sudah melalui proses adaptasi pada medium
dan terjadi aktivitas metabolik konstan serta terjadi peningkatan jumlah substansisubstansi dalam sel. Ketika larutan starter dituang dalam medium tidak terjadi fase
lag atau fase adaptasi. Jadi, inkubasi tidak terlalu lama karena khamir sudah
teradaptasi terlebih dahulu pada larutan starter untuk hidup pada medium tersebut.
Saat inkubasi, bakteri langsung memproduksi hasil-hasil metabolismenya seperti
alkohol (Pelczar dan Chan, 1981).
Saccharomyces cerevisiae melakukan fermentasi gula sederhana yang
menghasilkan akohol dan terbentuknya asam-asam organik yang dihasilkan dari

aktivitas bakteri. Pengasaman ini akan menyebabkan pembusukan apabila


dibiarkan terlalu lama. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Amilum gula sederhana alkohol asam-asam organik

Bakteri

Khamir

Bakteri

Di dalam proses fermentasi, khamir melakukan reaksi metabolik untuk


mengubah asam piruvat menjadi etanol. Proses ini melibatkan dekarboksilat asam
piruvat menjadi asetaldehid yang diikuti oleh reduksin, di mana asetaldehid
diubah menjadi alkohol. Selain alkohol dihasilkan pula CO2 yang menghasilkan
buih pada bir atau sampanye. Selain itu oleh khamir alkohol juga dapat dihasilkan
melalui reaksi fermentasi oleh bakteri. (Prescott,2008).
Pada percobaan ini dilakukan uji organoleptik. Didapatkan bahwa berbau
alkoholis dan rasanya manis agak asam. Hal ini menunjukkan terjadinya
fermentasi lebih lanjut yang dilakukan oleh khamir ataupun bakteri. Dalam
percobaan ini juga dilakukan uji kimiawi secara kualitatif yaitu dengan uji
Selliwanof dan uji Iodoform. Pengujian gula secara kualitatif yaitu dengan uji
Selliwanof. Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya sisa gula yang
terbentuk setelah proses fermentasi. Reaksi yang dihasikan adalah negatif yang
ditandai dengan terbentuknya warna larutan yang keruh. Hal ini menunjukkan
bahwa semua gula yang terbentuk difermentasikan menjadi alkohol. Selanjutnya
dilakukan uji Iodoform, yang bertujuan untuk mengetahui terdapat kandugan
alkohol atau tidak. Dan uji ini bersifat kualitatif. Setelah diujikan dihasilkan bau
yang menyengat. Hal ini menunjukkan bahwa pada cairan buah kelapa tersebut
terkandung alkohol yang merupakan hasil aktivitas mikrobia (fermentasi).
Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum. Edisi keenam. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta, hal. 307.
Singleton,P. & Diana S.2006.Dictionary of Microbiology and Molecular Biology
edition.John Willey &Sons.England.p:311

Anda mungkin juga menyukai