Apakah kondisi pasang surut pada perairan diDesa Fahiluka layak untuk penataan budidaya
tambak ikan bandeng (Chanos chanos)
Apakah kondisi arus air pada perairan diDesa Fahiluka layak untuk penataan budidaya
tambak ikan bandeng (Chanos chanos)
I.3 Tujuan
Tujuan yang didapat dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui apakah kondisi pasang surut pada perairan diDesa Fahiluka layak
dijadikan tempat penataan budidaya tambak ikan bandeng (Chanos chanos)
Untuk mengetahui apakah kondisi arus air pada perairan diDesa Fahiluka layak dijadikan
tempat penataan budidaya tambak ikan bandeng (chanos chanos)
I.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi dan pengetahuan tentang kondisi pasang
surut dan arus air laut diDesa Fahiluka dalam penataan budidaya tambak ikan bandeng (Chanos
chanos)
I.5 Hipotesis
H1: Diduga kondisi pasang surut pada perairan diDesa Fahiluka layak dalam penataan budidaya
tambak ikan bandeng (Chanos chanos)
H2: Diduga kondisi arus air laut pada perairan diDesa Fahiluka layak dalam penataan budidaya
tambak ikan bandeng (Chanos chanos)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. I Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Klasifikasi dan Morfologi
2.1.1. Klasifikasi Bandeng (C. chanos)
Klasifikasi Bandeng (C. chanos) menurut Nelson (2006)
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Craniata
Superkelas : Gnathostomata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Superordo : Ostariophysi
Ordo : Gonorynchiformes
Subordo : Chanoidei
Famili : Chanidae
Subfamili : Chaninae
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos
Bandeng (C. chanos) merupakan ikan yang termasuk ke dalam famili
Chanidae dan merupakan jenis yang masih tersisa dalam famili tersebut (Nelson,
2006). Bandeng merupakan ikan dengan tingkat toleransi salinitas yang tinggi
(euryhaline) sehingga dapat hidup di perairan payau maupun di lautan lepas
(Priyono et al., 2011) dan dapat tumbuh hingga mencapai 2 meter dengan berat 14
kg. Bandeng pada umumnya akan melepaskan telurnya pada perairan laut dangkal,
dimana setelah menetas nener Bandeng akan hidup di laut selama kurang lebih 2
hingga 3 minggu. Selanjutnya pada fase remaja (juvenile) Bandeng akan melakukan
migrasi menuju perairan payau (sekitar hutan mangrove) bahkan danau dan akan kembali menuju laut
setelah matang secara seksual dan bereproduksi (Priyono et
al., 2011).
Bandeng merupakan ikan yang kaya dengan nutrisi yang sangat tinggi
seperti kandungan protein yang mencapai 24% (Hafiludin, 2015). Tingginya
kandungan nutrisi yang dimiliki Bandeng menjadikan Bandeng sebagai pakan
populer di wilayah Asia Tenggara (Fauzi, 2013). Hal ini mendorong meningkatnya
jumlah petani tambak yang membudidayakan Bandeng. Penyebaran budidaya
Bandeng di Indonesia sudah sangat luas dimana hampir di setiap provinsi dapat
ditemukan pembudidayaan Bandeng.
2.1.3. Habitat Bandeng
Bandeng merupakan ikan yang memiliki penyebaran di laut tropik Indo
Pasifik namun lebih dominan di daerah Asia (Priyono et al., 2011). Bandeng
dewasa pada umumnya hidup pada perairan laut dengan dengan kedalaman 1
hingga 30 meter dan berkarang. Nener Bandeng yang baru menetas pada umumnya
akan hidup pada perairan laut dangkal selama 2 hingga 3 minggu kemudian
bermigrasi ke hutan mangrove, muara sungai, hingga danau ketika remaja sebelum
kembali ke laut dengan kedalaman 10-30 meter ketika dewasa untuk berkembang
biak.