PENGERTIAN PELABUHAN
1
d. Pelabuhan generasi keempat
2
PELABUHAN MENURUT PERANNYA :
1. Pelabuhan Internasional.
2. Pelabuhan Regional.
3. Pelabuhan Lokal.
1. Pelabuhan Ekspor.
2. Pelabuhan Impor.
3. Pelabuhan Penyeberangan.
BERDASARKAN KEPENTINGANNYA :
1. Pelabuhan Umum.
2. Pelabuhan Khusus.
3
Jawa
Sumatera
Pelabuhan Belawan
4
Pelabuhan ASDP Parit Rempak, Karimun, Kepulauan Riau
Pelabuhan ASDP Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau
Pelabuhan ASDP Telaga Punggur, Batam, Kepulauan Riau
Pelabuhan Bakauheni, Lampung
Pelabuhan Bakong, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau
Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau
Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara
Pelabuhan Bengkulu, Bengkulu
Pelabuhan Bulang Linggi, Bintan, Kepulauan Riau
Pelabuhan Dabo Singkep, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau
Pelabuhan Sri Bayintan, Bintan, Kepulauan Riau
Pelabuhan Kote, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh
Pelabuhan Kuala Langsa, Langsa, Aceh
Pelabuhan Kuala Tanjung, Batubara, Sumatera Utara
Pelabuhan Jambi, Jambi
Pelabuhan Idris Sardi, Muara Sabak
Pelabuhan Letung Jemaja, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau
Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar
Pelabuhan Marok Tua, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Midai, Natuna, Kepulauan Riau
Pelabuhan Muara, Padang, Sumatera Barat
Pelabuhan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau
Pelabuhan Pancur, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Pangkal Balam, Bangka-Belitung
Pelabuhan Panjang, Lampung
Pelabuhan Penagih, Natuna, Kepulauan Riau
Pelabuhan Penuba, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Pulau Laut, Natuna, Kepulauan Riau
Pelabuhan Pulau Subi, Natuna, Kepulauan Riau
Pelabuhan Sei Tenam, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Senayang, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Sekupang, Batam, Kepulauan Riau
Pelabuhan Sijantung, Batam, Kepulauan Riau
Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Pelabuhan Sri Payung, Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Pelabuhan Sungai Pakning, Dumai, Riau
Pelabuhan Sungai Buluh, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Sunggak, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau
Pelabuhan Yoseph Iskandar, Tapaktuan, Aceh
Pelabuhan Tanjung Api-api, Palembang, Sumatera Selatan
Pelabuhan Tanjung Balai, Sumatera Utara
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, Karimun, Kepulauan Riau
Pelabuhan Tanjung Buton, Lingga, Kepulauan Riau
Pelabuhan Tanjung Pandan, Bangka-Belitung
Pelabuhan Tanjung Setelung Serasan, Natuna, Kepulauan Riau
Pelabuhan Tarempa, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau
Pelabuhan Telaga Punggur, Batam, Kepulauan Riau
5
Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat
Kalimantan
TPK Palaran
Sulawesi
Pelabuhan Pamatata
6
Pelabuhan Anggrek, Kwandang, Gorontalo
Pelabuhan Pantoloan, Pantoloan, Sulawesi Tengah
Polewali, Sulawesi Barat
Barru , Sulawesi Selatan
Paotere, Makassar
Pamatata, Selayar
Pelabuhan penyeberangan Bajoe-Watampone, sulawesi selatan
Nusa Tenggara
Benoa
Benoa, Bali
Lembar, Lombok
Pelabuhan ASDP Kayangan, Lombok
Kantor Unit Penyelenggara Kelas III Labuhan Lombok
Pelabuhan Kabupaten Lombok Timur Labuhan Haji, Lombok
Pelabuhan Kapupaten Lombok Timur Tanjung Luar, Lombok
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pemenang
Waingapu, Sumba
Pelabuhan Tenau, Kupang
Pelabuhan Bung Karno, Ende
Pelabuhan Ippi, Ende
Kabupaten Belu, Kantor Pelabuhan Atapupu
Kabupaten Timur Tengah Utara, Kantor Pelabuhan Wini
Kabupaten Flores Timur, Larantuka
Lorosay,kabupaten sikka,maumere
Maluku Utara
7
Maluku
Papua Barat
Papua
Pelabuhan Depapre
Administrasi Pelabuhan Jayapura
Administrasi Pelabuhan Biak
Administrasi Pelabuhan Merauke
Kantor Pelabuhan Nabire
Kantor Pelabuhan Agats
Kantor Pelabuhan Pomako
Kantor Pelabuhan Amahai
Pranala luar
PT Pelabuhan Indonesia I
PT Pelabuhan Indonesia II
PT Pelabuhan Indonesia III
PT Pelabuhan Indonesia IV
8
BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN
Oseanografi berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut, dan
graphos yang berarti gambaran atau deskripsi. Secara sederhana kita dapat
mengartikan oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam
9
bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan
penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya.
Suatu perairan khususnya perairan pesisir merupakan perairan yang sangat
kompleks baik dari segi fisika, biologi, maupun dari aspek kimianya. Seiring
dengan hal tersebut maka perairan pesisir sangat peka dengan perubahan-
perubahan fisika maupun kimiawi suatu perairan, yang tidak terlepas dari banyak
faktor yang mempengaruhinya dan salah satunya yaitu faktor oseanografi.
Faktor – faktor oseanografi :
1. Arus
Arus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal
massa air. Sistem arus laut utama dihasilkan oleh beberapa daerah angin
secara terus menerus, berbeda satu sama lain dengan berubah-ubah.
2. Gelombang
Gelombang adalah gerak naik turunnya (undulasi) permukaan air laut yang
biasanya disebabkan oleh angin. Gelombang laut dibangkitkan atau “lahir”
di fetch area, dimana angin dan air berinteraksi dan menjalar di lautan
hingga kemudian pecah pada jarak tertentu sebelum mencapai pantai.
3. Pasang surut
pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat
diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
10
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut
atmosfer (atmospheric tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut
bumi padat (tide of the solid earth).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi
bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap
jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan
dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang
surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi
dan bidang orbital bulan dan matahari.
1.Teori Pasang Surut
a. Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory).
Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-
1727). Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada
bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh
kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik-turunnya
permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut (King, 1966).
b. Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen
masih diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi
gaya-gaya tarik periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai
dengan konstitue-konstituennya.
2.Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori
kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap
matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis
adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan
gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat,
11
bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut
yang berlainan.
3.Tipe Pasang Surut
a. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang
hamper sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian tunggal misalnya
terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.
b. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang
surut adalah 24 jam 50 menit. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di
perairan Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.
c. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan
periodenya berbeda. Pada pasang-surut campuran condong ke harian ganda
(mixed tide, prevailing semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan
Indonesia bagian timur.
d. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing
diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut,
tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis campuran
condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat di
pantai selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
12
BAB III
KAPAL
3.1.1 Kapal
Kapal adalah suatu alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut
penumpang atau barang di laut, sungai dsb. kapal biasanya cukup besar untuk
membawa perahu kecil (sekoci) tetapi perahu tidak bisa membawa kapal.
Berabad-abad kapal digunakan manusia untuk mengarungi sungai atau lautan
yang diawali dengan penemuan perahu, semakin meningkatnya kebutuhan maka
dibuatlah perahu yang lebih besar yang dinamakan kapal.
Berabad-abad kapal digunakan tapi pada awal abad ke 20 kapal
mendapatkan saingan berat yaitu terciptanya pesawat yang mampu mengangkut
penumpang dan barang dalam waktu singkat, namun kapal masih memiliki
keunggalan yaitu mampu menampung berat dengan tonase besar sehingga
didominasi kapal niaga dan tanker, sedangkan kapal penumpang banyak dialihkan
jadi kapal pesiar.
3.2.2 Jenis- jenis kapal
3.2.2.1 berdasarkan tenaga penggeraknya
1. Kapal bertenaga manusia (pendayung)
2. Kapal layar
3. Kapal uap
4. Kapal diesel atau kapal motor
5. Kapal nuklir
3.2.2.2 berdasarkan fungsinya
1. Kapal perang
2. Kapal penumpang
3. Kapal barang
4. Kapal tanker
5. Kapal feri
6. Kapal pemecah es
7. Kapal tunda
13
8. Kapal pandu
9. Tongkang
10. Kapal tender
11. Kapal ro-ro
12. Kapal dingin beku
13. Kapal keruk
14. Kapal peti kemas / kapal kontainer
15. Kapal pukat harimau
3.2.2.3 Bagian utama kapal
Bagian- bagian utama kapal terdiri atas :
1. Cerobong
2. Buritan
3. Propeller
4. Kulit kapal
5. Mesin
6. Lampu sorot
7. Haluan
8. Geladak utama
9. Bangunan atas (superstructure)
3.2.2.4 Anjungan kapal
Anjungan (bridge) ruang komando kapal dimana didalamnya ditempatkan
roda kemudi kapal, peralatan navigasi untuk mengetahui posisi kapal ,biasanya
terdapat kamar nahkoda dan kamar radio. Anjungan biasanya ditempatkan pada
posisi jarak pandang yang baik ke segala arah.
Perlengkapan anjungan
Alat-alat yang melengkapi anjungan modern :
1. Roda kemudi
2. Radar
3. Global positioning satelite (GPS)
4. Radio komunikasi
5. Perangkat komando ruang mesin
6. Kompas
14
7. Terpong
3.2.2.5 Buritan
Buritan adalah bagian belakang dari kapal, terdapatinstrumen pengendali
(rudder dan lain sebagainya). Pada kapala perang buritan dipakai sebagai tempat
mendarat helikopter.
Bentuk buritan:
1. Buritan berbentuk sendok
2. Buritan berbentuk miring
3. Buritan berbentuk siku
3.2.2.6 Geladak
Geladak adalah lantai kapal , pada umumnya geladak yang ada di bawah
disebut geladak dasar, sedangkan geladak yang ada diatas disebut geladak utama.
Bila diantara geladak dasar dan geladak utama ada geladak lagi maka disebut
geladak antara.
Konstruksi geladak :
1. Geladak besi
2. Geladak kayu
3. Geladak serat kaca
3.2.2.7 Haluan
Haluan kapal adalah bagian depan dari badan kapal, dirancang untuk
mengurangi hantaman ketika haluan memecah air, dan harus cukup tinggi agar air
tidak masuk kedalam kapal ketika memecah ombak atau belahan air ketika kapal
berlayar. Untuk kapal yang berkecepatan tinggi biasanya haluan dibuat lancip
sehingga gesekan bisa dikurangi sekecil mungkin seperti pada kapal perang, untuk
kapal dengan kecepatan rendah tidak memerlukan haluan yang lancip sekali.
Bentuk haluan :
1. Miring
2. Tegak
3. Siku
15
4. Memancang
5. Sendok
6. Lurus
7. Menonjol bagian bawah
3.2.2.8 Jangkar
Jangkar adalah alat penambat kapal ke dasar perairan, dilaut, sungai
ataupun danau, sehingga tidak dapat berpindah tempat karena hembusan angin,
arus,ataupun gelombang. Jangkar dihubungkan dengan rantai terbuat dari besi ke
kapal, dan dengan tali pada kapal kecil (perahu). Jangkar didesain sedemikian
rupa sehingga dapat tersangkut di dasar perairan, biasanya terbuat dari bahan besi
cor.
3.2.2.9 Kemudi
Kemudi adalah alat untuk mengubah arah kapal, kemudi ditempatkan
diujung belakang buritan di belakang baling-baling digerakkan secara mekanis
atau hidraulik dari anjungan dengan menggerakkan roda kemudi. Peran kemudi
dalam menjalankan kapal diatur dalam Konvensi Internasional SOLAS dalam Bab
II-1 konstruksi yang menyangkut pembagian dan stabilitas, permesinan dan
instalasi listrik.
Ukuran kemudi tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil, besarnya disesuaikan
dengan ukuran kapal, bentuk lambung kapal serta penempatan kemudi. Biasanya
dibelakang propeller, sehingga arus yang ditimbulkan propeller dapat
dimanfaatkan oleh kemudi untuk mengubah gaya yang bekerja pada kapal dengan
baik.
16
4. Netto register tons (ruang untuk muatan dan penumpang)
5. Sarat / draft (bagian kapal yang terendam air dalam muatan maksimum)
6. Panjang total / overall (panjang kapal dari ujung depan sampai ujung
belakang )
7. Panjang aris air (panjang antara kedua ujung designed water line)
8. Lebar kapal (jarak maksimum antara dua sisi kapal)
Dari jenisnya kapal terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Kapal penumpang
2. Kapal barang
Contoh karakteristik kapal :
FAST PATROL BOAT 28 Meter - Combine Wood Planking and Aluminum S
Panjang Keseluruhan : 28,00 m
Panjang Terendam : 26,00 m
Luas : 5,40 m
Kedalaman : 3,42 m
Kecepatan Maksimum : 29 knots
Berat Kapal + Muatan : 65,985 ton
Awak : 17 Orang
Daya Mesin Utama : 2 x 1.330 HP
Pemilik : Kepolisian Republik Indonesia
17
Class : LR
Pemilik : Mounsmeyer Peterson Capital- GERMANY
TANKER 6.500 LTDW
Panjang keseluruhan : 105,00 m
Panjang Garis Air : 99,00 m
Lebar : 18,80 m
Kedalaman : 8,50 m
Kecepatan Layanan : 12,50 knots
Awak : 37 Orang
Berat Mati : 6.500 ton
Daya Mesin Utama : 3.500 HP
Pemilik : PT Indonesia State own Oil Company, INDONESIAN
Passenger Ship - 500 (PAX- 500)
Panjang Keseluruhan : 74,00 m
Panjang Garis Air : 68,00 m
Lebar : 15,20 m
Kedalaman : 6,00 m
Kecepatan Layanan : 14,00 knots
Awak : 47 Orang
Berat Mati : 400 ton
Daya Mesin Utama : 2 x 1.320 HP
Pemilik : DepartemenKomunikasi – INDONESIAN
18
Displacement = Berat benaman adalah adalah berat zat cair yang dipindahkan
oleh kapal itu, atau hasil penjumlahan dari berat kapal kosong (light displacemen)
dan Dead Weight
Disponent Owners adalah pencharter yang menyewakan kembali kapal yang
dicharternya dari ship's owner
Dock Water Allowance (DWA) adalah perubahan draft rata-rata jika kapal
berlayar dari air payau ke air laut, atau sebaliknya.
Down adalah suatu keadaan dimana kapal dimuati hingga mencapaai sarat
maksimum yang diijinkan.
Draught adalah draft; benaman; jarak dari lunas sampai garis air
Dry Container adalah (peti kemas untuk barang kering dalam bentuk umum).
Peti kemas dari jenis ini digunakan antara lain untuk membawa barang-barang
campuran atau "general cargo" dimana tidak diperlukan sesuatu perlakuan khusus
seperti udara dan peranginan lantai, dinding dan pintunya dibuat sedemikian rupa
sehingga cukup menjamin keamanan barang itu sendiri.
Dunnage adalah
1. sesuatu yang ditempatkan antar muatan, atau antara muatan dan lantai/dinding
palka kapal, yang berfungsi sebagai penopang muatan untuk melindungi muatan.
2. terapan; ganjal; bahan-bahan pemisah muatan supaya jangan
beradu/bersentuhan satu sama lain
Dwelling Time adalah rata-rata tiap ton atau meter kubik atau peti kemas yang
ditumpuk selama satu bulan.
Ekspeditur (Perusahan Ekspedisi Muatan Kapal Laut = EMKL, FORWARDING,
dll) adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha melayani pengurusan
dokumen-dokumen serta system prosedur yang diperlukan untuk
mengirim/mengeluarkan barang ke dan dari kapal/gudang/lapangan penumpukan
container di pelabuhan.
Elevator adalah
1. alat muat bongkar untuk muatan curah.
2. mesin penghisap untuk memuat/membong-kar muatan curah seperti beras,
gandum, tepung, semen, dll
19
Embarkation adalah naiknya penumpang ke dalam kapal
Employment adalah pemakaian kapal dalam dinas pelayaran tertentu
Feeder Service adalah satu pelayaran yang melayani angkutan antara pelabuhan
pedalaman dengan pelabuhan pengumpul (Induk); kapal yang melayani
pengangkutan muatan barang-barang impor yang dibongkar kapal-kapal samudera
di pelabuhan induk untuk diangkut ke pelabuhan-pelabuhan di sekitar pelabuhan
induk.
Fighting Ship adalah kapal cargo yang dioperasikan untuk membayangi kapal
saingan dengan tarif angkutan sangat rendah; tujuannya mematikan saingan
tersebut. Di banyak negara praktek Fighting Ship tidak diijinkan.
Filler Cargo adalah muatan berukuran kecil yang dipakai untuk mengisi ruangan
yang tidak bisa dipakai untuk muatan-muatan besar, yang bertujuan untuk
memperkecil Broken
Stowage.
Final Stowage Plan adalah bagan pemadatan muatan didalam palka kapal setelah
muatan selesai dimuat di kapal.
First Carrier adalah pengangkut pertama, yang mengangkut dari pelabuhan
pemuatan sampai pelabuhan transhipment
Fixture Memo adalah ringkasan (extract) charter party, dibuat sebelum
penandatanganan
Charter Party yang bersangkutan. Fixture Note
Flag of Convenience adalah bendera pemerintah yang dapat dipakai kapal
(dengan persyaratan safety yang ringan); maksudnya adalah mendaftarkan kapal
di negara lain (yang mengenakan tarif dan syarat pendaftaran lebih ringan) dengan
maksud untuk menekan biaya eksploitasi kapal.
20
BAB IV
ALUR PELAYARAN
21
Meskipun lebih baik mempunyai alur yang lurus, pembuatan tikungan
sering kali diperlukan dalam perencanaan layout dermaga dan kebutuhan
untuk ketenangan kolam pelabuhan.
Dalam pembuatan tikungan, sudut persinggungan dari garis tengah alur
harus tidak boleh lebih dari 30o atau radius lengkung sekitar 4 kali atau
lebih dari panjang keseluruhan kapal.
4.2.5 Kedalaman alur pelayaran
Kedalaman alur pelayaran harus ditentukan berdasarkan draft kapal dengan beban
penuh dari kapal terbesar yang akan direncanakan pada Chart Datum, terutama
pada level Low Water Spring, ditambah dengan keel-clearance. Kapal rencana
harus ditentukan atas dasar pertimbangan ekonomi.
Pertimbangan serupa harus diberikan terhadap jenis tanah pada alur pelayaran dan
kolam saat menentukan keel clearance.
Kedalaman air di alur pelayaran yang ideal harus :
cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah
(LWL) dengan kapal bermuatan maksimum atau
memperhatikan jarak toleransi dari gerakan kapal yang disebabkan oleh
gelombang, angin dan arus.
4.2.6 Gerakan kapal karena pengaruh gelombang
Gerakan kapal relatif terhadap posisinya pada saat tidak bergerak di air
diam adalah paling penting didalam perencanaan alur pelayaran dan mulut
pelabuhan.
Gerakan vertikal kapal digunakan untuk menentukan kedalaman alur,
Gerakan horizontal kapal terhadap sumbu alur untuk menentukan lebar
alur.
Beberapa gerakan kapal karena pengaruh gelombang, yaitu heaving
(angkatan), pitching (anggukan), rolling ( oleng), swaying ( goyangan),
surging (sentakan) dan yawing (oleng kesamping).
Kenaikan draf kapal yang disebabkan oleh gerakan tersebut kadang-
kadang sangat besar misalnya pada kapal-kapal yang besar, pengaruh
rolling sangat besar, terutama bila frekwensi rolling kapal sama dengan
frekwensi gelombang.
22
4.2.7 Lebar alur
Lebar alur tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
Lebar, kecepatan dan gerakan kapal,
Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua jalur
Kedalaman alur
Stabilitas tebing alur
Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur
Lebar alur dapat ditetapkan dengan berdasarkan pada lebar kapal.
Untuk lebar alur pelayaran satu jalur (tidak ada persimpangan) adalah tiga sampai
empat kali lebar kapal, sedangkan untuk lebar alur dengan dua jalur (ada
persimpangan) adalah enam sampai tujuh kali lebar kapal.
Cara lain untuk menentukan lebar alur ( OCDI, 1991), yaitu :
23
BAB V
KOLAM PELABUHAN
24
Tambatan dengan pelampung, kapal ditambatkan dengan menggunakan
pelampung (buoy).
Pelampung-pelampung untuk penambatan dengan double-buoy harus
diletakan sedemikian rupa sehingga arah dari haluan dari buritan kapal
tetap sejajar dengan arah angin, arus dan gelombang.
25
Mooring head in, yaitu methode pamanbatan dengan cara kapal
memasuki tempat penambatan dengan haluannya pada arah yang
berlawanan dengan jalan masuk ke palabuhan.
Haluan kapal bergerak maju ke arah sisi yang benar pada saat akan berhenti.
Sudut arah masuk pada pemanbatan model menyamping lebih besar dari
penambatan model Stanbourt mooring.
Luas area perairan untuk manuver kapal diperlukan bebih besar apabila terdapat
angin, gelobang dari arah haluan kapal
Mooring Head out, yaitu suatu metode penambatan dengan cara kapal
memasuki tempat penambatan dengan haluannya searah dengan jalan
masuk ke Pelabuhan.
Dengan metode ini, kapal akan ditambatkan dengan bagian belakangnya
terdorong oleh angin dan arus serta gelombang yang datang dari arah laut.
26
Unmooring (Pelepasan tambatan)
Area yang diperlukan untuk unmooring tanpa adanya angin, gelombang sbb.
27
Contoh :
28
BAB VI
DERMAGA
29
6.2.3 Tipe dermaga
Tipe Paralel ( Wharf )
dermaga yang dibuat sejajar garis pantai, atau berimpit garis pantai
Tipe Pier
Dermaga yang dibangun menjorok ke arah laut, tegak lurus atau
membentuk sudut terhadap garis pantai.
Contoh :
30
6.2.4 Panjang dermaga dan kedalaman air
Panjang Dermaga ditentukan dengan panjang kapal ditambah dengan lebar kapal.
Panjang tambahan sekitar 30 meter harus ditambahkan di kedua sisi dermaga
Kedalaman air pada bagian muka Dermaga ditentukan sama dengan kedalaman
kolam pelabuhan.
31
BAB VII
FENDER DAN ALAT PENAMBAT
Contoh :
Fender dari kayu yang digantung pada sisi dermaga.
Panjang fender sama dengan sisi atas dermaga sampai muka air
32
b. Fender tiang pancang kayu
ditempatkan didepan dermaga dengan kemiringan 1 (horizontal): 24 (vertikal)
akan menyerap energi karena defleksi yang terjadi pada waktu dibentur kapal dan
balok kayu memanjang
Contoh :
Fender kayu yang berupa
tiang pancang yang dilengkapi
dengan balok memanjang.
Tiang kayu dipasang pada
setiap seperempat bentang.
Fender kayu yang dipasang pada tiang pancang dari besi profil. Dibelakang tiang
besi juga dipasang balok profil memanjang. Antara tiang dan sisi atas dermaga
diberi bantalan kayu. Penyerapan energi diperoleh dari fender kayu dan defleksi
tiang dan balok besi.
Di depan fender ditempatkan balok apung yang berfungsi untuk menahan kapal
tetap didepan dermaga dan membantu mendistribusikan beban disepanjang sistem
fender.Balok apung diikatkan pada fender dengan menggunakan kabel baja.
Bentuk paling sederhana dari fender karet yang banyak digunakan berupa ban-ban
luar mobil yang dipasang pada sisi depan disepanjang dermaga.
Fender ban mobil digunakan untuk kapal-kapal kecil
33
Sesuai dengan perkembangan kapal tanker dengan ukuran yang sangat besar, telah
dikembangkan pula fender karet Seibu tipe V yang dapat menahan benturan kapal
tanker besar.
Untuk menahan energi yang lebih besar dapat dilakukan dengan memasang dua
fender Seibu menjadi satu. Dengan cara seperti itu penyerapan energi dapat
menjadi dua kali lipat tanpa terjadi peningkatan gaya reaksi
c. fender karet M
d. fender karet AV
e. fender karet W
f. fender karet Cell
g. fender karet D ,dsb
Fender grafitasi yang digantung sepanjang dermaga dan dibuat dari tabung baja
yang diisi dengan beton dan sisi depan diberi pelindung kayu dengan berat 15 ton
Apabila terbentur kapal, fender akan bergerak kebelakang dan keatas, sehingga
kecepatan kapal dapat dikurangi, karena untuk menggerakan kebelakang
dibutuhkan tenaga yang cukup besar.
Tipe dan penempatan fender pada sisi depan dermaga harus dapat melindungi dan
menyerap energi benturan dari semua jenis dan ukuran kapal untuk berbagai
elevasi muka air.
Dalam arah horizontal jarak antara fender harus ditentukan sedemikian rupa
sehingga dapat menghindari kontak langsung antara kapal dan dermaga.
34
7.2.7 Alat penambat
Mengikat kapal pada saat berlabuh, agar tidak terjadi pergerakan kapal
oleh gelombang, arus dan angin
Menolong kapal untuk berputar
Alat penambat ini dapat diletakkan di darat / dermaga dan didalam air.
Bolder digunakan sebagai tambatan kapal yang berlabuh dengan mengikatkan tali
yang di pasang pada haluan, buritan dan badan kapal ke dermaga.
Bolder diletakan pada sisi dermaga dengan jarak antara bolder 15 – 25 meter.
7.2.9 Dolphin
Dolphin ini banyak digunakan pada pelayanan bongkar muat barang curah.
35
Dolphin Penahan (breasting dolphin)
Dolphin lentur
terdiri dari sekelompok tiang dari kayu, besi, beton (3,7,19 atau lebih)
yang diikat menjadi satu dengan menggunakan kabel baja. Biasanya digunakan
oleh kapal-kapal kecil (5000 DWT)
Dolphin kaku
terdiri dari tiang-tiang pancang kayu, baja, beton atau sel turap dan dilengkapi
denga fender.
Apabila kapal yang bertambat cukup besar, maka digunakan tambatan kapal yang
dibuat dari plat beton tebal yang didukung oleh tiang-tiang baja yang dipancang
secara vertikal dan miring.
Kapal-kapal yang akan melakukan bongkat muat barang tidak selalu dapat
langsung merapat di dermaga karena dermaga sedang dipergunakan / penuh,
diperbaiki.
Jika kapal berada di luar lindungan pemecah gelombang, kapal dapat berlabuh
dengan cara membuang jangkarnya sendiri tetapi tidak selalu tenang, oleh karena
itu kapal dianjurkan berlabuh didalam lindungan pemecah gelombang.
36
Mengingat luas daerah lindungan pemecah gelombang terbatas, maka kapal yang
berlabuh menggunakan jangkarnya sendiri dapat mengganggu kapal lain, karena
kapal akan berputar 360o .
Selain sebagai pengikat kapal, dapat juga berfungsi sebagai penolong untuk
berputar kapal dan membantu pengereman
Penambatan kapal dapat dilakukan dengan jangkarnya sendiri atau dengan sebuah
pelampung, atau sekelompok pelampung maupun kombinasi dari keduanya.
Jumlah pelampung tergantung dari ukuran kapal angin, arus, gelombang dan
keadaan dasar laut serta pertimbangan ekomoni.
37
BAB VIII
Fasilitas – fasilitas yang ada di dalam terminal barang potongan antara lain :
Kantor
Apron
38
adalah halaman di atas dermaga yang terbentang dari sisi muka dermaga
sampai gudang laut atau lapangan penumpukan terbuka.
gudang
gudang laut
jalan / jalan KA
Penangana bongkar muat di terminal peti kemas dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
Pemakaian kedua cara tersebut tergantung pada cara kapal memuatai dan
membongkar.
39
Methode Lo/Lo
straddle loader / carrier, alat ini dapat menumpuk peti kemas dalam dua
tingkat.
Side loader, alat ini dapat mengangkat peti kemas dalam tiga tingkat.
Transtainer, kran peti kemas yang berbentuk portal dan dapat berjalan
pada rel atau mempunyai ban karet.
Alat ini dapat menumpuk peti kemas sampai empat tingkat dan dapat
mengambil peti kemas tersebut dan menempatkannya diatas gerbong kereta api
atau chasis truk.
Methode Ro / Ro
Peti kemas diatas chasis truk atau trailer yang ditarik traktor masuk ke
kapal.
Trailer dan peti kemas kemudian dilepaskan dari traktor dan ditempatkan
di geladak kapal.
Bongkar muat dilakukan secara simultan. Kapal tipe Ro/Ro mempunyai geladak
yang bertingkat.
40
dapat memuat jenis muatan lain seperti pipa, baja, mobil dan lain
sebagainya
Dermaga
Apron
Marshaling yard ( lapangan penumpukan sementara )
Container yard ( lapangan penumpukan peti kemas )
Container freight station ( CFS )
Menara pengawas
c. Peti kemas
Peti kenas (Inggris: ISO container) adalah peti atau kotak yang memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for
Standardization (ISO)
intermodalitynya dimana peti kemas bisa diangkut dengan truk peti kemas,
kereta api dan kapal peti kemas.
41
Hal inilah yang menyebabkan peralihan angkutan barang umum menjadi
angkutan barang dengan menggunakan peti kemas yang menonjol dalam
beberapa dekade terakhir ini.
42
BAB IX
penyortiran dan
pelelangan (auctioning) pengepakan(sorting
and packing)
pengangkutan
pengolahan (processing) (transportation)
pemasaran (marketing)
43
penangkapan ikan pendaratan di pelayanan di
dilaut (fishing dermaga bongkar dermaga muat
ground) (landing) (servicing)
perawatan dan
perbaikan tambat labuh dan
(maintance and istirahat (berthing)
repairs)
44
Untuk penanganan ikan yang dijual dalam keadaan segar agar mutunya tetap
terjaga dengan baik selam pengangkutan, perlu diperhatikan, apabila jarak
pengangkutan cukup jauh, maka ikan tersebut harus diangkut dalam keadaan tetap
dingin, dengan cara menyimpannya dalam peti yang ditaburi dengan es.
Sementara untuk jarak yang relatif dekat, diangkut bersama dengan keranjangnya
dan ditaburi dengan es curai.
9.1.3 Pola pengendaratan ikan
45
BAB X
PASANG SURUT
46
Efek meteorologi
Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi
antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
10.1.2 Tipe pasang surut
Pasang purnama (spring tide)
terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat
itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang
sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan
purnama.
Pasang perbani (neap tide)
terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat
itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi.
Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi
yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Tipe
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut dengan periode
pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat
Karimata.
Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide
prevelailing semidiurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi
dan dan periodenya berbeda. Pasang surut jenis ini banyak terdapat di perairan
Indonesia Timur.
Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide
prevelailing diurnal tide)
Pada tipe ini, dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut,
tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Pasang surut jenis ini
terdapat selat Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
47
10.1.3 Pengamatan pasang surut
bumi, dimana tipe Pasut untuk suatu daerah akan bervariasi tergantung pada
beberapa hal, antara lain:
tujuannya adalah untuk mentransfer data pengamatan pasut dan untuk memenuhi
kondisi pasang tertinggi/surut terendah. Melihat sifat air laut yang dinamis
membentuk gelombang sinusoida, maka pembacaan pada Tide Pole menggunakan
kesepakatan: "Bacaan angka rambu tertinggi pada saat datangnya penggunaan
gelombang berurutan 3 kali dan cekungan gelombang 3 kali dirata-rata".
48
Metode yang digunakan untuk mengukur pasang surut yaitu dengan Tide Pole
yang merupakan alat pengukur pasut yang paling sederhana yang berupa papan
dengan tebal 1 – 2 inci dan lebar 4 – 5 inci. Sedangkan panjangnya harus lebih
dari tunggang pasut. Dimana pemasangan tide pole ini haruslah pada kondisi
muka air terendah (lowest water) skala nolnya masih terendam air, dan saat
pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi
(highest water). Dengan demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat kita
ketahui dengan melihat menggunakan teropong atau melakukan pengamatan
secara langsung mendekati pelem pasut tersebut, kita dapat mengetahui pola
pasang surut pada suatu daerah pada waktu tertentu. Lokasi pemasangan palem
pasut harus berada pada lokasi yang aman dan mudah terlihat dengan jelas, tidak
bergerak-gerak akibat gelombang atau arus laut. Tempat tersebut tidak pernah
kering pada saat kedudukan air yang paling surut. Oleh karena itu panjang rambu
pasut yang dipakai sangat tergantung sekali pada kondisi pasut air laut di tempat
tersebut.
Untuk mengukur arus laut menggunakan Float Tracking dengan prinsip kerja
berdasarkan pada gerak naik turunnya permukaan laut yang dapat diketahui
49
melalui pelampung. Alat ini harus dipasang pada tempat yang tidak begitu besar
dipengaruhi oleh gerakan air laut sehingga pelampung dapat bergerak secara
vertikal dengan bebas. Setelah itu, diamati pergerakan pelampung selama 5
menit. Kemudian catat koordinat daerah kemana pelampung bergerak dengan
GPS (Global Position System).
50
BAB XI
GELOMBANG
Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai
akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut.
Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian
bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari
friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di
permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang
akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang
menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah.
51
Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda
Berdasarkan definisi tersebut deformasi dapat diartikan sebagai perubahan
kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut maupun
relatif. Gelombang ombak adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah
tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal.
Salah satu contoh dalam survey deformasi dan geodinamika adalah pengamatan
pergerakan lempeng
52
BAB XII
PEMECAH GELOMBANG
53
Pendekatan harus melalui tingkat-tingkat penyelidikan
lapangan(survey), perhitungan juga asumsi, penyelidikan
laboraturium dengan model dan disesuaikan dengan pengalaman
lapangan.
54
Pemecah gelombang wall rubble mound
55
BAB XIII
Alat pemandu pelayaran konstruksi tetap dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
:
56
Bangunan ini biasanya didirikan disuatu titik dipantai untuk
memandu kapal yang akan menuju pelabuhan. Mercu suar juga
dapat ditempatkan di karang, gosong atau ditempat yang berbahaya
untuk pelayaran. Mercu Suar bisa dibuat dari pasangan batu dan
konstruksi baja, dan harus cukup kuat untuk bisa menahan
serangan gelombang. Menara Mercu Suar juga harus cukup tinggi
sehingga lampu suar dapat dilihat oleh kapal yang sedang
mendekat, paling tidak dari jarak 32 km, dengan memperhatikan
bentuk bumi yang bulat. Sehingga untuk dapat terlihat dari kapal
yang berada pada suatu jarak tertentu dari Mercu suar, dapat
dihitung dengan rumus berikut :
Dimana :
Cahaya lampu suar bisa berwarna atau berwarna kelap-kelip, dan sumber
tenaganya bisa berasal dari arus listrik, baterai tau gas acetyline. Ada juga
dari beberapa mercu suar yang dilengkapi dengan sinyal yang dapat
memberikan berbagai macam suara yang digunakan apabila cuaca
berkabut. Kadang mercu suar juga dilengkapi dengan stasiun radio yang
dapat mengirimkan sinyal ke segala arah untuk menuntun kapal.
57
Pelampung (buoy) ini bisa dilengkapi dengan lampu, radar pemantul, bel,
atau bunyi peringatan yang disesuaikan dengan penggunaannya.
Pelampung jenis ini biasa digunakan pada kanal dengan arus yang cepat atau
pasang surut yang besar, juga sebagai tanda yang bersifat sementara.
Pelampung berbentuk kaleng (Can buoy) adalah pelampung yang tidak dilengkapi
dengan cahaya, terbuat dari logam dengan dicat hitam dan diberi nomor dengan
penomoran ganjil. Pelampung berbentuk kaleng (Can buoy) biasanya diletakkan
disebelah kiri pelabuhan atau disebelah kiri alur apabila kapal masuk dari arah
laut. Bentuk dari Can Buoy adalah rata pada bagian atasnya.
c. Nun Buoy
Nun Buoy adalah pelampung yang tidak dilengkapi dengan cahaya yang terbuat
dari logam dengan dicat merah dan diberi nomor dengan penomoran genap. Nun
Buoy biasanya diletakkan disebelah kanan kapal atau disebelah kanan alur apabila
kapal masuk dari arah laut. Bentuk dari Nan Buoy adalah kerucut pada bagian
yang berada diatas permukaan air.
Pelampung berbentuk bola (Spherical Buoy) mempunyai bentuk seperti bola dan
58
biasanya diletakkan pada tempat khusus di kanal pada tempat yang dangkaldan
terbuat dari logam yang dicat menurut posisinya. Pelampung jenis ini kadang-
kadang diberi lampu dan kadang juga tidak.
Pelampung dengan tanda suara (Sound Warning Buoy) adalah pelampung yang
dilengkapi dengan cahaya ataupun tidak, yang mempunyai kerangka logam yang
tinggi dan terletak pada dasar yang terapung dengan dilengkapi pelampung yang
bercahaya. Apabila pelampung tersebut dilengkapi dengan cahaya, lampu akan
diletakkan pada pada puncak konstruksi sedangkan sumber suaranya akan
diletakkan dibawahnya. Sumber suara bisa berupa bel, gong, peluit atau terompet,
yang dioperasikan sesuai gerakan pelampung atau secara otomatis. Pelampung ini
digunakan pada tempat yang khusus atau tersembunyi untuk memberikan
peringatan pada kapal yang terkena kabut baik siang maupun malam hari.
59