MAKALAH
KELOMPOK 6
KELAS : B 2017
JURUSAN FISIKA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar dengan
tepat waktu.
Kami selaku pembuat makalah mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
ibu Prof.Dr.Festiyed, M.S, atas arahannya dalam pembuatan makalah Memahami Standar
Penilaian K13 Untuk Mata Pelajaran Ipa Smp Dan Fisika Sma ( Memahami Soal Lots Dan
Hots ), sehingga kami dapat menyusun makalah ini meskipun dalam pembuatan makalah ini
masih masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat dan dapat membantu kelancaran proses
perkuliahan Kurikulum Fisika Sekolah Menengah dan juga bemanfaat bagi semua pihak.
Terimakasih.
Penulis,
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................7
C. Tujuan ..............................................................................................................7
BAB II MATERI........................................................................................................8
BAB IV PENUTUP...................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Landasan Teoritis
Pendidikan adalah segala usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2. Landasan Filosofis
3. Landasan Yuridis
Selanjutnya pada pasal 58 ayat (1) dijelaskan bahwa evaluasi proses dan hasil
belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan, sedang pada ayat (2)
menjelaskan secara lebih jauh bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan dan
program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh,
transparan dan sistemik untuk mencapai standar nasional pendidikan.
Dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 64 ayat (1) bahwa penilaian hasil belajar yang
dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulanganP
Berikutnya pada ayat (4) dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar untuk semua
mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu dan teknologi dilakukan melalui Ujian
Sekolah/Madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan,
yang dilanjutkan pada ayat (5) yang menjelaskan bahwa untuk dapat mengikuti ujian
Sekolah/Madsarah sebagaimana dimaksud pada ayat (4), peserta didik harus mendapatkan
nilai yang sama atau lebih besar dari nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan
oleh BSNP, pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estética serta
kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
4. Landasan Religius
6
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya;
dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS.
Al-An'am:160)
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula" (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar. [2:155]
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perangkat penilaian dalam K13 ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perangkat penilaian dalam K13
7
BAB II
MATERI
Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas:
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
3. Prinsip penilaian
a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur;
b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
8
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
d. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran;
a. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes,
pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
b. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian
akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
`bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
C. PELAKSANAAN PENILAIAN
9
1.Bentuk dan Mekanisme Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan,
penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
digunakan untuk:
3. menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester,
akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.
Pemanfaatan hasil penilaian oleh pendidik diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal terkait.
1. perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
3. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
5. peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedi; dan
1. penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan pendidik;
2. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran mencakup
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
4. laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan dan hasil
penilaian oleh Pendidik; dan
5. kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan melalui
rapat dewan pendidik.
Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh satuan pendidikan diatur dalam
pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional dan/atau
bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian
Nasional digunakan sebagai dasar untuk:
3. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
1. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN)
dan/atau bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu pendidikan;
11
2. penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama
dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan.
3. hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalam bentuk sertifikat hasil UN;
6. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat dilakukan dalam bentuk
survei dan/atau sensus; dan
7. bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah diatur dengan Peraturan Menteri.
2.Prosedur penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
meliputi aspek, yaitu sikap,pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian aspek sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh
informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.
12
b. Penilaian aspek pengetahuan
3. melaksanakan penilaian;
5. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
13
c. Penilaian aspek keterampilan
c. melaksanakan penilaian;
e. melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan dengan urutan:
a. menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun;
14
c. membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian;
e. melakukan penilaian;
Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dengan mengkoordinasikan
kegiatan dengan urutan:
a. Menetapkan KKM;
e. melakukan penilaian;
d. melakukan penilaian;
15
g. memanfaatkan laporan hasil penilaian.
Ketentuan lebih lanjut tentang prosedur Penilaian oleh Pendidik sebagai mana dimaksud pada
ayat (1) serta Penilaian oleh Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dalam pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian.
Predikat Deskripsi
16
2.Nilai Pengetahuan
Keterangan
Jumlah kd =3
Nilai akhir setiap KD diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai dari KD yang
sama
Nilai rapor menggunakan rata-rata dari seluruh nilai KD dalam satu semester
3.Nilai Keterampilan
Keterangan
Jumlah kd =3
Nilai akhir setiap KD diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai dari KD yang
sama
Nilai rapor menggunakan rata-rata dari seluruh nilai KD dalam satu semester
17
Nilai rapor= (75+78+75)/3=76 lalu diberi predikat A,B,C atau D
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang
sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan. Pembelajaran
remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan,
sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun merupakan penumbuh-
kembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik. Setelah diketahui
18
kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan
perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan Pemanfaatan dan
Tindak Lanjut Hasil Penilaian pembelajaran remedial dan pengayaan dapat dilakukan antara
lain:
1. Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran
remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik.
Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk
memahami kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan
dengan memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian
merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat
bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang
dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan
kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial,
media pembelajaran juga harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit. Dalam hal
ini, penilaian tersebut merupakan assessment for learning. Jadi remedial bukan
kegiatan tes ulang atau mengulang tes bagi peserta didik yang belum mencapai
KKM namun merupakan pembelajaran remedial ketika peserta didik
teridentifikasi oleh pendidik mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi
pada KD tertentu yang sedang berlangsung.
Tahapan pelaksanaan pembelajaran remedial serta strateginya
digambarkan dalam skema sebagai berikut.
19
2.Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
telah mencapai dan/atau melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan
perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah
peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil penilaian harian.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan satu kali, tidak berulangkali
sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri
dengan penilaian. Jadi dalam hal ini berbeda perlakuannya dengan remedial. Bentuk
pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberi
tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD
yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan
masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain
itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau
penelitian ilmiah. b Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan
pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan
oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu. c
Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajatan terpadu yang memadukan kurikulum di
bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai
disiplin ilmu. Melalui pembelajaran tematik dapat mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada setiap mata pelajaran
baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Ketuntasan belajar pada kenaikan kelas
adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Jika terdapat aspek pengetahuan dan
20
keterampilan mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil atau genap,
maka: 1) dihitung rerata nilai berdasarkan aspek mata pelajaran semester ganjil dan
genap. 2) nilai rerata setiap aspek dibandingkan dengan KKM pada mata pelajaran
tersebut. Jika hasil pada nilai rerata lebih dari nilai KKM, maka aspek mata pelajaran
tersebut dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rerata kurang dari nilai KKM,
maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika
rerata kedua aspek tuntas dan nilai sikap baik maka mata pelajaran tersebut dikatakan
TUNTAS, dan sebaliknya minimal 1 (satu) aspek tidak tuntas maka mata pelajaran
tersebut dikatakan BELUM TUNTAS.
Berikut kriteria kenaikan kelas pada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem Paket.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut. 1.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam 2 (dua) semester pada tahun
pelajaran yang diikuti. 2. Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator
kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. 3. Predikat
kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. 4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata
pelajaran yang masing-masing capaian pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah
KKM. Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil
dan/atau semester genap, maka ketuntasan mata pelajaran diambil dari rata-rata nilai
setiap aspek mata pelajaran pada semester ganjil dan genap. 5. Satuan pendidikan dapat
menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan masingmasing.
Catatan:
Keputusan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan berdasarkan hasil rapat pleno
dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan satuan pendidikan, seperti minimal
kehadiran, tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di satuan pendidikan tersebut.
Kriteria kenaikan kelas dari satuan pendidikan harus tersurat dalam dokumen KTSP.
Bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem SKS, tidak ada kenaikan kelas bagi
peserta didik. Lembar kriteria kenaikan kelas dilampirkan pada rapor peserta didik.
Laporan hasil penilaian dalam bentuk rapor ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasarkan
hasil penilaian oleh pendidik dan hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan. Hasil penilaian oleh
21
pendidik meliputi pencapaian kompetensi peserta didik pada sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah karena karakternya berbeda.
Laporan hasil penilaian sikap berupa predikat dan deskripsi yang menggambarkan sikap yang
menonjol dalam satu semester. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan
dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 – 100) dan predikat, serta dilengkapi dengan
deskripsi singkat yang menggambarkan capaian kompetensi yang menonjol dalam satu
semester. Hasil pengolahan nilai rapor digunakan sebagai dasar penetapan kenaikan kelas
dan program tindak lanjut. Bentuk dan model rapor untuk Sistem Paket dan Sistem Kredit
Semester (SKS) pada prinsipnya sama. Contoh format laporan hasil belajar (rapor) terlampir.
Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah dan Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan
Dalam pelaksanaan Ujian Sekolah, satuan pendidikan wajib membuat Prosedur Operasional
Standar (POS) sebagai rujukan teknis dalam pelaksanaan Ujian Sekolah. Tujuan penyusunan
POS untuk mengorganisasikan pelaksanaan Ujian Sekolah yang efektif dan profesional,
mewujudkan pelayanan yang berkualitas, memuaskan, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Berikut dijelaskan kriteria kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
serta kriteria kelulusan dari Satuan Pendidikan.
Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
b. NUS ditentukan berdasarkan batas minimal rata-rata semua mata pelajaran dan/atau batas
minimal untuk setiap mata pelajaran yang diuji. Contoh : rata-rata semua mata pelajaran
yang di-US-kan paling rendah 70 dan nilai US setiap mata pelajaran paling rendah 65.
Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memenuhi kriteria:
22
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan c. lulus ujian sekolah dan ujian
sekolah berstandar nasional.
a. Penyelesaian seluruh program pembelajaran untuk peserta didik SMA apabila telah
menyelesaikan pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII. Untuk SMA yang
menerapkan sistem kredit semester (SKS) apabila telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran
yang dipersyaratkan; b. Nilai sikap/perilaku minimal baik ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan hasil penilaian sikap oleh pendidik. c. Kriteria kelulusan peserta
didik dari Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional untuk semua mata pelajaran
ditetapkan oleh Satuan Pendidikan berdasarkan perolehan nilai US dan USBN.
Kelulusan peserta didik dari SMA ditetapkan oleh setiap Satuan Pendidikan yang
bersangkutan melalui rapat dewan guru.
23
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi
metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural
saja.Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa
konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem
solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode
baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
24
lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah,
atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Kreativitas seorang guru
sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan
soal HOTS.
The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argumen
(alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, menciptakan.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat,
mengetahui, atau mengulang.Dengan demikian, jawaban soal-soal HOTS tidak tersurat
secara eksplisit dalam stimulus.
‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkat kesukaran dalam butir soal
tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk
mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki
tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab permasalahan
tersebut tidak termasuk higher order thinking skills.Dengan demikian, soal-soal HOTS
25
belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan
sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep
pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah.Permasalahan kontekstual yang
dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan,
kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam berbagai aspek kehidupan.Dalam pengertian tersebut termasuk pula
bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (relate),
menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply)dan
mengintegrasikan(integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk
menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata.
Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.
a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan
(discovery), dan penciptaan (creation).
c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan
ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-
masalah nyata.
d. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu
mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
e. Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau
konteks baru.
26
Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai
berikut.
a. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban
yang tersedia;
b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata;
c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar,
tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS)
sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan agar dapat memberikan informasi
yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Hal ini penting
diperhatikan oleh guru agar penilaian yang dilakukan dapat menjamin prinsip
objektif.Artinya hasil penilaian yang dilakukan oleh guru dapat menggambarkan
kemampuan peserta didik sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.Penilaian yang
dilakukan secara objektif, dapat menjamin akuntabilitas penilaian.
