Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH MINAT TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK DI SEKOLAH

Tema: Pentingnya Mempelajari Perkembangan Peserta Didik


Oleh : Renni Vorkia Sinaga

Banyak orang tidak mengerti arti sebenarnya istilah “minat”. Akibatnya, mereka sering
mengacaukannya dengan apa yang tepatnya dapat disebut suatu “kesenangan”. Suatu “minat”
telah diterangkan sebagai “sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan
pribadinya”. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa
yang ingin mereka inginkan inginkan jika mereka bebas memilih. Ini kemudian mendatangkan
kepuasan. Bila kepuasaan berkurang, minat pun berkurang.
Sebaliknya, kesenangan merupakan minat yang sementara. Berbeda dari minat bukan
dalam kualitas melainkan dalam ketetapan. Selama kesenangan itu ada, mungkin intensitas dan
motivasi yang menyertainya sama tinggi dengan minat. Namun ia segera mulai berkurang karena
kegiatan yang ditimbulkannya hanya memberi kepuasan yang sementara. Minat lebih tetap
karena minat memuaskan kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang. Minat berbeda
dengan bakat. Minat timbul dari hasil pengenalan dengan lingkungan, atau hasil berinteraksi dan
belajar dengan lingkungannya. Bila minat terhadap sesuatu sudah dimilki oleh seseorang, maka
ia akan menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses di bidang itu.
Sebab minat akan melahirkan energy yang luar biasa untuk berjuang mendapatkan apa yang
diminatinya. Apalagi kalau minat itu selaras dengan bakatnya, maka kekuatan lebih besar lagi.
Oleh karena itu, disamping bakat, maka minat peserta didik seharusnya menjadi hal yang penting
untuk diperhatikan oleh para pendidik dan juga orangtua.
Setiap minat memuaskan suatu kebutuhan dalam kehidupan anak. Walaupun kebutuhan
ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat
dan bertahan pada minat tersebut. Selanjutnya, semakin sering minat diekspresikan dalam
kegiatan, semakin kuatlah ia. Sebaliknya minat akan padam bila tidak disalurkan. Misalnya
lingkungan tempat anak hidup membatasi kesempatan bermain dengan anak lain, minat terhadap
teman bermain akan berkurang dan minat lain akan menggatikannya. Bila anak dapat
menemukan pengganti teman bermain yang memuaskan, akan tiba suatu saat mereka merasa
kurang berminat terhadap teman bermain. Anak itu kemudian bahkan menyatakan bahwa teman
sebaya “membosankan”-nya.
Pada semua usia, minat memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang dan
mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama sangat penting dalam
masa kanak-kanak. Jenis pribadi sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama
masa kana-kanak. Sepanjang masa kanak-kanak, minat menjadi sumber motivasi yang utama
untuk belajar. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan,
akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau
bosan.
Ketika anak mulai berpikir tentang pekerjaan mereka di masa mendatang misalnya,
mereka menentukan apa yang ingin mereka lakukan bila mereka dewasa. Semakin yakin mereka
mengenai pekerjaan yang diidamkan, semakin besar minat mereka terhadap kegiatan, di kelas
atau di luar kelas, yang mendukung terciptanya aspirasi itu. Minat menambah kegembiraan pada
setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Bila anak-anak berminat pada suatu kegiatan,
pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan daripada bila mereka merasa bosan. Lagi
pula, jika anak-anak tidak memperoleh kegembiraan suatu kegiatan, mereka hanya akan
berusaha seperlunya saja. Akibatnya, prestasi mereka jauh lebih rendah dari kemampuan mereka.
Ini menjadikan mereka merasa bersalah dan malu, sikap ini lebih mengurangi kesenangan
mereka pada kegiatan tersebut.
Sehingga dalam perkembangannya, orangtua harus selalu mendorong minat anaknya agar
anak mersa senang dan tidak jenuh dalam melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan baik itu
kegiatan di rumah maupun kegiatan di sekolah. Dalam hal ini, minat merupakan landasan
penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Anak-anak malas, tidak belajar,
gagal karena tidak ada minat.
Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang
siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit
diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya.
Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang
dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki minat dengan siswa yang tidak
memiliki minat dalam belajar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut tampak jelas dengan
ketekunan yang terus menerus. Siswa yang memiliki minat maka ia akan terus tekun belajar
sedangkan siswa yang tidak mimilki minat walaupun ia mau untuk belajar tepapi ia tidak terus
untuk tekun dalam belajar. Hal penting lain mengenai minat anak pada sekolah ialah bahwa
minat menjadi lebih selektif dengan bertambahnya usia. Bila pada awalnya anak ingin sekali
menjadi warga sekolah, maka anak yang lebih tua bersikap memilih aktivitas sekolah yang
disukainya(selektif). Sebagai contoh, ada anak yang terutama tertarik pada kegiatan akademik,
tetapi ada anak lainnya yang lebih menyukai kegiatan ekstrakurikuler. Berkenaan dengan
ketertarikan atau minat ini, maka oleh karena sebagian besar waktu di sekolah digunakan untuk
kegiatan akademik daripada kegiatan ekstrakurikuler, maka situasi ini membuat anak yang tidak
menyukai kegiatan akademik cenderung mengembangkan sikap yang tidak menguntungkan
terhadap sekolah.
Terdapat pula minat yang selektif dalam bidang/mata pelajaran. Anak-anak cenderung
tertarik pada mata pelajaran yang mereka anggap sesuai dengan kebutuhan mereka, sesuai
dengan jenis kelamin, mudah mempelajari dan menghasilkan angka baik. Sebaliknya, siswa
cenderung tidak tertarik pada mata pelajaran yang mereka anggap tidak relevan, tidak sesuai
dengan jenis kelamin, sukar, membosankan, diajarkan dengan buruk, dan yang menghasilkan
nilai buruk. Siswa yang tertarik atau berminat pada sekolah baik dalam kegiatan belajar, dalam
hubungan dengan guru beserta personil sekolah lainnya, dalam menerima keterampilan guru
mengajar dan mendidik, menjadlani kondisi fisik sekolah, dan mengikuti program-program
kegiatan sekolah, maka siswa akan menunjukkan perilaku positif terhadap sekolah. Siswa akan
tampak bahagia dan nyaman di sekolah, menghabiskan waktunya yang banyak disekolah,
mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, menghormati para guru dan personil
sekolah lainnya, mematuhi disiplin sekolah, aktif dalam mengikuti pelajaran, dan bangga akan
sekolahnya. Pada sisi lain anak yang merasa bosan di sekolah, akan memunculkan perilaku
bermasalah. Dari anak seperti ini muncul perilaku mengganggu teman, menjengkelkan guru,
tidak menyelesaikan tugas, hadir ke sekolah terlambat, ketidak hadiran di sekolah, membolos,
pada jam-jam mata pelajaran tertentu, prestasi belajar rendah. Bosan disekolah atau bosan
mengikuti pelajaran dan kegiatan sekolah adalah indicator penting dari tidak adanya minat anak
terhadap sekolah.
Sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-situasi
dimana anak dapat belajar untuk meningkatkan minat dan bakatnya. Oleh karena itu, guru perlu
membangkitkan minat siswa agar berjalan berjalan yang diberikan mudah siswa mengerti.
Penting dicermati agar orangtua/guru tidak terlalu cepat memfokuskan anak atau menyimpulkan
anak pada satu minat tertentu. Tindakan memfokuskan anak yang terlalu dini pada suatu minat
tertentu, akan mengurangi kesempatan anak menemukan minat-minat lain. Anak merasa
dibebani dan juga menjadi jenuh. Penting ditekankan bahwa minat yang hendak dibangun dalah
minat anak, bukan minat orangtua/guru, oleh karenanya upaya-upaya pengembangan harus
berangkat dari diri anak. Upaya orangtua untuk meningkatkan minat belajar anak dapat
dilakukan dengan memberi dukungan penuh kepada anak di rumah.
Pada akhirnya ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu kekuatan yang
mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik, dan cenderung senang terhadap suatu
aktivitas sehingga mereka mau melakukan aktivitas tersebut dengan kemauannya sendiri dan
mereka akan memperoleh rasa kepuasan dari apa yang mereka kerjakan dengan minat tersebut.
Suatu kegiatan ataupun kegiatan yang dilakukan dengan landasan adanya minat maka
pengalaman mereka dalam melakukan kegiatan tersebut akan jauh lebih menyenangkan daripada
mereka bosan. Jangan sampai minat anak terhadap pelajaran berkurang, karena hal tersebut bias
mengakibatkan prestasi anak menurun. Jika siswa tidak berminat belajar, maka perhatiannya
kepada pelajaran akan berkurang sehingga siswa tersebut akan malas untuk mengerjakan tugas-
tugas sekolah, siswa tersebut pasti akan sukar belajar dengan baik, dan hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai