Anda di halaman 1dari 15

Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 1)

Posted by Purbo on 15 February 2010

Sebagai topik perdana posting tentang SAP2000 di blog ini, penulis sajikan tentang tips dalam pengerjaan
SAP2000, berdasarkan pengalaman pribadi tentunya. Yang mau menambahi lagi juga boleh, langsung comment
saja. Sebentar kok judulnya ada embel-embel tepat juga ya? Apa tidak cukup hanya cepat saja? Tidak.
Yakin? Ya, donk. Why? Penulis akan bahas itu pada sekuel kedua, oke? Oke, berikut beberapa tipsnya :

Pake shortcut
Seperti pada program-program umum lainnya, perintah dalam SAP2000 (misal menggambar batang, memberi
beban, dll.) bisa dilakukan lewat tiga cara, yaitu: menu, toolbar, dan shortcut. Penggunaan paling cepat memang
lewat toolbar, kita tinggal klik pada tombol (button) yang sesuai dan perintah langsung dijalankan. Namun, jika
terlalu banyak toolbar yang ditampilkan, bisa mengganggu layar kerja, di samping Anda juga harus mencari
letak toolbar yang bersangkutan. Bagi pengguna yang masih awal, toolbar dan menu adalah dua teman setia.
Namun seiring waktu, hanya mengandalkan kedua teman tersebut akan terasa kurang memadai.
Nah, teman baru ini salah satunya adalah Shortcut. Mungkin Anda pernah memencet serangkaian tombol
keyboard seperti Ctrl+C, Ctrl+V, Alt+F4 di Windows, itulah Shortcut alias kunci pintas. Hanya menekan tomboltombol

tersebut

dan

simsalabim

langsung

selesailah

perintah

yang

diinginkan,

tanpa

harus

mencari toolbar atau menu yang bersangkutan. Ada konsekuensinya pula jika Anda ingin berteman dengan
si Shortcut ini, yaitu harus relatif hafal. Tapi jangan khawatir, bagi yang belum terlalu hafal, coba lihatlah pada
salah satu menu (gambar di bawah).

Pada gambar di atas, misal pada menu Display, coba perhatikan pada sub-menu ShowUndeformed Shape, di
sebelah kanan tertulis F4. Inilah tombol keyboard (tombol fungsi F4) yang bisa dipakai sebagai alternatif untuk
menjalankan perintah tersebut, yaitu menampilkan bentuk awal sebelum deformasi. Kini cobalah perhatikan pada
menu-menu lainnya, dan silakan hafal sendiri ya hehehe Berikut beberapa contoh Shortcut lainnya :
Ctrl+S : Save (menyimpan perubahan)
Ctrl+R : Replicate (menggandakan obyek)
F3 : Restore Full View (menampilkan model keseluruhan)
F11 : Refresh View (merefresh tampilan)
Shift+F12 : Display Tables (menampilkan tabel data)

Menu is your friend


Memang ada kelemahan dari bung Shortcut ini, yaitu tidak semua perintah kenal alias memiliki kunci pintas ini
(bahkan mungkin hanya sebagian kecil saja). Oleh karena itu, penulis kenalkan dengan teman lainnya,
namanya Menu. Lho, bukannya mbak Menu sudah dikenalkan di depan tadi? Iya sih, tapi yang ingin penulis soroti
adalah cara pemakaiannya. Menu diakses dengan cara klik pada menu dan sub-menu yang diinginkan, misal
Assign, Frame, FrameSections untuk mengganti tipe penampang batang. Cara lain (dan cepat) adalah dengan
menekan Alt (pada keyboard) dan

huruf-huruf secara

berurutan.

Huruf

apaan?

