Anda di halaman 1dari 13

STUDI KONSTRUKSI ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU (BOAT LIFT NET)

30 GT DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA KELURAHAN


PONDOK BATU KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA

Ivanson Sagala1*, Isnaniah2, Irwandy Syofyan2


*
Email: ivansonsagala15@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 09-23 Mei 2016, berlokasi di PPN
Sibolga.Tujuan penelitian ini untuk menyusun informasi tentang konstruksi alat tangkap bagan
perahu yang digunakan di PPN Sibolga.Metode yang digunakan adalah survei dan observasi.
Objek yang diteliti adalah alat tangkap Bagan Perahu yang digunakan pada kapal 30 GT.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran terhadap sampel. Hasil penelitian
menunjukan bahwa konstruksi bagan perahu yang digunakan oleh nelayanPPN Sibolga terdiri
dari beberapa komponen penting yaitu: perahu bagan, bangunan bagan, rumah bagan, tiang
utama, kawat besi, waring, tali temali, lampu, dan alat bantu penangkangkapan.Perbedaan yang
terdapat pada bagan perahu di PPN Sibolga adalah tidak memiliki cadik.

Keywords: Konstruksi Alat Tangkap, Alat Tangkap Bagan Perahu (Boat lift net), Pelabuhan
Perikanan Nusantara Sibolga

STUDY ON CONSTRUCTION OF BOAT LIFT NET 30 GT IN SIBOLGA FISHING


PORT PONDOK BATU DISTRICT NORTH SUMATRA

Ivanson Sagala*, Isnaniah2, Irwandy Syofyan2


*
Email: ivansonsgala15@gmail.com

ABSTRACK
This study was conducted on 09-23 May 2016 is located in Sibolga Fishing Port. The
purpose of this study to collect information on the construction of boat lift net. The method used
was survey and observation. Observed object is boat lift net used on vessels 30 GT. Data
collection was performed by means of measurements on sample.The results of the research
indicated that the construction of boat lift net used in PPN Sibolga consists of importants
components of boat, frame lift net, house boat lift net, pole line, wire, webbing, rope, lamp and
instrumentation. Differences were found on a boat lift net in PPN Sibolga is not having leeboard.

Keywords: Construction of Fishing Gear, Boat lift net, Sibolga Fishing Port
1
Student Faculty Of Fisheries And Marine Science, University Of Riau
2
Lecture Faculty Of Fisheries And Marine Science, University Of Riau
PENDAHULUAN Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Sibolga adalah suatu pelabuhan yang
Latar Belakang terletak di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan
Penangkapan merupakan bagian Pondok Batu Kecamatan Sarudik Kabupaten
yang penting dalam mengelola sumberdaya Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera
hayati perairan, dimana kegiatan ini Utara.Daerah ini berada pada sisi pantai
difokuskan untuk mengeksploitasi Teluk Tapian Nauli menghadap ke arah
sumberdaya hayati yang akan menyebabkan lautan Hindia.Daerah ini merupakan daerah
ketidakseimbangan ekosistem didalamnya. teluk pesisir selatan. Dimana kota Sibolga
Alat penangkapan merupakan salah merupakan salah satu kota yang mempunyai
satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil potensi perikanan yang cukup menjanjikan,
tangkapan, dimana dalam melakukan terutama dari segi penangkapan.
penangkapan harus menggunakan alat Aktifitas penangkapan ikan dengan
tangkap agar ikan lebih mudah ditangkap. Bagan Perahu merupakan aktifitas yang
Pentingnya suatu alat tangkap tersebut agar sudah biasa dilakukan oleh nelayan di kota
dalam melakukan penangkapan dapat Sibolga, terutama di kelurahan Pondok Batu
memperoleh hasil yang optimal dan tidak yang merupakan salah satu kelurahan yang
merusak ekosistem perairan. terletak di sekitar komplek Pelabuhan
Pentingnya suatu alat tangkap ikan Perikanan Nusantara Sibolga.
yang baik diharapkan dapat digunakan untuk Menurut Hamidy, Bustari dan
menangkap ikan diperairan, sehingga dari syofyan 1997 bahwa desain alat adalah sket
pembuatan dan pengoperasian alat tangkap atau model dari pola suatu alat tangkap
dapat tercapai dengan baik. Sejalan dengan berdasarkan ukuran dan skala tertentu
perkembangan teknologi penangkapan ikan didalamnya terdapat istilah-istilah, singkatan
juga mengalami kemajuan. Teknologi dan dan simbol-simbol untuk mempermudah
pemanfaatan perikanan mengalami perakitan alat tersebut. Sedangkan yang
perkembangan seiring dengan meningkatnya dimaksud dengan kontruksi alat tangkap
kebutuhan pangan da protein hewan. Salah adalah gambar dan lukisan alat tangkap yang
satu indikator dalam perkembangan usaha disertai dengan pemberian keterangan pada
perikanan dapat dilihat dari perkembangan bagian-bagian alat yang menjadi alat
dari rancangan alat penangkapan ikan. tangkap tersebut.
Alat tangkap bagan perahu Penelitian mengenai studi konstruksi
merupakan alat tangkap yang berbentuk alat tangkap bagan perahu ini telah
persegi empat yang memiliki panjang dan dilakukan sebelumnya oleh Fitriyadi (2007)
lebar yang sama. Konstruksi alat tangkap di Kabupaten Natuna.
bagan perahu ini terdiri dari jaring, bambu, Dari latar belakang inilah penulis
pipa besi, tali temali, lampu dan kapal tertarik untuk mengambil judul penelitian
bermesin. Bagian jaring dari bagan ini studi konstruksi alat tangkap bagan perahu
terbuat dari bahan waring yang dibentuk di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
menjadi kantong. Bagian kantong terdiri dari Sibolga Kelurahan Pondok Batu kota
lembaran-lembaran waring yang dirangkai Sibolga provinsi Sumatera dengan
atau dijahit sedemikian rupa sehingga dapat membandingkan alat yang digunakan atau
membentuk kantong berbentung bujur dibuat dengan kaidah-kaidah dan teori
sangkar yang dikarenakan adanya kerangka dalam merancang alat tangkap bagan
yang dibentuk oleh bambu dan pipa besi perahu.
(Sudirman & Mallawa, 2004).
Rumusan Masalah Bahan dan Alat
Bagan Perahu merupakan salah satu Bahan yang digunakan dalam
alat tangkap yang digunakan nelayan di penelitian ini adalah alat tangkap Bagan
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Perahu yang digunakan nelayan di
Sibolga Kelurahan Pondok Batu Kota Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Nelayan di Sibolga Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera
PPN Sibolga menangkap ikan menggunakan Utara.Sedangkan alat yang digunakan dalam
alat tangkap bagan perahu, akan tetapi penelitian antara lainterdiri dari :
belum ada data dan penelitian yang 1. Alat-alat ukur berupa meteran
mendetail mengenai konstruksi dari alat gulung, mistar dengan tingkat
tangkap bagan perahu. Padahal data tentang ketelitian 1 mm.
konstruksi alat tangkap bagan perahu ini 2. Jangka sorong (schatmat) digunakan
sangat penting untuk pengembangan dan untuk mengukur diameter tali,
modifikasi alat tangkap maupun dalam benang, pelampung dan pemberat.
penyusunan kebijakan program 3. Timbangan pegas dan timbangan
pengembangan daerah. Alat tangkap yang biasa untuk menentukan berat
akan dijadikan sampel adalah satu alat pelampung, pemberat.
tangkapBagan Perahu yang berukan 30 GT. 4. Kamera yang digunakan untuk
Satu alat tangkap Bagan Perahu dianggap mendokumentasikan data yang
mewakili satu unit karena konstruksinya diperoleh dari lapangan.
sama antara satu alat tangkap bagan perahu 5. Alat-alat tulis untuk mencatat hasil
dengan alat tangkap bagan perahu lainnya. penelitian.

