Anda di halaman 1dari 19

Seri E-Book SAP2000 # 1

Seri E-book SAP2000

No. 1
Juni 2012
#E010612

Tips Cepat & Tepat SAP2000 Part - I


[ oleh : Purbo ]

purbolaras . wordpress . com

purbolaras.wordpress.com

Seri E-Book SAP2000 # 1

DISCLAIMER
Tulisan dalam edisi E-book ini merupakan rangkuman/cuplikan artikel dari blog penulis : purbolaras.wordpress.com . E-book ini bebas untuk didistribusikan secara gratis sepanjang untuk kepentingan non-komersial, dengan tetap mencantumkan sumber asli. Dilarang mengubah bagian apapun dari isi tulisan dan tidak diperkenankan memperjualbelikan E-book ini. Pengutipan tulisan dari E-book ini harus dengan mencantumkan keterangan sumber asli.

purbolaras.wordpress.com

Seri E-Book SAP2000 # 1

DAFTAR ISI
DISCLAIMER ............................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................... 1. Cepat + Tepat ............................................................................ 2. Tips Kerja Cepat........................................................................ a) Shortcut ................................................................................. b) Menu ..................................................................................... i ii 1 7 7 9

c) Group .................................................................................... 10 d) Input Rumus ....................................................................... 12 e) Angka dan Satuan .............................................................. 14 3. Penutup ...................................................................................... 16

purbolaras.wordpress.com

ii

Seri E-Book SAP2000 # 1

1. Cepat + Tepat
Kerja cepat. Itulah yang pasti diinginkan banyak orang. Tidak terkecuali ketika memakai software seperti SAP2000. Program analisis struktur yang cukup populer ini memang menawarkan sejumlah keunggulan antara lain pada sisi penggunaannya. Berbasis input secara grafis (walaupun tersedia juga pilihan input dengan tabel data), user sangat dimanjakan mulai pembuatan model dari awal, editing, pembebanan, sampai tahap analisis dan penampilan output.

Gambar 1. Contoh Pemodelan SAP2000 Dengan adanya fasilitas template yang menyediakan berbagai macam jenis struktur, dan kemudahan dalam hal input data semudah menggambar obyek, tidak pelak lagi proses pemodelan struktur yang rumit sekalipun bisa dilakukan dalam waktu yang relatif cepat (atau lebih tepatnya: sudah bisa jauh lebih cepat dibandingkan dengan saat input teks murni jaman dahulu).
purbolaras.wordpress.com 1

Seri E-Book SAP2000 # 1

Nah, akibat dari adanya berbagai tunjangan tadi yang terkadang juga berpotensi membuat pemakainya terlena. Ibaratnya memakai motor tipe matic, pokoknya tinggal asal nge-gas saja deh. Harap diperhatikan dan diingat pula, bahwa SAP2000 termasuk program hitungan. Apapun yang berbau hitungan atau menghitung pastilah tidak cukup hanya cepat saja, tapi juga perlu tepat. Menghitung lembaran uang dengan cepat tapi salah jumlahnya kan bisa rugi. Mari ambil beberapa contoh. Misal pada program AutoCAD, untuk menggambar obyek sebuah kotak / bujur sangkar, bisa bermacam-macam caranya. Pakai perintah rectangle, lewat polygon, atau mau manual digambar satu-satu pake line juga boleh. Hasilnya semua sama : obyek berbentuk segi empat sama sisi. Masalah mungkin timbul hanya terkait pengerjaan, mana yang lebih cepat, atau masalah seleksi (obyek dengan rectangle atau polygon langsung terpilih semua saat klik satu sisi, sedangkan dengan line harus dipilih semua). Kita lihat lagi contoh lain, misal MS Word, ketika membuat nomor halaman (page number). Tentu tersedia fasilitas otomatisnya, namun mau dibuat manual satu per satu tiap halaman pun bisa juga (coba halamannya ratusan). Hasilnya jika di-print juga akan sama, nomor halaman berurutan. Itu tadi beberapa program yang tidak terlalu terkait dengan hitungan. Sekarang misalnya program MS Excel. Masukkan rumus berikut : =SIN(30) , maka akan keluar angka -0,988. Padahal, jaman dahulu belajar trigonometri rumus sekian hasilnya seharusnya 0,5. Siapa yang salah? Tentu saja yang menulis rumus di Excel, karena default satuan rumus SIN(X) adalah X dalam satuan radian, bukan derajat. Sehingga, seharusnya rumus tersebut ditulis sebagai =SIN(RADIANS(30)) . Artinya, penggunanya kurang memahami aturan yang dipakai dalam program. Bayangkan kalau rumusnya rumit seperti : =5*TAN(30)/(1-(SIN(30)^2)) atau bahkan lebih ruwet lagi, hasilnya pasti amburadul.
purbolaras.wordpress.com 2

Seri E-Book SAP2000 # 1

Kembali ke SAP2000, sama kasusnya seperti pada contoh Excel tadi, otomatis jika hitungannya tidak tepat maka bubar jalan lah semuanya. Kita ambil kasus yang sederhana agar mudah dipahami: simple beam sendi-rol. Ini kasus simple beam balok beton dengan beban terpusat, ceritanya ingin mencari besar reaksi tumpuan. Walaupun sederhana tapi kalau tidak paham bisa salah. Mari kita ikuti saja jalan ceritanya.

Gambar 2. Model Simple Beam Ah, gampang. Langsung buka SAP2000 dan (saking sudah jagonya) hanya dalam hitungan menit sudah keluar outputnya. Ini dia :

Gambar 3. Hasil Reaksi Simple Beam Terlihat pada gambar, reaksi tumpuan adalah sebesar 5,20 kN. Kita coba cek dengan cara jadul alias manual.
purbolaras.wordpress.com 3

Seri E-Book SAP2000 # 1

R = . ( P + BJ.b.h.L ) Dengan : R = reaksi P = beban terpusat BJ = berat jenis beton b = lebar balok h = tinggi balok L = panjang bentang R = . ( 5 + 24 . 0,15 . 0,25 . 3 ) = 3,85 kN Kok beda? Kita cek lagi dengan prinsip keseimbangan gaya luar dan reaksi tumpuan. Gaya luar alias beban (F) adalah sebesar : ( P + BJ.b.h.L ) = ( 5 + 24 . 0,15 . 0,25 . 3 ) = 7,7 kN Dari perhitungan manual : 2 . R = 2 . 3,85 = 7,7 kN = F OK ! Dari cara canggih ala SAP2000 : 2 . R = 2 . 5,20 = 10,40 kN > F Ditemukan fakta adanya selisih dengan gaya luar alias beban, alias ada yang me-mark up nilai (tuh, muncul gambar tikusnya). Apa mesti lapor ke KPK? Wah, tidak perlu jauh-jauh sampai ke sana. Usut punya usut, ternyata di sini letak kesalahannya :

purbolaras.wordpress.com

Seri E-Book SAP2000 # 1

Gambar 4. Kesalahan Faktor Pengali Berat Sendiri Faktor pengali berat sendiri penampang masuk dua kali dalam analisis, dalam beban berat sendiri (BS) dan beban terpusat (P), sehingga menjadi : R = 1/2 . ( 5 + 24.0,15.0,25.3 + 24.0,15.0,25.3 ) = 5,20 kN Seharusnya, self weight multiplier hanya masuk sekali saja (jika berat sendiri akan dihitung otomatis oleh program), yaitu hanya pada load case BS saja.

Gambar 5. Koreksi Faktor Pengali Berat Sendiri

purbolaras.wordpress.com

Seri E-Book SAP2000 # 1

Jadi nggak pe-de pakai SAP2000? Lantas maunya bagaimana? Menghitung gedung apartemen 30 lantai dengan kalkulator dagang? * tepuk jidat * Yang penting, asal mengerti dan paham tentang program, dijamin struktur yang paling kompleks sekalipun model dan analisisnya bisa tokcer kok. Sebaliknya kalau nggak ngerti, analisis balok sederhana saja sampai salah tuh. Kalau meminjam kalimat empunya SAP2000 (Prof. Edward L. Wilson) di Manual SAP90 :
No computer program can replace the engineering judgment of an experienced engineer. It is well said that an incapable engineer cannot do with a ton of computer output what a good engineer can do on the back of an envelope

Perhatikan kalimat yang dicetak tebal, kira-kira terjemahan bebasnya : walau memakai program canggih tapi asal-asalan, masih kalah dengan insinyur jagoan yang cuma pakai coret-coretan di atas kertas. Tentu saja yang dimaksud kalah di sini adalah kalah akurat, alias bisa salah, seperti contoh sederhana tadi. Istilah keren engineering judgment di kalimat sebelumnya lah yang harus ikut berperan dalam menggunakan suatu program semacam SAP2000. Logika atau nalar juga harus bermain, tidak cukup sekadar bisa klik mouse dan keyboard. Ketika terdapat output yang tampaknya kurang wajar, harus segera diperiksa model yang kita buat, sebelum melangkah lebih jauh.

purbolaras.wordpress.com

Seri E-Book SAP2000 # 1

2. Tips Kerja Cepat


Oke, sebelum melangkah ke tips kerja tepat, terlebih dahulu kita simak tips kerja cepat-nya agar otak tidak terlalu cepat panas mikirin hitungan melulu. a) Shortcut Seperti pada program-program umum lainnya, perintah dalam SAP2000 (misal menggambar batang, memberi beban, dll.) bisa dilakukan lewat tiga cara, yaitu : menu, toolbar, dan shortcut. Penggunaan paling cepat memang lewat toolbar, kita tinggal klik pada tombol (button) yang sesuai dan perintah langsung dijalankan. Namun, jika terlalu banyak toolbar yang ditampilkan, bisa mengganggu layar kerja, di samping Anda juga harus mencari letak toolbar yang bersangkutan. Bagi pengguna yang masih awal, toolbar dan menu adalah dua teman setia. Namun seiring waktu, hanya mengandalkan kedua teman tersebut akan terasa kurang memadai. Nah, teman baru ini salah satunya adalah Shortcut. Mungkin Anda pernah memencet serangkaian tombol keyboard seperti Ctrl+C, Ctrl+V, Alt+F4 di Windows, itulah Shortcut alias kunci pintas. Hanya menekan tombol-tombol tersebut dan simsalabim langsung selesailah perintah yang diinginkan, tanpa harus mencari toolbar atau menu yang bersangkutan. Ada konsekuensinya pula jika Anda ingin berteman dengan si Shortcut ini, yaitu harus relatif hafal. Tapi jangan khawatir, bagi yang belum terlalu hafal, coba lihatlah misal pada salah satu menu.

purbolaras.wordpress.com

Seri E-Book SAP2000 # 1

Gambar 6. Contoh Menu SAP2000 Pada gambar tersebut, misal pada menu Display, coba perhatikan pada sub-menu Show Undeformed Shape , di sebelah kanan tertulis F4. Inilah tombol keyboard (tombol fungsi F4) yang bisa dipakai sebagai alternatif untuk menjalankan perintah tersebut, yaitu menampilkan bentuk awal sebelum deformasi. Berikut beberapa contoh Shortcut lainnya : Ctrl+S Ctrl+R F3 F11 Shift+F12 : Save (menyimpan perubahan) : Replicate (menggandakan obyek) : Restore Full View (menampilkan model keseluruhan) : Refresh View (merefresh tampilan) : Display Tables (menampilkan tabel data)

purbolaras.wordpress.com

Seri E-Book SAP2000 # 1

b) Menu Memang ada kelemahan dari Shortcut, yaitu tidak semua perintah memiliki kunci pintas ini (bahkan mungkin hanya sebagian kecil saja). Oleh karena itu, penulis kenalkan dengan teman lainnya, namanya Menu. Lho, bukannya Menu sudah dikenalkan di depan tadi? Betul, tapi yang ingin disoroti di sini adalah cara pemakaiannya. Menu diakses dengan cara klik pada menu dan submenu yang diinginkan, misal Assign, F rame, Frame S ections... untuk mengganti tipe penampang batang. Cara lain (dan cepat) adalah dengan menekan Alt (pada keyboard) dan huruf-huruf secara berurutan. Huruf apaan? Perhatikan pada tulisan menu dan submenu, ada huruf yang bergaris bawah (underlined). Untuk kasus di atas (mengganti penampang) maka akses pintas yang dimaksud adalah Alt+A+F+S. Ingat, huruf ditekan berurutan, jangan bersamaan. Beberapa contoh lainnya : Alt+A+O+F : Assign Joint Loads (memberi beban titik) Alt+A+J+R : Assign Joint Restraints (memberi tumpuan nodal) Alt+S+S+G : Select Group (memilih group tertentu)