Perhatikan pada

tulisan menu dan sub-menu, ada huruf yang bergaris bawah (underlined). Untuk kasus di atas (mengganti
penampang) maka akses pintas yang dimaksud adalah Alt+A+F+S. Ingat, huruf ditekan berurutan, jangan
bersamaan! Beberapa contoh lainnya :
Alt+A+O+F : Assign Joint Loads (memberi beban titik)
Alt+A+J+R : Assign Joint Restraints (memberi tumpuan nodal)
Alt+S+S+G : Select Group (memilih group tertentu)
Alt+D+L+F : Display Frame Loads (menampilkan beban batang)
Sebenarnya taktik-taktik yang diuraikan ini adalah cara umum untuk menggunakan program berbasis Windows,
termasuk SAP2000 ini. Hanya saja untuk cara tertentu, terutama untuk penggunaan huruf kunci menu yang
diuraikan terakhir, kadang terabaikan karena kebiasaan kita lebih banyak mengandalkan toolbar dan
klik menu secara manual. Namun bila dicermati seksama sebenarnya akan bisa meningkatkan waktu pengerjaan.
Coba bandingkan dua cara pengerjaan rutinitas berikut :
Memilih group tertentu > Mengganti penampang > Memilih

joint/nodal >

Mengganti tumpuan >

Memilih nodal kembali > Memberi beban titik > Memulai analisis
1.

Select, Select, Group > Assign, Frame, Frame Sections > [Pilih Section, OK] > [Klik Joint]
> Assign,Joint, Restraints > [Pilih tumpuan, OK] > Select, Get Previous Selection > Assign, Joint
Loads,Forces > [Isi beban, OK] > Analyze, Run Analysis

2.

Alt+S+S+G > Alt+A+F+S > [Pilih Section, OK] > [Klik Joint] > Alt+A+J+R > [Pilih tumpuan, OK] > Alt+S+V (atau
klik tombol) > Alt+A+O+F > [Isi beban, OK] > F5

Mau pilih cara yang mana? Pengalaman pribadi penulis terutama ketika mempergunakan perintah yang tidak
memiliki shortcut, akan lebih cepat untuk memakai huruf kunci menu dibandingkan memakai toolbar. Menemukan
huruf pada keyboard (apalagi jika sudah relatif hafal) bisa lebih cepat ketimbang menggeser mouse untuk klik
tombol. Memang cara kedua akan membutuhkan sedikit hafalan, namun seiring waktu dan bila sering
mempergunakan perintah tersebut, lambat laun bisa mengendap di ingatan kok hehehe (ini juga based on
personal experience).

Mouse di tangan kanan, keyboard di tangan kiri (dibalik juga boleh)


Ini sebenarnya masih ada kaitannya dengan dua teknik sebelumnya. Akan lebih cepat jika satu tangan mengurusi
satu wilayah saja, misal seperti pada kalimat sub judul: tangan kanan mengurusi mouse dan tangan kiri

mengetik keyboard. Tentu saja yang dimaksud di sini adalah teknik ketika memasukkan perintah, misal
seperti shorcut Ctrl+S atau Alt+A+O+F, sedangkan untuk input angka atau teks silakan saja mengetik seperti biasa.
Fungsi shortcut biasanya hanya berupa kombinasi beberapa tombol saja, sehingga bisa lebih efektif
memanfaatkan satu tangan untuk fungsi ini dan lainnya untuk mengoperasikan mouse. Contoh sederhana
misalnya ketika input pembebanan pada batang, akan lebih cepat untuk memilih batang dengan klikmouse dan
tangan lainnya memencet kombinasi Alt+A+R+D dibandingkan klik mouse untuk memilih batang lalu (dengan
tangan yang sama) memencet tombol kombinasi, alias harus menggeser-geser tangan. Intinya, akan lebih efektif
jika

tangan

tidak

banyak

berpindah

tempat

atau

bergeser

kesana-kemari,

sehingga

pemanfaatan mouse dan keyboard bisa (hampir) simultan. Silakan buktikan sendiri.

Group, group, dan group


Teknik ini terutama untuk model struktur yang relatif besar atau kompleks, misal gedung dengan jumlah lantai yang
aduhai, atau denah yang cukup rumit (tidak hanya sekedar kotak-kotak hehehe). Kita ambil contoh saja untuk
suatu bangunan gedung, dengan kasus pembebanan dinding yang letaknya berbeda-beda antar balok
menyesuaikan dengan ruangan yang ada (lihat gambar berikut).

Dalam pemodelan, untuk membebani balok yang mendapat beban dari dinding adalah dengan memilih balokbalok yang bersangkutan dan kemudian menjalankan perintah Assign > Frame Loads > Distributed. Nah,
bayangkan jika Anda sudah bersusah payah klik balok-balok tersebut dan memberikan pembebanan, dan sejenak
kemudian anda baru ingat bahwa satuan yang dipakai salah/berbeda, atau ternyata di kemudian hari ada
perubahan bahan dinding yang digunakan, dari dinding bata biasa ke dinding ringan. Jika belum diklik tombol OK
pada input pembebanan memang langsung saja ganti satuan atau input angka sudah beres, atau jika perintah
baru saja dilakukan tinggal panggil perintah View > Get Previous Selection untuk memilih kembali balok-balok
yang dipilih sebelumnya. Namun jika sudah terlanjur disimpan, atau Anda baru ingat keesokan harinya, dua taktik
tadi tidak akan mempan. Anda tentu harus mengulang rutinitas klik balok-balok yang bersangkutan. Selamat ya
awas jangan sampai salah
Coba kalau Anda pakai fasilitas grouping. Setelah memilih balok-balok tersebut, sebelum menjalankan perintah
pembebanan, terlebih dahulu kelompok pilihan tersebut dijadikan satu dengan perintah Assign > Assign to
Group dan memberi nama group. Setelah tersimpan, untuk memanggil kembali kelompok balok tadi Anda hanya
perlu menjalankan perintah Select >Select > Group dan memilih nama group tersebut dan otomatis akan terpilih,
tanpa harus berjuang sendirian untuk klik kembali balok-balok tersebut. Teknik ini bisa pula diterapkan untuk kasus
lainnya, misal kelompok kolom dengan orientasi arah sumbu kuat yang berbeda, group balok/kolom tepi dan
tengah, dsb.

Hitung langsung

Terkadang saat membuat input model, kita membutuhkan hitungan awal untuk mendapatkan nilai input tertentu
yang diminta dalam program. Misal ketika mendefinisikan jenis material beton normal, yang memerlukan data
besaran modulus elastis (E). Umumnya, data yang diketahui adalah berupa nilai kuat tekan saja, seperti K-250,
atau mutu fc = 20 MPa, sehingga perlu dihitung dahulu nilai modulus elastis lewat rumus (untuk beton normal) E
= 4700(fc)^0,5 , dalam satuan MPa. Anda bisa saja menghitungnya manual dengan bantuan kalkulator
atauExcel misalnya. Kalau ingin agar tidak usah berpindah program, masukkan saja langsung rumusnya pada
kotak input Modulus of Elasticity. Tapi ingat, ganti dulu satuan ke N, mm agar sesuai rumusnya. Setelah itu,
ketikkan 4700*SQR(20) dan tekan <Enter>. Abrakadabra! Hasilnya sudah langsung muncul. Formatnya memang
agak mirip Excel, namun untuk fungsi seperti SQR (Square root = akar kuadrat) memiliki format tersendiri. Jadi
daripada menghitung manual lebih baik (dan lebih cepat) jika bisa dihitung langsung saja. Apalagi jika
menghitungnya di awang-awang, rawan salah tuh Contoh lain misalnya: 1/2*10 ; 0,75*1,6 ; 250+(0,5*400) ;
PI()*3 ; dsb. Oh ya, untuk perhitungan di SAP2000 juga sudah disediakan built-in calculator. Tentang topik ini akan
penulis bahas pada tulisan tersendiri. Stay tuned!

SAVE !!!
Ini nasehat sederhana saja: lakukan save secara berkala, baik manual ataupun otomatis. Bayangkan saja jika
Anda telah mulai membuat model sejak 1 jam yang lalu, kemudian secara mendadak terjadi pemadaman listrik,
atau tiba-tiba terjadi error yang mengharuskan untukrestart komputer atau laptop. Setelah listrik dan
komputer/laptop kembali normal, Anda cari file pekerjaan tadi dan ternyata tidak ketemu. Wah, ternyata tadi lupa
belum disimpan! Itulah inti dari sub-judul ini. Simpanlah selalu (save) pekerjaan Anda, secara periodik. Listrik di
tempat Anda boleh jadi cukup stabil, dan komputer/laptop Anda juga dijamin tahan banting dan tahan virus, tapi
Anda tidak dapat meramal masa depan (karena kalau bisa, berarti Anda mungkin salah jurusan membaca blog ini
hehehe).
Save early, and save often !
Kalimat tersebut bukan dicuplik dari SAP2000 lho, tapi dari tips game Warcraft III ! Hehehe urusan game saja
disuruh save secara periodik, apalagi untuk urusan serius begini. Kalau nyang dari SAP2000, bunyinya pun hampir
mirip (jangan-jangan saling mencontek ya) :
Save your file often!! >>> Very Often!!!!
Woow, tanda serunya saja ada empat Jadi, sudah sewajibnya Anda membiasakan diri untuk melakukan
penyimpanan secara berkala, boleh lewat klik tombol, menu, atau Ctrl+S (yang terakhir ini kegemaran penulis).
Mau yang otomatis juga ada. Klik menu Options, lalu pilih Auto Save Model. Isikan pada kotak input interval waktu
(dalam menit) untuk penyimpanan. Sebenarnya tidak langsung menyimpan, namun setiap interval waktu yang
telah ditentukan SAP2000 akan menampilkan pesan seperti gambar berikut. Klik OK untuk menyimpan.

Hmmm Lalu apa hubungannya antara menyimpan berkala dengan kerja cepat? Kalau mengulang membuat
model dari awal seperti contoh tadi sudah Anda anggap sebagai cepat, ya terserah saja hehehe Jadi, save or
die!
Oke, sampai di sini dahulu perjumpaan kita. Sampai bertemu lagi pada sekuel kedua, tentang Tips Kerja Tepat.

Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 2


Pendahuluan)
Posted by Purbo on 23 March 2010

Oke, setelah pada sekuel pertama sudah penulis bahas tentang tips kerja cepat, di bagian kedua
ini tiba saatnya ulasan masalah yang tidak kalah pentingnya, yaitu Tips Kerja Tepat. Kenapa
sih harus tepat juga, apa bisa tidak tepat alias salah? Daripada penulis langsung beri
jawaban Yes/No, mendingan kita bandingkan saja dengan program lain di bagian
pendahuluan ini, biar lebih joss
Ambil contoh program AutoCAD, misal untuk menggambar obyek sebuah kotak / bujur
sangkar, bisa bermacam-macam caranya. Pakai perintah rectangle, lewat polygon, atau
mau manual digambar satu-satu pake line juga boleh. Hasilnya semua sama: obyek berbentuk
segi empat sama sisi. Masalah mungkin timbul hanya terkait pengerjaan, mana yang lebih
cepat, atau masalah seleksi (obyek dengan rectangle atau polygon langsung terpilih semua
saat klik satu sisi, sedangkan dengan line harus dipilih satu per satu). Kita lihat lagi contoh
lain, misal MS Word, ketika membuat nomor halaman (page number). Tentu tersedia fasilitas
otomatisnya, namun mau dibuat manual satu per satu tiap halaman pun bisa juga (coba
halamannya ratusan ya hehehe). Hasilnya jika di-printjuga akan sama, nomor halaman
berurutan.
Nah, sekarang kembali ke SAP2000. Harap diperhatikan, SAP2000 termasuk program untuk
hitungan, sehingga otomatis jika hitungannya tidak tepat, ya bubar jalan lah semuanya
Contohnya? Kita ambil kasus yang gampang saja deh biar mudah: simple beam sendi-rol. Wah,
kok sederhana banget sih Eh, biar sederhana begini tapi kalau tidak paham bisa salah lho
Ini kasussimple beam balok beton dengan beban terpusat, ceritanya ingin mencari besar reaksi
tumpuan.

Ah, gampang itu Langsung buka SAP2000 dan (saking sudah jagonya) hanya dalam hitungan
menit sudah keluar outputnya. Mana? Ini dia :

Lapor! Reaksi tumpuan terdeteksi sebesar 5,20 kN! Laporan selesai! Wuih mantapnya
Yakin ? Kita coba cek dengan cara jadul alias manual ya
R = 1/2 . ( P + BJ.b.h.L )
R = reaksi, P = beban terpusat, BJ = berat jenis beton, b = lebar balok, h = tinggi balok, L =
panjang bentang.
R = 1/2 . ( 5 + 24.0,15.0,25.3 ) = 3,85 kN
Lho? Kok beda? Ah, pasti salah hitung manual tuh! Oke, kita cek lagi dengan prinsip
keseimbangan gaya luar dan reaksi tumpuan. Gaya luar / beban (F) adalah sebesar ( P +
BJ.b.h.L ) = ( 5 + 24.0,15.0,25.3 ) = 7,7 kN.
Dari cara hitung manual :
2 . R = 2.3,85 = 7,7 kN = F OK!
Dari cara canggih SAP2000 :
2 . R = 2.5,20 = 10,40 kN > F ???
Wah, kok ada selisih dengan gaya luar alias beban ya? Ada yang korupsi nih Apa mesti lapor
ke KPK? Hehehe tidak perlu jauh-jauh sampai ke sana kok. Usut punya usut, ternyata di sini
letak kesalahannya :

Faktor pengali berat sendiri penampang masuk dua kali dalam analisis, dalam beban berat
sendiri (BS) dan beban terpusat (P), sehingga menjadi :
R = 1/2 . ( 5 + 24.0,15.0,25.3 + 24.0,15.0,25.3 ) = 5,20 kN
Seharusnya, self weight multiplier hanya masuk sekali saja (jika berat sendiri akan dihitung
otomatis oleh program), yaitu hanya pada load case BS saja :

Hahaha cuma itu to, kalau begitu saja sih masih gampang Oh ya? Pingin contoh lagi yang
lebih keren? Ini dia :

Kalau yang ini ceritanya gedung 5 lantai dengan denah tidak simetris, dari beton bertulang,
akan dicari momen maksimum balok. Untuk data geometri, penampang dan bahan asumsikan
yang standar saja ya, daripada dicantumkan di sini nanti kepanjangan Selain itu, akan
dibandingkan juga pengaruh gaya gempa pada gedung, dengan acuan rekaman gempa dari
Elcentro di Amerikasono. Ah, gampang itu, berarti kita pakai Time History Function kan, yang
seperti ini lho :

Ok, benar, itu yang dimaksud. Lapor, komandan! Analisis sudah rampung! Wah, cepat amat,
jago benar ini orang ya oke, kita lihat bareng-bareng hasilnya :

COMB1 (kiri) = kombinasi beban mati+hidup, COMB2 (kanan) = beban mati+hidup+gempa.


Lapor (lagi)! Pengaruh gempa ternyata tidak signifikan! Laporan selesai! Huss ngawur,
gempa koktidak pengaruh apa-apa ke gedung Lho, itu tadi buktinya, lagipula rekaman gempa
kan juga sudah jelas masuk ke SAP2000. Jadi, apa salahnya? Jangan-jangan programnya
yang error ya Wah kalau ini yang error jelas orangnya donk, ini dia yang kurang :

Walaupun rekaman gempa sudah dimasukkan lewat Function, namun belum otomatis
dibebankan pada struktur, sehingga masih harus ditambahkan dalam Analysis Case. Karena
tadi belum ada, ya hasilnya juga nol donk alias tidak berpengaruh. Akan lebih nyata jika kita
lihat hasilnya (yang sudah benar) berikut ini :

Bandingkan selisihnya, 23 kNm dengan 105 kNm Wow


Selain itu, faktor pengali juga harus disesuaikan karena input rekaman gempa Elcentro adalah
dalam satuan gravitasi bumi (g). Jadi nilai Scale Factor 9,81 adalah konstanta gravitasi bumi
dalam m/detik2 (perhatikan pula saat input angka, satuan panjang harus sesuai, dalam m!).
Bayangkan, jika Scale Factor hanya diisi dengan nilai 1 (karena dikira sudah bawaan dari
programnya), momen maksimum yang seharusnya sebesar 105 kNm menjadi hanya 28 kNm
Misal dengan balok dimensi 25/35, yang seharusnya perlu tulangan 5 D 22 hasilnya cuma 2 D
22. Untung sudah sempat membaca blog ini ya hehehe Tentu yang diuraikan di sini belumlah
menjangkau semuanya, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan kasus
yang dihadapi masing-masing.
Wuih, kok jadi ngeri begini ya, jadi takut pakai SAP2000 Hehehe lantas maunya
bagaimana? Menghitung gedung apartemen 30 lantai dengan kalkulator? Asal mengerti dan
paham tentang program, dijamin struktur yang paling kompleks sekalipun model dan
analisisnya bisa tokcer kok. Sebaliknya kalau nggak ngerti, analisis balok sederhana saja
sampai salah
. Kalau meminjam kalimat empunya SAP2000 (Prof. Wilson) di manual
SAP90 :
No computer program can replace the engineering judgment of an experienced engineer. It
is well said that an incapable engineer cannot do with a ton of computer output what a good
engineer can do on the back of an envelope
Perhatikan kalimat yang dicetak tebal, kira-kira terjemahan bebasnya : walau memakai
program canggih tapi asal-asalan, masih kalah dengan insinyur jagoan yang cuma pakai coretcoretan di atas kertas. Tentu saja yang dimaksud kalah di sini adalah kalah akurat, alias
bisa salah, ya seperti dua contoh tadi. Istilah keren engineering judgment di kalimat
sebelumnyalah yang harus ikut berperan dalam menggunakan suatu program semacam
SAP2000. Logika atau nalar juga harus bermain, tidak cukup sekadar bisa
klik mouse dan keyboard. Ketika terdapat output yang tampaknya kurang wajar, harus segera
diperiksa model yang kita buat, sebelum melangkah lebih jauh.
Waduh, kok jadi panjang begini ya pembukaannya Maaf, tapi memang inilah yang
sebenarnya menjadi point penting dalam penggunaan program hitungan semacam SAP2000
ini. Penulis harap para pembaca juga sudah paham perbedaannya dengan program komersial
umum seperti yang diulas di awal tulisan ini. Kalau urusan penggunaan program, penulis kira
sudah cukup banyakresource yang tersedia, sedangkan masalah engineering judgment

