Anda di halaman 1dari 17

Perijinan Usaha

Pengurusan izin usaha


sebelum melaksanakan kegiatan usaha, perusahaan
terlebih dahulu harus memperoleh izin usaha sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Perizinan usaha/perusahaan adalah suatu bentuk
persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang
berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha yang
dilakukan oleh perseorangan maupun badan.
Izin tersebut biasanya diberikan oleh instansi pemerintah
yang terkait dengan kegiatan usaha yang akan
diselenggarakan oleh pihak yang meminta izin.
O Maksud dikeluarkannya izin usaha oleh
pemerintah adalah untuk memberikan
pembinaan, pengarahan dan
pengawasan dalam kegiatan usaha dan
menjaga ketertiban dalam usaha serta
menciptakan pemerataan kesempatan
berusaha
O Pemerintah membantu pengusaha
dalam mengembangkan usahanya
dengan cara kemudahan dalam
mengurus surat-surat izin usaha.
Pemerintah melakukan
penyederhanaan dan pengendalian
perizinan di bidang usaha kecil.
O pemerintah telah mengeluarkan surat keputusan menteri
perdagangan nomor 1458/kp/xii/1984, tanggal 19
desember 1984 dalalm rangka memperlancar dan
mempermudah perizinan sebagai berikut :
O A.Izin prinsip, yaitu persetujuan yang dilakukan oleh
pemerintah daerah setempat untuk perusahaan industri.
O B.Izin penggunaan tanah, yaitu izin yang dikeluarkan oleh
kantor agraria pemda setempat berkenaan dengan masalah
pembebasan tanah.
O C.Izin mendirikan bangunan (imb), yaitu izin yang dikeluarkan
oleh pemda, dalam hal ini oleh dinas pengawasan
pembangunan. Bangunan yang didirikan harus sesuai
dengan gambar yang direncanakan.
O D.Izin gangguan/surat izin tempat usaha (situ), yaitu izin yang
dikeluarkan oleh undang-undang gangguan pemda setempat.
Untuk mendapatkan situ, pengusaha harus terlebih dahulu
mendapatkan izin dari para tetangga di lingkungan tempat
usaha, rt, rw dan kelurahan setempat.
O E.Surat izin usaha perdagangan (siup), yaitu surat izin yang
dikeluarkan oleh departemen perdagangan dan koperasi.
wajib daftar perusahaan, yaitu surat yang
dikeluarkan oleh departemen perdagangan,
dalam hal ini adalah kantor wilayah perdagangan
dan koperasi, perindustrian, pertanian, pariwisata
dan sebagainya.
O Perizinan usaha yang saat ini berlaku di wilayah
indonesia, ada ketentuan yang mengatur bahwa
untuk usaha tertentu tidak perlu mendapat izin.
Misalnya, usaha yang dijalankan masyarakat
yang tergolong usaha informal dan tradisional
yang belum berkembang.
Tahapan Ijin Usaha
a. Perjanjian Sewa Menyewa
O Perjanjian yang dilakukan oleh pemilik tanah, baik
berupa perjanjian tertulis perjanjian tersebut
digunakan sebagai kegiatan usaha. Berdasarkan Pasal
1554 jo Pasal 1560KUHPer, Sebagai penyewa wajib
untuk menggunakan objek sewa sebagaimana tujuan
sewa yang diberikan oleh si pemberi sewa dan tidak
diperkenankan untuk mengubah wujud maupun tataan
objek yang disewa. Apabila sebagai penyewa tidak
menggunakan objek sewa sesuai dengan perjanjian
sewa hingga terjadi kerugian kepada pihak pemberi
sewa, maka pemberi sewa dapat meminta pembatalan
perjanjian sewa.
b. Izin Mendirikan Bangunan ("IMB")
O Sebagai bahan, maka berdasarkan Pasal 2 Kepgub
76/2000, setiap kegiatan yang akan membangun
bangunan/bangunan-bangunan wajib memiliki IMB.
Permohonan IMB ini dapat diajukan secara tertulis kepada
Gubernur melalui Suku Dinas untuk :
a. Bangunan Rumah Tinggal;
b. Bangunan Bukan Rumah Tinggal;
c. Bangunan-Bangunan.

Perlu diperhatikan apakah IMB yang dimiliki oleh pemilik tanah


dapat digunakan sebagai tempat usaha atau hanya izin untuk
membangun rumah tinggal.

Apabila perjanjian sewa dan IMB yang ada sudah sesuai


dengan peruntukan kegiatan usaha, maka Anda dapat
melaporkan tempat usaha yang Anda miliki lakukan kepada
Pihak Kelurahan setempat.
Dokumen Perizinan
Kegiatan Usaha
O Dengan asumsi bahwa bentuk usaha yang dilakukan
adalah Perusahaan Perorangan, maka
berdasarkan Pasal 1624 KUHPer, persekutuan berlaku
sejak adanya perjanjian, jika dalam perjanjian ini tidak
disyaratkan syarat lain.
O Adapun perjanjian yang dimaksud di sini dapat berupa
perjanjian tertulis maupun perjanjian secara lisan.
Sehingga, untuk Perusahaan Peorangan tidak
diperlukan adanya akta perusahaan.
1. Tanda Daftar Perusahaan ("TDP")
O Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU 3/1982 yang dimaksud
dengan Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang
diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-
undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya,
dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap
perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang
dari kantor pendaftaran perusahaan

O Adapun yang dimaksud dengan Perusahaan adalah setiap


bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja
serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau
laba;
Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Permendag 36/2007,
diatur bahwa setiap Perusahaan yang berbentuk :
O a. Perseroan Terbatas;
O b. Koperasi;
O c. Persekutuan Komanditer (CV);
O d. Firma (Fa);
O e. Perorangan;
O f. Bentuk Lainnya; dan
O g. Perusahaan Asing dengan status Kantor Pusat,
Kantor Tunggal, Kantor Cabang, Kantor Pembantu,
Anak Perusahaan, dan Perwakilan Perusahaan yang
berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilyah
Republik Indonesia
O Apabila bentuk perusahaan yang ingin dibentuk adalah
salah satu dari bentuk usaha yang diatur dalam Pasal
2 ayat (1) Permendag 37/07, maka daftar perusahaan
wajib untuk dilaksanakan.
O Apabila bentuk perusahaan yang akan dibentuk
adalah perusahaan kecil, maka berdasarkan Pasal 6
UU 3/1982 jo Pasal 4 Permendag 36/2007 terdapat
pengecualian kewajiban untuk mendaftarkan daftar
perusahaan bagi perusahaan kecil, namun apabila
perusahaan kecil tetap dapat memperoleh TDP untuk
kepentingan tertentu, apabila perusahaan kecil
tersebut menghendaki.
Lebih lanjut yang dimaksud dengan perusahanan kecil adalah:
1. Perusahaan yang dijalankan perusahaan yang diurus,
dijalankan, atau dikelola oleh pribadi, pemiliknya sendiri, atau
yang mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri;
2. Perusahaan yang tidak diwajibkan memiliki izin usaha atau
surat keterangan yang dipersamakan dengan yang diterbitkan
oleh instansi yang berwenang; atau
3. Perusahaan yang benar-benar hanya sekedar untuk
memenuhi keperluan nafkah sehari-hari pemiliknya.

O Apabila perusahaan yang akan dibentuk merupakan


perusahaan kecil pada dasarnya tidak diwajibkan untuk
melakukan pendaftaran perusahaan, namun apabila
dihendaki untuk kepentingan tertentu, tetap dapat
mengajukan permohonan pendaftaran perusahaan tersebut.
2. Surat Izin Usaha Perdagangan ("SIUP")
O Setiap Perusahaan yang melakukan usaha
perdangangan wajib untuk memilki SIUP.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf c Permendag
46/2009, terdapat pengecualian kewajiban memiliki
SIUP terhadap Perusahaan Perdagangan Mikro dengan
kriteria:
a. Usaha Perseorangan atau persekutuan;
b. Kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh
pemiliknya atau anggota keluarga terdekat; dan
c. Memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan.
O Namun, Perusahaan Perdagangan Mikro tetap
dapat memperoleh SIUP apabila dikehendaki
oleh Perusahaan tersebut.
O Permohonan SIUP ini diajukan kepada Pejabat
Penerbit SIUP dengan melampirkan surat
permohonan yang ditandatangani oleh
Pemilik/Pengurus Perusahaan di atas materai
yang cukup serta dokumen-dokumen yang
disyaratkan dalam Lampiran II Permendag
36/2007.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak ("NPWP")
Memiliki NPWP atas nama pemilik/ penanggung jawab
perusahaan.

4. Izin Gangguan
O Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Permendagri 27/2009,
yang dimaksud dengan Izin Gangguan adalah
pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang
pribadi/badan di lokasi tertentu yang dapat
menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak
termasuk tempat/kegiatan yang telah ditentukan oleh
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai