Anda di halaman 1dari 26

TANGGAL TAMPIL :

RABU, 20 MARET 2019

MAKALAH

KURIKULUM FISIKA SEKOLAH MENENGAH

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN K13 UNTUK MATA PELAJARAN IPA SMP DAN
FISIKA SMA ( MEMAHAMI SOAL LOTS DAN HOTS )

KELOMPOK 6

ANGGOTA : 1. DEMI DWI ARYANTI (17033006)

2. FERA DESNAWATI (17033013)

3. RATHIKA MAFFIRA (17033035)

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA ( S1 )

KELAS : B 2017

JADWAL : RABU, 13:20 – 15:50 ( FMA 02209 )

DOSEN : Prof. Dr. FESTIYED, M.S

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar dengan
tepat waktu.

Kami selaku pembuat makalah mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
ibu Prof.Dr.Festiyed, M.S, atas arahannya dalam pembuatan makalah Memahami Standar
Penilaian K13 Untuk Mata Pelajaran Ipa Smp Dan Fisika Sma ( Memahami Soal Lots Dan
Hots ), sehingga kami dapat menyusun makalah ini meskipun dalam pembuatan makalah ini
masih masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan.

Kami selaku pembuat makalah menyadari keterbatasan kemampuan kami sehingga


dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan.Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya masukan, saran maupun kritik yang dapat membantu dan membangun
guna menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat dan dapat membantu kelancaran proses
perkuliahan Kurikulum Fisika Sekolah Menengah dan juga bemanfaat bagi semua pihak.
Terimakasih.

Padang, 2 maret 2019

Penulis,

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................2

A. Latar Belakang..............................................................................................................2

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II MATERI .....................................................................................................................2

A. Konsep Standar Penilaian K13......................................................................................8

B. Perangkat penilaian ......................................................................................................9

C. Pelaksanan penilaian.....................................................................................................10

D.Hasil Penilaian..................................................................................................................16

BAB IIIPEMBAHASAN ....................................................................................................23

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Landasan Teoritis

Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di


dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria
yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu
untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai yang telah dinyatakan.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur


pencapaian hasil belajar peserta didik.

Pendidikan adalah segala usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Jadi, Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,


manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah..

2. Landasan Filosofis

Proses pendidikan adalah proses untuk mengembangkan potensi siswa menjadi


kemampuan dan keterampilan tertentu, hanya saja perlu dipahami bersama bahwa pada
dasarnya tidaklah mudah untuk dapat mengakomodasikan kebutuhan setiap siswa secara
tepat dalam proses pendidikan, namun harus pula menjadi pemahaman bahwa setiap
siswa harus diperlakukan secara adil dalam proses pendidikan, termasuk di dalamnya
proses penilaian. Untuk itu proses penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan,
kesetaraan serta obyektifitas yang tinggi.

Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa setiap siswa harus


diperlakukan sama dan meminimalkan semua bentuk prosedur ataupun tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu atau sekelompok siswa. Di samping itu
penilaian yang adil harus tidak membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya,
bahasa dan gender.

4
3. Landasan Yuridis

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 57 Ayat (1), dinyatakan


bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional,
sebagai akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
kemudian pada Ayat (2) dijelaskan bahwa evaluasi dilakukan terhadap peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang,
satuan dan jenis pendidikan.

Selanjutnya pada pasal 58 ayat (1) dijelaskan bahwa evaluasi proses dan hasil
belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan, sedang pada ayat (2)
menjelaskan secara lebih jauh bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan dan
program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh,
transparan dan sistemik untuk mencapai standar nasional pendidikan.

Hal ini kemudian dikembangkan aturan pelaksanaannya dalam Peraturan


Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Pasal 63 Ayat (1) dinyatakan bahwa penilaian pendidikan
khususnya penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;


b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 64 ayat (1) bahwa penilaian hasil belajar yang
dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.

Selanjutnya pada pasal 65 dijelaskan beberapa pokok pikiran mengenai penilaian


yang dilakukan oleh satuan pendidikan yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok mata
pelajaran, pada ayat (1) dikemukakan secara tegas bahwa penilaian pada satuan
pendidikan sebagaimana dimaksudkan pada pasal 63 ayat (1) butir b; bertujuan untuk
menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran, sedang ayat
(2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar sebagaimana dijelaskan pada ayat (1) untuk
semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,

5
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan, merupakan penilaian akhir
untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Berikutnya pada ayat
(3) dinyatakan bahwa penilaian akhir sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2)
mempertimbangkan hasil penilaian hasil belajar peserta didik oleh pendidik, sebagaimana
dimaksud pada ayat 64.

Berikutnya pada ayat (4) dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar untuk semua
mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu dan teknologi dilakukan melalui Ujian
Sekolah/Madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan,
yang dilanjutkan pada ayat (5) yang menjelaskan bahwa untuk dapat mengikuti ujian
Sekolah/Madsarah sebagaimana dimaksud pada ayat (4), peserta didik harus mendapatkan
nilai yang sama atau lebih besar dari nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan
oleh BSNP, pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estética serta
kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.

Sedangkan untuk memberikan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara


Nasional pada kelompok mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu dan
teknologi menurut PP No. 19 Pasal 66, dinyatakan secara tegas; akan dilakukan dalam
bentuk Ujian Nasional yang dilakukan secara obyektif berkeadilan dan akuntabel serta
diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu
tahun ( BSNP.2005).

Untuk standar penilaian untuk kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No


23 Tahun 2016.

4. Landasan Religius

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya;
dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS.
Al-An'am:160)

6
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula" (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar. [2:155]

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perangkat penilaian dalam K13 ?

2. Bagaimana pelaksanaan penilaian dalam K13?

3. Bagaimana hasil penilaian dalam K13?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perangkat penilaian dalam K13

2. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian dalam K13

3. Untuk mengetahui hasil penilaian dalam K13

7
BAB II

MATERI

A. KONSEP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN


1. Pengertian Standar Penilaian K13

Menurut Permendikbud no 23 tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah


kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

2. Ruang Lingkup dan Tujuan Penilaian Penilaian

Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas:

a. penilaian hasil belajar oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidika

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.

c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian


kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.

3. Prinsip penilaian

Prinsip penilaian hasil belajar terdiri atas:

a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur;

b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;

8
c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.

d. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran;

e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan


keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;

f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek


kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik;

g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan


mengikuti langkah-langkah baku;

h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi


yang ditetapkan; dan

i. akuntabel,berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme,


prosedur, teknik, maupun hasilnya.

B. PERANGKAT PENILAIAN (INSTRUMEN PENILAIAN)

a. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes,
pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

b. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian
akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.

c. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi


persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antar daerah, dan
antartahun.

9
C. PELAKSANAAN PENILAIAN

1.Bentuk dan Mekanisme Penilaian

a. Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan,
penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
digunakan untuk:

1. mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik;

2. memperbaiki proses pembelajaran

3. menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester,
akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.

Pemanfaatan hasil penilaian oleh pendidik diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal terkait.

Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:

1. perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;

2. penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian


lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas;

3. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

4. penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau


teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

5. peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedi; dan

6. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik disampaikan


dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

b. Penilaian oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan, melakukan perbaikan

10
dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dan menetapkan
kriteria ketuntasan minimal serta kriteria dan/atau kenaikan kelas peserta didik..

Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan:

1. penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan pendidik;

2. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran mencakup
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

3. penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian sekolah/madrasah;

4. laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan dan hasil
penilaian oleh Pendidik; dan

5. kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan melalui
rapat dewan pendidik.

Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh satuan pendidikan diatur dalam
pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.

c. Penilaian oleh Pemerintah.

Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional dan/atau
bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian
Nasional digunakan sebagai dasar untuk:

1. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;

2. pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; dan

3. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah:

1. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN)
dan/atau bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu pendidikan;

2. penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama


dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan.

3. hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat hasil UN;

11
4. hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan masukan dalam
perbaikan proses pembelajaran;

5. hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk:


pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; pertimbangan seleksi masuk
jenjang pendidikan berikutnya; serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan;

6. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat dilakukan dalam bentuk
survei dan/atau sensus; dan

7. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah diatur dengan Peraturan Menteri.

2.Prosedur penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
meliputi aspek, yaitu sikap,pengetahuan, dan keterampilan.

a. Penilaian aspek sikap

Penilaian aspek sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.

Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:

1. mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;

2. mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan;

3. menindaklanjuti hasil pengamatan; dan

4. mendeskripsikan perilaku peserta didik.

12
Tehnik penilaian sikap

b. Penilaian aspek pengetahuan

Penilaian aspek pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur


penguasaan pengetahuan peserta didik.

Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:

1. menyusun perencanaan penilaian;

2. mengembangkan instrumen penilaian;

3. melaksanakan penilaian;

4. memanfaatkan hasil penilaian; dan

5. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.

Tehnik penilaian pengetahuan

13
c. Penilaian aspek keterampilan

Penilaian aspek keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur


kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.

Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:

a. menyusun perencanaan penilaian;

b. mengembangkan instrumen penilaian;

c. melaksanakan penilaian;

d. memanfaatkan hasil penilaian; dan

e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.

Tehnik penilaian keterampilan

Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan dengan urutan:

a. menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun;

b. menyusun kisi-kisi penilaian;

c. membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian;

d. melakukan analisis kualitas instrumen;

14
e. melakukan penilaian;

f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasi penilaian;

g. Melaporkan hasil penilaian;

h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.

Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dengan mengkoordinasikan
kegiatan dengan urutan:

a. Menetapkan KKM;

b. menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;

c. menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;

d. melakukan analisis kualitas instrumen;

e. melakukan penilaian;

f. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;

g. melaporkan hasil penilaian; dan

h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.

Prosedur penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dengan urutan:

a. menyusun kisi-kisi penilaian;

b. menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;

c. melakukan analisis kualitas instrumen;

d. melakukan penilaian;

e. mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;

f. melaporkan hasil penilaian; dan

g. memanfaatkan laporan hasil penilaian.

Ketentuan lebih lanjut tentang prosedur Penilaian oleh Pendidik sebagai mana dimaksud pada
ayat (1) serta Penilaian oleh Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

15
dalam pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.

D. HASIL PENILAIAN K13


1. Pengolahan Hasil Penilaian
a. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

Contoh Predikat dan Deskripsi Penilaian Sikap Spiritual

Predikat Deskripsi

Baik Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan


kegiatan serta memiliki toleransi pada agama
yang berbeda; ketaatan beribadah mulai
berkembang.

Sangat Baik Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung


jawab yang baik, sangat responsif dalam
pergaulan serta memiliki kepedulian sangat
tinggi.
 

Cukup Memiliki sikap santun, kurang peduli, percaya


  diri, kurang disiplin, dan tanggungjawab mulai
meningkat. Perlu pendampingan dan pembinaan
secara intensif

2.Nilai Pengetahuan

NO NAMA KD HASIL PENILAIAN PENILAIA RATA RATA


HARIAN N AKHIR (PEMBULATAN)
1 2 3 SEMESTER
1 ANI 3.1 75 68 85 76
3.2 40 80 76 70 75
3.3 70 88 80 79
Nilai rapor 77

16
Keterangan

 Jumlah kd =3

 Nilai akhir setiap KD diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai dari KD yang
sama

Contoh kd 3.1 =(75+68+76)/3 =76

 Nilai rapor menggunakan rata-rata dari seluruh nilai KD dalam satu semester

Nilai rapor= (76+75+79)/3=77 lalu diberi predikat A,B,C atau D

3.Nilai Keterampilan

NO NAMA KD HASIL PENILAIAN RATA RATA


Praktik Proyek fortofolio (PEMBULATAN)
1 ANI 3.1 75 75
3.2 80 76 78
3.3 70 80 75
Nilai rapot 76

Keterangan

 Jumlah kd =3

 Nilai akhir setiap KD diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai dari KD yang
sama

 Nilai rapor menggunakan rata-rata dari seluruh nilai KD dalam satu semester

Nilai rapor= (75+78+75)/3=76 lalu diberi predikat A,B,C atau D

2.Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian

Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan


peserta didik, baik perkembangan aspek sikap, kemampuan pengetahuan maupun
kemampuan keterampilan sesuai tuntutan yang tersurat dalam kurikulum. Perilaku sikap
spiritual dan sosial yang teramati dan tercatat dalam jurnal guru, wali kelas maupun guru
BK harus menjadi dasar untuk tindak lanjut oleh pihak sekolah. Bila perilaku sikap yang
kurang termasuk dalam sikap spiritual maupun sikap sosial, maka tindak lanjut berupa

17
pembinaan terhadap peserta didik dapat dilakukan oleh semua pendidik di sekolah. Hasil
penilaian sikap sebaiknya segera ditindak lanjuti, baik saat pembelajaran maupun setelah
pembelajaran. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi bentuk penguatan bagi peserta
didik yang telah menunjukkan sikap baik, dan dapat memotivasi peserta didik untuk
memperbaiki sikap yang kurang baik. Di samping itu hasil penilaian dapat juga memberi
gambaran tingkat keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan. Berdasarkan hasil
penilaian, kita dapat menentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, orang
tua, peserta didik, maupun pemerintah. Hasil penilaian yang diperoleh harus
diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan peserta didik (assessment as learning), pendidik (assessment for learning),
dan satuan pendidikan selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelah beberapa
kali program pembelajaran, atau setelah selesai program pembelajaran selama satu
semester. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui hasil akhir dari
pembelajaran, maka penilaian ini merupakan assessment of learning.

Remedial dan Pengayaan

Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik
yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan.
Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan
keterampilan, sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun merupakan
penumbuh- kembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik.
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah
memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan
Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian

Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan


peserta didik, baik perkembangan aspek sikap, kemampuan pengetahuan maupun
kemampuan keterampilan sesuai tuntutan yang tersurat dalam kurikulum. Perilaku sikap
spiritual dan sosial yang teramati dan tercatat dalam jurnal guru, wali kelas maupun guru
BK harus menjadi dasar untuk tindak lanjut oleh pihak sekolah. Bila perilaku sikap yang
kurang termasuk dalam sikap spiritual maupun sikap sosial, maka tindak lanjut berupa
pembinaan terhadap peserta didik dapat dilakukan oleh semua pendidik di sekolah. Hasil

18
penilaian sikap sebaiknya segera ditindak lanjuti, baik saat pembelajaran maupun setelah
pembelajaran. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi bentuk penguatan bagi peserta didik
yang telah menunjukkan sikap baik, dan dapat memotivasi peserta didik untuk
memperbaiki sikap yang kurang baik. Di samping itu hasil penilaian dapat juga memberi
gambaran tingkat keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan. Berdasarkan hasil
penilaian, kita dapat menentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, orang
tua, peserta didik, maupun pemerintah. Hasil penilaian yang diperoleh harus
diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan peserta didik (assessment as learning), pendidik (assessment for learning),
dan satuan pendidikan selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelah beberapa
kali program pembelajaran, atau setelah selesai program pembelajaran selama satu
semester. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui hasil akhir dari
pembelajaran, maka penilaian ini merupakan assessment of learning.

Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi
sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta
didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betul-
betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami KD
yang dirasa sulit. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for learning.
Jadi remedial bukan kegiatan tes ulang atau mengulang tes bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM namun merupakan pembelajaran remedial ketika peserta didik
teridentifikasi oleh pendidik mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD
tertentu yang sedang berlangsung.

