Anda di halaman 1dari 13

RIVIEW JURNAL

1) WILHELMUS ALFRAYANTO LEVEN


(1813010009)
2) FITRIA RAMADHANI ABUBAKAR
(1813010021)
3) MARIA YELISTA ( 1813010012)
4) BENEDIKTA YOHANISTA
(1813010011)
Judul jurnal

EFFECTS OF WATER EXCHANGE ON WATER


QUALITY PARAMETERS, NUTRIENT UTILIZATION
AND GROWTH OF AFRICAN CATFISH (CLARIAS
GARIEPINUS)
PENULIS :
01 Adebola Oluyinka Ajiboye, Adeniyi Adediran Awogbade
dan Oluseun Adebola Babalola

TAHUN PUBLIKASI :
02 Jurnal Dipublikasikan Pada Tahun 2015
Agenda
Style 03
JURNAL :
International Journal of Livestock Production

PERIVIEW:
04 WILHELMUS ALFARYANTO LEVEN
FITRIA PUTRI RAMADHANI ABUBAKAR
MARIA YELISTA DAN BENEDIKTA YOHANISTA
TUJUAN/PURPOSE
::
.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh


pertukaran air terhadap parameter kualitas air (seperti pH,
suhu air, oksigen terlarut, amonia) pemanfaatan hara dan
pertumbuhan Clarias gariepinusa
PENDAHULUAN

Untuk memastikan pemanfaatan nutrisi pakan yang optimal dan pertumbuhan


ikan air tawar tropis, pembudidaya ikan harus berupaya memantau parameter
kualitas air. Produksi optimal di sektor perikanan sangat bergantung pada
kualitas fisik, kimia dan biologi air (Bhatnagar dan Devi, 2013). Sangat jelas
terlihat bahwa kesehatan dan pertumbuhan ikan selanjutnya berhubungan
langsung dengan kualitas air tempat ikan dibesarkan (Viadero, 2005).
Parameter kualitas air seperti oksigen terlarut, pH, kekeruhan, alkalinitas,
amonia, suhu dan faktor-faktor lain seperti kebutuhan oksigen biologis dan
kebutuhan oksigen kimia menunjukkan tingkat pencemaran pada badan air
tertentu (Ehiagbonare dan Ogundiran, 2010). Oleh karena itu, sangat penting
untuk dicatat bahwa, pengelolaan kolam yang sukses membutuhkan
pemahaman tentang kualitas air (Bhatnagar dan Devi, 2013). Air adalah rumah
ikan dan kualitasnya diabaikan dalam pengelolaan ikan .
MATERIAL DAN
Analisis Data METODE
Data yang terkumpul dianalisis Jumlah total 225 C. gariepinus dengan berat
menggunakan Paket Statistik rata-rata 2,60 ± 0,01 g dibeli dari peternakan
untuk Ilmu Sosial (SPSS), Versi terkemuka di Ibadan, Negara Bagian Oyo,
11, 2001 dan Perangkat Lunak Nigeria. Sampel ikan diangkut di dalam
Analisis Statistik (SAS), Versi 8, container 50 L. Sampel ikan diaklimatisasi
2001. Uji Jarak Berganda Duncan sebelum dimulainya percobaan selama dua
digunakan untuk membandingkan minggu di laboratorium. Sampel ikan secara
perbedaan di antara rata-rata. acak dibagi menjadi lima perlakuan dan
Tingkat signifikan ditetapkan pada ditebar pada 15 ikan per perlakuan dalam tiga
5%. ulangan dalam 50 L mangkuk percobaan.
Sampel ikan yang diberikan diberi makan
setiap hari selama 12 minggu pada 5%
biomassa.
Lanjutan :

ikan diberi makan tiga kali sehari (7.00 pagi, 12.00 siang dan
6.00 sore) dengan pakan pelet Duratee 2 mm. Tingkat
pemberian makan ikan disesuaikan setiap minggu setelah
mengukur total biomassa dari setiap perlakuan. Air diganti
setiap hari di T1 dan dialokasikan sebagai kontrol sedangkan
di perlakuan lain air diganti setiap 2, 3, 4 dan 5 hari dan
perlakuan diberi masing-masing T2, T3, 4 T4 dan T5. Sampel
air dikumpulkan setiap dua minggu untuk menentukan
parameter kualitas air. PH air ditentukan menggunakan digital
pH meter Suntex (model TS-2). Oksigen terlarut ditentukan
menggunakan meteran oksigen terlarut (model Jenway DO
9071). Pengukur oksigen terlarut distandarisasi dengan
menggunakan kalium klorida jenuh dan larutan nol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
LANJUTAN :

pH merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas air


dibutuhkan untuk produksi akuakultur. Kisaran nilai pH yang
diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Wurts dan
Durborow (1992) dan Bhatnagar dan Devi (2004). Mereka
merekomendasikan bahwa tingkat pH optimal di kolam harus
antara 6,5 dan 9. Nilai signifikan yang tercatat di T1 dapat
dikaitkan dengan pergantian air secara teratur yang memastikan
tingkat optimal ion hidrogen dan anion hidroksil dalam media
kultur. Demikian pula, nilai oksigen terlarut berada dalam kisaran
(3,30 hingga 12 mgl- 1) dilaporkan oleh Moogouel et al., (2010).
Nilai terendah dari oksigen terlarut yang dilaporkan dalam T5
dapat dikaitkan dengan fakta bahwa, tidak ada pertukaran air yang
teratur dalam media kultur. Oksigen terlarut yang tersedia telah
dimanfaatkan oleh ikan. Oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
organisme akuatik dalam setiap media kultur dapat ditentukan
dengan pertukaran air yang konstan dalam media kultur pada
tingkat yang optimal. Nilai amonia dalam percobaan ini sangat
rendah dibandingkan dengan nilai (1,25 sampai 4,63 mgl- 1)
direkam oleh Moogouel et al. (2010).
KESIMPULAN

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pertukaran


air merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan dalam memastikan parameter
kualitas air yang baik, pemanfaatan nutrisi dari
makanan dan pertumbuhan ikan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai