Anda di halaman 1dari 39

KOLOM

KOLOM BRACE FRAME DAN


UNDBRACD FRAME

Kolom Brace frame


Disebut sebagai struktur braced frame bila
titik-titik join dari struktur tidk dapat
mengalami translasi karena di tahan oleh
adanya rigid bracing, shear wall atau pada
struktur frame tidak bergoyang
Umumnya pada struktur braced frame nilai K
(faktor panjang efektif kolom) berkisar antara
K1

Contoh struktur braced frame


P

Lu

0,7 Lu < k.lu


< Lu

Hinged Base

Lu

0,5 Lu < k.lu


< 0,7Lu

Fixed Base

Kolom Unbrace Frame


Disebut sebagai struktur unbraced frame
karena titik-titik join dari struktur dapat
bertranslasi dan stabilitas dari struktur
tergantung pada kekakua balok dan kolom
misalnya pada struktur frame yang mengalami
pergoyangan
Umumnya pada struktur unbraced frame nilai
k (faktor panjang efektif kolom) k 1

Contoh struktur unbraced frame

Faktor Panjang Efektif Kolom (Nilai K)


Faktor panjang efektif kolom (nilai K)
merupakan faktor yang menentukan panjang
tekuk kolom
Nilai k suatu kolom merupakan fungsi dari
tahanan ujung bagian atas dan bawah ( faktor
A dan B ) dimana faktor secara umum
=

Dimana:

, .
, .

atau

pilih nilai terbesar

Ig = inersia gross dari kolom


Lu = panjang bersih kolom
Ln = panjang bersih balok
= 0 bila satu sisi kolom jepit dan = 10 bila
berupa sendi
Nilai K dapat ditentukan dengan nomogram atau dihitung
menurut british code of standard pratice sebagai berikut.

Braced Frame
Nilai k adalah nilai terkecil dari
K = 0,7 +0,05 (A+B) 1
K = 0,85 + 0,05 min 1
Dimana A+B adalah nilai dari masingmasing ujung kolom, dan min adalah nilai
terkecil dari A atau B

Unbrace Frame
Bila rata-rata < 2 (high end restraint) maka

=
1+
Bila rata-rata 2 (moderat s/d low end
restreint) maka:

= 0,9 1 +
Dimana:
rata-rata = nilai rata-rata dari A+B
Khusus untuk unbraced frame bila perletakan
berupa sendi maka
K = 2 + 3 : demana = 10

Pengaruh kelangsingan kolom


Pengaruh kelangsingan suatu kolom diabaikan bila memenuhi.

.
.

34 12
22 (

Dimana:
Lu = panjang bersih kolom

r = jari-jari girasi dari kolom =

)
M1ns
+
M2ns

M1ns
dimana :
M1ns < M2ns

= 0,288h 3h (kolom persegi)


= 0,25 h
(kolom bulat)
h = tinggi kolom
M1ns dan M2ns = momen pada ujung-ujung kolom akibat beban
gravitasi dimana M1ns < M2ns

M2ns

ila singel curvatur dan negatif bila double curvatur

Keruntuhan kolom
Region I
Minimum Eccsentricity
Pn(max) = 0,8 Po (untuk sengkang)
Pn(max) = 0,85 Po (untuk spiral)

Region II
compresion controlled section

Balanced strain condition

Region III

tension Zone

section tension - controlled

Balanced Strain Conditionrectangular Section

e'

e=eb

Berdasarkan gambar di samping

Maka

d''

d
h

xb

yfys

y'

xb

0,85f'c

T=As.fy

Cc

Cs

=
=

Kesetimbangan gaya
Pb = Cc + Cs T
Dimana
Cc = 0,85.fc.b.a
Cc = 0,85.fc.1.Xb.b
T = As.fy
= As . (fy 0,85.fc)

Maka didapat
Pb = (0,85.fc.1.Xb.b) + (As (fy 0,85 fc)) (As.fy)
M terhadap plastic centeroid didapat
Pb.eb = Cc (d a/2 d) + ( d d d ) + T.d
Sehingga didapat eb dari kedua persamaan diatas

Design For Region I Minimum Eccentrisity


Design pada REGION I bila kolom mempunyai eksentrisitas yang kecil e
< emin
Dimana
emin = 0,1h (rectagular section)
emin = 0,05 (kolom berspiral)
Rumus kapasitas kolom pada region I
Pn(max)
= 0,80 P0 (kolom dengan sengkang)
Pu = 0,8Pn
Pn(max)
= 0,85 P0 (kolom dengan spiral)
Pu = 0,85Pn
Dimana
P0 = 0,85 fc (Ag Ast) + Ag
Ag = luas bruto penampang kolom
Ast = luas penampang baja tulangan
= faktor reduksi kolom

Design For Region II Compression Controlled Section


(emin < e < eb)
Design pada region II saat emin < e < eb, dimana saat ini keruntuhan
disebapkan karena keruntuhan tekan, yaitu cu = 0,003 dan s > y
sedangkan s < y
rumus yang dipakai seperti yang di usulkan oleh whitney

. .

. .

Pu = Pn
Dimana
Kolom bersengkang
Pu < 0,1fc.Ag maka = 0,65
Pu 0,1fc.Ag maka

= 0,8

Kolom berspiral
Pu < 0,1.fc.Ag, maka = 0,7
Pu 0,1.fc.ag, maka

= 0,8

, . , .
, .
.
, . , .
, .
.

0,65
0,7

Design fo region III


Design pada region III, saat ini e > eb, dimana saat ini
keruntuhan disebabkan karena keruntuhan tarik,
dimana penampang lebih bersifat balok dari pada
kolom.
Rumus yang dipakai adalah perumusan Approximete
Formula yaitu

= 0,85.

. .

+ 1

+ 2

Dimana
= setengah dari total presentase tulangan

0,1

Sehingga
Pu = Pn
Dimana
= faktor reduksi kekuatan kolom

Flowchar Design Kolom Braced Frame

Flowchar Design Kolom Unbraced Frame

KOLOM BIAKSIAL
Kolom biaksial adalah kolom yang menerima
beban aksial tekan P (Po), dan lentur dalam
dua arah, lentur arah x (Mx) dan lentur arah y
(My), yang bekerja secara bersamaan pada
kedua sumbu dan tidak sama besar, sehingga
didapat ex dan ey

Kontur beban
Metode kontur beban cara bresler

= 1

Dimana:
Mnx = Pn.ey dan Mny = Pn.ex
Mox = Mnx pada suatu Beban
aksial Pn saat ex = 0
Moy = Mny pada suatu beban
aksial Pn saat ey = 0

= eksponen yang tergantung pada dimensi
penampang, jumlah tulangan serta penempatannya,
kekuatan tekan beton, kuat leleh baja dan selimut beton

Parme approach

Atau:

= konstanta dari unaksial momen berkisar antara 0,55 0,7


biasanya dalam desain trial awal dianjurkan 0,65
Sehingga persamaan bresler menjadi

log
=

= log 0,5
,

= 1

Atau persamaan bresler menjadi


,

= 1

Untuk tujuan desain


Bila Mny/Moy lebih besar dari Mnx/Mox maka

= 11
= 12

Persamaan 1 dan 2 dapat ditulis

.3

.4

Apabila di dekati

maka
=
=

.5

.6

Prosedur desain
1) Tentukan dimensi kolom b ; h
2) Tentukan
Pu ; beban gravitasi
; M2nx ; M2n
Beban gempa/angin ; M2sx ; M2sy
3) Hitung M2x dan M2y, kolom Unbrace frame dan base frame
M2x = M2nx + s.M2sx
M2y = M2ny + s.M2sy
4) Hitung

= 0,6

5) Trial nilai dan tentukan


Untuk menentukan rumus 5 atau 6 yang akan dipakai


untuk menentukan Moy atau Mox
6.a) Bila rumus 5 yang dipakai
dari grafik berdasarkan nilai
Cek dengan persamaan 1

= 11

hitung

Bila tidak, trial kembali nilai dan lakukan perhitungan nilai 6.a
Bila ya ; tetapkan nilai Moy

6.b Bila rumus 6 yang dipakai

Dimana nilai Mox didasarkan pada nilai


Hitung nilai

hitung
yang diambil

Check dengan persamaan 2


1
+
= 12

Bila tidak, trial kembali nilai dan lakukan perhitungan


nilai 6.b Bila ya ; tetapkan nilai Mox

Hitung ex atau ey berdasarkan Mox atau Moy


poin 6

; = 0,6

Tentukan eb dan check


a) ex atau ey emin
b) emin < ex atau ey eb (compresion control)
c) ex atau ey eb (tension control)
Lakukan perhitungan penulangan seperti di
kolom uniaksial.

Tugas
G

H
20/40
30/40

30/40

E
30/40

M1

M1
30/40
M2
A
PDL = 2,5 TON
PLL = 2,0 TON
PE = 2,0 TON
M1DL = 3,5 T.M
M1LL = 4,2 T.M
M1E = 4,8 T.M
M2DL = 3,0 T.M
M2LL = 2,4 T.M
M2E = 4,0 T.M

Fc = 22 Mpa
Fy = 400 MPa

25/45

F
M1

30/40
M2

30/40
M2

B
PDL = 4 TON
PLL = 2,4 TON
PE = 2,4 TON
M1DL = 3,6 T.M
M1LL = 4,7 T.M
M1E = 3,6 T.M
M2DL = 3,1 T.M
M2LL = 4,4 T.M
M2E = 3,8 T.M

C
PDL = 2,3 TON
PLL = 3,2 TON
PE = 2,5 TON
M1DL = 3,05 T.M
M1LL = 4,0 T.M
M1E = 3,0 T.M
M2DL = 3,2 T.M
M2LL = 2,4 T.M
M2E = 3,8 T.M

Langkah perencanaan kolom


tugas daktalitas

1. hitung nilai K

.
.

,
,
,

= 0,5 .
Kolom tengah
Kolom pinggir kiri
Kolom pinggir kanan.

2. Chek kelangsingan kolom tengah.

< 22

3. Hitung pembesaran momen


M2 = M2ns + s.M2s
M2ns = 0,75(1,2MDL + 1,6MLL)
M2s = 0,75(1,6Ms)

Pu kiri = 0,75(1,2PDL+1,6PDLL+1,6PE)
Pu kanan = 0,75(1,2PDL+1,6PDLL+1,6PE)
Pu tengah= 0,75(1,2PDL+1,6PDLL+1,6PE)
4. Chek

>

5. Hitung Mc
Mc =
.

6. Hitung eksentrisitas
=
7. Hitung eksentrisitas balance (eb)
Asumsi kolom dipasang tulangan simetris
Pb = 0,85.fc.b.1.Xb..(Xb=0,6d)

Bila Pb Pn maka
Asumsi bahwa d = 0,9d maka
b.h=Ag
Cat:
Bila A ada > A balance -------(e > eb)
Bila A.ada < Abalance -------(e<eb)
8. Pilih desain untuk daerah region berapa

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai