1. Latar Belakang
Secara geografis, kawasan Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja Ampat dan laut
di sekitarnya terletak pada 0º14’18’’BT- 0º25’29’’LS dan 130º18’32’’ -130º10’29’’BT.
Sementara secara administratif, wilayah ini masuk ke dalam Distrik Waigeo Barat,
Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kawasan Suaka Alam Perairan Kepulauan
Raja Ampat dan laut di sekitarnya memiliki batas-batas sebagai berikut; Sebelah Utara
berbatasan dengan Pulau Waigeo; Sebelah Selatan berbatasan dengan perairan
Kepulauan Fam; Sebelah Timur berbatasan dengan perairan Pulau Gam; dan Sebelah
Barat berbatasan dengan perairan Pulau Batangpele dan Pulau Maijafun. Kepulauan Raja
Ampat dikenal memiliki tingkat keanekaragaman hayati dan endimisitas sumber daya
pesisir dan laut yang tinggi. Dalam konteks regional, Kepulauan Raja Ampat termasuk
dalam kawasan segitiga karang dunia (coral triangle) dan merupakan bagian kawasan
penting keanekaragaman hayati pesisir dan laut. Kawasan segitiga karang ditandai
dengan adanya 500 atau lebih jenis karang dan merupakan pusat dari kelimpahan dan
keragaman karang di bumi. Raja Ampat ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan
Nasional (KKPN) karena memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi
berupa terumbu karang, mangrove, litoral dan rumput laut. Wilayah ini terletak di
‘jantung’ kekayaan terumbu karang dunia yang dikenal dengan sebutan Segitiga
Karang/Coral Triangle. Kepulauan ini merupakan salah satu kawasan yang memiliki
fauna ikan karang terkaya di dunia yang terdiri dari paling sedikit 1,074 spesies serta
merupakan areal pembesaran bagi sebagian besar jenis penyu yang terancam punah.