Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DAERAH PENANGKAPAN IKAN

“Identifikasi Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPP-RI 714)”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Arnita I1A1 15 113

Riza Sisilia Pasoloran I1A1 16 137

Sumiati Umpain I1A1 16 143

Reni Rahmawati I1A1 17 007

Vivi Satya Yanti Engko I1A1 17 012

La Ode Muh. Fajar I1A1 17 036

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPP-RI) ............................... 3
B. Alat Tangkap yang Dominan Beroperasi di WPP-RI 714 ........................ 4
C. Spesies Ikan yang Dominan Tertangkap berdasarkan Alat Tangkapnya ... 5
D. Ekobiologi Spesies Ikan yang Tertangkap di Perairan WPP-RI 714 ........ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.

Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

serta karunia-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang

berjudul “Identifikasi Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPP-RI 714)”.

Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan makalah ini, sehingga memperlancar pembuatan makalah ini dapat

selesai tepat waktu. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa

masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh

karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang identifikasi Wilayah

Pengelolan Perikanan ini bisa memberikan manfaat untuk pembaca.

Kendari, 26 Februari 2018

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi sumberdaya

ikan yang melimpah, baik ikan air tawar maupun air laut. Sebagai negara kepulauan

terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas dan memiliki

sumberdaya alam hayati laut yang besar. Indonesia dengan laut Yang begitu besar

sangat membutuhkan sebuah pengeloaan kekayaan tersebut. Untuk Itu guna

memamksimalkan sumber daya yang ada maka perairan indonesia terbagi dalam

beberapa wilayah pengelolaan perikanan.

Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia atau sering

disingkat dengan WPP NRI merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk

penangkapan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang

meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut territorial, zona tambahan, dan

zona ekonomi ekslusif Indonesia (ZEEI). .

Perairan Teluk tolo dan laut banda termasuk dalam kesatuan wilayah

pengelolaan perikanan Republik Indonesia 714, perairan laut banda dikelilingi oleh

beberapa laut yaitu laut seram disebelah utara, laut arafura disebelah timur, laut timor

disebelah selatan dan laut flores di sebelah barat.


2

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan

berdasarkan latar belakang, antara lain sebagai berikut :

1. Apa itu Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia

(WPP-RI 714)?

2. Apa alat tangkap yang dominan beroperasi di WPP-RI 714?

3. Apa saja spesies ikan yang dominan tertangkap berdasarkan alat tangkapnya di

WPP-RI 714?

4. Bagaimana ulasan ekobiologi spesies ikan yang tertangkap di WPP-RI 714?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan

berdasarkan rumusan masalah, antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia

(WPP-RI 714)

2. Untuk mengetahui alat tangkap yang dominan beroperasi di perairan WPP-RI

714.

3. Untuk mengetahui spesies ikan yang dominan tertangkap berdasarkan alat

tangkapnya di perairan WPP-RI 714,

4. Untuk mengetahui ulasan ekobiologi spesies ikan yang tertangkap di perairan

WPP-RI 714.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPP-RI)

Menurut Triyono dkk. (2011) Pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan

laut Indonesia salah satunya dilakukan dengan penyusunan peta Wilayah Pengelolaan

Perikanan Republik Indonesia (WPP RI). Peta WPP RI mengalami perubahan dan

pemutakhiran sesuai dengan tuntutan perkembangan pengelolaan perikanan dan

status administrasi.

Penyusunan WPP RI dilakukan dengan memperhatikan peta Wilayah

Pengelolaan Perikanan seperti tercantum dalam Kep Mentan No.

995/Kpts/IK210/9/99. Selain itu WPP RI dikaji berdasarkan pendekatan bioekologis,

keragaman sumberdaya ikan, kaidah toponim laut dengan memperhatikan kondisi

morfologi dasar laut, pembagian wilayah perairan berdasarkan IMO dan IHO, serta

memperhatikan perkembangan pemekaran wilayah otonomi daerah dan

perkembangan penataan batas martim Indonesia.

Wilayah Pengelolaan Perikanan 714, meliputi perairan Laut Banda dan Teluk

Tolo. Secara administratif, WPP 714 di sebelah utara berbatasan dengan Kab.

Banggai, Prov. Sulawesi Tenggara, Kab. Kepulauan Sula dan Kab. Buru, Prov.

Maluku Utara; di sebelah timur berbatasan dengan Kab. Maluku Tenggara dan Kota

Tual, Prov. Maluku Utara; di sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Alor, Prov.

NTT dan Kab. Maluku Tenggara Barat, Prov. Maluku Utara; dan di sebelah barat
4

berbatasan dengan Kab. Flores Timur, Kab. Sikka, Prov. NTT, Kab. Selayar, Prov.

Sulawesi Selatan dan Kab. Bombana Sulawesi Tenggara.

Gambar 1. Peta WPP-RI 714

B. Alat Tangkap yang Dominan Beroperasi di WPP-RI 714

Menurut EAFM (Ecosystem Approach Fisheriesh Management) Indonesia

(2016), Laut Banda merupakan laut kontinen yang sempit, memiliki perairan oseanik

(laut dalam) dan terletak d daerah tropis. Letak geografis ini menghasilkan kondisi

oseanografis yang sangat dinamis dan memberikan sifat-sifat ekologis yang

menguntungkan bagi habitat ikan. Perikanan yang banyak berkembang di wilayah ini

adalah perikanan pelagis besar seperti tuna dan cakalang. Upaya penangkapan tuna

dan cakalang dilakukan dengan alat tangkap tradisional seperti pancing ulur dan

pancing tonda yang banyak ditemukan di Bandanaira serta Huhate oleh nelayan

Kendari. Selain itu, juga ditemukan pukat cincin cakalang dan tuna. Pengoperasian

pukat cincin mencapai 2.637 unit dan Huhate mencapai 648 unit. Alat tangkap yang

dominan di wilayah ini adalah Gillnet meliputi jairng insang hanyut sebanyak 8.373
5

unit dan jaring insang tetap mencapai 9.107 unit. Status pengusahaan jenis ikan

pelagis kecil dan pelagis besar masih dalam tahapan moderate. Pengusahaan

perikanan pelagis kecil masih dalam skala kecil sedangkan pemanfaatan pelagis

besar tidak berlangsung setiap tahun. Pengembangan lebih lanjut masih bisa

dilakukan pada perikanan pelagis kecil dan besar serta demersal.

C. Spesies Ikan yang Dominan Tertangkap berdasarkan Alat Tangkapnya

Titik acuan untuk kelestarian sumber daya ikan di WPP 714 adalah upaya

optimal (f opt), yaitu : 3.946 unit purse seine untuk ikan pelagis kecil; 4.293 unit

purse seine untuk ikan pelagis besar; 9.990 unit rawai dasar untuk ikan demersal;

28.650 unit pancing rawai untuk ikan karang; 1.063 unit pukat udang untuk udang

Penaeid; 14.254 unit bubu untuk lobster, 4.380 unit jaring insang untuk kepiting;

14.765 unit bubu untuk rajungan dan 2.042 unit dogol untuk cumi-cumi

(Suman dkk., 2016).

Menurut Suman dkk. (2014) adapun Potensi Sumber Daya Perikanan di

Peraian WPP 714 berdasarkan Jenis dan alat tangkanya ialah sebagai berikut :

1. Sumber Daya Ikan Demersal dan Ikan Karang

Penyebaran sumber daya ikan demersal di perairan WPP 714 sangat terbatas,

hanya terkonsentrasi di seputar wilayah kepulauan Wakatobi. Komposisi hasil

tangkapandiperoleh 9 jenis yang didominasi oleh ikan katamba (Lethrinus lentjan)

yaitu sebanyak 57.33 %, kakap merah L. malabaricus 14.67%, kerapu sunu merah,

P. leopardus 9.33%dan beberapa jenis ikan demersal lainnya.


6

Gambar 2. Komposisi Jenis Ikan Demersal dan Ikan Karang WPP 714

2. Sumber Daya Ikan Pelagis Kecil dan Cumi-Cumi

Jenis ikan pelagis kecil yang tertangkap di WPP 714 didominasi oleh jenis

ikan banyar, layang/malalugis, tembang dan selar dengan persentase komposisi 68%

yang tertangkap dengan alat tangkap pukat cincin. Jenis ikan teri dengan persentase

komposisi jenis mencapai 19% biasanya tertangkap dengan menggunakan bagan.

Gambar 3. Komosisi Jenis Ikan Pelagis Kecil WPP 714


7

3. Sumber Daya Ikan Pelagis Besar

Jenis ikan pelagis besar selain jenis tuna, cucut, dan pari yang tertangkap di

WPP Laut Banda didominasi oleh jenis ikan tongkol. Ikan tenggiri terdapat dengan

jumlah relatif sedikit dengan persentase komposisi 9%. Sementara prosentasi

komposisi jenis ikan lainnya hanya 1%.

Gambar 4. Komposisi Jenis Pelagis Besar WPP 714

D. Ekobiologi Spesies Ikan yang Tertangkap di Perairan WPP-RI 714

Menurut Adam (2016), analisis terhadap semua parameter Perairan WPP-RI

714, diperoleh penilaian kondisi ekosistem WPP 714 pada masing-masing indikator

yaitu habitat 175.00 (sedang), sumberdaya ikan 233.33 (baik), teknis penangkapan

ikan 250.00 (baik), sosial ekonomi 171.42 (sedang) dan kelembagaan 166.67

(sedang). Hasil analisis komposit agregat semua indikator menunjukkan nilai 199.28,

dimana kondisi ekosistemnya adalah ‘SEDANG’ atau warna flag kuning.


8

Gambar 5. Status Ekobiologi Perairan WPP 714

Menurut Suman dkk. (2014), status ekobiologi berdasarkan jenis Ikan yang

tertangkap di perairan WPP 714 ialah sebagai berikut :

1. Ikan karang yang mendominasi hasil tangkapan ikan demersal di Laut Banda

masih berfluktuasi, mengindikasikan bahwa pemanfaatan masih dapat

dikembangkan. Perbandingan kelamin menunjukkan masih didominasi ikan

betina dan kondisi ini merupakan suatu indikasi bahwa pembaruan populasi masih

terjamin di WPP 714.

2. Perbandingan kelamin antara ikan pelagis kecil jantan dan betina secara umum

terlihat seimbang, dengan demikian kesinambungan populasi masih berjalan

dengan baik. Nilai Lc selalu lebih besar dari nilai Lm, hal ini mengindikasikan

terganggunya penambahan baru apabila tidak dilakukan penataan ukuran mata

jaring. Dinamika populasi menunjukkan ikan yang dominan berupa layang biru

(D. macarellus) sudah berada pada tahap fully exploited.

3. Estimasi beberapa parameter populasi ikan tongkol yaitu laju pertumbuhan, laju

kematian dan tingkat eksploitasi yang dianalisis dengan menggunakan model


9

progression analysis adalah F = 2,69. Hasil analisis dinamika populasi

menunjukkan bahwa ikan pelagis besar terutama tongkol berada pada tingkatan

mendekati fully exploited.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah tentang Wilayah

Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, antara lain sebagai berikut :

1. Wilayah Pengelolaan Perikanan 714, meliputi perairan Laut Banda dan Teluk

Tolo.

2. Alat tangkap yang dominan di wilayah ini adalah Gillnet meliputi jairng insang

hanyut sebanyak 8.373 unit dan jaring insang tetap mencapai 9.107 unit.

3. Jenis ikan pelagis kecil yang tertangkap di WPP 714 didominasi oleh jenis ikan

banyar, layang/malalugis, tembang dan selar dengan persentase komposisi 68%

yang tertangkap dengan alat tangkap pukat cincin.

4. Hasil analisis ekobiologi dari semua indicator di perairan WPP-RI 714

menunjukkan nilai 199.28, dimana kondisi ekosistemnya adalah ‘SEDANG’ atau

warna flag kuning dengan dinamika populasi ikan pelagis kecil dan ikan pelagis

besar masuk dalam kategori fully exploited.

B. Saran

Menurut kami perlu ada kontrol dan pengawasan yang lebih ketat dalam

aktivitas penangkapan dan pengelolaan perikanan di perairan WPP-714, karena

kondisi ekosistem dan dinamika populasi di wilayah tersebut yang sudah termasuk

kategori sedang dan fully exploited.


DAFTAR PUSTAKA

Adam, Lukman. 2016. Kebijakan Pelarangan Penangkapan Ikan Tuna Sirip Kuning:
Analisis Dampak Dan Solusinya. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik. Vol.
7(2): 215 – 227.
Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) (2016). Tabel Analisis
Komposit Indikator Teknik Penangkapan WPP-714. Diakses 26 Februari
2019 : http://www.eafm-indonesia.net/data/penangkapan/714
Suman, A., Hari, E. I., Fayakun, S., Khairul, A. 2016. Potensi Dan Tingkat
Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia (WPP NRI) Tahun 2015 Serta Opsi Pengelolaannya.
Jurnal Kebijakanperikanan Indonesia. Vol. 8(2): 97-110.
Suman, A., Wudianto., Bambang, S., Hari, E. I., Badrudin., Khairul, A. 2014. Potensi
dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Republik Indonesia (WPP RI). Jakarta : Ref Graphika.
Triyono., Aris, W. D., Eko, A., Qishi, A. 2011. Wilayah Pengelolaan Perikanan
Republik Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Laut dan Pesisir, Badan Penelitian dan Pengembangan kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Anda mungkin juga menyukai