KELOMPOK 4 :
I. LATIHAN
1. Ilmu pengetahuan erupakan bagian dari pengetahuan, yaitu pengetahuan yang benar saja.
Namun, kita tetap harus berhati-hati karena tidak semua pengetahuan yang benar adalah
ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan karena kebenaran itu bermacam-macam,
tergantung dari kriteria yang digunakan dalam menetapkan kebenaran itu sendiri. Adapun
kebenaran yang dimaksud dalam kalimat ilmu pengetahuan adalaha pengetahuan yang
telah diuji kebenarannya secara metode ilmiah. Jadi ilmu pengetahuan adalah kebenaran
ilmu, yaitu sesuatu itu dianggap benar bila ditinjau baik secara deduktif maupun secara
induktif adalah benar.
2. Ilmu pengeathuan memiliki ciri khas yaitu:
a. Objektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya. Maksudnya adalah ada
kesesuaian atau dibuktikan dengan hasil penginderaan atau empirik.
b. Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu
yang teratur dan terkontrol.
c. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga
seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
d. Universal atau berlaku umum, artinya pengetahuan itu ti[dak hanya berlaku atau
dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan
cara eksperimen yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
3. Jika saya pengambil kebijakan “benar” atau “salah”, maka langkah yang saya lakukan
yaitu dengan menguji kebenarannya secara metode ilmiah, diantaranya bisa ditinjau baik
secara deduktif maupun secara induktif. Ditinjau secara deduktif benar maksudnya
masuk akal, sedangkan ditinjau secra induktif benar artinya sesuai dengan kenyataaan
atau disebut juga objektif artinya sesuai dengan objeknya.
4. Tahayul atau mitos adalah suatu penjelasan atau fakta yang tidak ada kebenarannya,
hanya diduga dan dipercaya begitu saja. Rakyat percaya dan menerima mitos karena
keterbatasan-keterbatasan kemampuan pikir manusia dan dorongan ingin tahunya yang
sudah terpenuhi. Namun jika suatu mitos dapat diuji kebenarannya secara benar dan
ilmiah melalui metode-metode ilmiah, maka mitos dapat meningkat menjadi ilmu
pengetahuan.
5. Pendapat kami mengenai penelitian Malinowsky :
Kami menyetujui pendapat bahwa iman dan rasio, agama dan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) selalu berjalan bersama-sama mengiringi kehidupan manusia.
Namun, kami berpendapat bahwa semakin berjalan kedepan, maka kehidupan manusia
akan semakin berkembang. Tidak hanya dengan ilmu pengetahuannya saja tetapi juga
dari tigkat keimanannya.Berdasarkan pendapat kami, bangsa-bangsa Polinesia yang
diteliti oleh Malinowsky belum mencapai tingkat manusia yang benar-benar mengimani
kepercayaan mereka dan mempercayai adanya Tuhan secara utuh. Mereka hanya
menggunakan upacara keagamaan dan mengandalkan Tuhan untuk hal-hal yang mereka
rasa sangat sulit dilakukan manusia biasa, namun untuk hal yang ringan dan mudah
mereka tidak melakukan upacara keagamaan dengan kata lain menggambarkan bahwa
mereka tidak sepenhnya percaya bahwa apapun yang terjadi di dunia dan kehidupan ini
berdasarkan dengan kehendak Tuhan. Artinya manusia selain meningkatkan ilmu
pengetahuannya, juga wajib meningkatkan keimanannya. Dengan kemajuan dan
perkembangan jaman, manusia hampir keseluruhan melakukan segalanya dengan mudah,
namun tanpa iman dan kepercayaan maka semua hal tersebut akan sia-sia.
Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang objeknya adalah alam dengan
segala isinya, termasuk bumi, tumbuh0tumbuhan, hewan serta manusia yang ditinjau dari
segi fisik objeknya berupa benda yang konkret.
6. Metode ilmiah adalah gabungan antara pendekatan rasional dan pendekatan empiris.
Rasionalisme memberi kerangka pemikiran yang logis, sedangkan empirisme dalam memastikan
kebenarannya memberikan kerangka pengujiannya. Metode ilmiah merupakan cara dalam
memperoleh pengetahuan secara ilmiah.
Tujuan dari metode ilmiah adalah untuk mencari atau merevisi pengetahuan baru dengan system
ketat investigasi fenomena.
1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah pertanyaan apa, mengapa, dan bagaumana mengenai objek yang
diteliti. Masalah tersebut harus jelas batasannya sehingga mempermudah jalan dalam pencarian
data (fakta-fakta yang relevan terkait pemecahan masalah). Secara singkat, dapat dikatakan
bahwa perumusan masalah adalah membuat pertanyaan mengenai apa yang ditemukan melalui
penginderaan itu, mengapa begitu, bagaimana hal itu terjadi, dan seterusnya. Namun pertanyaan
yang dibuat harus relevan dan dapat diuji dengan teknik yang akurat.
2. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang ditaksir merupakan jawaban dari suatu pertanyaan dan
dibuat berdasarkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya.Untuk membuktikan kebenaran
suatu hipotesis diperlukan data atau fakta yang diperoleh melalui survey atau
eksperimen.Apabila data-data yang ada tidak mendukung hipotesis, maka perlu disusun hipotesis
baru.
3. Eksperimen
Eksperimen atau percobaan merupakan langkah ilmiah keempat.Ekperimen merupakan usaha
pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan sehingga diketahui apakah
fakta-fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.Pada langkah ini, tampak jelas perbedaan
antara ilmu alamiah dan non ilmu.
4. Penarikan Kesimpulan
Bukti dari ekperimen yang telah dilakukan menjadi dasar langkah metode ilmiah yang terakhir,
yakni teori.Suatu kesimpulan dapat disusun apabila hipotesis telah didukung oleh bukti atau data
yang diperoleh melalui eksperimen atau survey dan menunjukkan hal yang dapat dipercaya
(valid) walaupun terdapat keterbatasan tertentu.Sebaliknya, apabila fakta-fakta yang ada tidak
mendukung hipotesis maka hipotesis tersebut ditolak.Hipotesis yang diterima inilah yang
merupakan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya secara ilmiah dan menjadi bagian dari
ilmu pengetahuan.
7.Pengetahuan ilmiah semu ialah pengetahuan yang berdasarkan fakta ilmiah tetapi dicampur
dengan kepercayaan dan hal hal yang bersifat supernatural. Sedangkan pengetahuan ilmiah sejati
ialah pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dengan pengamatan panca indra dan
penalaran akal budi, disusun secara sistematis untuk menjelaskan fakta yang sedang dihadapi,
yang merangsang panca indra dan pikiran manusia