Terdapat beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir
soal HOTS
27
(yang digunakan pada model pengujian PISA), sebagai berikut.
a. Pilihan ganda
Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang bersumber pada
situasi nyata.Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban
(option).Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).Kunci
jawaban ialah jawaban yang benar atau paling benar.Pengecoh merupakan jawaban
yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya
apabila tidak menguasai bahannya/materi pelajarannya dengan baik.Jawaban yang
diharapkan (kunci jawaban), umumnya tidak termuat secara eksplisit dalam
stimulus atau bacaan. Peserta didik diminta untuk menemukan jawaban soal yang
terkait dengan stimulus/bacaan menggunakan konsep-konsep pengetahuan yang
dimiliki serta menggunakan logika/penalaran. Jawaban yang benar diberikan skor 1,
dan jawaban yang salah diberikan skor 0.
Jawaban yang benar diberikan skor 1, dan jawaban yang salah diberikan skor 0.
e. Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya
sendiri dalam bentuk tertulis.
Dalam menulis soal bentuk uraian, penulis soal harus mempunyai gambaran tentang
ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan,
kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan oleh
siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini menunjukkan kriteria luas atau
sempitnya masalah yang ditanyakan. Di samping itu, ruang lingkup tersebut harus
tegas dan jelas tergambar dalam rumusan soalnya.
Untuk melakukan penskoran, penulis soal dapat menggunakan rubrik atau pedoman
29
penskoran. Setiap langkah atau kata kunci yang dijawab benar oleh peserta didik
diberi skor 1, sedangkan yang salah diberi skor 0. Dalam sebuah soal kemungkinan
banyaknya kata kunci atau langkah-langkah penyelesaian soal lebih dari
satu.Sehingga skor untuk sebuah soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan
menjumlahkan skor tiap langkah atau kata kunci yang dijawab benar oleh peserta
didik.
Untuk penilaian yang dilakukan oleh sekolah seperti Ujian Sekolah (US) bentuk
soal HOTS yang disarankan cukup 2 saja, yaitu bentuk pilihan ganda dan
uraian.Pemilihan bentuk soal itu disebabkan jumlah peserta US umumnya cukup
banyak, sedangkan penskoran harus secepatnya dilakukan dan diumumkan
hasilnya.Sehingga bentuk soal yang paling memungkinkan adalah soal bentuk
pilihan ganda dan uraian.Sedangkan untuk penilaian harian, dapat disesuaikan
dengan karakteristik KD dan kreativitas guru mata pelajaran.
Pemilihan bentuk soal hendaknya dilakukan sesuai dengan tujuan penilaian yaitu
assessment of learning, assessment for learning, dan assessment as learning.
B. Level Kognitif
30
Tabel 2.2 Dimensi Proses Berpikir
31
CONTOH SOAL LOTS DAN HOTS
PENGETAHUAN (C1)
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom. Sering kali
disebut juga aspek ingatan (recall).
B. kecepatan D. massa
Pembahasan:
Yang bukan besaran turunan adalah besaran pokok. Ada tuju besaran pokok, yaitu
panjang, massa, waktu, suhu, intensitas cahaya, kuat arus, dan banyak zat.
Jawaban: D
PEMAHAMAN (C2)
Pembahasan:
32
Periode getaran pegas berumus: T = 2π √m/k , maka jika amplitudonya berubah maka
periode getaran pegas tetap.
Jawaban: C
Untuk penarapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk
menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, dalil, hukum, aturan, gagasan, cara)
secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
1. Jika 75 gram air yang bersuhu 0oC dicampur dengan 50 gram air yang bersuhu 100oC,
maka suhu akhir campuran itu adalah....
A. 25oC C. 60oC E. 75oC
B. 40oC D. 65oC
Pembahasan:
Q serap = Q lepas
m c ΔT = m c ΔT
125T = 5000
T = 40oC
Jawaban: B
33
ANALISIS (C4)
Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau
situasi yang kompleks atas konsep- konsep dasar.
E. berat pesawat yang lebih kecil daripada berat udara yang dipindahkan
Pembahasan:
Jawaban: A
SINTESIS (C5)
Apabila penyusunan soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka
pertanyaan- pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk
menggabungkan atau menyusun kembali (reorganize) hal- hal yang spesifik agar dapat
mengembangkan suatu struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal
sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.
34
Contoh:
1. Seorang pelajar yang bermassa 50 kg bergantung pada ujung sebuah pegas sehingga
pegas bertambah panjang 10 cm. Dengan demikian, tetapan pegas bernilai....
A. 5 N/m C. 50 N/m E. 5000 N/m
B. 20 N/m D. 500 N/m
Pembahasan:
Gaya yang berkerja pada pegas adalah gaya berat W = m.g , sehingga:
F = k Δx
m.g = k Δx
k = m.g/ Δx
k = 50 x 10 / 10 x 10-2
k = 5000 N/m
Jawaban: E
EVALUASI (C6)
Apabila penyusun soal bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus
yang diajukan oleh penyusun soal.
Petunjuk:
B → jika pernyataan dan alasan benar namun tidak mengandung sebab akibat
Arah kecepatan peluru yang ditembakkan dengan sudut elevasi θ bergantung pada
waktu dan posisinya.
Pembahasan:
Pernyataan: benar
atau
Dari kedua persamaan di atas diperoleh bahwa arah kecepatan peluru bergantung pada
waktu atau posisi bukan pada waktu dan posisi. Sebab, ketika variabel waktu muncul
variabel posisi (y) tidak muncul dan sebaliknya.
Alasan: salah
Jawaban: C
36
1. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21
ke-21 (21st century skills) yaitu: a) memiliki karakter yang baik (beriman dan
taqwa, rasa ingin tahu, pantang menyerah, kepekaan sosial dan berbudaya, mampu
beradaptasi, serta memiliki daya saing yang tinggi); b) memiliki sejumlah
kompetensi (berpikir kritis dan kreatif, problem solving, kolaborasi, dan komunikasi);
serta c) menguasai literasi mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-
sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Penyajian soal-soal HOTSdalam Penilaian dapat melatih peserta didik untuk mengasah
kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di
atas. Melalui penilaian berbasis pada soal-soal HOTS, keterampilan berpikir kritis
(creative thinking and doing), kreativitas (creativity) dan rasa percaya diri (learning self
reliance), akan dibangun melalui kegiatan latihan menyelesaikan berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari- hari (problem-solving).
38
BAB III
PEMBAHASAN
39
2 Penilaian Oleh Pendidik dan Satuan Oleh Pendidik, Satuan
Hasil Belajar pendidikan pendidikan dan Pemerintah
Sikap(SB,B,C dan K)
40
dengan kelas VI semester 1 hasil belajar mulai semester
1 sampai dengan semester 5
Naskah 20%-25% oleh kementrian
USBN 75%-80% oleh guru pada Satuan Pendidikandan dikonsolidasikan di
Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), Forum Tutor,dan Kelompok KerjaGuruPondok Pesantren
Salafiah (Pokja PPS)
NASKAH oleh Satuan Pendidikan
US
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penerapan kurikulum 2013 masih kurang bisa untuk diterapkan. Hal ini
dikarenakan sulitnya siswa dalam mencari masalah dan memecahkan masalah, jadi siswa
benar-benar butuh bimbingan yang sebaik-baiknya agar bisa melaksanakan kurikulum
2013 dengan baik dan benar serta demi hasil belajar yang sempurna.
41
DAFTAR PUSTAKA
Permendikbud No 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan
Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Panduan Penilaian Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas 2017
Modul Penyusunan soal High Order Thinking Skill (HOTS) Tahun 2017
Foster, Bob. 2006. 1001 Plus: Soal dan Pembahasan FISIKA. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sulistyo. 2006. Intisari Fisika. Bandung: Penerbit Pustaka Setia
Sunardi. 2006. FISIKA Bilingual. Bandung: CV. YRAMA MEDIA
42