Deskripsi singkat
Metabolit primer adalah senyawa yang termasuk produk akhir yang mempunyai
berat molekul rendah dan dihasilkan pada fase eksponensial oleh mikrobia.
Senyawa metabolit primer digunakan untuk membentuk makromolekul atau
yang dikonversikan menjadi koenzim, senyawa antara seperti asam amino nukletida
purin, pirimidin, vitamin, asam organik, seperti asam sitrat, asam fumarat, aseton
butanol, asam asetat dan enzim termasuk metabolit primer.
Metabolit primer lainnya adalah yang termasuk senyawa antara pada jalur
reaksi Embden Meyerhof, jalur pentosafosfat, dan siklus asam triherboksilat (Siklus
Krebs). Untuk produksi senyawa metabolit primer dipilih mikrobia yang potensial untuk
fermentasi.
A. Bahan dasar
Ada bermacam-macain cuka, perbedaannya terutama terletak pada bahan
yang dipakai dalam fermentasi alkohol, seperti macam sari buah, sirop, dan
bahan yang mengandung pati yang dihidrolisis. Bermacam-macam bahan yang
dapat dibuat menjadi cuka diantaranya adalah:
1. Sari buah-buahan, misalnya apel, anggur, jeruk, dan sebagainya.
2. Sayur-sayuran yang mengandung pati, misalnya kentang atau kentang
manis, yang mana pati harus dihidrolisis menjadi gula Iebih dahulu.
3. Biji-bijian gandum, seperti barley, gandum hitam, jagung, dan gandum.
4. Minuman keras atau alkohol, misalnya dari bir, atau dari etil alcohol yang
berubah sifat.
1. Proses pembuatan
Pada proses pembuatan cuka terjadi 2 macam perubahan biokimiawi, yaitu:
1. Fermentasi gula menjadi etil alkohol, dan
2. Oksidasi alkohol menjadi asam asetat
Tahap pertama adalah proses anaerobik yang dilakukan khamir dan
menghasilkan alkohol
Reaksi: C6H12O6 2CO2 + 2 C2H5OH
Glukosa Alkohol
Pada proses ini sejumlah kecil produk lain dihasilkan, seperti gliserol dan
asam asetat. Juga ada sejumlah kecil substansi lain, dihasilkan dari senyawa
selain gula, termasuk asam suksinat dan amil alkohol.
Alkohol yang dihasilkan pada proses pertama digunakan sebagai sumber
energi bagi bakteri, yang kemudian mengoksidasinya menjadi asam asetat.
Bakteri ini menggunakan substansi lain dalam cairan yang difermentasi sebagai
makanan.
Reaksi yang merupakan reaksi aerob ini dapat dituliskan sebagai berikut :
C2H5OH + O2 CH3COOH + H2O
Alkohol asam asetat
Asetaldehid adalah senyawa intermedier dalam reaksi ini. Di antara produk
akhirnya adalah sejumlah kecil aldehid, ester, aseton, dan sebagainya. Bau
cuka yang sedap berasal dari adanya bermacarn-macarn ester seperti etil
asetat, dari alkohol, gula, gliserin dan minyak menguap yang dihasilkan dalam
jumlah kecil oleh aksi mikrobia. Bau ini dapat juga berasal dari sari buah-
buahan yang difermentasi, gandum, atau cairan bersifat alkohol Iainnya, dari
mana cuka dibuat.
Metode pembuatan cuka dapat dibedakan menjadi metode lambat seperti
yang dikerjakan di rumah, atau metode let alone, metode Perancis atau
Orleans, dan metode cepat, seperti proses pembuatan dengan generator,
prosedur fogging. Pada metode lambat, cairan alkohol tidak bergerak selama
asetifikasi, sedangkan pada metode cepat, cairan alkohol bergerak. Metode
lambat menggunakan sari buah-buahan yang difermentasi atau cairan gandum
untuk menghasilkan asam asetat. Sedangkan metode cepat kebanyakan untuk
menghasilkan cuka dan minuman keras (alkohol). Cairan gandum atau buah
disediakan untuk makanan bakteri cuka, tetapi untuk memelihara bakteri cuka
aktif dalam metode cepat menggunakan alkohol, ditambah dengan vinegar
food, yang merupakan kombinasi senyawa organik dan anorganik.
Prosentase cuka dinyatakan dalarn grain, yaitu 10 kali jumlah gram asam
asetat per 100 ml cuka. Jadi cuka 40 grain mengandung 4 gram asam asetat
per 100 ml cuka pada suhu 20 C.
3. Penyebab kerusakan cuka
Logam dan garam-garamnya menyebabkan kekeruhan dan perubahan
warna cuka. Kerusakan yang disebabkan mikroorganisrne dapat
menyebabkan rendahnya mutu bahan dari mana cuka dibuat atau
rendahnya mutu cuka itu sendiri. Spesies Lactobacillus dan Leuconostoc
dalam sari buah-buahan tidak hanya bertanggung jawab pada rasa tidak
enak, tetapi juga menghasilkan asam asetat yang cukup mengganggu
fermentasi alkohol oleh khamir. Pada keadaan anaerob, bakteri asam
butirat rnenghasikan asam yang tidak diinginkan. Kesulitan ini dapat
dikurangi dengan penambahan sulfur dioksida pada sari buah, tetapi
kemikalia ini menghambat bakteri cuka.
Kerusakan cuka diantaranya adalah rusaknya asam asetat pada
produk. Lapisan tipis bakteri pada proses pembuatan cuka mengurangi
kecepatan asetifikasi. Oksidasi asam asetat dalam cuka menjadi
karbondioksida dan air dapat ditimbulkan oleh bakteri asam asetat sendiri
selama proses pembuatan cuka jika kekurangan alkohol atau aerasinya
berlebihan. Organisme lain yang dapat mengoksidasi asam asetat pada
keadaan aerob adalah lapisan khamir, jamur benang dan algae.
Fermentasi bir
Minuman fermentasi yang tertua adalah bir :
Pada tahun 4000 SM bir dibuat dari :
Gandum (barley), padi-padian atau bijian yang lain, yang diolah menjadi
roti, kemudian dihancurkan disuspensikan dengan air dan difermentasikan.
Rasanya ada yang manis dan ada yang masam.
Sebelum tahun 700, bir dibuat dari :
Biji-bijian tanpa ditambah hop (bunga) sehingga rasanya berbeda
dengan bir sekarang
Ditarnbah rempah-rernpah.
Pada abad ke 15, bir telah menggunakan hop
Sekarang bir terbuat dari :
Kecambah gandurn (malt), tepung beras atau jagung, air, hop.
Difermentasikan dengan rnenggunakan khamir
Mekanisme proses fermentasi bir :
Pati dari kecambah gandum, beras atau jagung dikonversikan menjadi
maltosa dan dekstrin yang dibantu oleh ensim yang terdapat dalam
kecambah gandum.
Campuran karbohidrat yang diperoleh tersebut dalam bentuk larutan
yang disebut wort, direbus bersama-sama dengan hop, didinginkan.
Difermentasikan menjadi bir yang beralkohol, CO2 dan sisa-sisa
dekstrin.
Bir telah jadi mengandung :
a. Air, dekstrin, alkohol dan CO2
b. Gula-gula yang tak dapat difermentasikan, protein dan senyawa
aromatik yang berasal dari resin hop
c. Dan hasil samping minyak fussel
Fermentasi anggur dilakukan penambahan SO2 ke buah anggur dengan tujuan untuk :
a. Mencegah browning selama penghancuran buah
b. Menghambat aktivitas khamir lain
Macam-macam wine :
1. Wine putih : anggur yang dibuat dari buah anggur berwarna hijau dan juga
warna merah yang telah dikupas kulitnya.
2. Wine merrah : anggur yang dibuat dari keseluruhan buah anggur berwarna
merah.
Jenis Khamir Terdapatnya
Candida pulcherima (Metschnikovia Ekstrak (hancuran buah anggur dan wine)
pulcherima)
Saccaromyces cerevisiae Wine klasik
Kloeckera Africana; K. apiculata Wine dan huah anggur
S. carlsbergensis; S. rouxii Wine dan buahnya
Torulopsis stelatta Wine
Cara pembuatan wine (Gambar 2)
1. Buah anggur yang dipetik dari kebun dihancurkan menjadi bentuk cairan yang
disebut must.
2. Khamir yang berasal dari permukaan kulit anggur sebagai inokulum dan kadang-
kadang diinokulasi dengan S. cerevisieae.
3. Proses fermentasi dilakukan :
a. Red wine :
Warna merah terbentuk selama proses fermentasi karena terjadi ekstraksi
warna kulit buah anggur oleh alkohol yang terbentuk.
CO2 terbentuk selama fermentasi sehingga sisa buahan dan kulit terangkat
keatas
Lama fermentasi 3 - 5 hari pada 24 - 27 C
b. White wine
Proses hampir sama dengan red wine tetapi tidak terjadi warna
Lama fermentasi 7 - 14 hari pada 10 - 21 C
Kandungan alkohol 19 - 21%.
c. Memerlukan karbonasi yang dilakukan dengan rnenginjeksikan CO2 setelah
proses fermentasi selesai.
2. ASAM AMINO
Kebanyakan mikrobia mensintesa asam amino yang digunakan untuk
biosintesa protein dari glukosa dan ammonium. Asam amino ini sebagai senyawa
antara dalam metabolisme, tetapi pada akhir fase exponensial dibebaskan dalam
medium walaupun jumlah sedikit.
Di Jepang banyak paten produksi asam amino tetapi hanya asarn glutamat dan
lisin yang diproduksi oleh industri dalam jumlah besar.
Myobacterium 0,007
Smignaxtis gr/l
Glisin
4. ENSIM
Produk metabolit yang bersifat primer dan sekunder adalah ensirn. Ensim
dihasilkan oleh mikrobia dalam industri fermentasi berupa exoensim dan endoensim.
Ensim dapat digunakan sebagai komponen pengempuk daging, komponen pembuatan
detergen, untuk kebersihan, pembuatan sirup, dan sebagainya.
1. Komposisi media untuk produksi ensim
Kebanyakan ensim mikrobia bersifat hidrolase yaitu ensim indusibel, ensim
diproduksi bila diinduksi. Misal ensim -glactosidase diproduksi dalam media yang
mengandung laktosa.
Metoda untuk memperoleh ensim dalam jumlah besar perlu ditambahkan
kedalam medium inducer dengan konsentrasi rendah (contoh 0,05 % selobiosa).
Pengaruh bermacam-macam inducer terhadap penghasilan ensim sebagai berikut:
Produk
Ensim Jenis jamur benang Inducer
(international unit)
Selulase Trichoderma viride Selulose 22,5
Selobiose 0,2
Selobiose dipalmitat 4,8
Dextranase Penicellium Dekstran 1080
funiculosum Isomaltosa 2
Isomaltosa dipalmiat 1098