Gambar 7. Assign Frame Section Sebenarnya taktik-taktik yang diuraikan ini adalah cara umum untuk menggunakan program berbasis Windows, termasuk SAP2000 ini. Hanya saja untuk cara tertentu, terutama untuk penggunaan huruf kunci menu yang diuraikan terakhir, kadang
purbolaras.wordpress.com 9

Seri E-Book SAP2000 # 1

terabaikan karena kebiasaan kita lebih banyak mengandalkan toolbar dan klik menu secara manual. Namun bila dicermati seksama sebenarnya akan bisa meningkatkan waktu pengerjaan. Pengalaman pribadi penulis terutama ketika mempergunakan perintah yang tidak memiliki shortcut, akan lebih cepat untuk memakai huruf kunci menu dibandingkan memakai toolbar. Menemukan huruf pada keyboard (apalagi jika sudah relatif hafal) bisa lebih cepat ketimbang menggeser mouse untuk klik tombol. Memang cara kedua akan membutuhkan sedikit hafalan, namun seiring waktu dan bila sering mempergunakan perintah tersebut, lambat laun bisa mengendap di ingatan kok (ini juga based on personal experience). c) Group Teknik ini sangat bermanfaat terutama untuk model struktur yang relatif besar atau kompleks, misal gedung dengan jumlah lantai yang aduhai, atau denah yang cukup rumit. Kita ambil contoh untuk suatu bangunan gedung, dengan kasus pembebanan dinding yang letaknya berbeda-beda antar balok menyesuaikan dengan ruangan yang ada (lihat gambar berikut). Dalam gambar tersebut, letak dinding bata adalah pada garis yang berwarna merah. Dalam pemodelan, untuk membebani balok yang mendapat beban dari dinding adalah dengan memilih balok-balok yang bersangkutan dan kemudian menjalankan perintah Assign > Frame Loads > Distributed. Nah, bayangkan jika Anda sudah bersusah payah klik sana klik sini pada balok-balok tersebut dan memberikan pembebanan, dan sejenak kemudian anda baru ingat bahwa satuan yang dipakai salah/berbeda, atau ternyata di kemudian hari ada perubahan bahan dinding yang digunakan, dari dinding bata biasa ke dinding ringan.

purbolaras.wordpress.com

10

Seri E-Book SAP2000 # 1

Gambar 8. Contoh Denah Gedung Jika belum diklik tombol OK pada input pembebanan memang langsung saja ganti satuan atau input angka sudah beres, atau jika perintah baru saja dilakukan tinggal panggil perintah View > Get Previous Selection untuk memilih kembali balok-balok yang dipilih sebelumnya. Namun jika sudah terlanjur disimpan, atau Anda baru ingat keesokan harinya, dua taktik tadi tidak akan mempan. Anda tentu harus mengulang rutinitas klik balok-balok yang bersangkutan. Awas jangan sampai salah. Coba kalau Anda pakai fasilitas grouping. Setelah memilih balokbalok tersebut, sebelum menjalankan perintah pembebanan, terlebih dahulu kelompok pilihan tersebut dijadikan satu dengan perintah Assign > Assign to Group dan memberi nama group. Setelah tersimpan, untuk memanggil kembali kelompok balok tadi Anda hanya perlu menjalankan perintah Select > Select > Group dan memilih nama group tersebut dan otomatis akan terpilih, tanpa harus berjuang sendirian untuk klik kembali balok-balok tersebut.
purbolaras.wordpress.com 11

Seri E-Book SAP2000 # 1

Teknik ini bisa pula diterapkan untuk kasus lainnya, misal kelompok kolom dengan orientasi arah sumbu kuat yang berbeda, group balok/kolom tepi dan tengah, dsb.

Gambar 9. Fasilitas Group d) Input Rumus Terkadang saat membuat input model, kita membutuhkan hitungan awal untuk mendapatkan nilai input tertentu yang diminta dalam program. Misal ketika mendefinisikan jenis material beton normal, yang memerlukan data besaran modulus elastis (E). Umumnya, data yang diketahui adalah berupa nilai kuat tekan saja, seperti K-250, atau mutu fc = 20 MPa, sehingga perlu dihitung dahulu nilai modulus elastis lewat rumus (untuk beton normal) : E = 4700 fc (dalam satuan MPa)

purbolaras.wordpress.com

12

Seri E-Book SAP2000 # 1

Anda bisa saja menghitungnya manual dengan bantuan kalkulator atau Excel misalnya. Kalau ingin agar tidak usah berpindah program, masukkan saja langsung rumusnya pada kotak input Modulus of Elasticity. Tapi ingat, ganti dulu satuan ke N,mm,C agar sesuai peruntukan rumusnya. Setelah itu, ketikkan : 4700*SQR(20) lalu tekan <Enter>

Gambar 10. Contoh Input Rumus Abrakadabra! Hasilnya sudah langsung muncul. Formatnya memang agak mirip Excel, namun untuk fungsi seperti SQR (Square root = akar kuadrat) memiliki format tersendiri. Jadi daripada menghitung manual lebih baik (dan lebih cepat) jika bisa dihitung langsung saja. Contoh lain misalnya: 1/2*10 ; 0,75*1,6 ; 250+(0,5*400) ; PI()/4 ; dsb. Jadi, bisa lebih menghemat waktu ketimbang harus membuka program lain atau mengambil kalkulator dahulu. Selain itu, kalau salah transfer data (misal dibaca manual dari hasil hitungan kalkulator) kan jadi salah juga hitungannya.

purbolaras.wordpress.com

13

Seri E-Book SAP2000 # 1

e) Angka dan Satuan Jika sebelumnya dibahas tentang pemasukan rumus secara langsung (agar tidak perlu menghitung manual atau harus membuka program lain), di sini akan diulas pemasukan input angka dan satuan secara langsung. Maksudnya? Misalnya Anda ingin memasukkan data kuat tekan beton, satuan default yang sedang aktif adalah dalam kN, m. Data yang Anda peroleh ternyata dalam satuan MPa, atau mungkin kg/cm2. Cara biasa untuk mengatasinya adalah dengan mengganti dahulu satuan yang aktif ke N, mm (untuk MPa) atau ke kgf, cm. Alternatif lain, masukkan saja seperti ini dan tekan <Enter> :

Gambar 11. Contoh Input Angka dan Satuan (1) Input akan diubah ke satuan yang aktif secara otomatis. Gampang kan, selain cepat juga bisa lebih akurat. Saat scrolling untuk mengganti satuan, bisa saja keliru, misalnya kgf, m salah klik pada kgf, mm (karena letaknya memang berurutan) tanpa kita menyadari. Contoh lain saat input dimensi penampang, misal satuan aktif dalam m sedangkan data dalam cm, daripada konversi manual (alias hitung di awang-awang) yang kadang bisa salah, bisa langsung dimasukkan seperti berikut :

purbolaras.wordpress.com

14

Seri E-Book SAP2000 # 1

Gambar 12. Contoh Input Angka dan Satuan (2) Namun harap berhati-hati juga, jika pada angkanya terdapat desimal (misal 17,5 MPa) bisa muncul error, atau malah dianggap tidak terdapat koma. Untuk masalah ini, sebaiknya bisa dipakai cara biasa yaitu dengan mengganti satuan terlebih dahulu.

purbolaras.wordpress.com

15

Seri E-Book SAP2000 # 1

3. Penutup
Alhamdulillah, akhirnya seri pertama dari serial E-book SAP2000 ini bisa terwujud dan selesai. Sudah cukup lama sebenarnya tercetus ide membuat rangkuman beberapa materi dari blog ke dalam bentuk PDF, di samping ada juga pembaca yang berkomentar dengan nada yang serupa, namun baru sekarang sempat dibuat dan akhirnya bisa terbit. Seperti disebutkan di awal, E-Book ini merupakan cuplikan dari beberapa materi yang pernah terbit di blog penulis. Untuk membaca tulisan selengkapnya termasuk terbitan serial berikutnya, juga untuk mendapatkan informasi lain (download program dan data-data), ataupun sekadar berkunjung, silakan mampir di :

purbolaras . wordpress . com


Oh ya, tersedia pula buku Belajar SAP2000 Seri 1 untuk panduan belajar Anda. Rp. 48.000 ,174 Halaman 15 cm x 21 cm ISBN 978-602-99486-0-8 Info & Pemesanan : 0274 940 1000 08 161 383 162 (Sdr. Indra)

purbolaras.wordpress.com

16

Anda mungkin juga menyukai