2.Pengayaan

Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
telah mencapai dan/atau melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan
perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah
peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil penilaian harian.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan satu kali, tidak berulangkali
sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri
dengan penilaian. Jadi dalam hal ini berbeda perlakuannya dengan remedial. Bentuk
pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:

19
a Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberi
tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD
yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan
masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain
itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau
penelitian ilmiah. b Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan
pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan
oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu. c
Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajatan terpadu yang memadukan kurikulum di
bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai
disiplin ilmu. Melalui pembelajaran tematik dapat mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

3.Kriteria Kenaikan Kelas

Kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada setiap mata pelajaran
baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Ketuntasan belajar pada kenaikan kelas
adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Jika terdapat aspek pengetahuan dan
keterampilan mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil atau genap,
maka: 1) dihitung rerata nilai berdasarkan aspek mata pelajaran semester ganjil dan
genap. 2) nilai rerata setiap aspek dibandingkan dengan KKM pada mata pelajaran
tersebut. Jika hasil pada nilai rerata lebih dari nilai KKM, maka aspek mata pelajaran
tersebut dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rerata kurang dari nilai KKM,
maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika
rerata kedua aspek tuntas dan nilai sikap baik maka mata pelajaran tersebut dikatakan
TUNTAS, dan sebaliknya minimal 1 (satu) aspek tidak tuntas maka mata pelajaran
tersebut dikatakan BELUM TUNTAS.

Berikut kriteria kenaikan kelas pada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem Paket.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut. 1.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam 2 (dua) semester pada tahun
pelajaran yang diikuti. 2. Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator
kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. 3. Predikat

20
kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. 4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata
pelajaran yang masing-masing capaian pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah
KKM. Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil
dan/atau semester genap, maka ketuntasan mata pelajaran diambil dari rata-rata nilai
setiap aspek mata pelajaran pada semester ganjil dan genap. 5. Satuan pendidikan dapat
menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan masingmasing.

Catatan:

Keputusan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan berdasarkan hasil rapat pleno
dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan satuan pendidikan, seperti minimal
kehadiran, tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di satuan pendidikan tersebut.
Kriteria kenaikan kelas dari satuan pendidikan harus tersurat dalam dokumen KTSP.

Bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem SKS, tidak ada kenaikan kelas bagi
peserta didik.  Lembar kriteria kenaikan kelas dilampirkan pada rapor peserta didik.

Rapor Sistem Paket dan Sistem Kredit Semester

Laporan hasil penilaian dalam bentuk rapor ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasarkan
hasil penilaian oleh pendidik dan hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan. Hasil penilaian oleh
pendidik meliputi pencapaian kompetensi peserta didik pada sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah karena karakternya berbeda.
Laporan hasil penilaian sikap berupa predikat dan deskripsi yang menggambarkan sikap yang
menonjol dalam satu semester. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan
dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 – 100) dan predikat, serta dilengkapi dengan
deskripsi singkat yang menggambarkan capaian kompetensi yang menonjol dalam satu
semester. Hasil pengolahan nilai rapor digunakan sebagai dasar penetapan kenaikan kelas
dan program tindak lanjut. Bentuk dan model rapor untuk Sistem Paket dan Sistem Kredit
Semester (SKS) pada prinsipnya sama. Contoh format laporan hasil belajar (rapor) terlampir.

E. Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah dan Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan

Dalam pelaksanaan Ujian Sekolah, satuan pendidikan wajib membuat Prosedur Operasional
Standar (POS) sebagai rujukan teknis dalam pelaksanaan Ujian Sekolah. Tujuan penyusunan

21
POS untuk mengorganisasikan pelaksanaan Ujian Sekolah yang efektif dan profesional,
mewujudkan pelayanan yang berkualitas, memuaskan, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Berikut dijelaskan kriteria kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
serta kriteria kelulusan dari Satuan Pendidikan.

1. Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional

Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Kelulusan US dan USBN ditentukan berdasarkan nilai Ujian Sekolah (NUS).

b. NUS ditentukan berdasarkan batas minimal rata-rata semua mata pelajaran dan/atau batas
minimal untuk setiap mata pelajaran yang diuji. Contoh : rata-rata semua mata pelajaran
yang di-US-kan paling rendah 70 dan nilai US setiap mata pelajaran paling rendah 65.

Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan

Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memenuhi kriteria:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan c. lulus ujian sekolah dan ujian sekolah
berstandar nasional.

Berikut penjelasan mengenai ketiga kriteria tersebut:

a. Penyelesaian seluruh program pembelajaran untuk peserta didik SMA apabila telah
menyelesaikan pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII. Untuk SMA yang
menerapkan sistem kredit semester (SKS) apabila telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran
yang dipersyaratkan; b. Nilai sikap/perilaku minimal baik ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan hasil penilaian sikap oleh pendidik. c. Kriteria kelulusan peserta
didik dari Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional untuk semua mata pelajaran
ditetapkan oleh Satuan Pendidikan berdasarkan perolehan nilai US dan USBN.

Kelulusan peserta didik dari SMA ditetapkan oleh setiap Satuan Pendidikan yang
bersangkutan melalui rapat dewan guru.

22
BAB III

PEMBAHASAN

Tabel Perbandingan Permendikbud No 53 tahun 2015 tentang penilaian hasil belajar oleh
pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar dengan Permendikbud no 23 tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan

NO Pembeda Permendikbud No 53 Permendikbud no 23


tahun 2015 tahun 2016

1 Tujuan penilaian hasil a. mengetahui tingkat a. mengukur dan


belajar oleh pendidik penguasaan kompetensi; mengetahui
pencapaian
b. menetapkan ketuntasan
kompetensi Peserta
penguasaan kompetensi;
Didik;
c. menetapkan program
b. memperbaiki proses
perbaikan atau
pembelajaran; dan
pengayaan berdasarkan
tingkat penguasaan c. menyusun laporan
kompetensi; dan kemajuan hasil belajar
harian, tengah
d. memperbaiki proses
semester, akhir
pembelajaran.
semester, akhir tahun.
dan/atau kenaikan
kelas.

2 Penilaian Hasil Oleh Pendidik dan Satuan Oleh Pendidik, Satuan


Belajar pendidikan pendidikan dan Pemerintah

3 Penilaian Hasil oleh bentuk Penilaian Akhir Ujian Sekolah


satuan pendidikan dan/atau Ujian
Sekolah/Madrasah

23
Tabel Perbandingan penilaian KTSP 2006 dan K13

NO Pembeda KTSP K13

1 Penilaian Hasil Tes (Pengetahuan saja) Pengetahuan,sikap dan


keterampilan

2 Proses Penilaian Output pengetahuan Proses

3 Skala Penilaian 0-100 Pengetahuan dan


ketrampilan(0-4)

Sikap(SB,B,C dan K)

24
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari materi pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Standar Penilaian


Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Standar
Nasional Pendidikan disusun agar dapat dijadikan Kriteria Minimal tentang sistem pendidikan
diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar nasional Pendidikan
berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Dalam melakukan penilaian harus memperhatikan prinsip penilaian antara lain Sahih,
Objektif, Adil, Terpadu, Terbuka, Menyeluruh dan berkesinambung, Sistematis, Beracuan
kriteria, serta Akuntabel.

B. Saran

Dalam penerapan kurikulum 2013 masih kurang bisa untuk diterapkan. Hal ini
dikarenakan sulitnya siswa dalam mencari masalah dan memecahkan masalah, jadi siswa
benar-benar butuh bimbingan yang sebaik-baiknya agar bisa melaksanakan kurikulum
2013 dengan baik dan benar serta demi hasil belajar yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan


Permendikbud No 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan
Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah

Panduan Penilaian Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas 2017

Anda mungkin juga menyukai