kadang jarang dikupas secara mendalam. Untuk referensi literatur yang bagus, penulis sarankan
membaca bukunya Pak Wiryanto, terutama pada bab yang membahas masalah tersebut (bukan
promosi lho tapi karena memang oke pembahasannya). Kalau referensi dari penulis
sendiri? Hehehe masih dalam proses, rencana dalam waktu dekat mudah-mudahan bisa
segera terbit, doakan saja Ada juga kok, info lengkapnya bisa klik di sini . Oke, setelah puas
jauh melanglangbuana sudah saatnya kembali ke topik postingini, yang akan penulis sambung
di: Part 2 Kerja Tepat.
Share this:

Email
Facebook1
Twitter
Reddit

Related

Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 2 Kerja Tepat)In "SAP2000"
Interactive Database EditingIn "SAP2000"
Buku SAP2000 Seri 2In "SAP2000"

This entry was posted in SAP2000 and tagged 2010, cepat, SAP2000, software, tips, trik.
Bookmark thepermalink.

Post navigation
Update PPPURG
Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 2 Kerja Tepat)
76 responses to Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 2 Pendahuluan)

1.

Soe says:

2 May 2010 at 9:35 am


Lapor

komandan.gambarnya

nggak

jelas

wah,ini yang salah orangnyabkan kompternya

Reply

Purbo says:

3 May 2010 at 6:29 am


Laporan
laporannya juga nggak jelas, gambar yg mana

diterima

Letnan

Reply

Faathir says:

11 October 2014 at 3:03 pm


Assalamu alaikum Pak. Saya mau nanya tentang momen pak, saya mahasiswa arsitektur UH. saya mau bertanya
pak, tentang pembacaan grafik momen yang sesuai dengan pembebanan atau gaya yang bekerja pak. apa momen
yang terbentuk pada arah x dan y itu harus membentuk cincin di sekitar kolom atau bisa menyebar tanpa ada
bentuk yang jelas seperti danau. maaf kalo pertanyaannya membingungkan pak, soalnya saya masih belajar sap
2000.
btw saya punya kedua seri buku bapak, dan saya belajar dari situ. mohon dibantu pak

. wassalam

Purbo says:

13 October 2014 at 11:10 am


Waalaikumsalam Wr. Wb., kalau sepemahaman saya maksudnya itu mungkin grafik diagram interaksi Momen
arah-x

(Mx)

dan

arah-y

(My)

kan.

Bentuknya

tergantung

beragam

faktor

misal

bentuk

kolom

(kotak,persegi,bundar,L,dll.), material, penempatan susunan tulangan, dst. Contoh kolom persegi bentuk diagram
interaksi Mx dan My akan cenderung seperti lingkaran, sedangkan kolom kotak dengan panjang sisi berbeda akan
memiliki diagram yang lebih lebar pada sisi sumbu kuatnya (misal lebar x > y maka lazimnya nilai grafik Mx > My).

Anda mungkin juga menyukai