Anda di halaman 1dari 6

JENIS-JENIS DAN CARA MASUK LIMBAH KE PERAIRAN

 Jenis-jenis limbah berdasarkan sifatnya :


1. Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini selalu larut
dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak). Contoh
dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan piring, limbah cair dari
industri, dan lain-lain. Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air
dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut
maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran,
perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur
dengan air tanah, air permukaan, ataupun air hujan (Soeparman dan Suparmin,
2002). Menurut Chandra (2005), limbah cair merupakan salah satu jenis sampah.
Adapun sampah (waste) adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak
terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.
Secara umum limbah cair dapat dibagi menjadi :
1. Human excreta (feses dan urine)
2. Sewage (air limbah)
3. Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).
Menurut Soeparman dan Suparmin (2002), limbah cair bersumber dari aktivitas
manusia (human sources) dan aktivitas alam (natural sources). Beberapa aktivitas
manusia yang menghasilkan limbah cair diantaranya adalah aktivitas dalam
bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian dan
pelayanan jasa(Sugiharto 2005). Limbah cair domestik adalah hasil buangan dari
perumahan, bangunan, perdagangan, perkantoran dan sarana sejenisnya. Limbah
cair domestik mengandung susunan senyawa organik, baik itu alami maupun
sintetis. Senyawa ini masuk ke dalam badan air sebagai hasil dari aktivitas
manusia. Penyusun utamanya berupa polysakarida (karbohidrat), polipeptida
(protein), lemak (fats) dan asam nukleat (nucleid acid).
2. Limbah Padat
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering
dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal
dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri, dan lain-lain.
Limbah padat adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik
karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena
sudah tidak ada menfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonomi tidak ada
harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau
gangguan terhadap lingkungan hidup (Hadiwiyoto, 1983). Berdasarkan sifat kimia
terdapat dua jenis limbah padat, yaitu:
 Limbah padat Organik, yang mengandung senyawa-senyawa
organik dan tersusun oleh unsur-unsur karbon,hidrogen, oksigen
dan nitrogen. Bahan-bahan ini mudah didegradasi oleh mikroba.
Bahan-bahan yangtermasuk dalam jenis limbah padat ini, antara
lain daun-daunan, kayu, tulang, sisa makanan, sayuran,buah-
buahan dan sebagainya.
 Limbah padat Anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi,
dan logam-logam lainnya seperti gelas, mika atau bahan-bahan
yang tidak tersusun oleh senyawa organik. Limbah padat ini sulit
didegradasi olehmikroorganisme di alam.
Limbah domestik mengandung sampah padat berupa tinja dan cair yang berasal
dari sampah rumah tangga ( Supriharyono,2002), dengan beberapa sifat utama,
antara lain a) mengandung bakteri, b) mengandung bahan organik dan padatan
tersuspensi sehingga BOD biasanya tinggi, c) padatan organik dan anorganik
yang mengendap di dasar perairan dan menyebabkan DO rendah, d) mengandung
bahan terapung dalam bentuk suspensi sehingga mengurangi kenyamanan.
3. Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara
alami udara mengandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dll.
Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami akan
menurunkan kualitas udara. Limbah gas yang dibuang keudara biasanya
mengandung partikel-partikel bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat
kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan padatan
dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat. Seperti limbah gas yang
dihasilkan oleh suatu pabrik dapat mengeluarkan gas yang berupa asap, partikel
serta debu. Apabila ini tidak ditangkap dengan menggunakan alat, maka dengan
dibantu oleh angin akan memberikan jangkauan pencemaran yang lebih luas.
Jenis dan karakteristik setiap jenis limbah akan tergantung dari sumber limbah
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun
yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Suatu limbah
digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun
yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan
manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya
dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan,
sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan
khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan
toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.  Limbah B3 bukan hanya dapat
dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan
beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah
tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian,
deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih
lantai, pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair
spray, dan batu baterai.
Menurut Watts (1997) di dalam Mukhlishoh (2012) karakteristik limbah B3
diklasifikasikan menjadi 4 yaitu bersifat mudah terbakar yaitu limbah yang
bersifat likuida dengan titik nyala sama dengan atau di bawah 60°C. sedangkan
untuk non likuida yang terbakar di bawah kondisi normal dikarenakan adanya
gesekan, atau perubahan sifat kimia secara spontan yang dapat menimbulkan
bahaya, bersifat korosif yaitu limbah yang bersifat cair yang memiliki pH 2 atau
12,5 atau cairan yang menyebabkan perkaratan pada besi yang lebih tinggi dari
6,35 mm/tahun, bersifat reaktif yaitu limbah yang tidak stabil, dan mengalami
perubahan yang besar tanpa adanya pemicu langsung bereaksi dengan air, limbah
ini berpotensi terjadi ledakan apabila bertemu dengan air, limbah bersifat beracun
yaitu limbah yang melalui tes Toxicity Characteristic Leaching Procedure
(TCLP) dinyatakan bersifat racun, dengan membandingkan konsentrasi lleachate
mengandung 31 senyawa organic dan 8 senyawa anorganik.
 Cara Masuk Limbah Ke Perairan
1. Limbah cair
Limbah cair bersumber dari aktivitas manusia seperti kegiatan rumah tangga,
Pabrik dan lain-lain, yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem
prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga dalam
proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan
kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan
sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses
dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air.
Dan selanjutnya akan masuk ke perairan sehinggga menyebabkan perairan yang
dimasuki limbah cair tersebut tercemar dan menyebabkan terganggunya
ekosistem di perariran tersebut beserta organisme yang hidup didalam perairan
dan disekitar perairan tersebut.
2. Limbah padat
Masuknya limbah padat ke dalam perairan seperti ampas-ampas hasil industry
dan juga sisa-sia dari aktivitas manusia berupa kegiatan rumah
tangga,perikanan,pertanian,perusahaan ini dimulai dari pembuangan limbah
padat secara langsung dan tanpa diolah terlebih dahulu ke dalam perairan yang
ada, Limbah padat yang telah masuk dalam suatu perairan dapat menyebabkan
turunya kualitas air dalam perairan tersebut dan juga dapat menyebabkan
terganggunya kehidupan dalam perairan tersebut. Limbah padat yang masuk ke
perairan juga dapat terjadi akibat hanyut terbawa bersama dengan limbah cair
yang dibuang secara langsung menuju perairan.
3. Limbah Gas
Limbah gas biasanya bersal dari kegiatan insustri. Meski disebut limbah gas,
limbah jenis ini tidak sepenuhnya berbentuk gas. Ada partikel-partikel benda
padat atau cair yang terkandung di dalamnya.Bentuk partikel yang sangat kecil
membuat limbah jenis ini mudah tersebar lewat udara. Biasanya, limbah gas juga
mengandung debu. Beberapa contoh dari limbah jenis ini di antaranya adalah
karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, sulfur oksida, asam
klorida, amonia, metan, hidrogen fluorida, nitrogen sulfida dan klorin. Limbah
gas yang dihasilkan dari kegiatan industry t yang tidak menggunakan cerobong
asap penyaring akan mengeluarkan gas-gas yang berbahaya dan juga akan
menggangu masuknya matahari dalam perairan sehingga menghambat proses
fotosintesis fitoplankton sebagai penyedia oksigen dalam perairan.
4. Limbah B3
sumber limbah B3 dapat dibagi seperti limbah B3 dari sumber tidak spesifi k
yaitu limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibitor
korosif) pelarut kerak dan pengemasan, limbah B3 dari sumber spesifi k yaitu
limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat
ditentukan, sedangkan limbah B3 lain seperti bahan kimia kedaluwarsa,
tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifi
kasi tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan
kembali maka suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan pengelolaan
limbah B3 lainnya. Contoh dari masuknya limbah B3 ke dalam perairan adalah
pemb uangan minyak atau oli ke dalam laut. Di sisi lain, ada kalanya masalah
yang sama terjadi akibat kegiatan manusia, terutama tumpahan minyak yang
mengakibatkan kerusakan ekosistem laut. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain
aktivitas pelayaran, penangkapan ikan dan sumber daya hayati laut lainnya,
pengeboran minyak dan gas lepas pantai (offshore), hingga kecelakaan-
kecelakaan tumpahan minyak dari kapal tanker, dan kebocoran pipa anjungan
minyak lepas pantai

DAFTAR PUSTAKA
Supriharyono, 2002. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir
Tropis. Jakarta
Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Soeparman dan Suparmin. (2002). Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Hadiwiyoto, Soewedo. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta:
Yayasan Idayu

Sugiharto. (2005). Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta, UI Press.


Mukhlishoh, I. 2012. Pengelolaan Limbah B3 Bengkel Resmi Kendaraan Bermontor Roda
Dua di Surabaya Pusat. Surabaya: jurnal ITS Library, http;//digilib. its.ac.id/Pengelolaan-limbah-
b3-bengkel-resmikendaraan- bermontor –roda-dua-di-surabaya-pusat19624.html. ITS, 25 Okt
2013.
Sidik Abdurrakhman A, dkk.2012. Studi Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya Dan
Beracun) Laboratorium Laboratorium Di ITB.Bandung;Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai