Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG

SUMBER DAYA PERIKANAN

OLEH :

KELOMPOK II

AMAL MUSAKIR (I1A1 15 129)


IKSAL HATTA (I1A1 16 120)
IRFAN IBRAHIM (I1A1 16 122)
NAZAR RAHMAN (I1A1 16 132)
RIKI (I1A1 16 135)
SULPIAN SAHDATUN K. (I1A1 16 142)
REKZA HIDAYAT (I1A1 17 006)
KIANAWATI TAULA (I1A1 17 002)
LULUK SANTIKA (I1A1 17 004)
NINRIANA (I1A1 17 005)
RENI RAHMAATI (I1A1 17 007)
SITI ADELIA (I1A1 17 010)
VIVI SATIA YANTI E. (I1A1 17 012)

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktek Lapang sumberdaya perikanan

Laporan Lengkap : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata
Kuliah sumberdaya perikanan
Kelompok : II (Dua)

Jurusan : Manajemen Sumber Daya Perairan

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Laporan Lengkap ini,


Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Koordinator Asisten Asisten Pembimbing

ASRIN RISKO ARSYAD

Mengetahui,
Koordinator Dosen Mata Kuliah
Sumber Daya Perikanan

Dr. Asriyana, S.Pi, M.pi


NIP. 19761211 200003 2 002

Kendari, Mei 2019


Tanggal Pengesahan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia

dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan lengkap praktek

lapamg sumberdaya perikanan ini untuk memenuhi salah satu persyaratan

kelulusan pada mata kuliah sumberdaya perikanan di dalam jurusan, Manajemen

Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata

kuliah sumberdaya perikanan serta asisten yang telah mendampingi Penulis pada

saat praktek. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu menyiapkan, memberikan masukan dan menyusun

laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis meminta segala kritik dan

saran yang membangun guna penyempurnaan laporan ini.

Kendari, Mei 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

HALAMAN JUDUL............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Potensi Sumber Daya Ikan Karang ......................................... 3
B. Habitat dan Penyedaran Sumber Daya Ikan Karang .............. 4
C. Nilai EKonomis Sumber Daya Ikan Karang .......................... 4
III. METODE PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat.................................................................. 6
B. Alat dan Bahan ....................................................................... 6
C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ......................................................................................... 8
B. Pembahasan .............................................................................. 9
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat dan Bahan Beserta Kegunaannya ...................................... 6


2. Hasil Praktek Lapang Sumber Daya Perikanan ........................ 8

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lampiran .............................................................................. 14

vi
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya lautan perikanan merupakan salah satu sumber daya yang

terpenting untuk dapat meningkatkan ekonomi penduduk Indonesia pada saat

ini. Hal ini disebabkan oleh Indonesia mempunyai kawasan perairan laut yang

sangat luas dengan luas kawasannya mencapai 3,1 juta km2 dengan panjang garis

pantai 81.000 km. Di sepanjang pesisir dan lautan Indonesia 5 (lima) macam

ekosistem yang sangat produktif seperti : ekosistem terumbu karang, ekosistem

mangrove, ekosistem muara, ekosistem rumput laut dan ekosistem padang lamun

yang dapat memberikan kontribusi sebagai areal penghasil sumber protein dan

dapat meningkatkan pendapatan nelayan serta pendapatan daerah

(Syahputri dkk., 2017).

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir yang

kaya akan keanekaragaman hayati. Ekosistem ini memiliki manfaat yang besar

bagi kehidupan di dalamnya juga bagi kebutuhan manusia. Terumbu karang

memiliki fungsi ekologi dan ekonomi. Fungsi ekologi terumbu karang

diantaranya sebagai nutrien bagi biota perairan laut, pelindung fisik (dari

gelombang), tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan bagi biota laut.

Sedangkan fungsi ekonomi sebagai tempat habitat dari ikan karang, udang karang,

algae, teripang dan kerang mutiara (Ramadhan dkk., 2016).

Ikan karang adalah salah satu bio indikator terhadap keberadaan terumbu

karang. Ikan karang merupakan salah satu kelompok hewan yang berarisosiasi

dengan terumbu karang, keberadaannya mencolok dan ditemukan pada berbagai

mikro habitat di terumbu karang. Ikan karang termasuk sumberdaya yang dapat
2

dipulihkan, dilestarikan dan dikembangkan seperti mangrove rumput laut dan

sumberdaya lainnya (Runtuboi dkk., 2017).

Ikan karang juga merupakan salah satu komoditas ekonomis penting

perikanan tangkap. ikan karang konsumsi merupakan salah satu sumberdaya di

kawasan pesisir yang telah dimanfaatkan dalam jumlah besar. Besarnya tingkat

pemanfaatan sumberdaya ikan karang konsumsi disebabkan karena adanya

permintaan pasar luar negeri dan pasar lokal untuk kebutuhan acara-acara tertentu

seperti pertemuan keluarga, syukuran dan peringatan hari besar keagamaan. Selain

itu juga disebabkan oleh nilai ekonomis ikan karang konsumsi yang tinggi

(Bhokaleba dkk., 2014).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan praktek lapang mata

kuliah Sumber Daya Perikanan ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat

pemanfaatan sumber daya ikan karang di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktek lapang mata kuliah Sumber Daya

Perikanan adalah: “Bagaimana potensi dan pengelolaan sumber daya perikanan

khususnya ikan karang di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara?”


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Potensi Sumber Daya Ikan Karang

Ikan karang merupakan kelompok taksa ikan yang kehidupannya

berasosiasi dengan lingkungan ekosistem terumbu karang. Sebanyak 113 famili

ikan merupakan penghuni karang dari ordo Perciformes. Berdasarkan fungsi

pemanfaatannya, ikan karang dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni ikan target,

ikan indikator dan kelompok lain-lain (major groups). Ikan target adalah jenis-

jenis ikan yang dapat dikonsumsi dan biasanya diburu nelayan, ikan indikator

adalah jenis-jenis ikan yang memiliki asosiasi yang kuat sekali dengan habitatnya,

sedangkan ikan major adalah ikan yang belum banyak diketahui peranannya,

kecuali suplai makanan bagi pemangasa (Adrim dkk., 2012).

Potensi sumberdaya ikan karang di Indonesia cukup besar mengingat

luasnya habitat karang di wilayah pesisir dan laut yang tersebar di seluruh

kepulauan nusantara. Jenis-jenis ikan karang yang ekonomis penting dan memiliki

harga jual tinggi antara lain adalah ikan kakap, kerapu, baronang, ekor kuning,

dan lain-lain. Pada umumnya harga jual komoditas perikanan tersebut akan lebih

tinggi jika dipasarkan dalam kondisi hidup (Yudha, 2011).

Perairan Kendari menyimpan potensi perikanan dan kelautan yang

melimpah. Sumberdaya karang diperairan ini masuk dalam wilayah segitiga

karang dunia atau lebih dikenal dengan kawasan CTI (Coral Triangle Initiative).

Kelimpahan ikan karang sangat tergantung pada kondisi terumbu karang dan

kompleksitas habitat yang ada pada ekosistem tersebut (Muniaha dkk., 2016).
4

B. Habitat dan Penyebaran Sumber Daya Ikan Karang

Ikan karang menjadikan ekosistem terumbu karang sebagai habitatnya

dalam berlindung (shelter), tempat mencari makan (feeding ground), berkembang

biak (spawning ground), dan sbagai daerah asuhan (nursery ground)

(Runtuboi dkk., 2017).

Ikan karang cenderung berada pada kondisi rugositas yang baik/tinggi.

Semakin tinggi nilai rugositas menggambarkan beragamnya bentuk pertumbuhan

karang yang memperbanyak celah dan lubang pada terumbu karang sebagai suatu

habitat yang baik. Ikan karang dalam hubungan dengan habitatnya dibagi atas tiga

yaitu; pertama, interaksi langsung sebagai tempat berlindung dari predator atau

pemangsa terutama bagi ikan-ikan muda. Kedua, interaksi dalam mencari makan

yang meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang

termasuk alga. Ketiga, interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan

kondisi hidrologi dan sedimen (Muniaha dkk., 2016).

Penyebaran ikan karang sangat dipengaruhi oleh keberadaan terumbu

karang. Ikan karang akan memilih habitat terumbu karang yang baik dan mampu

mendukung kelangsungan hidupnya. Ikan karang akan memberikan respon

terhadap struktur habitat, yang akan mempengaruhi distribusi dan kelimpahannya.

Selain itu, beberapa spesies ikan karang memiliki sebaran yang bervariasi

berdasarkan tipe perairan (Najamuddin dkk., 2012).

C. Nilai Ekonomis Sumber Daya Ikan Karang

Ikan karang adalah biota yang hidup pada ekosistem terumbu karang dan

hidupnya sangat bergantung pada kondisi terumbu karang. Sumberdaya ikan pada

ekosistem terumbu karang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, terlebih
5

sebagai ikan konsumsi. Pada umumnya jenis ikan karang ini dikonsumsi dalam

bentuk segar dan fillet serta disajikan dalam berbagai bentuk di restoran

(Yulianto dkk., 2018).

Ikan karang adalah ikan ekonomis tinggi yang biasa ditangkap untuk di

konsumsi, seperti ikan baronang, kerapu, kakap, ikan bibir tebal dan ikan ekor

kuning (Ilyas dkk., 2017). Ikan karang merupakan ikan yang sering menjadi target

penangkapan nelayan karena nilai ekonomisnya yang tinggi dan juga merupakan

ikan konsumsi. Kebutuhan manusia yang semakin besar terhadap konsumsi ikan-

ikan tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat usaha penangkapan ikan yang

dilakukan (Ghiffar dkk., 2017).


6

III. METODE PRAKTEK

A. Waktu Dan Tempat

Praktek ini dilaksanakan pada Hari Minggu, 12 Mei 2019 pukul

06.00 – 08.00 WITA yang bertempat di Pelelangan Ikan, Sodohoa, Kendari Barat,

Kendari, Sulawesi Tenggara.

B. Alat Dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktek lapang sumberdaya ikan

karang ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Alat dan bahan beserta Kegunaannya

No Alat dan Bahan Kegunaan


1 Alat
- Alat Tulis Mencatat hasil wawancara
- Kamera Dokumentasi
2 Bahan
- Kuisioner Menghimpun data wawancara

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan pada praktek lapang sumberdaya perikanan

adalah sebagai berikut :

1. Praktikan berkumpul di lokasi praktikum sesuai dengan waktu yang telah di

tentukan.

2. Menyiapkan peralatan tulis dan kuisioner.

3. Mencari responden yang akan di jadikan sasaran dalam wawancara,

4. Melakukan wawancara terkait sumberdaya ikan karang.

5. Mencatat hasi wawancara. Wawancara dilakukan dengan mengisi kuisioner

yang diberikan kepada asisten pembimbing.


7

6. Melakukan dokumentasi.

7. Memeriksakan kembali hasil wawancara kepada asisten pembimbing.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil Praktek Lapang Sumber Daya Perikanan di Pelelangan Ikan,

Sodohoa, Kendari Barat, Kendari, Sulawesi Tenggara. dapat dilihat pada tabel 2

berikut:

Tabel 2. Hasil Praktek Lapang Sumber Daya Perikanan


No Hasil Wawancara
1. Narasumber : Pak Marsuki
2. Umur : 49 Tahun
Pekerjaan
- Tetap : Nelayan
- Sampingan :-
3. Jumlah anggota keluarga : 7 orang
4. Alamat : Jl. Bunga Kamboja,
Kendari Barat
5. Jenis alat tangkap
- Tradisional : Pancing (Rembi)
- Modern :-
6. Umpan yang digunakan dalam kegiatan
penangkapan : Ikan Teri dan udang
kecil
7. Cara pengoperasian alat tangkap : - Memasang umpan
kemudian
dilemparkan ke
perairan.
- Ditarik ulur
8. Jenis kapal yang digunakan (Kayu atau Fiber) : Kayu
- Ukuran kapal : 9 GT/ 8 GT
- Muatan kapal (ton) : 1 ton
- Jenis mesin : TS
- Kekuatan mesin : Tergantung merek
9. Daerah penangkapan : Perairan Umbele dan
sekitarnya, Sulawesi
Tengah
10. Jarak tempat tinggal dengan daerah penangkapan : ±1600 km-3200 km
11. Trip pada saat melakukan penangkapan
- Dalam satu minggu : 1-2 hari
- Dalam satu bulan : 3 minggu
12. Dalam satu kali penangkapan berapa kali Haulling : 87/satu kali
alat tangkap yang digunakan penangkapan
13. Masalah yang sering dihadapi saat melakukan : Cuaca buruk dan
9

penangkapan gelombang
14. Hasil tangkapan pada musim puncak harga jual
pasar
- Kg : 2000 kg dengan harga Rp. 30.000/kg
15. Hasil tangkapan pada musim sedang harga jual pasar
- Kg: 1000 kg dengan harga Rp. 30.000/kg
16. Hasil tangkapan pada musim paceklik harga jual
pasar
Kg: 500 kg dengan harga RP 50.000-Rp. 70.000/kg

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara ikan karang ditangkap dengan menggunakan

pancing, penggunaan pancing pada ekosistem terumbu karang dapat mengurangi

resiko rusaknya terumbu karang sebagai habitat ikan karang. Kegiatan

penangkapan menggunakan pancing, mebutuhkan umpan. Umpan yang digunakan

berupa ikan teri atau udang-udang kecil. Cara pengoperasiannya adalah dengan

memasang umpan pada mata pancing. Saat ikan memakan umpan tersebut maka

ikan akan terkait pada mata pancing. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Latuconsina (2010), yang menyatakan bahwa pancing ulur merupakan alat

penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan memancing ikan

target sehingga terkait dengan mata pancing yang dirangkai dengan tali

menggunakan umpan. Pancing tergolong alat tangkap yang sangat ramah

lingkungan karena memenuhi 8 indikator ramah lingkungan.

Jenis kapal yang digunakan dalam penangkapan ikan karang adalah kapal

kayu dengan ukuran 8 GT – 9 GT. Kapal tersebut dapat memuat muatan hingga 1

ton. Daerah penangkapan ikan karang adalah di Perairan Umbele, Sulawesi

Tengah dan sekitarnya. Daerah penangkapan berjarak 10-20 mil atau sekitar

1600-3200 km dari fishing base. Jauhnya daerah penangkapan ikan karang


10

dikarenakan kurangnya ekosistem terumbu karang. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Wati (2014), yang menyatakan bahwa berkurangnya habitat ikan

mengakibatkan fisihing ground (daerah penangkapan ikan) semakin menjauh dari

daratan atau semakin dalam ke dasar laut.

Lama trip pada saat melakukan penangkapan adalah 1-2 hari dalam satu

minggu atau 3 minggu dalam satu bulan. Kendala yang sering dihadapi saat

melakukan penangkapan adalah kondisi cuaca yang buruk dan gelombang yang

dapat membahayakan para nelayan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ulfa (2018),

yang menyatakan bahwa perubahan iklim menyebabkan perubahan pola curah

hujan dan gelombang besar. Perubahan iklim tersebut berdampak pada aktivitas

nelayan.

Hasil tangkapan ikan karang pada musim puncak dapat mencapai 2 ton

atau 2000 kg dan dijual dengan harga Rp. 30.000,00/kg. Hasil tangkapan pada

musim sedang dapat mencapai 1 ton atau 1000 kg dan dijual dengan harga Rp.

30.000,00/kg. Sedangkan, hasil tangkapan pada musim paceklik dapat mencapai

500 kg dan dijual dengan harga Rp. 50.000-Rp.70.000/kg. Hasil tangkapan pada

musim puncak dan sedang lebih banyak dibandingkan pada musim paceklik dan

harga jual pada musim paceklik lebih tinggi dibandingkan pada musim puncak

dan sedang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mussadun dan Putri (2016), yang

menyatakan bahwa pada musim panen merupakan musim banyak tangkapan

sedangkan pada musim paceklik merupakan musim sulit ikan. Musim paceklik

membuat pengeluaran nelayan lebih tinggi sehingga harga jual ikan lebih mahal

akibat biaya operasional yang tinggi.


11

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Potensi ikan karang di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara cukup besar,

namun hasil tangkapan nelayan banyak diperoleh dari perairan Umbele dan

sekitarnya, Sulawesi Tengah. Hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya habitat

ikan karang di perairan Kota Kendari. Pengelolaan ikan karang di Kota Kendari

sangat bernilai ekonomis terutama pada musim panen.

B. Saran

Saran dari Praktek Lapang mata kuliah Sumber Daya Perikanan ini adalah,

kita perlu menjaga habitat ikan khususnya ekosistem terumbu karang agar fishing

ground (daerah penangkapan ikan) tidak terlalu jauh dari fishing base.
DAFTAR PUSTAKA

Adrim, M., Syawaludin, A. H. & Kunto, W. 2012. Struktur Komunitas Ikan


Karang di Perairan Kendari. Ilmu Kelautan. 17(3): 154-163
Bhokelaba, B. P. P. W., Achmad, F. & Luky, A. 2014. Studi Ekonomi
Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Karang Konsumsi di Kabupaten Sikka,
Nusa Tenggara Timur. Jurnal Aplikasi Manajemen. 13(1): 166-174
Ghifar, M.A., Andi, I., Syawaludin, A. H., Nia, K. & Sri, A. 2017. Hubungan
Kondisi Terumbu Karang dengan Kelimpahan Ikan Karang Target di
Perairan Pulau Tinabo Besar, Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi
Selatan. Spermonde. 2(1): 17-24
Ilyas, I. S., Sri, A., Syawaludin, A. P. & Noir, P. P. 2017. Keanekaragaman Ikan
Karang Target Kaitannya dengan Keanekaragaman Bentuk Pertumbuhan
Karang pada Zona Inti di Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas.
Jurnal Perikanan dan Kelautan. 8(2): 103-111
Latuconsina, H. 2010. Identifikasi Alat Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan di
Kawasan Konservasi Laut Pulau Pombo Provinsi Maluku. Jurnal Ilmiah
Agribisnis dan Perikanan. 3(2): 23-30
Muniaha, H., Andi, I. N. & Rahmadani. 2016. Studi kelimpahan ikan karang
berdasarkan kondisi terumbu karang di Desa Tanjung Tiram Kabupaten
Konawe Selatan. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan. 2(1): 9-19
Mussadun. & Putri, N. 2016. Kajian Penyebab Kemiskinan Masyarakat Nelayan
di Kampung Tambak Lorok. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 27(1):
49-67
Najamuddin., Samar, I. & Adityawan, A. 2012. Keragaman Ikan Karang di
Perairan Pulau Makian Provinsi Maluku Utara. Depik. 1(2): 114-120
Ramadhan, A., Lindawati. & Nendah, K. 2016. Nilai Ekonomi Ekosistem
Terumbu Karang di Kabupaten Wakatobi. Jurnal Sosek Kelautan
Perikanan. 11(2): 133-146
Runtuboi, F., Roni, B., Abraham, G., Yuliana, W., Merey, W., Yan, Z. N., Alvian,
G., Pati, B. E. L., Salim, R., Markus, L., Suparlan. & Dessy, K. A. 2018.
Inventarisasi Jenis Ikan Karang dan Komposisi Jenis Ikan Ekonomis
Penting (Study Kasus Kampung Kornasoren, Saribi dan Syoribo) Pulau
Numfor Kabupaten Biak Numfor. Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis.
2(1): 11-18
Syahputri, M. Z., Putri, R., Aswiana. & Syah, H. 2017. Spesies Ikan Karang di
Zona Litoral Perairan Pulau Rubiah Kecamatan Sukakarya Kota Sabang.
Porsiding Seminar Nasional Biotik: Aceh.
Ulfa, M. 2017. Persepsi Masyarakat Nelayan dalam Menghadapi Perubahan Iklim.
Jurnal Pendidikan Geografi. 23(1): 41-49
Wati, R. P. 2014. Dampak Kelebihan Tangkap (Overfishing) terhadap Pendapatan
Nelayan di Kabupaten Rokan Hilir. JOM Fekon. 1(2): 1-19
Yudha, I. G. 2011. Kajian Penggunaan Kamuflase Buatan pada Bubu Karang
untuk Mengurangi Kerusakan Terumbu Karang. Jurnal Mitra Bahari. 5(2):
71-87
Yulianto, E. Y. F., Wazir, M. & Fis, P. 2018. Penentuan Lokasi Penangkapan Ikan
Karang di Kawasan Konservasi Perairan Gita Nada, Lombok Barat. Jurnal
IPTEKS PSP. 5(10): 106-131

Anda mungkin juga menyukai