Tujuan dan Manfaat Metode Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk Metode penelitian yang digunakan
menyusun informasi tentang konstruksi alat adalah metode survei dan observasi yaitu
tangkap bagan perahu yang digunakan di dengan mengamati secara langsung alat
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) tangkap yang digunakan olehnelayan di
Sibolga Kelurahan Pondok Batu Kota Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara.
Sedangkan manfaat dari penelitian
Penentuan lokasi dilakukan dengan
ini sebagai bahan informasi bagi pihak-
sengaja (purposiv sampling) dengan kriteria
pihak yang memerlukan khususnya untuk
bahwa alat tangkap banyak dioperasikan
pengembangan dan modifikasi alat
oleh nelayan di Pelabuhan Perikanan
penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Sibolga Kabupaten
Nusantara (PPN) Sibolga Kelurahan Pondok
Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera
Batu Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara.
Utara.Pengambilan data terhadap alat
METODE DAN BAHAN tangkap dilakukan pada saat alat tangkap
tidak dioperasikan sehingga pengukuran
Waktu dan Tempat dapat dengan mudah dilakukan.
Penelitian ini telah dilaksanakan Data yang diambil dalam penelitian
pada tanggal 09-23 Mei 2016 di Pelabuhan ini adalah data primer dan data skunder.
Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga Data primer diambil dengan melakukan
Kabupaten Tapanuli TengahProvinsi pengamatan, pengukuran dan wawancara
Sumatera Utara. langsung dengan nelayan pemilik alat
tangkap, sedangkan data sekunder diperoleh dan untuk mengukur danuntuk mengukur
dari instansi pemerintah terkait seperti, dinas diameter tali digunakan jangka sorong
perikanan dan Pelabuhan Perikanan (hamidy, bustari dan syofyan, 2001 ). Tali
Nusantara (PPN) di Sibolga Kabupaten yang digunakan pada alat tangkap bagan
Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. perahu juga diamati struktur seratnya yang
dilakukan dengan cara pengamatan.
Pengumpulan Data
c. Kapal Bagan
Alat tangkap Bagan Perahu yang Untuk mengetahui panjang, lebar,
terdapat di PPN Sibolga berkisar 166 unit dan dalam perahu yang digunakan maka
alat tangkap dengan ukuran kapal yang perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut:
digunakan 7 GT - 30 GT (Laporan tahunan
PPN Sibolga). Alat tangkap yang akan 1. Panjang Perahu (L)/ Length Ovel All
dijadikan sampel adalah satu alat (LOA) diukur dari ujung haluan
tangkapBagan Perahu yang dinaikkan ke sampai ke ujung buritan.
darat pada saat tidak dioperasikan. Satu alat 2. Lebar perahu (B) diukur secara
tangkap Bagan Perahu dianggap mewakili horizontal pada bagian perahu yang
satu unit karena konstruksinya sama antara terlebar.
satu alat tangkap bagan perahu dengan alat 3. Dalam perahu (D) diukur secara
tangkap bagan perahu lainnya..Pengambilan vertikal pada bagian base line sampai
data terhadap alat tangkap Bagan Perahu bagian bawah dek.
sebagai sampel untuk mengetahui ukuran
dan jenis bahan yang digunakan. Prosedur d. Komponen Lain
pengambilan data sebagai berikut: Selain dari komponen diatas (waring,
tali ris dan perahu bagan ), ada beberapa
a. Waring komponen lain yang terdapat pada alat
Data yang diambil adalah jumlah tangkap bagan perahu yang akan didata dan
mata jaring yang dihitung secara vertikal diambil hasil pengukurannya seperti: tiang
dan horizontal, untuk mengetahui besarnya utama, kawat besi, bangunan bagan, lampu
mata jaring (mesh size) dilakukan dengan bagan, alat pemutar tali (alat bantu), dan
meregangkan mata jaring dengan sempurna anjang-anjangan bagan (cadik).
kemudian diukur jarak antara dua kaki mata
jaring ditambah dengan lebar satu simpul. Analisis Data
Pengukuran dilanjutkan dengan Data yang diperoleh dianalisis
mengukur diameter benang jaring dengan dengan metode deskriptif dimana data yang
menggunakan jangka sorong, sedangkan di peroleh dibandingkan dengan literatur
untuk mengidentifikasi bahan dilakukan yang relavan. Data yang diperoleh dari hasil
dengan pengamatan dan uji bakar. pengukuran dan pengamatan dianalisis
dengan tahapan sebagai berikut (Syofyan et
b. Tali Temali al, 2014) :
Untuk mengetahui ukuran tali temali Tahap I : Pemindahan data kedalam
digunakan meteran gulung, sebelumnya tali tabel.Data yang diperoleh dari hasil
yang akan diukur direntang tegang. Tipe pengukuran terhadap konstruksi alat
pintalan tali temali diidentifiksi dengan cara dimasukkan kedalam tabel data hasil
pengamatan, sedangkan untuk pengukuran alat tangkap yang dijadikan
mengidentifikasi bahan yang digunakan sampel.Tahap II: Penggambaran konstruksi
dilakukan dengan cara pengamatan uji bakar alat tangkap.
Penggambaran konstruksi alat tangkap yang Sarudik,Kabupaten Tapanuli Tengah,secara
dijadikan sampel dibuat berdasarkan data geografis terletak pada posisi koordinat 01 ±
tabel hasil pengukuran. Tahap III : ¶ ± ´ /6 GDQ ± ¶ ± ´ %7
Pemasukan data kedalam data sheet. Dari Keadaan cuaca secara umum sama dengan
tabel data dan gambar konstruksi alat yang cuaca disekeliling equator, angin beraturan,
dijadikan sampel diplotkan kedalam data panas, curah hujan banyak. Kondisi perairan
sheet. Tahap IV : Pembuatan desain alat cukup tenang karena terlindung oleh
bagan perahu. Berpedoan pada tabel hasil gugusan pulau-pulau (Murshala, Situngkus
pengukuran alat, gambar konstruksi alat dan dll). (Laporan Tahunan PPN Sibolga TA.
data sheet dibuat desain alat. 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis, Jumlah dan Ukuran Kapal di PPN


Sibolga
Letak Geografis Jenis dan jumlah armada kapal
Pelabuhan Perikanan Nusantara perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Sibolga (PPN Sibolga) berada di kecamatan Sibolga dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Jenis Alat Tangkap Tahun


2009 2010 2011 2012 2013
Bagan Perahu 75 76 78 91 98
Purse Seine 197 205 205 203 207
Gill Net 107 112 112 146 145
Pukat Ikan 19 20 20 26 22
Berdasarkan Tabel 1 diatas, jumlah sampai dengan 2013 mengalami
kapal berdasarkan alat tangkap setiap peningkatan sejumlah 23 unit.
tahunnya mengalami peningkatan terutama
kapal Bagan Perahu mulai tahun 2009 Tabel 2. Jumlah Kapal berdasarkan ukuran
di PPN Sibolga tahun 2013
Jenis Kapal Jumlah Kapal (Unit)

KM (GT)
1-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-100 >100 Total
Bagan Perahu 28 6 64 - - - - 98
Purse Seine - - 24 20 7 141 15 207
Gill Net 121 18 6 - - - - 145
Pukat Ikan - - 10 4 2 4 2 22

Berdasarkan pada Tabel 2 diatas, kapal dengan alat tangkap Bagan perahu
untuk ukuran kapal perikanan yang ada di paling banyak menggunakan kapal dengan
PPN Sibolga cukup beragam ukuran terkecil ukuran antara 21-30 GT sebanyak 66
<10 hingga ukuran terbesar >100, untuk meskipun ada juga menggunakan kapal
dengan ukuran antara 21-30 GT sebanyak 66 satu.dengan yang lainnya dan disusun
meskipun ada juga menggunakan kapal sehingga membentuk seperti rangka bagan
dengan ukuran dibawah 20 GT sebanyak 34 yang disebut bangunan bagan. Adapun
unit. ukuran dari kayu tersebut adalah panjang
dan lebar yang sama yaitu 20 m serta ukuran
Konstruksi Alat Tangkap Bagan Perahu tebal kayu pada rumah bagan 5 x 16 cm.
Konstruksi dari alat tangkap bagan Fungsi dari bangunan bagan adalah sebagai
perahu merupakan suatu gambaran yang tempat untuk meletakkan lampu, kegiatan
menjelaskan tentang alat tangkap bagan setting dan hauling , menjaga keseimbangan
perahu secara keseluruhan dimana bagan.
penjelasan ini dilengkapi dengan data-data
yang mendukung seperti ukuran-ukuran dan C. Tiang Kapal
komponen-komponen dari alat tangkap Tiang kapal pada alat tangkap bagan perahu
bagan perahu sehingga dapat dipahami yang terdapat di PPN Sibolga terdiri dari 3
dengan mudah dan jelas. pasang tiang, yang terdapat pada haluan
kapal, depan dan belakang rumah bagan,
A. Kapal Alat Tangkap Bagan Perahu dimana fungsi dari tiang bagan ini sebagai
Alat tangkap bagan perahu yang tempat untuk mengikat tali baja agar
terdapat pada KM. Bakti Fortuna di PPN bangunan bagian lebih kokoh dan kuat.
Sibolga dilengkapi dengan sebuah kapal Selain itu, fungsi lain dari tiang kapal ini
yang terbuat dari kayu meranti dengan adalah sebegai tempat meletakkan lampu
panjang kapal (length Over All) 18,5 m, sebagai alat bantu mengumpulkan ikan pada
lebar perahu 5,37 m dan dalam perahu 1,54 saat pengoperasiaan alat tangkap bagan.
m. Pada bagian perahu terdapat rumah Tiang kapal memiliki ukuran panjang 10 m
bagan yang terbentuk empat persegi panjang dan ukuran penampang 15 x 15 cm.
dengan ukuran panjang 3,50 m dan lebar
5,37 m dan tingginya 1,54 m yang berfungsi D. Tali Baja
sebagai tempat peristirahatan, tempat Tali baja berfungsi sebagai pengikat
meletakkan kebutuhan melaut dan tempat bangunan bagan dengan tiang utama
untuk meletakkan mesin diesel (Mesin sehingga bagan akan terlihat kokoh dan
Mitsubishi 120 pk) sebagai tenaga kuat. Tali baja yang terdapat pada bagan
penggerak kapal, mesin lampu (mesin diesel perahu terdiri dari 30 buah diameter tali baja
merek Panther 90 pk) sebagai pembangkit yang digunakan adalah sebesar 1,5 cm.
tenaga listrik pada alat tangkap bagan
perahu untuk menghasilkan cahaya lampu E. Waring (Kelambu Bagan)
pada suatu alat tangkap ini dioperasikan dan Waring yang terdapat pada bagan perahu di
mesin penarik/roller tali jaring dengan PPN Sibolga berbentuk empat persegi
tenaga 26 HP dilengkapi dengan gear box dengan panjang dan lebar sama. Warna
dan reduction gear. waring yang digunakan oleh nelayan pada
alat tangkap bagan perahu umumnya
B. Bangunan Bagan berwarna hitam. Panjang dan lebar waring
Bangunan bagan terbuat dari kayu yang pada alat tangkap ini sebesar 24 m dan
memiliki ukuran yang sama panjang dalam waring sebesar 26 m. Bahan waring
maupun lebarnya. Kayu tersebut berumlah yang digunakan adalah polypropylene
12 batang yang disambung antara dengan ukuran mata jaring (mesh size) yang
sangat kecil yaitu sebesar 5 mm.
F. Bingkai Waring G. Tali Temali
Bingkai waring berbentuk empat persegi Tali temali yang digunakan pada alat
yang berfungsi sebagai tempat mengikat tangkap bagan perahu terbuat dari bahan
waring, pemberat, dan tali penggantung
yang memiliki diameter tali yang berbeda.
yang dihubungkan dengan roller waring.
Pada setiap sudut dan tengah bingkai waring Arah pintalan yang digunakan pada tali
dikaitkan batu yang beratnya 5-10 kg. temali ini sama yaitu arah pintalan Z
Bingkai pada kelambu bagan atau waring (pintalan kiri) dan bahan yang dgunakan
terbuat dari kayu dengan ukuran panjang 20 untuk jenis tali pada alat tangkap bagan
m, ukuran penampang 5 x 15 cm yang perahu adalah polyethylene. Untuk lebih
disambung sehingga membentuk persegi. jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Jenis Tali Bahan Ø (mm)


NO
Tali Ris Polyethylene 28,8
1
Tali Jangkar Polyethylene 28
2
Tali Penarik Kelambu Polyethylene 13
3
Tali Pemberat Polyethylene 13
4

H. Alat Bantu Penangkapan 2. Roller jangkar dan roller kelambu


Pada alat tangkap bagan perahu (waring)
terdapat alat bantu penangkapan yang Roller jangkar terdapat pada kiri dan
digunakan sebagai penunjang dalam kanan rumah perahu bagan yang terbuat dari
pengoperasian alat. Alat bantu tersebut besi dan kayu dengan ukuran panjang 35 m
adalah lampu, roller jangkar, roller kelambu dan diameter 28 cm. Fungsi dari alat bantu
bagan, serok dan keranjang. penarik jangkar ini adalah untuk
1. Lampu bagan perahu mempermudah dalam proses berlabuh
Lampu merupakan sumber cahaya (menurunkan jangkar) pada saat alat akan
yang digunakan untuk memikat ikan-ikan dioperasikan dan menarik jangkar pada saat
agar berkumpul di sekitar bagan.Jumlah selesainya pengoperasian alat.Roller waring
lampu yang digunakan pada alat tangkap terdapat pada haluan perahu bagan yang
bagan perahu yang dijadikan sampel terdiri berfungsi untuk mempermudah dalam
dari 88 buah lampu dengan ukuran, jenis dan menurunkan dan menaiikan kelambu pada
fungsi yang berbeda. Lampu neon dengan saat pengoperasian alat (setting) dan pada
daya 400 W berjumlah 44 buah yang saat mengangkat (hauling) kelambu bagan
berfungsi sebagai lampu untuk memikat setelah selesai melakukan pengoperasian
ikan dan 44 buah lampu pijar dengan daya alat tangkap bagan dan mengambil hasil
200 W yang berfungsi sebagai lampu tangkapan. Alat bantu penarik bagan ini
pengumpul ikan. Pada lampu pijar terbuat dari kayu sebanyak 4 batang yang
dipasangkan penutup lampu berupa ember berfungsi sebagai tiang roller.
berwarna hitam untuk mengarahkan atau 3. Serok
memfokuskan cahaya kearah tertentu. Serok di PPN Sibolga dikenal
dengan sebutan tangguk. Pada alat tangkap
bagan perahu di PPN Sibolga, tangguk perikanan PPN Sibolga (2014), bagan
(serok) yang merupakan alat bantu yang perahu termasuk kelompok alat tangkap
berfungsi untuk mempermudah mengangkat jaring angkat (lift nets) dan kapal yang
ikan yang berada di waring bagan apung digunakan tergolong dalam kapal bermotor
kemudian di letakkan keatas perahu. 5-30 GT .
Tangguk (serok) yang digunakan sebagai
alat bantu bekerja ketika proses hauling A. Kapal Bagan
(pengangkatan) waring sedang berlangsung. Kapal bagan yang dijadikan sampel
penelitian adalah KM. Bakti Fortuna yang
4. Keranjang berukuran 30 GT yang memiliki ukuran
Hasil tangkapan yang telah terambil panjang perahu 18,5 m lebar perahu 5,37 m
dengan serok/tangguk dilampu, roller dan dan dalam perahu 1,54 m. Perahu bagan ini
rumah bagan.Alat tangkmasukan kedalam terbuat dari kayu meranti yang sangat kuat
keranjang.Keranjang terbuat dari bambu dan tahan lama. Kapal ini dibangun pada
yang dianyam. Keranjang berukuran 60-70 tahun 2003 yang dibangun di Sibolga. Kapal
cm, mulut keranjang berdiameter 53-60 cm. bagan ini memiliki mesin diesel (Mesin
Keranjang termasuk alat bantu pada alat Mitsubishi 120 pk) sebagai tenaga
tangkap bagan perahu karena adanya pendorong kapal, mesin lampu (mesin diesel
keranjang hasil tangkapan sebagai tempat merek panther 90 pk) dan mesin
letak hasil tangkapan ikan dan dimana penarik/roller tali jaring dengan tenaga 26
setelah itu dipindahkan ke palka kapal bagan HP dilengkapi dengan rantai transmisi
perahu. penggerak roller.
Sulaiman (2005) menyatakan bahwa
Pembahasan perahu bagan dapat dikatakan sebagai
Alat tangkap bagan perahu bangunan utama dari alat tangkap bagan
diopersikan oleh nelayan pada malam hari karena selain untuk mengapungkan
dengan menggunakan kapal sebagai alat bangunan bagan juga diatasnya
untuk membawa atau menarik bagan perahu terkonsentrasi seluruh peralatan dan
(alat tangkap) ke daerah operasi merupakan tempat kegiatan pada saat
penangkapan. Alat tangkap bagan perahu ini operasi penagkapan.
dioperasikan ke Pulau Murshala dimana
keadaan daerah penangkapan ini sangat baik B. Bangunan bagan
untuk dilakukan aktifitas penangkapan Bangunan bagan yang menjadi objek
dengan alat bagan perahu, karena penelitian di PPN Sibolga memiliki panjang
perairannya sangat jernih dan tenang. 18,5 m lebar 6,5 m dan ukuran penampang 5
Alat tangkap bagan perahu yang x 16 cm. Kayu tersebut terbuat dari kayu
dioperasikan oleh nelayan PPN Sibolga rasak berjumlah 12 batang yang disambung
mempunyai bentuk umum yang terdiri dari antara yang satu dengan yang lainnya dan
alat tangkap bagan, bangunan bagan, tiang disuusun dibagian tepi kiri dan kanan bagan
bagan, kawat besi, waring (kelambu bagan), perahu.
bingkai waring, tali temali (tali ris, tali Bangunan bagan berfungsi sebagai
jangkar, tali penarik kelambu dan tali tempat bertumpunya bingkai waring, tangan
pemberat), alat bantu penangkapan (lampu, katir, batu pemberat, kawat besi dan lampu.
roller jangkar dan roller kelambu) dan Oleh karena itu, pemilihan kayu yang
wahana apung berupa kapal bermotor digunakan untuk membuat bangunan bagan
berukuran 30 GT dengan tenaga penggerak sangat penting agar bangunan bagan
mesin berkekuatan 120 PK. Laporan statistik menjadi kuat dan kokoh.
Bagan perahu di PPN Sibolga tidak D. Tali Baja
memiliki cadik bagan. Cadik bagan Pada bagan perahu yang menjadi
berfungsi untuk menjaga keseimbangan objek penelitian terdapat 30 buah tali baja
kapal bagan perahu, dimana cadik tidak dan diameter tali baja yang digunakan
dibutuhkan karena ukuran kapal yang sudah adalah sebesar 1,5 cm. Pada alat tangkap
relatif besar sehingga dapat menjaga bagan perahu, tali baja berfungsi seabagai
keseimbangan dengan sendirinya. Cadik pengikat bangunan bagan dengan tiang
terbuat dari kayu sebagai tiangnya dan utama sehingga banguan bagan akan terlihat
bambu sebagai penghubung dari tiang-tiang kokoh, kuat, rata dan stabil.
tersebut. posisi bambu tersebuat pada bagian Ada beberapa fator yang
bawah yang terendam kedalam perairan. menyebabkan nelayan bagan lebih memilih
kawat besi dibandingkan dengan tali sebagai
C. Tiang Kapal Bagan pengikat tiang utama dengan bangunan
Tiang kapal bagan pada alat tangkap bagan, faktor-faktor tersebut adalah: 1)
bagan perahu yang terdapat PPN Sibolga kawat besi lebih kuat dibandingkan dengan
terbuat dari kayu rasak yang terdiri dari tiga tali; dan 2) kawat besi bisa membuat
pasang tiang bagan. Tiang kapal bagan ini bangunan lebih stabil dan rata dibandingkan
terdapat pada bagian haluan kapal, depan dengan tali. Hal ini dapat dilihat pada saat
dan belakang rumah bagan. Tiang kapal pengoperasian alat tangkap bagan dimana
bagan pada alat tangkap ini memiliki ukuran pada saat pengoperasian alat, kondisi
panjang 10 m dan ukuran penampang 15 x perairan tidak tenag, maka anggukan dan
15 cm. Tiang kapal pada alat tangkap ini olengan dengan menggunakan kawat besi
memiliki dua buah skor (tiang penyangga). akan merata dan lebih stabil.
Skor tersebut adalah skr lintang. Skor Sulaiman (2005) menyatakan bahwa
lintang ini terdiri dari dua batang kayu jumlah kawat baja yang digunakan 286 buah
dengan ukuran panjang 18,5 m. Skor lintang diameter 6 mm dengan panjang setiap kawat
ini juga memiliki fungsi sebagai peletakkan baja berkisar 7-15 m, bergantung pada jarak
lampu sebagai alat bantu dalam tiang dengan rangka bagan. Pemasangan
pengoperasiaan alat tangkap bagan dan kawat baja diusahakan menyebar agar
fungsi dari tiang bagan ini sebagai tempat kedudukan rangka bagan lebih kuat, rata dan
untuk mengikat kawat besi yang stabil.
dihubungkan dengan bangunan bagan
sehingga bangunan bagan lebih kokoh dan E. Waring (Kelambu Bagan)
kuat. Waring yang terdapat pada bagan
Sulaiman (2005) menyatakan bahwa perahu di PPN berbentuk kubus dengan
rangka bagan ditahan dengan 2 buah tiang panjang dan lebar yang sama yaitu 20 m dan
terbuat dar kayu yang dipasang pada bagian kedalaman waring 18 m. Warna waring
tengah perahu utaa. Tiang ini berbentuk yang digunakan oleh nelyan pada alat
bulat dengan panjang 14 meter dan tangkap bagan perahu umumnya berwarna
berdiameter 30 cm tempat mengikat kawat hitam. Bahan waring yang digunakan adalah
baja sebagai penyangga rangka bagan. polypropylene dengan ukuran mata waring
Nelayan bagan perahu yang terdapat (mesh size) sangat kecil yaitu sebesar 5
di PPN Sibolga lebih memilih tiang kayu mm.
dibandingkan besi untuk tiang utama. Hal Kecilnya mesh size yang digunakan
ini dapat dilihat semaua alat tangkap bagan sangat berpengaruh terhadap hasil
yang terdapat di PPN Sibolga tiang tangkapan, dimana sasaran tangkapan bukan
utamanya terbuat dari kayu. hanya ikan-ikan yang memiliki ukuran yang
besar tetapi cumi ikan teri juga menjdai dan membutuhkan kecepatan yang sanngat
salah satu sasaran tangkap dari alat tangkap tinggi agar kemungkinan lepasnya bisa
bagan perahu diperkecil.
Sulaiman (2005) menyatakan bahwa
jaring pada bagan perahu berbentuk seperti F. Bingkai Waring
kelambu terbalik dan terbuat dari bahan Bingkai waring pada alat tangkap
waring hitam (polypropylene). Bagian tepi bagan perahu yang dijadikan ampel
jaring dipasang tali ris berdiameter 6 mm berbentuk persegi empat dimana panjang
terbuat dari bahan polyethylene (PE) sebagai dan lebarnya sama yaitu 20 m. Pada setiap
penguat pinggiran jaring. sudut dan tengah bingkai warimg diikatkan
Waring dirangkai satu persatu batu sebesar 5-10 kg. Bingkai pada waring
sehingga waring pada alat tangkap bagan atau kelambu bagan ini terbuat dari bambu
perahu berbentuk seperti kubus, pada bagian dengan ukuran penampang 5 x 15 cm.
atas waring terdapat tali ris yang berfungsi Bingkai waring dibuat dari bahan bambu
agar waring tidak mudah terbelit pada saat berfungsi agar waring nantinya dapat
operasi, dan ujung-ujung waring bagian membentuk kubus dan mudah.
dalam terdapat pemberat berupa batu dengan Sulaiman (2005) menyatakan bahwa
berat 6 kg yang berfungsi agar waring tetap bingkai jaring berbentuk segi emapat tebuat
berbentuk kubus pada saat alat tangkap ini dari kayu. Kayu ini disambung satu dengan
dioperasikan. Selain itu bagian tepi waring yang lain sesuai dengan panjang dan lebar
juga dilengkapi dengan tali yang berfungsi mulut jaring dan rangka bagan. Bingkai
untuk menurunkan dan menaikkan waring. jaring berfungsi sebagai tempat mengikat
Sudirman dan Mallawa (2004) jaring, pemberat, dan tali penggantung yang
menyatakan bahwa pada alat tangkap bagan dihubungkan dengan roller jaring. Pada
perahu terdapat waring yang dirangkai setiap sudut bingkai jaring dikaitkan batu,
sehingga membentuk sebuah kubus dan demikian juga sisi bingkai jaring diikatkan 3
pada bagian tepi waring terapat tali ris yang buah batu yang beratnya 17-20 kg.
berfungsi untuk menjaga waring sehingga Pada alat tangkap bagan perahu
tidak terbelit saat alat tangkap ini terdapat bingkai waring yang berfungsi
dioperasikan, sealin tali ris, pada setiap tepi sebagai tempat mengikat waring agar waring
waring juga dilengkapi dengan tali yang bisa berbentuk dengan sempurna (kubus),
berfungsi untuk menurunkan dan pemberat, dan tali penggantung yang
mengangkat waring pada saat dihubungkan dengan roller waring. Selain
pengoperasiannya. dari bingkai, waring pada alat tangkap bagan
Posisi waring sangat berpengaruh perahu juga terdapat batu yang berfungsi
pada saat melakukan penangkapan dimana sebagai pemberat dan terletak di setiap sudut
pada saat penangkapan dilakukan waring bingkai waring, sisi bingkai waring juga
harus dalam keadaan terbuka seperti kubus dikaitkan 4-6 buah batu yang beratnya 10-15
agar sasaran tangka bisa tertangkap dengan kg.
baik. Proses penarikan waring pada saat Bingkai Waring (frame) berbentuk
dilakukannya operasi penangkapan segi empat (24x24 m) terbuat dari kayu
memilikiresiko yang sangat tinggi karena bakau (Rhizophora apiculata) dengan
proses penarikan ini bisa mengakibatkan panjang 3-4 m dengan diameter 5 cm. Kayu
cidera pada ABK yang bertugas menarik ini disambung satu dengan yang lain sesuai
waring. Hal ini diakibatkan karena proses dengan panjang dan lebar mulut waring dan
penarikan masih menggunakan cara manual rangka bagan. Bingkai waring berfungsi
sebagai tempat mengikat waring, pemberat, 1. Lampu
dan tali penggantung yang dihubungkan Pada alat tangkap bagan perahu
dengan roller bingkai waring. Keliling banyak memelukan lampu untuk
bingkai waring diikatkan 12 buah batu yang menghasilkan cahaya. Jumlah lampu yang
beratnya 5-10 kg.Waring pada bagan digunakan pada alat tangkap yang dijadikan
petepete berbentuk seperti kelambu terbalik sampel penelitian berjumlah 88 buah dengan
dan terbuat dari bahan waring hitam ukuran dan jenis yang berbeda.
(polypropylene).(Sulaiman 2015). Lampu pada alat tangkap bagan
perahu di PPN Sibolga terdiri dari 44 buah
G. Tali Temali lampu dengan merk matsuna, 400 W yang
Tali temali yang digunakan pada alat terletak pada tiang utama haluan, tiang
tangkap bagan perahu di PPN Sibolga bagan buritan dan pada skor lintang dan 44
terbuat dari bahan polyethylene yang buah lampu pijar, 40 W yang terletak di
memiliki diameter tali yang berbeda. Arah sebela kiri dan disebelah kanan bangunan
pintalan yang digunakan pada tali temali ini bagan. Mesin yang digunakan sebagi
yaitu arah pintalan Z. Tali temali yang pembangkit tenaga listrik adalah mesin
terdapat pada alat tangkap bagan yaitu tali diesel merek panther 90 pk dengan bahan
ris, tali jangkar tali penarik kelambu dan tali bakar solar.
pemberat. Lampu yang digunakan pada alat
Untuk tali ris memiliki diameter 7 tangkap bagan perahu memiliki dua fungsi
mm dan panjang tali yang digunakan adalah yaitu sebagai lampu pemanggil dan lampu
sebesar 30-40 m. Tali jangkar yang pengumpul. Lampu pemanggil letaknya
digunakan pada alat tangkap bagan sangat lebih tinggi (pada tiang utama bagan) dan
besar dimana tali ini mempunyai diameter mempunyai cahaya yang sangat terang,
sebesar 28 mm dengan panjang tali 200-300 sedangkan lampu pengumpul letaknya lebih
m, sedangkan pada tali penarik waring dan rendah (diatas bangunan bagan) dan cahaya
tali pemerat memiliki diameter yang sama agak redup. Pada alat tangkap bagan perahu
sebesar 12 mm dengan panjang masing- di PPN Sibolga, lampu pemanggil yang
masing, tali penarik waring 20-40 m dan tali digunakan yaitu lampu neon, 400 W lampu
pemberat memiliki diameter 12 mm. pengumpul yang digunakan yaitu lampu
Sulaiman (2005) menyatakan bahwa pijar, 40 W. Pada lampu pijar dipasangkan
tali roller jangkar yang digunakan memiliki penutup lampu berupa ember berwarna
diameter 25 cm dengan panjang 350 meter. hitam untuk mengarahkan atau
Tali yang digunakan pada roller penarik memfokuskan cahaya kearah tertentu.
kelambu dan yag digunakan pada pemberat Ikan yang efektif pada malam hari
terbuat dari polyethylene berdiameter 1 cm selalu mengutamakan organ penglihatan
dengan panjang 50 m dengan panjang dalam mencari makanan dan memiliki
masing-masing tali penarik kelambu 25-45 kemampuan adaptasi terhadap gelap, indera
m dan tali pemberat 5 m. utama penerima rangsangan cahaya ikan
adalah mata. (Arthur et al 2013).
H. Alat Bantu Penangkapan Sudirman (2013) menyatakan
Dalam memudahkan pengoperasian berdasarkan funginya lampu dapat
alat tangkap bagan perahu dilengkapi dibedakan atas dua jenis, yaitu lampu untuk
dengan beberapa alat bantu penangkapan. menarik ikan sehingga memasuki catchable
Alat bantu tersebut adalah lampu, alat bantu area dan lampu untuk mengkonsentrasikan
penarik jangkar, alat bantu penarik kelambu ikan yang telah tertarik pada cahaya lampu.
bagan, serok dan keranjang.
2. Roller Jangkar dan Roller Kelambu Keranjang termasuk alat bantu pada alat
(Waring) tangkap bagan perahu karena adanya
Roller jangkar pada alat tangkap keranjang hasil tangkapan sebagai tempat
bagan perahu di PPN Sibolga berjumlah satu letak hasil tangkapan ikan dan dimana
buah yang terletak di bagian kiri badan setelah itu dipindahkan ke palka kapal bagan
rumah perahu bagan yang terbuat dari besi perahu.
dan kayu dengan ukuran panjang 50 cm dan Sulaiman (2005) menyatakan bahwa
diameter 30 cm. Pada bagan perahu ini keranjang berfungsi sebagai wadah hasil
terdapat 1 buah jangkar yang memiiki berat tangkapan setelah disortir. Setiap bagan
150 kg. mempunyai minimal 30 buah keranjang.
Roller (penggulung) tali kelambu
pada alat tangkap bagan perahu di PPN KESIMPULAN DAN SARAN
Sibolga terbuat dari besi bulat dengan
panjang 5 m dan berdiameter 60 cm yang Kesimpulan
terletak pada bagian depan rumah perahu Dari penelitian yang telah dilakukan
bagan dan dimana berdampingan dengan di PPN Sibolga konstruksi alat tangkap
rantai transmisi. bagan perahu yang digunakan oleh nelayan
terdiri dari beberapa komponen penting
3. Serok yaitu: perahu bagan, bangunan bagan, rumah
Serok di PPN Sibolga dikenal bagan, tiang utama, kawat besi, waring, tali
dengan sebutan tangguk. Pada alat tangkap temali, lampu, dan alat bantu
bagan perahu di PPN Sibolga, tangguk penangkankapan.
(serok) yang merupakan alat bantu yang Alat bantu pada alat tangkap bagan
Kontruksi tangguk (serok) yang perahu di PPN Sibolga terdiri dari lampu,
digunakan sebagai alat bantu pada alat roller jangkar , roller jaring, serok dan
tangkap bagan perahu terdiri dari keranjang dimana lampu yang digunakan
bagiankerangka pada mulut tangguk, jaring sebanyak 88 dan dibagi kedalamam 2 jenis
dan pegangan tangguk dimana terbuat dari lampu yaitu lampu neon dengan daya 400 W
bahan jaring dan besi. Ukuran panjang dan lampu pijar dengan daya 40 W yang
pegangan tangguk (serok) sekitar 1 meter, dimana fungsinya sebagai alat bantu
ukuran diameter pegangan sebesar 100 mm pengumpul ikan. Bagan perahu di PPN
dan ukuran diameter mulut tangguk sebesar Sibolga yaitu alat penangkapan dan sarana
500 mm. Sedangkan ukuran dalam waring penangkapan yang merupakan satu
tangguk (serok) sekitar 800 mm. kesatuan. Yang artinya alat tangkap bagan
Sudirman (2013) menyatakan bahwa perahu di PPN Sibolga langsung diatas kapal
serok berfungsi untuk menaikkan hasil dan kapal tersebut dapat langsung berlayar
tangkapan dari jaring keatas perahu. Dimana kelokasi penangkapan.
serok mempunyai ukuran panjang 3,5 m Bagan perahu di PPN Sibolga
dengan diameter bukaan mulut 52 cm, tinggi memiliki konstruksi yang sama dengan
jaring 60 cm dengan mesh size 1 cm. bagan perahu yang terdapat di perairan
indonesia yang dikenal sejak tahun 1950 an.
4. Keranjang Perbedaan yang terdapat pada bagan perahu
Hasil tangkapan yang telah terambil di PPN Sibolga adalah tidak memiliki cadik.
dengan serok/tangguk dimasukan kedalam
keranjang. Keranjang terbuat dari bambu Saran
yang dianyam. Keranjang berukuran 60-70 Untuk menambah pengetahuan
cm, mulut keranjang berdiameter 53-60 cm. tentang alat tangkap bagan perahu di PPN
Sibolga Perlu dilakukan kajian mengenai Syofyan, I. Nofrizal dan Isnaniah,
alat bantu pada alat tangkap bagan perahu di 2014.Penentun Praktikum Bahan dan
PPN Sibolga seperti lampu, sistem kerja Rancangan Alat Penangkapan Ikan.
roller pada alat tangkap bagan perahu dan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
perlu dilakukan penelitian mengapa pada Universitas Riau, Pekanbaru. 91 hal.
bagan perahu tidak memilik cadik. (tidak diterbitkan)

DAFTAR PUSTAKA Syofyan, I, Syaifuddin and Cendana, F.


2010. Studi Komparatif Alat Tangkap
Brown, A, Isnaniah and Domitta, S. Jaring Insang Hanyut (Drift gillnet)
2013.Perbandingan Hasil Tangkapan Bawal tahun 1999 dengan Tahun 2007
Kelong (Liftnet)Menggunakan Lampu di Desa meskom Kecamatan
Celup Bawah Air (Lacuba) dan Bengkalis Kabupaten Bengkalis
Petromaks di Perairan Desa Kote Propinsi Riau. Jurnal Perikanan dan
Kecamatan Singkep Kabupaten Kelautan 15,1: 62-70.
Lingga Propinsi Kepulauan Riau.
Jurnal Akuatika, Volume IV No. 2.
Fitriyadi. 2007. Konstruksi Alat Tangkap
Bagan Perahu Di Desa Tanjung
Batang Kecamatan Pulau Tiga
Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan
Riau. Skripsi. Pekanbaru: Program
Studi Pemanfataan Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Riau. 53 hal.
(tidak diterbitkan)

Laporan Tahunan Pelabuhan p\Perikanan


Nusantara Sibolga Tahun Anggaran
2014.Sibolga.174 hal.
Sudirman., Mallawa, A. 2004. Teknik
Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.

Sulaiman, M. 2005. Pendekatan Akustik


dalam Studi Tingkah Laku Ikan Pada
Proses Penangkapan Dengan Alat
Bantu Cahaya. IPB: Bogor.

Sulaiman M. 2015. Pengembangan lampu


light emitting diode (LED) sebagai
pemikat ikan pada perikanan bagan
petepete di Sulawesi Selatan.
Desertasi Program Pascasarjana.IPB.

Anda mungkin juga menyukai